Baby Gio dan Baby Dasha tumbuh dengan baik. Selama dalam pengasuhan Lee, secara finansial mereka tidak kekurangan apapun. Karena sang nenek pun ikut turun tangan mengasuh kedua bocah lucu itu.
Mereka kerap bolak-balik ke mansion untuk bertemu keluarga yang lain, tetapi itu pun jika Jennie—ibu Lee—yang menjemput. Karena Sofia tidak mau kedua anak itu terlalu dekat dengan keluarga suaminya.
Satu tahun lalu Gio dan Dasha sudah mulai bersekolah. Namun, meskipun begitu identitas keduanya tidak bisa diakses oleh media. Lee menjaga betul privasi kedua anak kembarnya, termasuk tentang asal-usul mereka.
Kini mereka berempat sedang sarapan, sebelum melakukan aktivitas masing-masing. Terlihat sekilas mereka seperti keluarga bahagia, tetapi nyatanya tidak.
Karena sampai saat ini Lee masih teguh dalam egonya. Dia selalu memasang dinding pembatas dengan Sofia, bahkan tidak pernah menyentuh wanita itu lagi.
Dia mempertahankan Sofia, hanya karena anak-anaknya.
"Daddy, sebentar lagi di sekolah akan ada peringatan hari ayah. Apakah Daddy bisa datang?" tanya Gio dengan penuh antusias. Berharap kali ini Lee dapat meluangkan waktu untuk ia dan adik kembarnya.
Lee mengangkat kepala dan berusaha untuk tersenyum. Ya, tidak ada alasan lain baginya untuk tersenyum kecuali dua bocah menggemaskan ini. "Daddy usahakan, Sayang."
"Itu artinya Daddy bisa datang 'kan?"
Mata bulat Gio berbinar merayu, dan Lee ingat betul siapa pemilik sepasang mata itu. "Bisa iya, bisa tidak."
"Kenapa Daddy tidak pernah membuat janji? Pokoknya Shasha mau Daddy datang ke sekolah, aku ingin seperti anak-anak yang lain," timpal Dasha yang lebih akrab dipanggil Shasha, pipi bulatnya menggembung karena ia sedang mengunyah makanan.
"Kalau kita berjanji itu harus ditepati, Sayang. Jadi, Daddy tidak mau memberikan omong kosong pada kalian. Yang penting 'kan Daddy sudah berusaha," jelas Lee sambil mengusap puncak kepala putrinya dengan sayang.
Berharap bocah cantik itu memahami posisinya yang sedang sibuk mengurus proyek besar.
"Tapi—"
"Sudahlah, Gio, Shasha. Nanti biar Mommy yang gantikan Daddy yah, Daddy bekerja 'kan juga untuk kalian," ujar Sofia dengan sedikit tegas, menengahi perdebatan di antara anak dan ayah itu.
Gio dan Shasha saling pandang. Jika sang ibu sudah bicara maka mereka tidak akan bisa membantah, karena mereka terlalu takut dengan kemarahan Sofia.
"Iya, Mom," balas Gio dan Shasha berbarengan seraya menganggukkan kepala dengan pasrah.
"Kalau begitu cepat habiskan sarapan kalian, hari ini biar Daddy yang antar," ucap Lee, kemudian mencium puncak kepala anak kembarnya secara bergantian.
Dan Sofia hanya menatap datar pemandangan itu.
***
Di perusahaan.
"Bagaimana, Zack? Apakah sudah ada pengganti untuk sekertarisku yang baru?" tanya Lee ketika mereka sedang melangkah menuju ruangannya.
Beberapa hari yang lalu sekretaris pria itu telah mengundurkan diri, dikarenakan sedang hamil muda, dan tidak diperbolehkan bekerja oleh suaminya.
"Ada beberapa kandidat, Tuan, tapi sepertinya belum ada yang sesuai," jawab Zack apa adanya. Dan selama di perusahaan, dia selalu memanggil Lee dengan sebutan Tuan, meskipun mereka adalah saudara sepupu.
"Baiklah, nanti kirimkan beberapa kandidat yang sudah lulus tes. Aku sendiri yang akan memilihnya."
"Baik, Tuan."
Dengan cekatan Zack membuka pintu, dan membiarkan Lee masuk lebih dulu. Zack melangkah ke arah mejanya, lalu membereskan beberapa berkas, sebab sebentar lagi mereka akan meeting dengan para petinggi perusahaan, untuk membahas tentang proyek besar yang sedang mereka garap.
Sementara di sisi lain, Alicia sedang menatap layar laptopnya. Dia tersenyum sumringah ketika membaca informasi tentang perusahaan yang dipimpin oleh Lee.
Pria itu sedang membutuhkan sekretaris baru dalam waktu dekat, itu artinya dia memiliki kesempatan yang sangat bagus, agar bisa masuk ke dalam kehidupan pria itu.
"Aku harus mendapatkan posisi ini!" cetus Alicia dengan penuh semangat. Dia pun segera mengirimkan CV ke email perusahaan Tan Group. Berharap dirinya bisa diterima pada posisi yang dibutuhkan.
Tak butuh waktu lama, dalam satu kali 24 jam, Alicia sudah mendapat balasan email, di mana dia harus melewati tahap psikotes.
Wanita itu tersenyum smirk. Dengan dada yang bergemuruh hebat. "Aku akan mengerjakan semua ini dengan baik. Nak, tunggu Ibu, sebentar lagi kita akan bertemu."
Seperti harapannya, setelah melewati beberapa tahapan. Akhirnya Alicia dipanggil masuk kerja. Dia segera memberitahu Arshlan, bahwa hari ini akan berangkat ke ibu kota.
"Apa perlu aku antar?" tawar Arshlan. Karena dia ingin memastikan bahwa Alicia sampai dengan selamat.
"Tidak perlu, Arsh. Aku hanya minta agar kamu menjaga Ralia. Aku bukannya ingin—"
"Aku mengerti, Alice," potong Arshlan seraya mengusap bahu Alicia. Dia tahu jika wanita itu tidak ingin melibatkan sang adik dalam rencananya.
Alicia pun tersenyum. Merasa bersyukur bisa bertemu dengan orang sebaik Arshlan. "Terima kasih, Arsh. Tapi kali ini jangan panggil aku seperti itu lagi, karena aku adalah Renata. Bukan Alicia."
Arshlan menganggukkan kepala. Paham dengan maksud Alicia. "Semoga kamu berhasil di sana, Re. Aku akan terus mendoakanmu."
Alicia mengaminkan setiap doa yang diucapkan Arshlan. Lalu tatapannya beralih pada sang adik, yang kini sudah berusia 20 tahun.
"Ralia, kamu jaga diri baik-baik di sini yah. Menurutlah pada Kak Arshlan," ucap Alicia dengan mata yang mengembun. Mengingat bagaimana perjuangan mereka bisa sampai di kota ini.
"Iya, Kak. Kakak juga baik-baik di sana yah. Semoga keponakanku bisa segera kembali. Be careful."
Kedua kakak beradik itu langsung berpelukan. Melepas rindu yang bahkan sudah datang sebelum adanya perpisahan.
Dan sebelum Alicia benar-benar pergi, Arshlan kembali mendekat, dia memberikan sebuah catatan kecil pada Alicia. "Ini nomor temanku yang ada di ibu kota. Namanya dokter Regina, jika ada apa-apa hubungilah dia."
Alicia menarik nafas dalam-dalam, dia mengangguk, menerima semua kebaikan yang Arshlan berikan. "Sekali lagi terima kasih, Arsh. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu."
Dengan reflek Arshlan mengusap puncak kepala Alicia. "No problem, take care."
***
Jangan lupa like, komennya Oey🤸🤸🤸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
komalia komalia
si lee yang pernah numpang di apartemen nya de apa chocho ya yang dia minum terus masuk ke apartemen nya sebelah dan menyetubuhi istri Orang yang sama suami nya di anggurin kan,lee ini bukan ya jadi gimana kabar yang pernah di gagahin sama si lee
2024-11-16
0
Pia Palinrungi
selamat kita baik alicia akan mendapatkan jg orang2 baik disekitar kita, semangat bikin lee menyesal
2023-12-22
1
Yunia Afida
semangat Alicia
2023-09-06
0