Atur Uagmu Mas!

Aku kembai masuk ke dalam kamar setelah meletakkan Ponsel Mas Surya ke tempat semula. Sungguh, kali ini emosiku tak bisa Ku bendung lagi. Aku menangis sesegukkan dengan luka di hatiku. Ku lihat Wajah Anakku satu persatu, kembali hati ini merasa hancur. Jika Aku memutuskan untuk menyudahi Rumah Tanggaku dengan Mas Surya maka Ketiga Anakkulah yang akan menjadi korbannya. Sebenarnya Aku tak sanggup menjalani Pernikahan yang di dalamnya terisi dengan penghianatan.

Derap langkah kaki Mas Surya terdengar masuk ke dalam kamar . Dengan cepat Aku menarik selimut lalu memejamkan mata berpura-pura untuk tidur. Ku rasakan tubuh Mas Surya menempel di punggunggku. Tangannya melingkar di perutku. Aku tak berkutik saat Mas Surya mencium tengkukku. Dapat Kurasakan hawa nafasnya yang menggebu. Sebisa mungkin Aku memejamkan mata agar Mas Surya tak curiga jika Aku belum tidur. Andai saja perlakuan itu Ku terima saat Aku belum mengetahui penghianatannya. Mungkin Aku akan luluh dengan sikapnya saat ini, walaupun kata tajam selalu di lontarkan dari mulutnya. Untuk kali ini Aku tak bisa memaafkan kelakuannya.Pelukan nya kini tak lagi hangat Ku rasakan. Hambar, dan lebih tepatnya Cintaku telah pupus seketika.

Tak lama dengkuran Mas Surya terdengar dengan posisi tubuhnya terlentang di sampingku. Aku membenci menatap Wajahnya bahkan berada di sampingnya pun rasanya Aku tak sudi. Mengapa rasa cintaku berubah menjadi kebencian seperti ini. Haruskah Aku bertanya langsung pada Mas Surya tentang gaji dan perselingkuhannya. Aku rasa Mas Surya pasti akan mengelak dan tak mau jujur akan hal itu. Pilihan terbaikku saat ini adalah diam dan bersikap masa bodoh.

" Jangan bangun, tidurlah. Mas ingin memelukmu" Ucap Mas Surya tak mau melepas pelukannya.

" Maaf Mas, Aku harus ke kamar mandi. Perutku mules" Ucapku beralasan sambil melepas tangannya yang melingkar di perutku.

Aku tahu apa yang di inginkan Mas Surya dariku. Namun sayang sekali, Aku sudah tak lagi berselera dengannya. Karena Aku merasa jijik bermesraan dengan penghianat.

Mas Surya mengucek matanya lalu menatapku dengan aneh. Mas Surya heran karena Aku tak biasanya menolak permintaannnya.

" Kamu masih marah pada Mas?" Ucapnya lembut.

" Tidak" Ucapku singkat.

" Via, jangan buat Moodku rusak gara-gara sikapmu ini" Ucapnya kesal.

Aku berlalu meninggalkannya tanpa harus menjawab. Aku beralih ke kasur Anakku dan sengaja menidurkan Zaki yang masih tertidur pulas. Mas Surya sepertinya Frustasi karena Sahwatnya tak kesampaian. Aku tahu menolak Suami untuk bercinta adalah Dosa besar. Apalagi Aku dalam keadaan suci sehat jasmani. Mas Surya kembali lagi keluar kamar karena merasa kesal.

Setelah menunaikan Sholat Subuh, Aku langsung menuju dapur untuk memasak. Bagaikan punya Seribu tangan, saat Aku menanak nasi dengan waktu bersamaan Aku merendam pakaian kotor lalu mencuci piring dan membereskan dapur. Sebelas Tahun sudah Aktivitas ini Kulakukan di rumah Mertuaku. Layaknya pembantu segala pekerjaan rumah Aku yang mengerjakannya. Belum lagi Anakku yang masih kecil- kecil Ku urus sendiri. Alhamdulillah Fisikku kuat menjalaninya walau Aku kurang beristirahat. Sampai kala itu Aku jatuh pingsan karena kelelahan dan Pertama kalinya juga Aku masuk Opname di Rumah Sakit.

OE OE OE OE

Suara Zaki menangis dari dalam kamar. Aku berlari kecil menghampirinya. Rupanya celana Bayiku basah akibat pipis. Dengan sigap Aku menggantinya dengan celana yang baru. Kususui Zaki terlebih dahulu agar Dia kembali tertidur. Setelah memastikan Bayiku terlelap barulah Aku melanjutkan pekerjaanku di dalam dapur. Kali ini Nasi yang Ku masak beserta lauknya Ku bawa ke dalam kamar. Entah, mengapa Aku melakukan semua ini .

" Sudah bangun Nak, Ayo cuci Muka sana dan kembali lagi ke dalam kamar untuk sarapan" Ucapku pada Kedua Putraku.

Kedua Putraku sudah terbiasa bangun pagi jadi wajar jika Mereka bangun pasti Nasilah yang akan di cari karena perutnya kosong. Kebiasaan Penghuni rumah ini selalu bangun tidur setelah Matahari terbit. Tak terkecuali Mas Surya. Mereka kalah dengan Kedua Putraku yang masih kecil.

" Wah, Ayam goreng" Ucap Zul senang. Mereka Berdua makan dengan sangat lahap. Beruntung Warung Bu Mirna selalu buka di Subuh hari. Jadi Aku tak kesusahan menunggu Matahari terbit untuk membeli lauk. Andai Ibu tak mengunci Kulkas mungkin Aku takkan pernah membawa makanan ke dalam kamar. Aku begini bukan untuk membalas dendam melainkan Aku hanya memberi pelajaran pada Lusi Adik Iparku. Setelah Aku membersihkan semua bekasku memasak Aku langsung masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhku di atas kasur. Bersyukurlah Kedua Anakku sudah berangkat ke Sekolah.

" Kamu tidak masak?" Ucap Mas Erik heran.

" Maaf Mas, Aku tak enak badan" Ucapku berbohong.

" Kamu hari ini benar- benar aneh! Jika Kamu seperti ini terus Siapa yang akan menyediakan Sarapanku" Ucap Mas Surya kesal dan berlalu menuju kamar mandi.

" Via, Kamu tidak masak?" Ucap Ibu berdiri di depan pintu kamarku.

" Bagaimana Via bisa masak Bu, Kulkas dalam keadaan terkunci." Ucapku santai.

" Alesan, tapi kenapa Kamu tak membangunkanku. Sana masak! Lisa lapar dan Dia akan berangkat ke Sekolah." Ucap Ibu melempar kunci Kulkas.

" Maaf Bu, Via tak enak badan" Ucapku kembali beralasan.

" Lama- lama Kamu begini, Suamimu akan mencari Wanita lain" Ucap Ibu kesal. Andai Ibu tahu, tanpa Aku seperti ini Mas Surya sudah berlabuh ke hati Wanita lain.

" Via, mana Uang yang Ku berikan, Aku akan kasih ke Ibu sekarang. Lisa butuh uang untuk membayar Bukunya di Sekolah" Ucap Mas Surya tanpa beban.

Tanpa banyak bicara Aku langsung memberikan uang itu kepada Mas Surya semuanya.

" Ini buat Kamu, Aku hanya butuh setengahnya bukan semuanya" Ucap Mas Surya memberikan uang itu Setengah untukku.

" Maaf Mas, Via tak bisa menerimanya. Mulai hari ini Via serahkan semua tanggung jawab Via memikirkan segala kebutuhan Anak dan keperluan rumah ini. Via tak bisa lagi menjadi Istri amanah semenjak Via berani makan di Warung bersama Kedua Putra Kita. Via takut mempergunakan hartamu Mas, walau itu adalah Nafkah untuk Via. Mas sepertinya lebih tahu cara mengatur dan mengelola uang dengan benar" Jelasku dengan tegas.

Mata Mas Surya hanya melotot seperti tak percaya dengan apa yang barusan Aku ucapkan. Mas Surya mengerutkan keningnya bingung.

" Maksud Kamu apa?" Tanya Mas Surya heran.

" Maksud Via sudah jelas Mas. Via takkan mengulang ucapan Via lagi" Ucapku tegas.

" Sudahlah" Decak Mas Surya kesal kemudian pergi berlalu begitu saja tanpa pamit seperti biasanya.

Sekuat apapun Aku tak ingin menangis tetap saja Air mata ini tak bisa Ku bendung. Karena selain Doa hanya Air matalah yang setia menemaniku saat perasaanku terluka seperti ini. Dan hanya air matalah yang bisa membuatku kembali tenang dan sakitku terobati untuk sementara waktu. Aku tak tahu sampai kapan Aku menangisi nasibku. Dan sampai kapan Aku akan bisa bertahan.

Terpopuler

Comments

Sumarsih Marsih

Sumarsih Marsih

Thor novel mu slalu mengandung bawang..

2023-02-16

1

Fatimah Zahid

Fatimah Zahid

bagus via biar dia tahu besarnya kebutuhan rumah tangga...

2023-02-03

0

Yunia Afida

Yunia Afida

sedih bant

2023-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Masuk Rumah Sakit
2 Siapa Pria itu?
3 Suamiku Berhianat
4 Atur Uagmu Mas!
5 Ibu Mertua Menyerangku
6 Aku Harus Melawan
7 Pertama Kalinya ke Mall
8 Keinginan Sederhana Anakku
9 Sepatu Baru Untuk Anakku
10 Isi Amplop Lima Juta
11 Tuduhan Mas Surya
12 Pergi Meninggalkan Rumah Ibu Mertua
13 Via Kemana membawa Ketiga Putraku
14 Aku Patah Hati
15 Kebaikan Pria Lusuh
16 Menginjakkan Kaki di Kampung Halaman
17 Pertemuanku dengan Bibi
18 Aku Kehilangan Bibi
19 Kemarahan Surya
20 Fatir Hilang Kendali
21 Menuju Kampung Via
22 Kedatangan Keluarga Suamiku
23 Yudis Si Pria Lusuh
24 Yudis Membawa Anakku
25 Menginjakkan Kaki Di Rumah Ibu Mertua
26 Bermalam Di Rumah Bunda Mery
27 Mempermalukan Mas Surya
28 Bermalam di Rumah Herman
29 Pedihnya Di Dalam Penjara
30 Sekolah Baru Anakku
31 Surat Relas Talak Mas Surya
32 Sidang Pertama
33 Tetap Pada Pendirian
34 Lisa?
35 Resmi Berpisah
36 Berpisah Dengan Yoris Dan Bertemu Dengan Yudis
37 Hari pernikahan Surya
38 Yudis Gagal Pulang
39 Bisnis Membuka Warung Nasi
40 Iparku Yang Menyebalkan
41 Aku Terpaksa mencuri
42 Aku Terharu Dan Bangga
43 Zafran Masuk Pondok
44 Kedatangan Mas Surya Dan Yudis
45 Perhiasan Nindana Hilang
46 Ibu Masuk Rumah Sakit
47 Lisa Datang Ke Rumah
48 Pertemuan Ibu dan Anak
49 Kematian Lisa
50 Bertemu Nindiana
51 Nindiana Kabur Lagi
52 Rumahku di Jual Nindiana
53 Nindiana Kena Batunya
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Masuk Rumah Sakit
2
Siapa Pria itu?
3
Suamiku Berhianat
4
Atur Uagmu Mas!
5
Ibu Mertua Menyerangku
6
Aku Harus Melawan
7
Pertama Kalinya ke Mall
8
Keinginan Sederhana Anakku
9
Sepatu Baru Untuk Anakku
10
Isi Amplop Lima Juta
11
Tuduhan Mas Surya
12
Pergi Meninggalkan Rumah Ibu Mertua
13
Via Kemana membawa Ketiga Putraku
14
Aku Patah Hati
15
Kebaikan Pria Lusuh
16
Menginjakkan Kaki di Kampung Halaman
17
Pertemuanku dengan Bibi
18
Aku Kehilangan Bibi
19
Kemarahan Surya
20
Fatir Hilang Kendali
21
Menuju Kampung Via
22
Kedatangan Keluarga Suamiku
23
Yudis Si Pria Lusuh
24
Yudis Membawa Anakku
25
Menginjakkan Kaki Di Rumah Ibu Mertua
26
Bermalam Di Rumah Bunda Mery
27
Mempermalukan Mas Surya
28
Bermalam di Rumah Herman
29
Pedihnya Di Dalam Penjara
30
Sekolah Baru Anakku
31
Surat Relas Talak Mas Surya
32
Sidang Pertama
33
Tetap Pada Pendirian
34
Lisa?
35
Resmi Berpisah
36
Berpisah Dengan Yoris Dan Bertemu Dengan Yudis
37
Hari pernikahan Surya
38
Yudis Gagal Pulang
39
Bisnis Membuka Warung Nasi
40
Iparku Yang Menyebalkan
41
Aku Terpaksa mencuri
42
Aku Terharu Dan Bangga
43
Zafran Masuk Pondok
44
Kedatangan Mas Surya Dan Yudis
45
Perhiasan Nindana Hilang
46
Ibu Masuk Rumah Sakit
47
Lisa Datang Ke Rumah
48
Pertemuan Ibu dan Anak
49
Kematian Lisa
50
Bertemu Nindiana
51
Nindiana Kabur Lagi
52
Rumahku di Jual Nindiana
53
Nindiana Kena Batunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!