Suamiku Berhianat

" Darimana saja Kalian?" Tanya Mas Surya berdecak pinggang.

" Zafran tadi makan enak di Warung Ayah" Jawab Zapran jujur. Aku lupa bilang pada Zapran Anakku agar merahasiakan tentang Kita makan di Warung. Tapi Zafran sudah keburu menjawab tanpa bisa Aku cegat lagi.

" Oh, enak ya. Kalian makan di Warung sementara di dapur tak ada Makanan yang di masak sama sekali" Ucap Ibu menghampiri Kami di pintu.

" Jadi, uang gajiku Kau buat berfoya- foya Via? Ucap Mas Surya emosi.

Aku masih terdiam membisu tak menjawab ucapan Mas Surya.

" Ayah, Zafran Tidak pernah makan daging Ayah?" Ucap Anakku dengan polos.

" Kamu selalu memanjakan Anak Via, padahal Kamu tahu sendiri keuangan Kita lagi tidak stabil akibat membayar Biaya rumah sakitmu" Ucap Mas Surya menyalahkanku.

" Maafkan Aku Mas" Ucapku menunduk. Aku tak bisa membela diri, walaupun Aku ingin menjelaskan rasanya semuanya akansia-sia. Karena Mas Surya tidak akan pernah mengerti dengan keluh kesahku.

Aku membawa Ketiga Anakku masuk ke dalam rumah. Karena kekenyangan Mereke tertidur dengan sangat nyenyak. Sementara Aku, walaupun datang ke Warung tapi tak sempat mencicipi Makananku. Karena Makananku Ku berikan pada Zul Anakku yang masih lapar dan minta nambah lagi.

Ketiga Anakku sudah tertidur pulas. Aku masuk ke dalam dapur guna mencari Makanan yang bisa untukku masak. Namun, Ibu telah mengunci pintu Kulkas. Karena sangat lapar Aku terpaksa menanak Nasi hingga menunggu berapa menit untuk matang. Dengan Nasi tanpa lauk ku taburi garam halus di atasnya. Begitu nikmat rasanya, setidaknya Nasi ini bisa mengenyangkan perutku yang dilanda lapar. Setelah perutku kenyang Aku masuk ke dalam kamar. Kudapati Mas Surya sudah berbaring miring memeluk bantal. Aku tahu Mas Surya belum tidur.

" Mas, maafkan Aku. Aku salah telah mengajak Anak-Anak makan di Warung tanpa izinmu. Mereka hanya ingin merasakan Makanan yang berbeda Mas. Karena selama ini Zafran dan Zul tidak pernah merasakan makan daging" Jelasku halus.

Mas Surya masih saja terdiam tak merespon penjelasanku. Karena tak di hiraukan Aku pun tidur di samping Mas Surya dengan posisi terlentang memeluk bantal. Belum sempat memejamkan mata Mas Surya menggerakkan Tubuhnya dan mulai berbicara.

" Via, Aku minta Kamu membagikan uang yang Ku berikan padamu tadi sore kepada Ibu setengahnya" Ucap Mas Surya enteng.

" Tapi Mas, bagaimana dengan kebutuhan Anak Kita" Ucapku kecewa.

" Anak Kita harus di ajarkan hidup susah agar tak manja jika besar nanti" Ucap Mas Surya berasalan.

" Bukankah Mas mampu untuk menafkahi Kami. Tapi mengapa Mas mengabaikan tanggung jawab itu" Ucapku memberanikan diri untuk mengeluarkan uneg- uneg.

" Kamu bilang Aku tak bertanggung jawab? Kamu sadar dengan apa Kamu ucapkan! Aku membanting tulang bekerja siang dan malam dan hasilnya Ku serahkan padamu. Kamu hanya bisa menikmatinya tanpa perlu Kamu bekerja keras sepertiku" Jelas Mas Surya menyudutkanku.

" Bukankah tugas laki-laki mencari Nafkah, dan bertanggung jawab atas kebutuhan Keluarganya Mas" Ucapku berani angkat bicara namun masih dengan nada yang pelan.

" Aku sudah melakukannya dan Kamu adalah Wanita yang tak pernah bersyukur dan selalu menuntut. Kamu keberatan jika Aku berbakti dengan Orang Tuaku?" Ucap Mas Surya tak mau mengalah.

" Aku tak pernah melarang Mas untuk berbakti karena Laki- laki harus bertanggung jawab atas Ibunya. Namun yang Aku inginkan dari Mas Surya adalah bersikaplah yang adil. Penuhi kebutuhan Kami Keluarga kecilmu. Hanya itu, dan Aku tak pernah menuntut apapun darimu meskipun Nafkah itu adalah termasuk tempat tinggal. Karena Aku tak ingin membebankan fikiranmu Mas" Terangku panjang lebar. Sudah cukup rasanya Aku diam membisu jika disalahkan dan disudutkan seperti ini.

"Aarrggh. Bicara denganmu sama saja ingin membunuhku" Ucap Mas Surya beranjak bangun dan keluar dari kamar.

Aku tak tahu lagi dengan cara apa Aku harus menjelaskan pada Mas Surya agar Dia mengerti. Hanya Doa yang bisa menembus hatinya yang telah tertutup rapat.

Aku sangat lelah dan butuh beristirahat. Beruntunglah Bayiku Zaki adalah Anak yang tak rewel. Zaki hanya menangis jika ingin menyusu, Pup dan Pipis. Semenjak kecil Zakiku tak pernah sakit semoga Allah tak memberikan ujian itu padaku. Karena jika Zaki sakit Aku tak bisa berbuat apa-apa. Mengandalkan Keluarga Suamiku sama saja mengharapkan Bulan jatuh dari Awan.

Mataku terpejam dengan sendirinya, Entah sudah berapa jam Aku tertidur. Aku tersadar saat Bayiku menggeliat minta Menyusu. Rupanya Mas Surya belum masuk ke dalam Kamar. Padahal Jam sudah menunjukkan pukul Dua malam. Setelah Zaki kembali tertidur Aku bangkit keluar dari kamar melihat keberadaan Mas Surya. Ku edarkan pandangan ke seluruh ruangan yang sudah sangat sepi. Ku lihat Mas Surya meringkuk tidur di atas Kursi panjang di sudut Ruang Tengah tanpa selimut. Aku kembali masuk ke dalam Kamar guna mengambil selimut untuk Mas Surya. Ketika Aku menyelimuti Tubuhnya nampak Ponsel Mas Surya berkedap- kedip tanpa suara. Ku lihat di layar Ponselnya dengan Nama My Darling Calling. Jujur selama ini Aku tak pernah menyentuh Ponsel Mas Surya. Tapi kali ini Aku ingin tahu Siapa itu My Darling. Dengan pelan Aku mengambil Ponsel Mas Surya dan membawanya masuk ke dalam Kamar.

Saat Panggilannya Ku angkat Ponselnya keburu mati. Aku bersabar menunggu panggilan lagi dan tak lama Nama itu menelpon lagi.

" Hallo, Sayang. Lama banget angkatnya?" Jawab Seorang Wanita dengan manja dari seberang sana.

" Hallo, Sayang. Ngomong dong! Aku kangen Kamu" Ucapnya lagi. Dadaku bergemuruh naik turun. Aku tak menyangka Mas Surya telah berani menghianatiku. Bagiku tak mengapa Aku seperti perempuan bodoh yang selalu di hina dan tak di hargai. Tapi Aku tak terima jika Aku di hianati seperti ini. Mas Surya sudah berani bermain api. Sikapnya yang dingin kepadaku rupanya karna sudah ada Wanita lain di hatinya. Hanya saja Aku Wanita yang bodoh dan tak pernah curiga dengan sikap Mas Surya yang berubah. Tak lama notifikasi Whatsap Mas Surya masuk. Sebuah Chat dari My Darling.

[ Sayang, Uang belanjaku sudah habis. Aku perlu uang Satu Juta untuk ke Salon besok] Isi Chat dari Wanita yang bernama My Darling.

Hatiku semakin sakit membaca isi Chat perempuan itu. Sudah terlanjur Aku mengetahui kebusukan Mas Surya, hingga Aku berani membuka semua isi Ponselnya. Mengotak- atik Media Sosial dan Galeri Ponselnya. Ku temukan Foto Screen Shot Resi pengiriman uang Seminggu yang lalu. Jumlah uang Transferan itu berjumlah Satu Juta Rupiah yang dikirimkan kepada Nindiana. Siapa Perempuan ini. Mungkinkah My Darling itu adalah Nindiana. Aku kembali mencari bukti. Ku temukan lagi Chatnya bersama Seseorang sepertinya Lelaki ini adalah Teman kerjanya.

[ Bro, jadi nggak bayarnya] Chat dari Aldi. Ku tahu Namanya dari Kontak yang tertera.

[ Uangku semuanya di pegang Istriku Bro]

[ Hahaha, hari gini gaji 10 juta di pegang Istri? Suami takut Istri Lho!] Ejek Aldi pada Suamiku.

Aku membelalakkan mata melihat Nominal jumlah gaji Mas Surya yang di sebutkan Aldi Temannya.

UHUK UHUK UHUK UHUK

Mas Surya terbatuk dan Aku mengintip dari balik pintu. Aku sangat tegang ketika Mas Surya terjaga. Aku takut jika Mas Surya akan mencari keberadaan Ponselnya. Setelah Mas Surya tertidur lagi Aku pun bergegas meletakkan Ponselnya kembali dan tak lupa menghapus Chat beserta panggilan masuk dari My Darling. Agar nantinya Mas Surya tak merasa curiga Ponselnya Aku cek.

Terpopuler

Comments

Sumarsih Marsih

Sumarsih Marsih

buat terus tinggal di rmh mereka udh kya babu nafkah kurang suami selingkuh..

2023-02-16

0

Yunia Afida

Yunia Afida

suami pelit

2023-01-14

0

uBanya Gentan Gendhis

uBanya Gentan Gendhis

tinggalin aja mah suami seperti itu... gaji 10 juta.. dikasih istri cuma 3 juta,, itupun di bagi lagi ma mertua... iyasi suami berbakti ma ibunya.. tpharus adil dong... uang suami adalah uang istri.. duh gemes deh.. pengen tak jambak rambut mas surya... hehehheh...

2022-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Masuk Rumah Sakit
2 Siapa Pria itu?
3 Suamiku Berhianat
4 Atur Uagmu Mas!
5 Ibu Mertua Menyerangku
6 Aku Harus Melawan
7 Pertama Kalinya ke Mall
8 Keinginan Sederhana Anakku
9 Sepatu Baru Untuk Anakku
10 Isi Amplop Lima Juta
11 Tuduhan Mas Surya
12 Pergi Meninggalkan Rumah Ibu Mertua
13 Via Kemana membawa Ketiga Putraku
14 Aku Patah Hati
15 Kebaikan Pria Lusuh
16 Menginjakkan Kaki di Kampung Halaman
17 Pertemuanku dengan Bibi
18 Aku Kehilangan Bibi
19 Kemarahan Surya
20 Fatir Hilang Kendali
21 Menuju Kampung Via
22 Kedatangan Keluarga Suamiku
23 Yudis Si Pria Lusuh
24 Yudis Membawa Anakku
25 Menginjakkan Kaki Di Rumah Ibu Mertua
26 Bermalam Di Rumah Bunda Mery
27 Mempermalukan Mas Surya
28 Bermalam di Rumah Herman
29 Pedihnya Di Dalam Penjara
30 Sekolah Baru Anakku
31 Surat Relas Talak Mas Surya
32 Sidang Pertama
33 Tetap Pada Pendirian
34 Lisa?
35 Resmi Berpisah
36 Berpisah Dengan Yoris Dan Bertemu Dengan Yudis
37 Hari pernikahan Surya
38 Yudis Gagal Pulang
39 Bisnis Membuka Warung Nasi
40 Iparku Yang Menyebalkan
41 Aku Terpaksa mencuri
42 Aku Terharu Dan Bangga
43 Zafran Masuk Pondok
44 Kedatangan Mas Surya Dan Yudis
45 Perhiasan Nindana Hilang
46 Ibu Masuk Rumah Sakit
47 Lisa Datang Ke Rumah
48 Pertemuan Ibu dan Anak
49 Kematian Lisa
50 Bertemu Nindiana
51 Nindiana Kabur Lagi
52 Rumahku di Jual Nindiana
53 Nindiana Kena Batunya
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Masuk Rumah Sakit
2
Siapa Pria itu?
3
Suamiku Berhianat
4
Atur Uagmu Mas!
5
Ibu Mertua Menyerangku
6
Aku Harus Melawan
7
Pertama Kalinya ke Mall
8
Keinginan Sederhana Anakku
9
Sepatu Baru Untuk Anakku
10
Isi Amplop Lima Juta
11
Tuduhan Mas Surya
12
Pergi Meninggalkan Rumah Ibu Mertua
13
Via Kemana membawa Ketiga Putraku
14
Aku Patah Hati
15
Kebaikan Pria Lusuh
16
Menginjakkan Kaki di Kampung Halaman
17
Pertemuanku dengan Bibi
18
Aku Kehilangan Bibi
19
Kemarahan Surya
20
Fatir Hilang Kendali
21
Menuju Kampung Via
22
Kedatangan Keluarga Suamiku
23
Yudis Si Pria Lusuh
24
Yudis Membawa Anakku
25
Menginjakkan Kaki Di Rumah Ibu Mertua
26
Bermalam Di Rumah Bunda Mery
27
Mempermalukan Mas Surya
28
Bermalam di Rumah Herman
29
Pedihnya Di Dalam Penjara
30
Sekolah Baru Anakku
31
Surat Relas Talak Mas Surya
32
Sidang Pertama
33
Tetap Pada Pendirian
34
Lisa?
35
Resmi Berpisah
36
Berpisah Dengan Yoris Dan Bertemu Dengan Yudis
37
Hari pernikahan Surya
38
Yudis Gagal Pulang
39
Bisnis Membuka Warung Nasi
40
Iparku Yang Menyebalkan
41
Aku Terpaksa mencuri
42
Aku Terharu Dan Bangga
43
Zafran Masuk Pondok
44
Kedatangan Mas Surya Dan Yudis
45
Perhiasan Nindana Hilang
46
Ibu Masuk Rumah Sakit
47
Lisa Datang Ke Rumah
48
Pertemuan Ibu dan Anak
49
Kematian Lisa
50
Bertemu Nindiana
51
Nindiana Kabur Lagi
52
Rumahku di Jual Nindiana
53
Nindiana Kena Batunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!