Pukul 10 malam, Dimas mengantarkan Anita pulang.
"Makasih ya, apa kamu nggak mau mampor dulu?"tawar Anita.
"Nggak, udah malam. "tolak Dimas tanpa menoleh.
"Baiklah, hati - hati ya."ucap Anita, tidak ada respon dari Dimas.
Anita pun keluar, kemudian Dimas pun berlalu meninggalkannya.
"Kamu boleh cuekin aku, tapi aku nggak akan pernah menyerah untuk membuatmu kembali padaku"gumam Nita. Dia sudah bertekad akan mengejar cintanya.
Untuk saat ini Anita seolah melupakan hubungannya dengan Darwin. Entah bagaimana kabar pria itu, Anita sudh lama tidak mendengarnya. Bukan tidak mendengarkan, tapi Anita sendirilah yang dengan sengaja menghilangkan keberadaan pria itu.
Sekarang dalam hati Anita, tidak ada lagi tempat untuk pria mana pun, semuanya sudah di penuhi oleh satu nama DIMAS BUDI TAMA hanya nama itu yang tertulis jelas di sana.
____
Dimas masuk ke dalam kamar, dia hendak tidur namun deringan ponselnya memaksanya untuk kembali terjaga. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang sedang menghubunginya.
"Ara?" Dimas langsung menerima panggilan itu.
^^^"Hallo, Ra?"sapa Dimas.^^^
"Waalaikumsalam bang" tegur Ara.
^^^"Eh iya, Assalamualaikum"ulang Dimas tersenyum^^^
Ara terkekeh mendenar abangnya itu.
^^^"Ada apa kamu menghubungi abang? Apa ada masalah di rumah?"tanya Dimas sedikit khawatit.^^^
"Tidak bang, Ara menelpon cuma mau cerita sama abang aja. Rumah baik - baik aja kok."ucap Ara. Dimas merasa legah. Dia agak trauma saat adiknya menghubunginya malam - malam.
^^^"Yaudah, mau cerita apa?" tanya Dimas tersenyum, dia membenarkan posisi tidurnya.^^^
"Bang, aku mau ceritain cerita teman aku ya. Dia tadi minta solusi sama aku, tapi aku nggak tau mau tanggepinnya gimana."
^^^"Emang gimana ceritanya? Sesulit itu kah?"tanya Dimas, sebenarnya Dimas tau kalau Ara akan menceritakan kisahnya.^^^
"Dia kan masih sekolah ya kak, tapi ada seorang cowok yang tiba - tiba melamar dia dan memintanya untuk menjadikannya Istri. Menurut abang teman aku tu harus jawab apa?"tanya Ara
Dimas tidak langsung menjawab, dia sangat kaget saat mendengar cerita adiknya, apa harus secepat ini adiknya di pinang orang. Dia belum siap akan itu, Dimas merasa kalau adiknya itu masih kecil .
"Bang, abang . Apa abang masih di sana?"tanya Ara.
^^^"Oiya, sorry dek tadi abang lagi minum, serek ni kerongkongan "jawab Dimas.^^^
"Menurut abang gimana? Apa dia harus menerimanya atau menolaknya?"tanya Ara
^^^"Hmm... Menurut abang ya, belum saatnya temanmu itu untuk menikah yakan. Apa dia tidak ingin melanjutkan sekolahnya? Apa dia tidak ingin menggapai impiannya?"kata Dimas, mencoba memberikan gambaran pada adiknya.^^^
Ara terdiam, benar kata abangnya. Begitu banyak hal yang harus ia capai.
"Abang benar, kami masih mudah dan begitu banyak impian yang harus kami wujudkan. "
"Terima kasih ya bang, nanti aku akan mengatakannya pada temanku itu." kata Ara
Dimas tersenyum
^^^"Apa masih ada yang ingin di tanyakan lagi?"tanya Dimas.^^^
"Tidak, bang. Makasih ya bang, emang nggak salah aku cerita sama abang"ucap Ara bangga.
^^^"Kalau begitu apa bisa abang matikan telponnya sekarang. Abang sudah sangat mengantuk."keluh Dimas^^^
"Hehehe... Maaf ya bang Ara mengganggu waktu istirahat abang"ucap Ara.
^^^"Tidak apa - apa, abang suka kalau Ara mau berbagi sama abang"balas Dimas.^^^
"Ya udah, Assalamualaikum bang" ucap Ara.
^^^"Waalaikum salam"balas Dimas^^^
Dimas meletakkan ponselnya di samping bantal, dia mulai menutup matanya. Dia sangat lelah seharian harus berperang dengan perasaannya.
Entah kenapa semakin ia ingin menjauh, Anita malah semakin ingin mendekatinya. Entah apa yang di pikirkan gadis itu, sudah jelas dia sudah punya tunangan lalu kenapa dia masih ingin mendekatinya juga. Atau memang beginilah tipe asli Anita suka berbagi perasaan dengan banyak pria.
Dimas menghela napasnya, rasanya begitu sesak memikirkan bagaimana perasaannya. Baru kali ini kehidupannya di porak porandakan oleh seorang gadis.
___
Anita menunggu Dimas di gerbang masuk PT. Dia akan sudah memutuskan akan memperjuangkan cintanya. Dia tidak akan menyerah begitu saja.
"Aku tau kamu jiga cinta sama aku, dan aku akan membuat kamu mengucapkan kata itu lagi pada ku"ucap Anita dengan penuh ke yakinan.
"Ah... Itu dia, gimana nggak suka coba, orang dianya makin hari makin ganteng gini"ucap Anita tersenyum.
"Selamat pagi..." ucap Anita pada Dimas. Pria itu menatap wanita itu bingung. Lalu berlalu begitu saja.
"Eh... Tungguin donh"Anita mengejar Dimas, iamencoba mengimbangi langkah besar itu.
Bukannya berhenti atau memelan kan langkahnya, Dimas malah semakin melebar dan mempercepat langkahnya.
"Huft... Gila cepat banget"ucap Anita ngosngosan, dia sudah tak sanggup mengikutinya.
"Rese banget sih dia"gerutunya.
"Awas aja kamu" Anita pergi ke ruang gantinya.
Dimas tersenyum senang melihat Anita yang begitu kesal, dia sengaja melakukan hal itu. Agar Anita tidak lagi mengejarnya. Sungguh Dimas tidak ingin merusak hubungan antara Anita dengan tunangannya.
____
Ara pergi ke sekolah, seorang pria sedang menunggunya di dalam kelas.
"Hai selamat pagi sweetheart.."sapa pria itu.
"Ngapain kamu di sini?"tanya Ara.
"Pertanyaan macam apa itu, sudah jelas aku sedang menunggumu." jawab pria itu.
Ara menghela napasnya, dia bingung harus berkata apa kepada pria di depannya ini.
"Pergilah ke kelasmu, jangan ganggu aku"ucap Ara.
"Hei, apa kau mengusirku?"tanya pria itu
"Kalau kamu sadar, pergilah"kata Ara berjalan menuju bangkunya.
Fahdi bibgung, kenapa sikap gadis di depannya ini berubah dratis.
"Apa kamu sudah punya jawabnya?"tanya Fahdi menghampiri Ara.
"Kehidupan kita ini masih panjang banyak impian yang harus aku gapai, jadi kamu mengertikan jawaban aku apa?"tanya Ara.
"Tapi, setelah menikahkan kamu juga asih bisa melakukan itu?"kata Fahdi.
"Tidak semudah itu, pokoknya aku nggak bisa. Dan kalau kamu memang ingin menikah, cari lah gadis lain yang bersedia menjadi istrimu"kata Ara.
"Tapi aku maunya kamu, nggak ada yang lain yang aku mau"balas Fahdi, meraih tangan Ara.
"Maka bersabar lah, tunggu sampai aku benar - benar siap"kata Ara.
Fahdi terdiam, dia ingin meniahin Ara karena hanya gadis inj yang pantas dan cocok dengan nya.
"Kita masih muda, Fah. Waktu kita untuk ke jenjang pernikahan itu masih lama. Kita nikmati aja masa - masa remaja kita ini, ya"kata Ara. Fahdi mengangguk,
Ara tersenyum, dia bersyukur karena pria itu mau mengerti. Untung dia bercerita pada abangnya dulu, kalau nggak entalahhh, mungkin Ara sudah menerima lamaran pria ini.
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments