menghindari

Seperti biasa Henri datang kerumah Dimas, tapi kali ini tidak hanya dia. Tapi dia membawa semua anggota keluarganya. Sebenarnya Henri tidak inhin membawa mereka, tapi mau gimana lahi anak - anaknya selalu saja merengek ingin menemui Dimas, mereka sangat menyukai anak angkatnya itu.

Tok... Tok... Tok..

Henri mengetuk pintu, Dimas yang mendengarnya pun. Dengan lemes dia membuka kan pintu . Senyumnya pun mengembang saat melihat Anak - anak Henri yang tersenyum ada nya.

"Kalian? Ayo masuk"ucap Dimas

"Ayo pak, bu" lanjut Dimas, yang melihat Henri dan Devi hanya diam saja di deoan pintu. Ya begini lah suami istri ini, mereka nggak akan masuk kalau belum di suruh Dimas.

Henri dan Devi pin tersenyum kemudian menyusul anak - anak mereka.

"kamu sedang apa?"tanya Henri yang mendudukkan dirinya di sofa.

"Biasa, bersiap untuk tidur"jawab Dimas

"Secepat itu?"tanya Henri, seakan mencibir. Dimas mengangguk.

"Kamu udah makan belum, Dim?"tanya Devi.

"Udah, Tan."jawab Dimas yang melihat Devi sedang berjalan menuju dapur

"Kak Dimas, kita main Ps yuk, tadi kita habis beli CD baru"ajak saah satu anak pak Henri, dengan senang hati Dimas pun bermain dengan para bocil itu.

Kesedihan yang awalnya melanda Dimas, sekarang menguap entah kemana. Yang terdengar bukan lagi gumaman kesedihan melain kan gelak tawa yang memenuhi seisi rumah.

___

Semenjak hari kejadian di rooftop itu, Dimas seolah tidak menganggap keberadaan Anita. Bahkan saat Dimas melakukan pemeriksaan di bagian Anita pun, Dimas seolah tidak melihat gadis itu, tidak seperti biasanya Dimas kalau kesana pasti selalu bergurau dengan Anita. Tapi ini? Semua staff di sana saling bertatapan dengan ekspresi bingung.

"Perhatian semuanya!"seru Dimas berdiri di dekat pintu keliar, semua orang pun berjalan mendekati Dimas.

"Dengarkan ini baik - baik!"

"Mulai malam ini, hingga seminggu yang akan datang kita akan mengadakan lembur."ucap Dimas, semua orang pun diam.

"Tapi kenapa pak, bukan kah, kita selalu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, jadi kenapa kita harus lembur?"tanya juru bicara bagian pengeleman tersebut.

"Ini adalah perintah daei pusat, dan nanti sore bahan tambahan akan masuk. Kalau kalian ingin protes atau keberatan, kalian bisa langsung sajanks beni!"ujar Dimas, kemudian berlalu pergi.

"Kenapa dia bersikap seperti itu? Bukan kah biasanya pak Dimas selalu hangat dan humoris?"tanya salah seorang karyawan pada teman yang di sampingnya.

"Nggak tau, ayo kita kerja.."Seru yang lain.

Anita yang melihatnya pun, hanya bisa menghela napas. Dia sangat sedih melihat sikap Dimas padanya.

 

Dimas mulai menyibukkan dirinya dengan kerjaan, dia yang awalnya malas untuk lembur, sekarang hampir tiap malam dia lembur, pak henri sampai menegurnya. Pak Henri sangat tidak suka dengan sikap Dimas yang dingin pada Orang.

"Dim, lo kenapa sih, apa ada masalah?"tanya Henri, yang sedang makan malam di rumah Dimas.

Dimas mengangkat wajahbya, melihat Henri. "Nggak ada pak, semuanya baik aja kok"jawab Dimas.

"Apa lo yakin?"tanya Henri, yang tidak. Percay begitu saja dengan ucapan Dimas. Dimas pun mengangguk.

___

Keesok harinya, Dimas dapat perintah dari Beni untuk pergi ke kantor pusat dan Beni juga mangatakan kalau dia juga menyuruh seorang karyawan lagi. Tapi saat Dimas bertanya siapa yang akan menjadi rekannya itu, Benni tidak mau mengatakannya.

Diams menunggu staff yang ikut dengannya itu di mobil, dia tidak tau siapa orangnya. Dimas menyenderkan kepalanya di sandaran kursi mobilnya. Ia menutup matanya, entah apa yang ada di pikirannya, sehingga pria itu terlihat sangat stress akhir - akhir ini.

Tok ... Tok...

Seseorang mengetuk kaca mobil di sebelahnya, tanpa melihat Dimas membuka kunci pintunya. Setelah orang itu masuk Dimas pun mulai menjalanka mobil tersebut.

"Kita mau kemana?"tanya orang di sebelahnya.

Deg!

Dimas kaget, ia menolehkan kepalanya ke samping meibat siapa yang ada di sebelahnya.

"Kamu?"Dimas menginjak rem mendadak.

"Aw..."ringis Anita, yang terhempas ke depan .

"Kamu kenapa ada di sini?"tanya Dimas agi, tanpa memperdulikan ringisan cewek itu.

"Kenapa? Apa tidak boleh?"tanya Anita.

"Turunlah, dan pergi kembali ke PT, biar aku sendiri saja ke kantor pusat"kata Dimas, memalingkan wajahnya ke depan.

"Tc, nggak profesional banget. Ini kerjaan, bisa nggak pribadi sama kerja tu di pisahkan?"tanya Anita dengan nada datar.

Sebenarnya yang jadi rekan Dimas ke kantor pusat bukan lah Anita melainkan Nabila, tapi karena Anita yang sudah tahan denga sikap acuh Dimas padanya. Jadi dia meminta pada Nabila kalau dia yang akan menggantikannya, dia ingin menyelesaikan semuanya, dia sudah tak tahan.

"Ayo jalan, nanti kita akan telat!"kata Anita seolah tak terjadi apa - apa di antar mereka.

Dengan kesal Dimas pun menjalankan mobilnya, dia sangat kesal dengan sikap cerebohnya. Kenapa tadi sebelum berangkat dia tidak bertanya dulu pada Beni, siapa yang akan jadi rekannya.

Sepanjanh perjalanan menuju kantor pusat, tidak ada sepatah kata pun yang terlontar dari mulut Dimas. Bahkan Anita sudah berusaha untuk mengajak pria itu berbicara.

Tapi bukannya jawaban, malah tatapan tajam yang di dapatinya.

Sesampainya di kantor pusat Dimas langsung keluar tanpa menunggjmu Anita.

"Huft... "Anita menghela napasnya, dia harus sabar. Jika ingin mendapatkan apa yang dia inginkan, Anita keluar dan menyusul Dimas.

Selama mereka di kantor pusat, Dimas tidak pernah mau menegur Anita, bahkan saat Anita melakukan kesalahan pun Dimas tidak menegurnya. Tapi pria itu hanya diam dan membenarkan kesalahannya.

...****************...

Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.

Terimah kasih💜

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!