Karena banyak bahan yang masuk hari ini, jadi Dimas dan timnya pun terpaksa lembur. Sekitar pukul seuluh malam barulah Dimas pulang.
Hari ini Dimas pulang tidak menggunakan angkot, karena tadi saat dia mengatakan pada Pak Henri kalau dia akan lembur. Pak Henri pun menyuruh orang surihannya mengantarkan sepeda motor untuk Dimas, karena pak Henri tau kalau nanti Dimas akan sangat ke sulitan untuk pulang.
Dimas snagat bersyukur sekali bisa di pertemukan dengan pak Henri yang sangat baik. Dan bahkan pak Henri sudah mengangkatnya sebagai anak angkatnya.
Dimas keluar dari PT, sambil mengendarai motornya, saat meewati halte bis, Dimas melihat Anita yang sedang duduk termenung sendirian di halte. Sepertinya gadis itu sedang menunggu kendaraan umum.
Dimas menepikan motornya, menghampiri halte itu. Ia membuka helm nya, karena dia melihat raut takut Anita saat melihat dia berhenti.
"Hai.."Sapa Dimas.
"Ka... Kamu?"
"Dimas, nama aku Dimas"ucap Dimas, turun dari motornya.
"Ngapain kamu ke sini?"tanya Anita
"Kamu nunggu bis ya?"tanya Dimas, yang mengabaikan pertanyaan Anita.
"Iya, tapi dari tadi nggak lewat - lewat"ucapAnita melihat ke kanan dan kiri."
Dimas tersenyum" Jelas tidak ada, apa kamu nggak tau. Kalau jam segini emang nggak ada kendaraan umum yang lewat"ucap Dimas.
"Seriusan? Yaudah kalau gitu aku pergi duluan ya"ucap Anita berlalu pergi. Namun dengan cepat Dimas menahan tangannya.
Dengan kasar Anita menepis tanganya. " Jangan sentu - sentu!"tegasnya.
"Owh... Sorry, kalau mau, kamu bisa kok nebeng sama aku.."
"Nggak perlu, aku akan jalan kaki aja."potong Anita menolak tawaran Dimas tanpa pikir panjang.
Dimas tersenyum smirk, " benarkah? Yaudah pergolah, tapi asal kamu tau aja kemaren di sana ada yang baru bundir."ucap Dimas sengaja menakut -nakuti Anita.
Seketika langkah Anita pun terhenti, dia melihat kedepan. Sangat gelap dan sepi, tiba - tiba bulu kuduknya berdiri. Anita meneguk air ludanya.
"Yaudah aku duluan ya, semangat"ucap Dimas berbalik dan hendak menaiki motornya.
"Tunggu!"cegah Anita, Dimas tersenyum menang.
Dimas berbalik, menghadap Anita. "Kenapa?"tanya Dimas menyembunyikan senyum bahagiannya.
"Aku... Aku ikut"ucap Anita.
"Tapi nggak mau, Kamu jalan kaki aja"kata Dimas senaja ingin menggoda Anita.
"Banyak omong, mana helmnya"pinta Anita berjalan mendekati motor Dimas.
Dimas memberikan Helm pada Anita, mereka pun meninggalkan halte.
Sepanjang jalan menuju kost - kosan Anita, Dimas tak henti - hentinya tersenyu senang, apa lagi saat Anita menjadikan bahunya sebagai tempat pegangan.
"makasih ya, udah mau antar aku"ucap Anita, setelah turun dari motor Dimas.
"Iya, santai aja." balas Dimas.
Anita pun hendak berlalu pergi meninggalkan Dimas, namun Dimas menghentikannya.
"Tunggu!"cegah Diams, Anita berhenti dan menoleh pada Dimas.
"Helmnya..."Ucap Dimas.
Anita memegang kepalanya, benar saja dia masih memakai helm cowok itu.
"Hehe... Maaf ya, makasi"Anita memberikan helm cowok itu.
"Iya sama - sama"balas Dimas, setelahnya Dimas benar - benar berlalu meninggalkan Anita.
"Lucu"gumam Anita, sebelum masuk.
___
Sesampainya di rumah, Dimas langsung membersihkan dirinya, tubuhya benar - benar terasa lengket banget.
Setelah Mandi Dimas mengenakan celana boxer dan baju kaus oblongnya.
Dimas berbaring di ranjangnya, kemudian mengecek ponselnya. Dia sangat kaget saat melihat begitu banyak panggilan tak terjawab daru orang rumahnya du kampung.
"Ada apa ini, tumben sekali Ara menelpon sampai sebanyak ini" gumamnya. Dengan segera Dimas menghubungi adiknya itu segera.
^^^"*Halo, Assalamualaikum"ucap Dimas saat telponnya terhubung.^^^
"Waalaikumsalam, bang."jawab Ara
^^^"Tadi abang lihat, kamu miscal nya banyak banget, ada apa dek?"tanya Dimas.^^^
"Ini, amak katanya kangen sama abang"jawab Ara.
^^^"Terus sekarang amaknya mana?"tanya Dimas.^^^
"Amak udah tidur bang, ini udah larur juga"jawab Ara.
^^^"O iya juga ya"ucap Dimas yang melihat jam dindingnya.^^^
^^^"Tapi amak sehatkan, dek?"tanya Dimas^^^
.... Ara diam
^^^"Ara, kamu kenapa diam? Jangan bikin abang khawatir dek"ucap Dimas, yang sudah mulai khawatir.^^^
"mmm... Sebenarnya sekarang amak lagi sakit bang..."
^^^"Sakit apa? Kenapa baru kasih tau abang?"tanya Dimas tidak sabaran.^^^
"Ara, tidak mau mengganggu abang kerja. Lagi pula amak dan aba juga melarangnya."ucap Ara.
^^^"Abang pulang sekarang" ucap Dimas.^^^
"Apa? Abang jangan becanda ah... Ini udah larut bang, bahaya . Lagi pulang abang pulang mau pakai apa, kendaraan umum nggak akan ada lagi."ucap Ara yang sangat kaget mendengar perkataan abangnya itu.
^^^"Kamu tenang saja, abang pulang nggak pake kendaraan umum. Abang tadi di pinjamin sepeda motor sama pak Henri jadiabang akan pake itu, pulangnya."jawab Dimas yang tersengar jauh daei ponselnya.^^^
"Abang, suaranya kok jauh banget dengarnya. Abang lagi di mana?"tanya Ara.
^^^"Lagi masukkan baju kedalam tas." jawab Dimas.^^^
"Abang, serius mau pulang?"tanya Ara lagi, dia awalnya mengira kalau abangnya itu sedang bercanda.
^^^"Iya beneran, abang lagi siap - siap ini"jawab Dimas.^^^
"Apa tidak tunggu siang aja bang?"saran Ara.
^^^"Nggak, abang nggak akan tenang sebelum melihat wajah amak"jawab Dimas.^^^
....
^^^"Ya udah, abang matikan ya. Assalamualaikum"ucap Dimas.^^^
"Waalaikumsalam"balas Ara*
Setelah mematikan telponnya dengan sang adiknya, kini Dimas menghubungi pak Henri, dan mengatakan kalau motornya akan Dimas bawa ke kampung. Dimas jyga mengatakan kalau amaknya sedang sakit. Awalnya pak Henri bersikeras ingin ikut karena dia juga ingin bertemu dengan keluarga Dimas.
Tapi karena ini mendadak dan dia pulang untuk menjenguk amaknya yang sakit, tidak mungkin Dimas membawa pak Henri, Dimas takut nanti dia tidak bisa mengurua pak Henri karena sudah dapat di pastikan kalau perhatiannya akan tesita pada orang tuannya.
Pukul 12 malam Dimas berangkat, Jarak dari kota ke kampung halamannya cukup jauh. Dimas menepuh perjalanan sekitar 3 jam, dan itu sudah dengan kecepatang maximal.
Walau pun pulang mendadak, Dimas tidak lupa mampir ke toserba 24 jam untuk membelikan makanan sebagai buah tangan.
Dia tau betul kalau adiknya itu pasti sangat berharap kalau dia membawakannya oleh - oleh makanan.
Selama 4 bulan bekerja, Dimas sudah bisa sedikit membantu biaya keluarganya dan dia juga sudah melunasi semua hutang keluarganya.
Karena ketekunannya, Dimas sangat cepat mendapatkan kenaikan gaji, dan semua itu juga berkat bantuan pak Henri yang selalu memberinya arahan.
Dimas sampai di rumahnya sekitar pukul 4 dini hari, karena tadi dia sedikit lama di mini market
Dimas mengetuk pintu ,dia malas bersuara karena takut parah tetangga mendengarnya dan mengganggu.
Ara yang sudah tau abangnya akan pulang, dia sengaja tidak tidur, agar dia bisa membuka kan pintu.
"Assalamualaikum"ucap Dimas.
"waalaikumsalam."
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments