Memberi kabar pada orang tua

Malam hari nya Dimas menghubungi keluarga nya di kampung. Dia benar - benar seneng bisa mendapatkan pekerjaan ini.

^^^"Assalamualaikum, adek" kata Dimas mengucapkan salam saat adeknya mengangkat telpon nya.^^^

"Waalaikum salam, bang"balas adeknya.

^^^"Kamu apa kabar? Rumah gimana keadaanya?"tanya Dimas.^^^

"Alhamdulillah kita semua sehat kok bang, abang sendiri gimana kabar nya?"

^^^"Abang juga baik kok, dek. Oiya amak sama abah mana?"tanya Dimas, dia sudah tak sabar ingin mendengarkan suara orang tuanya. Sejak merantau, Dimas sangat jarang menghubungi keluarganya. Karena ia takut membuat orang tua nya tau bagaimana kehidupan nya di negeri orang.^^^

"Tunggu ya bang, aku panggilin dulu."kata adeknya. Adek Dimas ini namanya Rara, dia orangnya sangan pendiam dan cuek banget.

Dimas pun menunggu adek nya itu memberikan telponnya kepada amaknya.

"Halo, assalamualaikum"ucap ibu Dimas

^^^"Waalaikum salam mak, mak apa kabar?"tanya Dimas yang begitu mendengar suara mak nya, air mata nya pun langsung menetes.^^^

"Alhamdulillah, mak sehat nak. Kamu apa kabar, kok selama di sana kamu kok jarang hubungi mak?"tanya mak

"Iya mak, maafin Dimas ya. Tapi, Dimas janji besok - besok Dimas akan sering - sering hubungi rumah."kata Dimas dengan suara berat menahan tangis.

"Iya, kita semua khawatir sama keadaan kamu di sana. Tiap di telpon selalu aja nggak di angkat. Kenapa sih nak, kamu ada masalah ya di sana? Kalau udah nggak sanggup mending kamu pulang aja nak, dari pada menderita di rantau orang."ujar mak, yang sangat mengkhawatirkan anaknya.

^^^"Aku baik - baik aja kok mak. Kemaren tu, telpon nya nggak diangkat. Karena aku merasa malu, belum dapat kerjaan dan juga nggak bisa ngirimin Mak uang."kata Dimas, menghapus air mata nya.^^^

"Masya allah nak, kamu kok mikirnya kaya gitu. Kita tu nggak butuh uangmu yang penting kamu tenang dan aman di sana."kata mak kaget mendengar ucapan anaknya.

^^^"Hehe... Kan nggak enak mak, masa aku merantau jauh - jauh tapi nggak bisa bantu keluarga. Tapi, sekarang mak tenang aja. Mulai bulan depan, Insya allah aku udah bisa ngirimin mak uang untuk belanja."kata Dimas^^^

"Kamu udah dapat kerja? Dimana? Dan kerja apa? Kamu jangan yang aneh - aneh ya nak, cari uang tu yang halal - halal aja. Ingat dosa, dan azab nya Allah"kata mak yang penuh tanda tanya saat mendengar ucapan sang anak.

^^^"Iya, alhamdulillah mak. Aku tadi siang dapat tawaran kerja di PT. Tapi, aku belum tau nama PT nya apa. Kata bapak itu, aku akan di ajak kesana besok, sekalian nyari kosant. dan ini pekerjaan yang halal kok mak. Mak jangan khawatir, aku masih ingat kok pesan - pesan amak dan abah."kata Dimas^^^

"Syukur la nak,"ucap mak sedikit lega.

"Nak, udah dulu ya telponnya. Adek kamu mau pake hp nya buat belajar."kata emak

^^^"Iya, mak. Mak sehat - sehat ya, aba juga. aku akan berjuang demi keluarga kiat, doakan aku ya mak."kata Dimas minta restu orang tuanya.^^^

"Iya nak, Assalamualaikum."

^^^"Waalaikum salam"balas Dimas.^^^

Ia memati kan sambungan telponnya. " gini ni, kalau nelpon nya nebeng sama Ara, gak pernah bisa pinjam ponselnya agak lamaan, padahal aku masih rindu sama amak."gerutu Dimas.

___

Pagi harinya, Dimas membantu bu Mayang seperti biasa, ia membuka warung dan menyusun meja - meja dan kursi.

"Nggak tau deh Dim, gimana ibu besok nggak ada kamu. Pasti ibu kerepotan banget." kata bu Mayang.

"Kenapa ibu nggak nyari karyawan aja, biar nggak repot?"tanya Dimas

"Susah Dim, zaman sekarang banyak orang yang nggak bisa di percaya. Dulu, ibu pernah make karyawan, ehhh baru juga seminggu dia udah nyuri uang penghasilan ibu selama seminggu itu. Sejak itu kapok ibu make karyawan." jawab bu Mayang.?"tanya Dimas

"Ya, ggak tau juga. Tapi, yang jelas saat ibu lihat kamu petama datang kesini minta kerjaan, ibu merasa yakin aja, kalau kamu itu orang nya baik dan terbukti kan , kamu baik banget.

"Ibu bisa aja, yaudah semuanya udah beres. Sekarang aku mau siap - siap dulu ya, nanti takutnya pak Henri keburu datang, eh aku nya belum ngapa - ngapain lagi"kata Dimas tersenyum

"Yaudah sana, makasih ya."ucap bu Mayang.

Dimas pun berlalu pergi meninggalkan warung, dan pulang ke kosan nya yang terletak tak jauh adari warung ampera bua Mayang.

___

Sekitar jam 10 pak Henri pun datang ke warung bu mayang, kali ini pak Hneri tak berpenampilan seprti preman lagi. Hari ini ia sengaja menggukan stelan jas.

"Widiiihhh... Tumben - tumbenan, elu pakebaju yang kaya begini, mau kemana?" tanya bu Mayang yang sedikit kaget akan penampilan pak Henri.

"Terpesona kan elu, sama penampilan gue?"kata Pak Henri mengedipkan sebelah mata nya.

"Idihh, ke pd an banget elu, gantengan juga laki gue."kata bu Mayang, ceme eh.

"Ya ya ya... Laki elu yang paling ganteng, dasar. "kata Henry kesal

"Mana tu anak?"tanya pak Henri

"Ada tu, tadi lagi kebelakang"kata bu Mayang.

"Nah itu dia" imbuhnya, saat melihat Dimas berjalan menghampiri mereka.

"Selamat pagi pak."sapa Dimas

"Iya, ini udah siang Dimas, nggak pagi lagi."ujar pak Henri

"Eh iya, itu maksudnya pak."bals Dimas

"Gimana, apa udah siap semua?"tanya Henri

"Udah pak"

"Yaudah, kita berangkat sekarang."kata pak Henri. Dimas pun menganggukkan kepala nya.

"Bu, kalau gitu Dimas pamitdulu ya, maksih untuk bantuan nya selama ini."ucap Dimas

"Iya, kamu hati - hati ya kerja nya dan jangan lupa sering - sering main ke sini."kata bu Mayang.

"Pasti bu.."kat Dimas mengangguk.

"Kita pergi, ya."ucap Henri yang di angguki oleh Mayang

Pak Henri dan Dimas pun berlalu pergi meninggalkan warung bu Mayang.

Selama di perjalanan menuju lokasih PT. Pak Henri tak henti - henti nya mengajak Dimas berbicara, ia menceritakn bagaimana usaha dan kerja kerasnya untuk menjadi seperti sekarang ini. Terkadang mereka akan tertawa dan juga terkadang serius,

"Nah, kita udah sampai, nggak terasa ya lama perjalanan nya kalau sambil ngobrol gini, biasa nya aku sampai bosan duduk di mobil tapi nggak juga nyampe - nyampe."ujar pak Henri

"Iya pak, mata juga nggak ngantuk. biasa nya aku selau tertidur kalau perjalanan jauh dengan mobil gini."kata Dimas,

"Yuk turun, kita akan membereskan ini dengan cepatn" kata Henri sampin keluar dari mobil dan di susul oleh Dimas.

"Kamu ingat ya, apa pun yang di tanya mereka, nanti kamu harus jawab dengan jujur. Karena CEO nya, menjungjung tinggi sikap kejujuran "pesan pak Henri.

"Baik pak"jawab Dimas.

Mereka pun mulai berjalan memasuki ke area perkantoran PT tersebut dan langsung berjalan ke ruangan CEO nya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!