Bukan Salah Takdir
Dimas Budi Tama, adalah seorang anak laki - laki pertama dari keluarganya. setelah lulus SMA Dimas memutuskan untuk mengadu nasib ke kota, niat nya kekota hanya satu yaitu untuk membantu perekonomian keluarganya.
Pertama tinggal di kota Dimas sangat merasa kesulitan, tapi ia tak pernah bercerita kepada orang tuanya di kampung.
Dia mencari kerja ke sana kemari dengan mengandalkan ijazah SMA yang di milikinya. Tapi, sudah sebulan dia hidup di kota, namun pekerjaan yang layak pun belum di dapatkannya.
Selama ini, ia hanya sebagai tukang cuci piring dan pelayan di ampera kecil. untuk saat ini dimas nggak memikirkan besar gaji, yang paling penting baginya adalah bagaimana caranya agar dia bisa bertahan hidup di negeri orang itu.
"Dim, tolong antarkan pesanan meja pojok sana ya.!"suruh bu mayang, selaku pemilik ampera.
"Baik bu,"Dimas pun mengambil makanan yang telah di siapkan oleh bu Mayang dan membawanya ke meja yang di maksud.
"Ini pak, pesanannya. Selamat menikmati."ucap Dimas, sebenarnya Dimas tidak perlu mengucapkan itu. Tapi, karena dia sering menonton drakor dan dia belajar dari pelayan - pelayan yang ada di drakor tersebut.
"Iya, makasih ya."balas sang bapak yang berpenampilan seperti preman pasar itu.
"Mayang, pelayan mu ini sopan sekali gue suka."seru bapak itu.
"Iya bagus lah Hen, orang dia anak baik - baik kok."kata bu Mayang, Dimas tersenyum mendengar bossnya itu memuji dirinya
Bapak yang dipanggil Henri itu pun mengacungkan jumpolnya. Henri pun mulai menyantap makanan nya, sesekali ia terlihat sedang menerima telpon dari seseorang, bapak itu sangat senang setelah menerima panggilan tersebut.
"Berapa?"tanya Henri saat berdiri di depan kasir.
"Biasa, masa elu lupa harga makanan gue. Baru juga sebulan elu kagak makan di sini."jawab Mayang.
"Gue nggak lupa, tapi kan , kali aja harganya naik."Henry pun mengeluarkan selembar uang warna biru dar dompetnya.
"Nah"
"Hen, elu ada kerjaan nggak buat si Dimas? Kasihan gue lihat dia, udah sebulan nyari. Tapi kagak nemu - nemu juga." kata Mayang sembari mengembalikan kembalian uang Henri
"Lah bukannya dia kerja sama elu?"tanya Henri
"Iya sih, tapi kerja sama gue itu cuma cadangan doang. Elu kira gue sanggup kasih dia gaji besar. Elu kan tau sendiri penghasilan ampera berapa."kata bu Mayang.
"Emang dia mau kerja dimana? "tanya Henri
"Dia mah kagak milih, yang penting kerja dan dia bisa bantu orang tuanya di kampung."kata Mayang.
"Gue ada sih kerja, kebetulan temen gue lagi nyari pegawai. Tapi itu, kerjaannya berat dan resikonya tinggi"kata Henri
"Nggak apa - apa pak, saya mau kok."saut Dimas dari belakang Henry
Henri menoleh kebelakang." serius kamu?" tanya Henri, dia melihat Dimas dari atas sampai bawah.
Merasa diperhatikan, Dimas pun tersenyum." bapak jangan lihat dari besar tubuh saya, meski saya kurus - kurus gini tapi saya kuat kok pak."kata Dimas memastikan.
Mayang pun tersenyum mendengar perkataan Dimas."Udah, elu nggak perlu ragu deh, kalau masalah tenaga."seru Mayang.
"Ok, ntar gue tanya teman gue lagi, dia masih nyari pekerja apa kagak."kata Henri
"Kalau gitu gue cabut dulu ya." pamitnya.
"Kita tunggu kabar baiknya ya."ujar Mayang. Henri pun mengacungkan jemponya ke atas.
Dimas mendekati Mayang." Makasih ya bu."ucap bu Mayang
"Iya sama - sama nak."balas bu Mayang tersenyum.
"Emang, bapak tadi itu siapa bu?" tanya Dimas
"Dia sahabat ibu saat SMA dulu." kata Mayang.
"Kenapa? Apa Kamu takut kalau nanti dia menjadikan mu preman?" tebak bu Mayang, dia bisa melihat ketakutan Dimas. Tapi dia senang karena Dimas tadi nggak menanyakan, jenis pekerjaan yang ditawarkan Henri kepadanya. Karena dia tau betul kalau sahabat nya itu sangat benci dengan orang yang milih - milih pekerjaan.
"Hehe... Ibu tau aja" balas Dimas.
"Kamu jangan lihat penampilannya yang kaya preman pasar itu. Sebenarnya, Henri itu adalah seorang CEO perusahaan tambang batu bara."jelas bu Mayang, Dimas sangat kaget mendengarnya.
"Benarkah bu?"
"Iya, tapi dia, nggak pernah mau melihatkan kekayaannya kepada siapa pun, kamu tau karena penampilannya itu, dia sudah hampir 10 kali masuk kedalam penjara. Karena polisi mengira dia yang melakukan kriminal, yang kebetulan terjadi di sekitarnya. "kata bu Mayang sambil menahan tawa saat mengingat sahabatnya itu.
Begini lah, bu Mayang dan Dimas. Mereka akan selalu bercerita dengan hangat saat mereka tidak memilki pelanggan.
___
keesokan hari nya, pak Henri pun datang kembali ke warung makan bu Mayang.
"May, mana tu karyawan elu yang katanya mau kerja ntuu?"tanya pak Henri kepada bu Mayang yang sedang duduk di meja kasir.
"Dimas? Dia lagi nganterin pesanan orang. Elu duduk dulu dah. Apa, elu kagak mau makan dulu?" tanya bu Mayang.
"Gue nggak laper. Pesan kopi aja deh kalau gitu."kata pak Henri berjalan ke meja yang biasa iya tempati.
Tak lama Dimas pun datang, ia menghampiri bu Mayang dan menyerahkan uang hasil pengateran pesanan yang dia antar kan.
"Dim, tu. Pak Henri nyariin kamu, samperin sana!"seru bu Mayang.
"Iya bu."Dimas pun berjalan menghampiri meja yang di tempati pak Henri.
"Assalamualaikum, pak"sapa Dimas.
"waalaikumsalam, Dim. Ayo duduk!"Seru pak Henri
Dimas pun duduk di depan pak Henri." kata ibu, bapak nyariin saya, ada apa pak?"tanya Dimas
"Iya, kamu benar mau kerja?"tanya pak Henri
"Iya pak, mau banget. Kerja apa aja, saya mau kok." kata Dimas semangat.
"Jadi gini, perusahaan teman saya membutuhkan karyawan, dan saya udah masuk kan nama kamu kesana. Dan alhamdulillah, mungkin karena ini rezeky kamu. Mulai besok kamu udah boleh kerja di sana."kata Henri
"Be-benarkah itu pak?"tanya Dimas dengan mata yang berkaca - kaca.
"Iya, tapi ingat kamu harus kerja yang benar. jangan bikin malu saya, ya."kata pak Henri
"Siap pak, siap"kata Dimas berdiri dan menghampiri pak Henri, lalu di ciumnya tangan pak henri dan di peluknya.
"Makasih, makasi pak."ucapnya.
"Iya sama - sama."kata pak Henri menepuk bahu Dimas.
Dimas menghampiri bu mayang,"bu, aku dapat kerja bu"kata Dimas senang.
"Selamat ya nak,kerja yang benar ya. Ingat keluarga mu di kampung"pesan bu Mayang.
"Iya bu, pasti bu. Aku kerja juga demi mereka, doain aku terus ya bu."ucap Dimas tersenyum senang. Rasa nya Dimas sangat ingin memeluk wanita parubaya yang sudah menolong nya selama ini. Tapi Dimas nggak mungki melakukan itu, karena bu Mayang sangat agamis.
'Terimakasih, YA ALLAH. Amak, abah makasih doa nya. Dan semoga dengan mendapatkan kerja ini, Dimas bisa meringan kan beban yang kalian pikul selama ini.' kata Dimas dalam hati.
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Shinta Teja
fix ...berarti si Dimas orang Minang ini....
2023-02-09
0