Entah dorongan dari mana, tiba - tiba Dimas memajukan wajahnya hingga tepat di deoan wajah Anita. Jarak wajah mereka hanya tinggal 2 cm. Melihat Anita hanya diam saja, Dimas menganggapnya sebagai lampu hijau.
CUP!!
Bukannya menolak, Anita hanya diam. Dimas melihat ekspresi Anita, mengelus pipi cewek itu.
"Apa kamu juga merasakan hal yang sama denganku?"tanya Dimas.
Anita diam, dia bingung. Di satu sisi dia sangat ingin bersama dengan Diams, tapi di sisi lainnya di sudah terikat dengan cowok lain.
"Ta, aku butuh jawaban, aku nggak mau berharap lebih jauh lagi"ucap Dimas, yang kini sudah memegang tangan gadis itu.
"Aku... Aku nggak tau Dima, aku bingung "ucap Anita menundukkan pandangannya.
Dimas mengangkat wajah Anita hingga gadis itu menatapnya.
"Apa yang membuatmu bingung? Apa karena Dita tadi?"tanya Dimas, Anita menggeleng.
"Percaya lah, sekarang ini aku tidak memiliki ikatan hubungan dengan siapa pun. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya sama teman - teman aku."ucap Dimas.
Anita kembali menggeleng " Bukan itu masalahnya,.."kata Anita
"Lalu apa? Jujur aku sekarang benar benar sudah menyukai kamu bukan bahkan ini lebih dari suka, ini cinta Ta, aku mencintai kamu"ucap Dimas mencoba meyakinkan Anita.
Benar, sekarang dimas sudah mencintai Anita, bahkan dia sudah melupakan taruhannya dengan para teman - temannya.
"Aku sudah memiliki tunangan, Dim"ucap Anita pelan.
Deg!
Bak tersambar petir, Dimas diam termanggu melihat wajah Anita, dia takut gadis itu hanya memberi alasan saja, agar bisa menolaknya.
"Kamu pasti bohong kan? Kalau nggak suka, bilang aja yang jujur, nghak usah pake bohong segala."balas Dimas, menjauhkan tangannya dari wajah Anita.
Anita menatap Dimas," Aku nggak bohong, lebih baik kamu tau sekarang, dari ada nanti"ucapnya, Dimas berdiri namun Anita memegang tanga.
Dimas melihat Anita bingung. "Kamu sudah punya tunangan, lalu kenapa kamu masih mau aku deketin?"tanya Dimas.
"Aku juga bingung, jujur aku nggak bisa menjauh dari kamu, aku ingin selalu berada di samping kamu. Pikiranku tanpa bisa ku kendalikan, di sini hanya terputar bayangan dirimu"ucap Anita, Dimas makin bingung.
"Tapi kamu nggak boleh seperti itu, tunangan kamu pasti akan kamu pasti akan marah. Aku nggak mau cari keributan, Ta. Aku nggak bisa, walau pun aku juga sangat menginginkan mu tapi aku sadar, kalau aku nggak boleh bersikap egois,..."ucap Dimas melepaskan tangan nya yang di pegabg Anita.
"Ini salah, aku nggak bisa"kata Dimas, kemudian berlalu meninggalkan Anita yang terduduk sambil menangis.
"Tapi aku cintanya sama kamu Dim.."ucapnya lirih.
___
Setelah kejadian di rooftop tadi, Dimas tidak bisa melanjutkan kerjany. Pikirannya kacau dan moodnya sedang berantakan.
Dimas pergi kerungan Beni dan minta izin pulang cepat . Dia mengatakan pada Beni kalau badanya sedang kurang sehat.
Sesampainya dirumah, Dimas langsung masuk kedalm kamar. Dia butuh tidur untuk menenangkan pikirannya.
___
"Apa yang terjadi ya di antara mereka? Apa kalian liat tadi ekspresi nya gimana?"tanya Bima
"Hey, udah nggak usah jadi mak lambe deh lo"Kata rizal
"Tau nih, apa pun yang terjadi yang jelas ini adalah hal serius" ucap Yoga.
"Tapi kayaknya bakalan seru deh, kali ini"tambah Yoga.
"Kabarnya ya, Dita itu nggak akan mau menyerah. Dia itu akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau"ucap Rizal.
"Lo tau dari mana?"tanya Bima, sambil minun Es tehnya
"Gue tau dari Fita, saudaranya Dita"jawab Rizal
"Fita, mantan lo itu kan?"tanya yoga
"ehem... iya."balas Rizal
"Jadi kita harus gimana? Nggak mungkin kan kita hanya diam dan jadi penonton gini"kata Yoga.
"Kita harus bantu dong, tqpi nggak boleh ketara, soalnya kalau ketara kita bantuin Dimas atau Anitanya, anggota Geng Dita bakal ngamuk dan mereka itu sangat kejam"ujar Rizal
"Gila, ngeri juga tu cewek"ucap Bima bergidik ngeri.
___
Malam hari nya, Dimas terduduk di tepi jendela, dia menatap langit, dimana di sana cahaya bulan menyinari alam semesta.
"Kenapa aku nggak tau sih, kalau dia tuangannya orang?"
"Dan kenapa aku nggak cari tau lebih dalam dulu tentangnya" gumamnya lagi dengan gusar
Dimas memegang bibirnya," tapi tadi dia membalasnya,"gumamnya.
Ada secercah kebagian dalam diri Dimas jika mengingat kejadian tadi siang. Tapi lagi - lagi kata - kata Anita mengatakan kalau dia sudah punya tunangan.
Dasar cewek, kalau sudah jadi punya orang lain tu, jangan lah suka ngasih harapan buat cowok yang lain.
___
Diain tempat Anita pun tak jauh beda dengan Dimas, dia duduk termenung di atas tempat tidur. Dia sedang bingung, ada apa dengannya kenapa dia bisa tergoda dengan pria lain.
Dan ini bukan salah pria itu, melainkan dirinyalah yang telah memberikan harapan atau peluang pada orang itu.
Drrrrrrttt..... Drrrrrtttt....
Anita menatap ponselnya yang sedari tadi terus berdering, Anita tau kalau itu adalah Darwin sang tunangan.
___
Darwin yang sedari tadi terus berusaha menghubungi Anita pun jadi kesal. Tidak biasa - biasanya kekasihnya itu tidak menerima panggilannya.
"Apa dia sedang lembur?"gumamnya.
"Tapi biasanya kalau pun dia lembur, dia tetap menerima panggilanku."gumamnya, Darwin masih belum mebyerah dia terus menghubungi Anita.
"Haish...."Darwin mulai kesal. Sudah 2 hari bukan 2 hari tapi ini sudah seminggu Anita bersikap aneh padanya, ada apa sebenarnya..
Darwin yang tak mau putus asa pun, memutuskan untuk menghubungi Nabila teman setempat kerja Anita. Untuk dulu Darwin sempat meminta nomor Nabila pada Anita.
Darwin menggenggam erat ponselnya, saat Anita mengatakan kalau Anita sednag di rumah dan mereka tidak lembur.
Kalau bukan kerja, lalu sedang apa gadis itu, kenapa dia tidak menjawabnya?
"Kamu kenapa kak?"tanya Boy, menghampiri kakaknya yang sedari tadi dia perhatiin sangat gusar. Karena merasa khawatir, Boy pun memutuska. Untuk bertanya.
"Ini, Anita nggak bisa di hubungi"jawab Darwin.
"Mungkin dia lembur, kan di PT seperti itu sering ada lemburnya."ucap Boy, mencoba memberian pengertian.
"Tidak, tadi aku juga sudah menghubungi temannya dan dia mengatakan kalau Anita sudah pulang lebih awal hari ini"kata Darwin.
"Udah positif tingking aja kak, jangan marah - marah gitu"kata Boy.
Darwin diam, menatap Boy." Aku akan menyusulnya besok" ucap Darwin yang sangat mengejutkan Boy.
"Apa? Apa kau serius kaka, tapi kerjaanmu yang di sini bagaimana?"tanya Boy kaget.
"Kau yang urus!"ujar Darwin berlalu pergi.
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments