Dimas duduk di lantai,l "bapak jahat bnaget sih, saya capek banget ini... Dosa loh pak, nggak mau maafin orang"Kata Dimas dengan muka memelasnya.
"Hahaha.... Siapa suruh, pulang telat"kata Henri tertawa lepas.
"Sudah ... Sudah ayo duduk sini, kita makan"Henri menepuk tempat di sebelanya. Dimas tersenyum dan duduk di sebelah Henri.
"Apa bapak tau, aku tu juga sangat lapar"kata Dimas bersiap menyantap nasi gorengnya.
"Emang nggak di kasih makan sama teman kamu itu?"tanya Henri, memakan martabarnya.
"Dia mana pekaan pak, saya cuma di kasih minum teh doang"ucap Dimas dengan mulut penuh dengan makanan.
"Ih.. Telan dulu makanannya baru ngomong, liat nih muncrat - mucrat kamu"kata Henri menambil tisu.
"Hehe... Maaf pak" Ucap Dimas.
Mereka pun melanjutkan acara makan mereka dengan selingan cerita yang Unfaedanya. Dimas seolah lupa kalau besok dia harus masuk kerja jam 7 pagi.
____
Keesokannya, Yoga membersih kan mesin pemotongan karena dia operator jadi dia juga harus ikut andil untuk merawat alat itu. Meski pun mereka sudah ada pekerja yang bertugas untuk membersihkan alat - alat di mesin di sana.
Rizal datang menghampiri Yoga, "Ga, lu liat Dimas nggak?"tanya Rizal.
"nggak ada, dari tadi gue juga nyariin dia"jawab yoga
"Kemana sih tu bocah"ucap Rizal menggaruk kepalanya. Mereka sangat membutuhkan Dimas untuk melaporkan kekurangan bahan dan juga mereka ingin meminta izin tidak bisa kerja karena mesin dalam perawatan.
"Mana ponselnya nggak aktif lagi."Gerutu Yoga.
Tak lama Bima pun datang, dan dia juga sedang mencari keberadaan Dimas.
"Rese banget sih, mana gue mau cepat lagi"
Hampir semua orang mencari Dimas, karena Dimas adalah orang yang sangat penting atau Dimas adalah perantara antara karyawan dengan Benni sang mandor.
Semua karyawan sangat tidak ingin berhubungan dengan Benni, karena akan runyam jadinya, jika berhadapan dengan pria itu. Hanya Dimas yang bisa berhadapan dengan Benni. Dan sekarang kemana dia?
Sementara itu, Dimas dan juga pak Henri masih nyaman akan tidur Indahnya. Karena kelelahan semalam, Dimas dan Henri sangat malas pun sangat alas ,sehingga mereka berdua tidur di sofa berdua.
Dimas menggeliat, seketika Dimas terhambur saat melihat jam dinding dekat Tv, menunjukkan pukul 10.
"Astaga"Dimas berlari menuju kamar mandi tanpa memperdulikan Pak Henri yang terjadi oleh nya.
"Benar - benar deh tu anak"gerutu pak Henri mengusap bokongnya.
Dalam waktu 10 menit Dimas keluar kamar dengan setelan kerjanya.
"Pak saya pergi dulu, bapak nanti kalau pergi jangan lupa kuncinya ya"ucap Dimas sambil memasang sepatu.
"Kamu perginya pake apa?"tanya Henri.
"Taxy online, radi pas mau mandi udah aku pesan , dan sekarang abangnya udah nungguin di depan"ucap Dimas.
"Aku pergi... Assalamualaikum" Dimas mencium tangan Henri kemudian berlari keluar.
Henri yang melihat itu pun hanya tersenyum dan menggeleng.
____
Sesampainya di PT Dimas langsung di serbu sama semua karyawan yang memang sedari tadi mencarinya.
"Lu dari mana aja sih Dim, di cariin juga"kata Yoga
"Tau nih, dasar bocah"tambah Rizal
Dimas hanya cengengesan, "Maaf gue telat bangun"ucapnya
"Sini, sini kalian mau apa?"tanya Dimas, sambil memegang bukunya.
Pletak...
Bima menjitak kepala Dimas."Awww.... Sakit ogeb"keluh Dimas, sambil menggosok kepalanya yang terasa sakit.
"Biarin, biar lo tau rasa. Gerem gue sama Lo Dim, pengen gue cubit tu ginjal"ucap Bima dengan nada geram
"Lo kenapa sih Bimn Salah gue apa?"tanya Dimas. Ketiga sahabatnya dan beberapa karyawan menatap Dimas tajam.
"Lo masih berani nanya salah lo dimana?"tanya Rizal.
"Coba deh lu lihat sekarang jam berapa, DIMAS BUDI TAMA!..."seru Yoga sambil menunjuk kearah jam dinding yang terpampang besar di deoan mereka.
"Iya gue tau sekarang udah jam 11 san, terus kenapa?"tanya Dimas yang masih belum mengerti
"Bener - bener deh lu ya Dim, lo lupa apa gimana sih. Hari ini tu kita jadwal pembersihan alat dan ruangan, dan di saat seperti ini tu lu sangat di butuhkan OGEB"jelas Rizal
Dimas terdiam, dia benar - benar lupa soal ini. Pantas saja semua orang marah padanya, ternyata karena ini.
"Ma maaf"ucap Dimas menunduk
"hufftt... Telat, kita udah di semprot sama bang Benni dan itu semua salah lo. Gue mau lo harus tanggung jawab"ucap Bima
"Bener, lo harus tanggu jawab dengan kita semua"tambah yang lainnya.
"Terus gue harus gimana?"tanya Dimas pasrah.
"Lo harus traktir kita semua.."ucap Yoga yang di angguki ole semuanya.
"APA?... Itu bukan pertanggung jawaban, tapi pembunuhan secara perlahan"kata Dimas dengan cepat.
"Kita nggak mau tau pokoknya lo harus traktir kita"
Dimas diam sejenak, kemudian dia tersenyum. "Kalian mau traktirkan?"tanya Dimas dan di angguki oleh semua karyawan.
"Oke, kalau gitu tunggu sebentar"ucap Dimas, dia pun berlalu pergi
Semua orang saling pandang, tumben seorang Dimas Budi Tama mau mengeluarkan uang untuk orang lain.
"Ini serius?"tanya Bima pada Yoga. Yoga menggeleng tak tau.
"Kita liat aja nanti"sambung Rizal.
Tak lama Dimas pun kembali menghampiri mereka sambil menenteng paper bag yang lumayan besar
" Oke, sekarang semua orang berbaris!"seru Dimas, dengan tertib pun mereka berbaris tanpa banyak bertanya.
"Ini kan yang kalian mau, teman - temanku"ucap Dias mengeluarkan sebungkus roti dan air kemasan.
Semua orang yang awalnya penasaran, akhirnya mereka pun tertawa ngakak. Mereka tidak menyangka kalau Dimasa akan memberikan mereka roti dan air kemasan.
"Oh sahabatku sayang, ayo ini roti kesukaan lo pada"ucap Dimas memberikan bagian untuk Bima, Yoga dan Rizal.
"Dim, lo dapat ide dari mana?"tanya Yoga melihat Rotinya
"Cerdas gue kan, yaudah gue mau ke ruangan Bang Ben, dulu."ucap Dimas tesenyum.
"Dim, doa dulu sebelum masuk keruangnnya Bang Ben" teriak Bima, semua karyawan pun tertawa mendengarnya.
Dimas mengacungkan jempolnya pada mereka. Dengan santai Dimas melangkah ke ruangan Benni. Sebenarnya dia sedikit ngeri berhadapan dengan Benni sekarang. Karena dia tau kalau pria itu pasti sedang menahan amarah untuk dirinya.
Tok tok tok...
"Masuk!"saut Benni dari dalam, Dimas pun masuk kedalam ruangan dengan wajah ceria seolah dia tidak ada melakukan ke salahan.
"Selamat siang bang Benni yang tampan dan menggemas. Ini tadi aku beli roti untuk kamu"ucap Dimas meletakkan sebungkus roti di hadapan Benni.
"ini sogokan?"tanya Benni dengan nada tak bersahabat.
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments