Berdebar

Sudah 4 bulan Dimas bekerja, dia sudah bisa mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik. Dia selalu mendapatkan pujian dari mandor dan juga atasannya.

Seperti perkataannya, sekarang Dimas sangat dekat dengan Beni, bahkan sekarang dia sudah menjadi asisten mandor, yaitu asisten Beni sendiri.

Dengan sekejap Dimas sidah bisa jadi orang keercayaan di sana. Dan dia juga menjadi pria yang tepopuler disana, dia sangat di kenal dan di minati oleh kaum hawa.

Siang itu Dimas dan ke 3 temanya sedang istirahat di kantin.

"Dim, lo tau nggak kalau di sini ada karyawan baru, orangnya cakep banget."kata Yoga, Dimas hanya diam mendengarkan.

"Tapi kali ini lo nggak akan bisa naklukan dia, percaya deh sama gue."sambung Rizal

Dimas menoleh kearah Rizal." Lo yakin, gue nggak bisa dapatin dia?"tantang Dimas.

"Iya lah, gue yakin lo nggak bakal bisa dapetin yang satu ini."

"Kenapa lo seyakin itu?"tanya Bima.

"Ayolah Bim, apa lo nggak tau kau dia sangat susah untuk di dekatin, udah banyak yang coba, tapi hasilnya selalu nihil, dan nyesek"kata Rizal

"Kalau gue bisa, gimana?"tanya Dimas, ya g mulai merasa tertarik.

"Hmm.... Kalau lo bisa dapetin dia, gue kasih setengah dari gaji gue"ucap Rizal yakin.

"Wiiii... Berano banget lo Zal!"seru Bima menepuk bahu Yoga, yoga tersenyum smirk pada Bima. Mereka berdua seolah sudah tau hasilnya.

"Beneran lo ya, awas kalau nggak lo kasih." Dimas sangat suka jika sudah begini.

___

Pulang kerja Dimas tidk langsung pulang, dia berdiri di gerbang PT. Dia menunggu seseorang. Dari kejauhan Dimas sudah melihat seorang cewek keluar dari pintu Pt. Dimas tersenyum dan menghampirinya.

"Hai,..."Sapa Dimas, namun sang cewek hanya diam dan berlalu pergi.

"Gila, bener kata mereka dia sangat dingin dan cuek"gumam Dimas tersenyum. Walau pun di cuekin tapi dia suka, karena selama ini tidak ada yang bisa menolak pesonanya di PT ini.

"Kita tunggu tanggal mainnya, sayang" gumamnya lagi

Dimas pergi pulang dan melakukan rutinitasnya, tapi malam ini Dimas masak agak banyak, karena malam ink Pak Henri akan membawa keluarganya untuk makan malam di rumahnya.

Dimas sudah dianggap seperti anak sama pak Henri, bahkan istri pak Henri pun begitu baik dengan Dimas. Sebulan di sini, istri pak Henri tiba - tiba mengiriminya kulkas dan selalu memastikan isinya tetap penuh tanpa ada yang kurang sedikit pun.

Setelah semuanya beres, Dimas membersihkan dirinya. Tidak mungkin dia makan malam dengan mereka dengan keadaan tubuh yang sangat bau, mau taruh di mana mukanya nanti.

Tok tok tok...

Dimas bergeges keluar kamar, membukakan pintu. Betapa kagetnya Dimas saat buka pintu ternyata di sana juga ada ibu Mayang mantan bosnya dulu saat bekerja sebagai pelayan ampera.

"Ibu.."Dimas senang.

"Hai, Dimas"sapa Bu Mayang tak kalah senang, entalah dia sangat merindukan mantan karyawannya itu.

"Kamu kalau ketemu Mayang, lupa deh tu sama kita"sungut pak Henri, cemberut. Semua anggota keluarganya yang lain menahan tawa. Hanya pada Dimas lah pak Henri bersikap manja seperti ini. Kalau di rumah atau di depan orang lain , pak Henri akan bersikap tegas dan sedikit dingin.

"Haha... Bapak ini, aku kan ketemu bapak udah sering dan kalau sama Ibu aku udah lama nggak ketemu"ucap Dimas tertawa geli melihat tingkah bapak angkatnya itu.

"Idihhh... Geli gue liat lu kayak gitu.lucap bu Mayang menjitak kepala Henri.

"Mah, lapar."rengek anak pak Henri yang pailng kecil bernama Putra.

"Adek udah lapar, ayo kita makan. Abang udah masakin makanan kesukaan adek."Dimas menggendong Putra ke meja makan.

___

Keesokan harinya, Dimas menunggu cewek incarannya yang bernama Anita. Dimas segaja tidak istirahat dengan ketiga temannya, dia ingin mendekati Anita.

Dari kejauhan Dimas melihat Anita yang sedang berjalan bergandengan tangan dengan temannya.

Melihat Anita tertawa, jantung Dimas tiba - tiba berdesir. " apa ini?"gumam Dimas memegang dadanya.

Saat Anita mulai mendekat, Dimas hendak menyapanya namun tangannya keburu di gandeng oleh seorang wanita.

"Hai sayang"ucap gadis itu. Anita melihat kearah Dimas dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Siska?"Dimas menatap Siska dengan tatapan tak suka.

"Kamu apa - apaan sih, ain gandeng - gandeng segala." ujar Dimas menepis tangan Siska.

"Kenapa, biasanya kan juga seperti ini"balas Siska.

"Anita, apa lu lihat cowok itu?"tanya Lexy, Anita mengangguk.

"Pokoknya bagaimana pun caranya, lu harus hati - hati sama dia"kata Lexy.

"Lah kenapa? Apa dia memiliki penyakit menular?"tanya Anita.

"Bukan iti, dia itu buaya berkedok domba di PT ini. Apa lu tau, hampir semua karyawan wanita di sini tu mantannya"ujar Lexy.

"What?"Anita kaget, gila banget nggak tu.

Lexy mengangguk, "dia sangat berbahaya, dia hanya membutuhkan waktu seminggu untuk menjalin hubungan dan bahkan ada yang nggak sampai seminggu udah di putusin sama dia"kata Lexy, Anita menggeleng dan bergidik ngeri.

Dimas yang bisa mendengar perkataan Lexy pun jadi kesal, bisa - bisanya cewek itu menjelek - jelekan namanya di depan Anita.

Dimas harus memutar otak agar bisa mendekati Anita, karena sepertinya Anita tidak sama dengan tipe cewek - cewek yang kebanyakan.

Dimas pergi ke kantin, menghampiri ketiga sahabatnya dengan muka yang di tekuk.

"Kenapa tu muka, lecek banget?"saut Rizal. Yoga dan Bima melihat learah Dimas.

"Kenapa Dim?"tanya Yoga.

"Gue kesel banget sama Lexy"jawab Dimas.

"Kenapa dengan dia?"tanya Bima.

"Sebelum gue jawab, tolong ambilkan makan siang gue! Gue lagi malas banget nih."ucap Dimas menyuruh Yoga.

"Ah elah, rese banget lu pake nyuruh gue segala."dengus Yoga, tapi dia tetap pergi mengambil makanan untuk Dimas.

"Gimana, apa lu udah bisa deketin dia?"tanya Bima.

"Sabar, kita tunggu Yoga dulu. Gue males ngulang cerita ."ucap Dimas.

"Njir gini amat yak. Kalau lagi penasaran"sungut Bima. Dimas tersenyum mendengar kekeaalan para sahabatnya.

Dari sudut matanya, Dimas melihat Anita yang sedang makan dengan Lexy dan beberapa karyawan paruh baya lainnya.

Anita terlihat sangat ramah dan baik Terlihat dari cara dia berbicara dengan orang yang lebih tua daeinya. Dimas tersenyum melihat tingkah Anita yang sedang mengunyah makanan. Entah kenapa semua gerak - gerik Anita terlihat sangt menarik bagi Dimas.

Bima dan Rizal tersenyum jahil saat mendapati Dimas yang sedang memperhatikan Anita. Mereka tau kalau Dimas sudah jatuh hati beneran dengan gadis itu. Karena sikap Dimas sangat berbeda dengan Anita . Kalau dengan cewek lain terihat kalau Dimas lah yang dikejar, tapi kalau ini justru sebaliknya.

"Kena lu Dim..."

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!