Tak berselang lama Tuan Maximo benar-benar masuk ke kamar wanita yang belum diketahui siapa nama wanita itu. Namun sebelum mereka berdua benar-benar masuk, wanita itu sempat memberi tatapan mengejek pada Alea padahal dia sama sekali belum mengenal.
Melihat hal itu, Helda yang juga kebetulan berada tak jauh di sana segera membawa Alea ke kamarnya.
"Sudah jangan hiraukan apapun yang wanita-wanita disini lakukan." Katanya setelah sampai di kamar.
"Aku ingatkan, Alea. Semua wanita yang menjadi koleksi Tuan Maximo itu saling berebut perhatian nya. Mereka akan melakukan segala cara demi bisa menyenangkan Tuan Maximo dan membuat Tuan Maximo luluh. Bahkan tak jarang mereka terjadi konflik saling menjatuhkan. Mereka akan iri pada wanita yang di ajak tidur Tuan. Kau harus berhati-hati, dan ku sarankan jangan pernah berinteraksi pada mereka untuk meminimalisir perbuatan jahat yang akan mereka lakukan pada mu." Jelas Helda panjang lebar dengan penuh keseriusan.
"Baik, Helda. Akan ku ingat pesan mu." Sahut Alea walau sebenarnya masih sedikit belum mengerti. Apakah orang-orang di sana benar-benar jahat seperti yang diceritakan Helda tadi hanya agar Tuan Maximo mengajak tidur? Masih tak percaya saja rasanya, padahal dia andai disuruh memilih lebih baik jangan pernah ditiduri sang Tuan. Memang nya apa hebatnya dia? Tampang nya saja yang menawan, tapi hatinya lebih busuk dari iblis terjahat di jagat raya.
"Ngomong-ngomong, apa yang kalian bicarakan? Kenapa Tuan terlihat sangat marah?" Tanya Helda penasaran. Padahal sejak tadi pagi Tuan nya keluar kamar, wajah nya terlihat cerah dan tak ada masalah apapun. Helda pikir setelah mereka bertemu Tuan Maximo akan semakin gembira, nyata nya tidak.
"Aku tadi minta syarat yang tak bisa dia lakukan, setelah itu dia marah." Alea menghela nafas berat. Memang tidak seharusnya dia meminta permintaan lancang itu. Tapi menurut nya itu perlu diutarakan karena dia memang jijik jika harus berbagi di waktu yang bersamaan.
"Apa syarat yang kau ajukan?" Tanya Helda yang sedikit syok mendengar nya. Selama ini belum pernah ada wanita nya Tuan Maximo yang meminta syarat. Karena mereka akan dengan suka rela melayani sang Tuan, berbeda sekali dengan Alea yang justru menolak dan memberontak saat Tuan nya menginginkan.
"Aku meminta syarat..." Dan Alea pun menjelaskan semua nya yang tadi mereka bicarakan, termasuk tuan Maximo yang berjanji akan mengutus seseorang untuk menjaga ayahnya.
"Bodoh! Kenapa kau memberi nya syarat seperti itu? Pantas saja dia marah. Apa kau tak tahu kalau Tuan Maximo itu seorang casanova yang selalu menjelajah para wanita. Jadi mana mungkin dia bisa tahan hanya menyentuh satu wanita?" Kata nya dengan hati dongkol. Pantas saja tuan nya tak mau menuruti syarat Alea, ternyata itu adalah syarat yang tak mungkin bisa Tuan Maximo penuhi.
"Ck, dasar kelainan! Tidak takut kena penyakit ya?" Tanya nya bersungut-sungut.
"Mana ku tahu, kau tanyakan saja pada Tuan!" Jawab Helda ketus. Alea memang selalu keras kepala, dibilang untuk kebaikan nya juga tetap masih ngeyel. Huh, untung saja dia baik hati dan tidak sombong.
"Ck, kau ini." Alea jadi ikutan kesal. Entah karena perdebatan ini atau karena Tuam Maximo yang membuat nya kesal. Dia merasa hati nya sedang tak baik-baik saja.
"Ya sudahlah, aku pergi dulu. Kalau ada apa-apa langsung cari aku." Kata Helda seraya melangkah dari ruangan itu.
"Uh, Helda. Kau memang yang terbaik." Alea tak sabar untuk tak memeluk Helda. Dia bahkan lari mendekati Helda yang sudah berada di ambang pintu dan memeluk nya.
.
.
.
Di tempat yang sama namun di ruangan berbeda, Tuan Maximo sedang menikmati servis dari wanita nya yang bernama Giselle. Posisi Tuan Maximo berbaring di atas ranjang sedangkan Giselle merangkak di atas tubuh nya dan menjilati seluruh tubuh Tuan nya yang sudah dilucuti pakaian nya.
Seperti kebanyakan wanita panggilan lain, Giselle melakukan tugas nya dengan baik menggunakan mulut nya hingga membuat Tuan Maximo tak tahan untuk tidak mendesis. Hampir saja meledakkan sesuatu yang berasal dari bawah sana setelah mendapatkan pijatan yang lumayan lama.
Saat dia sudah benar-benar tak tahan, Tuan Maximo segera menggulingkan wanita itu hingga posisi nya berbalik menjadi Tuan Maximo yang berada di atas. Dia menyerang bibir wanita itu dan tangan nya memegang kendali dengan menyentuh seluruh area sensitif wanita itu. Perbuatan Tuan Maximo yang terlihat sangat tidak sabaran itu membuat Giselle merasa menang karena telah membuat Tuan nya tak berdaya. Dia mengeluarkan suara-suara mendayu-dayu dengan keras agar semakin membuat Tuan nya tergoda. Namun, yang di harapkan tak sesuai kenyataan karena saat akan memasukkan benda tumpul itu, Tuan nya tiba-tiba berhenti membuat wanita yang dibawah nya berhenti bergerak, dia menatap Tuan nya yang sedang memikirkan sesuatu.
"Ada apa, Tuan?" Tanya nya setelah beberapa detik tapi tuan nya belum juga melakukan kegiatan inti yang sejak tadi sudah dinantikan wanita itu.
Tuan Maximo masih belum menjawab, dia terdiam dengan tatapan mata sulit di artikan. Karena Tuan nya belum juga memasukan benda yang sejak tadi sudah di arahkan kepada nya, wanita itu berinisiatif memasukkan sendiri. Namum yang didapat justru sentakan keras Tuan nya.
"Apa yang kau lakukan?!" Bentak nya. "berani-beraninya kau melakukan nya sendiri!" Tuan Maximo terlihat begitu marah. Dia bahkan sampai mencengkeram kuat rahang wanita itu.
"T-tuan, bu-bukankah Anda menginginkan nya?" Tanya nya dengan terbata-bata. Dia takut sekaligus merasakan sakit akibat cengkraman itu yang terlalu kuat.
"Siapa bilang?! Aku sudah tak butuh tubuh mu!" Kata Tuan Maximo lalu melepas kasar cengkraman itu. Setelah nya, Tuan Maximo segera bangkit dari sana dan menutupi tubuh nya dengan handuk berbentuk kimono lalu keluar dari sana.
Tujuan nya saat ini adalah ke kamar wanita yang sudah berani-beraninya mengusik pikiran nya. Dia berjalan tegas dengan nafas memburu dengan langkah lebar. Amarah itu begitu terpancar nyata, dan siapapun yang melihat nya akan takut dengan ekspresi wajah itu.
Saat berada di kamar yang bertuliskan nama seorang wanita, ia membuka kasar pintu kamar itu hingga membuat wanita yang ada di dalam nya terjingkat kaget.
"Tuan?" Tanya Alea tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Saat Tuan Maximo berjalan kearah nya dengan tatapan tak lepas diri nya membuat hati Alea ketar-ketir, apalagi melihat tatapan Tuan nya itu. Andai bisa, dia benar-benar ingin menghilang saja.
"Kau ingin aku hanya berhubungan dengan mu tanpa menyentuh wanita lain kan? Maka lakukan tugas mu!"
Brukk
Tuan Maximo mendorong keras tubuh Alea ke atas ranjang karena tadi berada di pinggiran ranjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ𝐌𝐀⃝🥀𝐗&VIVY🧸ᴼᴺᴼᶠᶠ
mau ny sm lubang nya alea yg mengigit buat btng nya maximo.. gk akn beraksi klo sm lbng lain
2023-03-07
1
☠ᵏᵋᶜᶟ𝐀⃝🥀𝐒𝐇𝐀ᶠᴬ🤎🔵
heh sok menolak sarat, tapi nyatanya anu juga 😒
2023-03-07
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝐀⃝🥀𝐒𝐇𝐀ᶠᴬ🤎🔵
Tuan mu itu penyakitan Al. semoga saja anu nya jeoat koit 🤣🤣🤣 biar dia menderita gak bisa lagi gonta ganti lobang🤣🤣✌
2023-03-07
0