Alea tak lagi berkata apapun. Dia sedikit memalingkan wajah ke samping agar pandangan nya tak beradu dengan mata tajam Tuan Max yang akan semakin membuat nya terluka.
Tuan Maximo berjalan menuju kamar pribadi nya lalu keduanya duduk di ranjang dengan posisi masih seperti semula yaitu Alea berada di pangkuan Tuan Maximo dengan tubuh berhadap-hadapan setelah tadi tak lupa mengunci pintu kamar.
"Hei, apa ada yang salah?" Tanya Tuan Maximo lembut seraya mengarahkan dagunya agar bisa menatap dirinya. Tuan Maximo melihat ada genangan air di pelupuk mata Alea, dia sendiri tak tahu yang membuat nya seperti itu. Padahal dipikir-pikir, menurut nya tak ada yang salah dari perkataan nya tadi.
"Jawab aku, Alea." Tanya nya lagi. Tuan Maximo sedikit menekan kalimat nya agar Alea mau membuka suara. "Apa aku ada salah? kalau kau terus diam? Bagaimana aku tahu letak kesalahan ku?" Tanya nya sedikit frustasi.
Sejak kapan Tuan Maximo menjadi selembut dan sesabar ini? Jika diingat-ingat, kedatangan Alea ke kehidupan Tuan Maximo belum terlalu lama, tapi sepertinya wanita itu sudah memberi pengaruh besar. Entah perlakuan ini hanya untuk Alea atau terhadap semuanya? Yang jelas, sejak dulu Tuan Maximo belum pernah satu kali saja memperlakukan orang lain hingga sesabar ini apalagi sampai bertanya di mana letak salah nya. Ini merupakan fenomena langka yang seperti nya perlu dijadikan sejarah.
"Anda tidak salah apapun, Tuan. Saya yang salah," Katanya seraya menghela nafas kasar. "Saya saya karena terlalu berharap tinggi. Saya salah karena hampir terlena dengan perlakuan spesial Anda kepada saya. Dan Anda sangat benar, mengingatkan saya bahwa posisi saya hanya lah seorang budak sekks Anda yang sewaktu-waktu bisa Anda buang kapan saja Anda mau setelah merasa bosan." Kata nya lagi terkekeh pelan, namun air mata itu jelas-jelas hampir saja terjatuh jika Alea tidak segera menahan nya. Tidak! Alea tidak akan menangis dihadapan Tuan Maximo lalu membuat nya iba. Jika seperti ini Alea seperti sedang menjual kesedihan dan berharap akan di beri harga mahal oleh Tuan Maximo.
Ya, walau yang dikatakan nya tadi memang terdengar menyakitkan, tapi harus dikatakan karena memang seperti ini lah faktanya.
"Tapi Anda tidak perlu merasa bersalah atau kasihan, karena yang saya katakan itu HAMPIR terlena, yang artinya belum terjadi." Cih pede sekali Alea, dia mengatakan jangan merasa bersalah atau kasihan? Memang siapa yang merasa bersalah apalagi kasihan terhadap nya? Alea ini benar-benar pede sekali!
"Alea," Panggil Tuan Maximo menggeram pelan. Dia tak menyangka Alea mengatakan seperti ini. Antara marah dan merasa sedih bercampur menjadi satu.
Setelah berhubungan beberapa kali dengan wanita ini, Tuan Maxim merasa dirinya hidup kembali. Dia merasa damai saat menatap bola mata teduh Alea yang terdapat banyak luka di sana. Dan Tuan Maxim tak bisa memalingkan tatapan nya jika sudah menatap wajah Alea yang membuat nya damai.
"Jangan bahas lagi. Apa yang kau katakan itu belum terjadi," Sahut Tuan Max menahan kekesalan nya. Dia tak ingin marah pada Alea, tapi kenapa wanita itu sejak tadi seperti sedang menguji kesabaran nya?
"Tapi saya harus lebih dulu membentengi diri agar tidak lupa dengan status saya, Tuan. Dan saya harap Anda tidak perlu memperlakukan saya dengan baik, lebih baik Anda bersikap seperti awal kita bertemu." Sahut Alea yang berhasil membuat Tuan Maximo berada di puncak kesabaran nya.
Rahang Tuan Maximo mengeras dengan tatapan tajam mematikan, dua tangan nya mencengkeram kuat pinggang Alea yang sejak tadi dipegang untuk menahan rasa berkecamuk di hati.
"Cabut kata-kata mu, Alea." Perintah nya dengan suara berat dan tatapan tajam mendominasi. Jika orang lain sudah ketakutan bahkan sampai kencing di saat itu pula, tapi tidak dengan Alea. Entah dia dapat keberanian dari mana, Alea justru tersenyum menanggapi nya.
"Tidak, Tuan. Saya tidak akan mencabut kata-kata itu."
Shitt! Kesabaran Tuan Maximo sudah habis. Dia segera menggulingkan tubuh Alea lalu menindihnya dengan tangan beralih mencengkeram kuat rahang Alea sampai wanita itu terbatuk-batuk.
"Cabut kata-kata mu atau kau akan menyesal!" Perintah Tuan Maximo keras. Amarah nya sudah memuncak tapi pendirian Alea masih kuat.
"Ti-tidak, silahkan siksa saya sepuas Anda. Siksa saya sampai mati!" Kata Alea penuh keberanian. Air mata nya sudah keluar sejak tadi saat merasakan rahang nya sangat sakit karena terlalu kuat cengkraman itu hingga tulang nya berbunyi. Tapi dia tak akan menyerah begitu saja.
Menurut nya lebih baik diperlakukan buruk seperti ini dari pada dimanja hanya sementara waktu lalu setelah nya dibuang seperti seonggok sampah.
"Hahaha..! Benarkah?! Rupanya kau benar-benar ingin menantang ku, Alea!! Rasakan ini! Aku akan menunjukkan apa yang disebut siksaan!!"
Srekk srekk srekk
Tuan Maximo merobek bajunya sendiri hingga keadaan nya polos dan beralih merobek kasar jas yang dipakai Alea hingga kancing-kencing besar nya tercecer kemana-mana.
Plokk!
"Aaaa...!" Tanpa melakukan pemanasan apapun Tuan Maximo memasukkan tumpul nya ke dalam lubang Alea dengan sangat keras. Alea merasa bagian inti nya seperti terbelah mejadi dua, sangat sakit dan perih. Namun belum hilang rasa sakit itu Tuan Maximo sudah menggerakkan tubuh nya dengan sangat brutal hingga membuat nya kesulitan bernapas. Dua tangan nya memainkan dada Alea dengan sangat bringas hingga membuat bagian puncak nya terasa sangat perih setelah dipelintir sangat keras dan rasanya seperti akan putus.
Plakk plakk plakkk
"Rasakan ini!! Bukan kah menginginkan nya?! Ayo, mendessah lah dengan keras, budak!!" Bentak nya setelah memberi tamparan beberapa kali di dada Alea hingga meninggalkan bekas kemerahan.
Meski ini terasa sangat sakit tapi Alea tetap mencoba menuruti permintaan Tuan nya, Alea tetap mendesaah walau nyatanya dia ingin menjerit kesakitan.
Dan Tuan Maximo semakin murka melihat nya, dia tak habis pikir Alea masih mendessah padahal jelas-jelas dia bisa melihat kalau Alea kesakitan dan sedang menahan jeritan nya.
Melihat akan hal itu, Tuan Maximo semakin mempercepat gerakan nya dengan tangan nya yang terus menampar dada dan pipi Alea hingga sudut bibir nya berdarah. Dia hanya ingin tahu seberapa lama akan bertahan? Tuan Maximo sangat tidak suka dengan wanita yang pura-pura kuat padahal sebenarnya menahan sakit.
Plak Plak Plak...,
Alea masih terus mendessah meski mata nya sudah mengeluarkan cairan bening. Dia tak akan membiarkan dirinya kalah.
Dan hal itu semakin membuat Tuan Maximo frustasi. Menatap tatapan mata Alea yang penuh luka itu bercucuran air mata membuat hatinya berdenyut nyeri apalagi melihat penampilan Alea yang sudah tak karuan akibat ulah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
semoga setelah ini kamu bisa menyadari dirimu Maxsimo, apa yang kamu lakukan salah gak ada wanita yang mau jadi budak sex
2023-03-07
0
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Smoga Tuan Maximo bener benr berhentid ari kegilaannya .... Dan bisa benar benar ada rasa terhadap Alena...
2023-03-07
0
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
sama2 keras kepala🤦♀️akankah ada yg mau mengalah?
2023-03-07
0