Sekujur tubuh Alea benar-benar terasa remuk redam setelah semalaman Tuan Maximo tak berhenti membuat nya tak berdaya. Dia sungguh tak menyangka, kehidupan yang dulunya serba ada menjadi seperti ini. Menjadi budak seorang pria haus akan kepuasan batin hingga menuntut nya melayani nafsu sang Tuan. Padahal dulunya Alea memimpikan akan memberikan keperawanan pada suaminya kelak. Tapi apa mau dikata, sesuatu yang telah direnggut itu tak mungkin bisa kembali seperti semula.
"Permisi Nona, saya adalah pelayan yang ditugaskan tuan untuk membantu Anda. Setelah selesai bersih-bersih, Anda disuruh segera menghadap Tuan."
Baru saja membuka mata, ternyata sudah dikejutkan dengan suara perempuan berpakaian pelayan yang dapat diyakini sejak tadi sudah berada disampingnya.
Dia ingat, pelayan itu merupakan salah satu dari gerombolan pelayan yang kemarin mencibir nya dan memberi berperilaku buruk pada nya. Lalu kenapa tiba-tiba saat ini berubah menjadi sebaik itu? Apakah matahari sudah terbit dari barat?
"Tidak usah, Aku akan mandi sendiri saja." Tolak nya. Dia masih tak percaya dengan penawaran dari pelayan itu. Jangan-jangan ada niat terselubung dibalik kebaikan nya? Bukan kah sudah seharusnya kita waspada terhadap siapapun? Bahkan saudara nya saja bisa menjual nya ke rumah bordir hingga berakhir menjadi budak nafsu. Lalu bagaimana dengan orang lain yang tak memiliki hubungan kekerabatan apapun? Bukan kah kemungkinan dia akan melakukan kejahatan itu lebih banyak?
Tapi ya sudah lah, yang penting dia tak perlu mempercayai siapapun.
Alea lebih memilih bangkit dari tempat tidur sendiri meski tubuhnya lemas seperti tak bertulang.
Tangan nya begitu gesit melingkarkan selimut untuk menutupi tubuh nya karena dia ingat belum mengenakan apapun.
Saat mencoba melangkah, ternyata area bawah sana memang benar-benar perih. Entah sampai berapa kali Tuan nya menghajar diri nya hingga bagian inti nya terasa sangat ngilu.
Meski begitu, dia tetap berusaha melangkah dengan biasa-biasa saja walau kenyataan nya tetap seperti pinguin.
"Perlu saya bantu, Nona?" Pelayan itu menyadari jika Alea kesusahan berjalan, langsung saja dia memapah Alea. Dia tampak khawatir jika Alea terjatuh, sungguh sesuatu yang tak disangka Alea sebelum nya.
Memang bukan tanpa alasan dia sangat antusias pada Alea, tadi Tuan nya sudah menyampaikan agar bersikap baik pada Alea dan memanggil dengan sebutan nona. Dan jika sampai terjadi sesuatu pada nona Alea maka dia lah yang akan mendapat hukuman. Tentu saja dirinya tak bisa membantah karena itu perintah dari tuan nya, bahkan sampai ketakutan sendiri saat mengingat betapa menakutkan nya Tuan Maximo saat menyampaikan hal itu.
Dia masih ingin hidup lebih lama, dia masih ingin merasakan memiliki kekasih dan menua bersama. Meksi sejak dulu pelayan itu sudah berusaha mencari perhatian Tuan Maximo bahkan terkadang berani menggoda dengan menggunakan pakaian-pakaian minim, tapi tetap saja Tuan Maxim tak pernah melirik nya. Padahal beberapa pelayan lain pernah sampai di ranjang sang Tuan saat Tuan nya menginginkan wanita baru.
"Terimakasih," Alea berhenti saat sudah berada di depan kamar mandi. "tidak perlu membantu ku mandi, kau tunggu lah disini." Sahutnya lagi.
"Baik, nona. Air hangat nya sudah saya siapkan, dan baju ganti juga sudah siap." Kata nya seraya menunduk patuh.
Alea benar-benar dibuat semakin heran dengan tingkah pelayan itu, apakah dia kesurupan?
Kenapa menjadi sangat baik padanya? Padahal jelas-jelas dia tahu kalau status nya hanya lah seorang budak yang bahkan jauh lebih rendah dibanding pelayan, tapi kenapa dia memperlakukan seperti itu? Apa yang sebenarnya terjadi?
Ah, susah lah. Sebaiknya Alea tak perlu memikirkan lagi hal itu. Lebih baik dia cepat-cepat mandi dan menghadap pada sang Tuan. Tak tahu perkara apalagi yang membuat nya harus menghadap pada nya.
Setelah membutuhkan sekitar 20 menit, akhirnya Alea selesai membersihkan seluruh tubuh nya. Rasanya tubuh ini menjadi lebih ringan setelah semalaman dibuat tak berdaya dengan keringat yang terus mengalir membuat tubuh nya tak karuan karena lengket serta lelah.
"Huh, segar sekali rasanya. Aahh ... Setelah lelah yang teramat diguyur air, sekarang tubuh ku menjadi sangat ringan seperti kapas." Gumam nya pada diri sendiri. Dia bahkan tersenyum merasakan tubuh nya benar-benar nyaman setelah menambahkan aroma terapi pada bak pemandian.
Saat Alea kembali ke kamar, ternyata pelayan itu masih ada di sana.
"Ini gaun Anda, nona." Pelayan itu menyodorkan sehelai kain sutra pada Alea. "mari saya bantu mengeringkan rambut." Kata nya yang sudah siap membawa satu handuk ampuh penyerap air.
"Tidak perlu. Aku bisa melakukan semuanya sendiri." Sahut Alea. Dia merasa tak enak karena tiba-tiba diperlakukan seperti ratu.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau tiba-tiba baik pada ku? Apa kau sedang merencanakan sesuatu?" Tanya Alea blak-blakan dengan tatapan memicing penuh selidik.
"T-tidak, nona. Sumpah saya tidak ada maksud apapun. Saya hanya menjalankan tugas atas perintah Tuan. Maafkan saya jika selama ini menganggap Anda budak karena ketidaktahuan saya." Jawab nya sungguh-sungguh dengan nada suara bergetar.
"Aku hanya bertanya, kenapa kau se-takut itu?" Alea jadi tak tega melihat nya. Dia berjalan menuju meja rias yang ternyata bukan hanya ada perlengkapan milik sang Tuan, tetapi juga milik nya. Dia tak akan lagi bertanya pada pelayan, karena sudah pasti ini ulah Tuan Maximo kejam yang doyan sekali lubang.
"Nama mu siapa?" Tanya Alea sengaja mengalihkan perhatian pelayan itu yang terlihat masih sangat gugup. "sejak aku kesini kita bahkan belum kenalan."
"Nama saya Adela, Nona." Jawabnya ragu-ragu. Dia tak menyangka jika ternyata Alea adalah gadis yang sangat baik. Meski sudah menjadi wanita kesayangan Tuan Maximo, tapi dia tak sungkan berinteraksi dengan pelayan.
"A-de-la. Hm, nama yang bagus."
"Maaf jika selama ini sikap saya kurang baik." Jawab nya sedikit takut. Tetapi tangan nya masih bergerak lincah mengeringkan rambut Alea dengan sedikit memberi pijatan disana.
"Sudah, tidak perlu dibahas. Aku tak pernah dendam pada kalian."
Hah, akhirnya Adela bernafas lega setelah mendengar penuturan Alea. Sejujurnya dia sangat takut jika Alea mengadu pada Tuan Maximo. Mengingat bagaimana sikap Tuan Maximo pada Alea, Adela sangat tahu jika Alea adalah wanita kesayangan nya yang semua keinginan wanita kesukaan Tuan Maximo pasti akan dikabulkan, termasuk menyakiti nyawa seseorang.
"Hei, apa yang sedang kalian rundingkan sampai-sampai tak ingat waktu." Tiba-tiba Helda muncul begitu saja dari balik pintu yang berhasil mengalihkan perhatian dua orang itu.
"Cepat lah sedikit, tuan sudah menunggu sejak tadi, Alea."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
dan maximo hanya bisa on sama alea
2023-04-27
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝐌𝐀⃝🥀𝐗&VIVY🧸ᴼᴺᴼᶠᶠ
gw hrap sih maximo bisa luluh sm alea. krna pny msa lalu maximo jd kyk gtu.. smga aja klian nikah
2023-03-07
1
☠ᵏᵋᶜᶟ𝐀⃝🥀𝐒𝐇𝐀ᶠᴬ🤎🔵
klo masih mau hidup lebih lama, jangan jadi orang jahat dull 🤣🤣
2023-03-07
0