Pulang Membawa Alexandra

Setelah beberapa hari tak terlihat batang hidungnya, Tuan Maximo kini sudah kembali ke rumah besarnya yang bisa juga disebut sebagai istana. Tuan Maximo tidak sendiri, dia bersama seorang wanita cantik dan terlihat sangat angkuh yang saat ini menjadi tawanan nya. Dialah Alexandra, wanita cantik pemimpin klan hitam yang baru saja berhasil dilumpuhkan. Dan saat ini, kedudukan Alexandra tidak lebih dari selir Tuan Alfonso yang lain.

Di rumah besar ini, begitu banyak pintu berjejer- jejer yang menandakan begitu banyak ruangan di sana. Dan kesemuanya adalah tempat tidur para selir nya. Ada sekitar dua puluh pintu ruangan dalam satu barisan tempat itu. Masih ditambah lagi beberapa budak yang dijadikan teman ranjang nya. Sehingga tak dapat dihitung sudah berapa banyak wanita yang ditiduri Tuan Maximo Alfonso selama hidup nya.

Kini bertambah lagi wanita spesial Tuan Alfonso, yaitu Alexandra. Dari gelagat nya, sangat terlihat wanita itu sangat kejam dan tak tersentuh. Helda yang disuruh menyambut kedatangan mereka sudah mampu membaca raut wajah wanita yang saat ini dibawa Tuan nya.

"Helda, siapkan kamar untuk wanita ku yang paling spesial." Perintah nya seraya meraba tubuh Alexandra yang masih tertutup baju dan celana hitam ketat yang berhasil menutupi seluruh tubuh nya kecuali Baga dada yang tak tertutup sempurna.

Alexandra memang sangat sekksi, tubuh nya ramping dan menonjol di bagian tertentu berhasil membuat para lawan laki-laki nya mendamba tubuh nya.

"Alexandra, ikutlah bersama Helda dan persiapkan dirimu untuk malam ini." Bisik Tuan Alfonso seraya menyentuh salah satu buah dada Alexandra dan sedikit menekan nya.

"Uuh Aku takut, Aku tidak bisa membayangkan seberapa hebat Tuan Alfonso jika di ranjang. Apakah lebih buas dari pada saat bertempur di Medan perang?" Katanya pura-pura takut. Bahkan tubuh nya yang menantang sengaja dia dekatkan pada dada Tuan Alfonso sehingga dua tubuh 8tu saling menempel.

"Sial, kau menantang ku! Aku tak akan melepaskan mu malam ini."

"Aahh....!"

Dengan sengaja Tuan Alfonso meremas satu buah dada yang sejak tadi di pegang nya dengan keras sehingga Alexandra tak dapat menahan pekikan nya karena terasa sakit sekaligus rasa nikmat.

Entah kenapa wanita itu justru sangat mendambakan saat-saat tuan Alfonso menggagahinya. Padahal sejak dulu dia tak pernah tertarik dengan musuh, tapi kenapa ini berbeda?

Apakah karena tuan Alfonso sangat tampan sehingga terpikat padanya?

Ah entahlah. Alexandra tak akan memikirkan lagi. Lebih baik dia bersiap-siap untuk menyambut nanti malam dan pergulatan panas antara diri nya bersama laki-laki arogan yang saat ini sudah menjadi Tuan nya.

Akhirnya Alexandra sudah berada di kamar yang menjadi milik nya. Kamar itu sangat luas dan beberapa perlengkapan sudah ada disana. Meskipun kamar itu terlihat luas dan indah, tapi masih lebih luas kamar di rumah nya. Sehingga diri nya merasa tak puas dengan kamar yang Helda siapkan.

"Cih, kamar yang buruk! Apa seleramu serendah ini, pelayan?!"

Helda sama sekali tak menanggapi gerutuan wanita itu. Sudah mengahadapi banyak wanita dari Tuan Alfonso sampai-sampai tak terpengaruh sedikit pun hinaan Alexandra. Helda bahkan sudah mengira sebelum nya, jika wanita yang dibawa tuan nya ini begitu kejam dan sombong. Dia sudah terlalu sering bertemu dengan banyak manusia dengan berbagai sifat, tak heran jika dirinya juga bisa membaca sifat seseorang melalui raut wajah nya.

"Hei, apa kau tuli?!" Merasa perkataan nya hanya dianggap angin laku, Alexandra berteriak sekali lagi. Tapi tetap saja, sikap Helda sama sekali acuh tak acuh pada wanita itu.

"Air nya sudah siap, Nona. Jika Anda perlu bantuan lain, bisa hubungi pelayan lain untuk mengurus nya. Saya permisi." Wanita itu benar-benar berani bersikap kurang ajar 0adaa Alexandra. Dia bahkan sama sekali tak takut jika nanti Alexandra mengadu pada Tuan Alfonso karena dia lebih memilih berlalu dari sana tanpa menghiraukan pekikan wanita itu yang semakin keras memanggil-manggil nama nya untuk kembali.

"Dasar sialan! Pelayan tak tahu sopan santun!" Seketika amarah nya meledak tanpa bisa dikendalikan. Dada nya naik turun menandakan degup jantung yang tak berdetak normal dengan nafas memburu.

Dia memilih untuk melepaskan helai demi helai kain yang menempel di tubuh hingga menyisakan pakaian dalam, dan dengan tak tahu malunya Alexandra membuka pintu kamar. Dan kebetulan yang tak terduga, ada Alea di sana yang sedang membersihkan debu-debu pada guci besar rak jauh dari pandangan Alexandra.

Hari ini memang Alea ditugaskan membersihkan benda-benda yang ada di rumah utama hingga bersih seorang diri. Entah apa yang dipikirkan kepala pelayan itu, kenapa Helda memerintahkan Alea membersihkan rumah utama? tentu saja itu adalah pekerjaan yang jauh lebih ringan dibanding pada budak yang lain. Dia tak akan kepanasan seperti budak lain nya. Karena harus bertani dan membersihkan kuda-kuda di peternakan.

Bukan hanya itu, beberapa peternakan unggas dan ikan juga ada di sana. Dan tentu saja, semua itu yang melakukan nya adalah para budak. Sedangkan para pelayan hanya membersihkan dan merawat rumah utama yang dihuni oleh Tuan Alfonso.

Dan untungnya, meski Alea merupakan salah satu budak. Tetapi Helda sama sekali tak pernah memperlakukan nya seperti budak yang lain. Ah, seharusnya memang Alea harus berterima kasih pada Helda. Entah apa yang membuat nya terlihat mencolok baik nya hanya pada nya.

"Hei, kau pelayan!" Seketika Alea menoleh kearah orang yang memanggil. Meksi dia bukan lah seorang pelayan, memainkan budak. Tetapi karena merasa dia lah yang dipanggil Nona yang sedang tak memakai baju itu, Alea segera menghampiri.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Alea tergopoh-gopoh menghampiri Alexandra. Dia takut akan terjadi masalah jika tidak sigap.

"Cepat, bantu aku mandi!" Perintah nya dengan arogan. Lalu dia berbalik tanpa menunggu persetujuan Alea. Dari cara jalan Alexandra saja, sudah sangat jelas jika wanita itu memang benar-benar begitu sombong. Dia bahkan tak sungkan membusungkan dada meskipun dada nya sedang tak tertutup sehingga semakin menampakkan buah nya itu.

Bokong nya yang tebal juga semakin terlihat berisi saat dengan sengaja bagian itu dia tekan ke belakang.

Dan tanpa tahu malu nya, dia membuka penutup dada juga celana segitiga itu di depan Alea. Wanita itu yang belum pernah mengalami hal sebelum nya, tentu sjaa merasa sangat malu.

Baru saja dia memejamkan mata, dia sudah kembali mendapatkan bentakan dari wanita itu.

"Cepat, pijat kepala ku!" Perintah nya seraya menceburkan diri ke kolam yang air nya sudah dicampur susu dan beberapa ramuan lain untuk kecantikan tubuh nya.

"B-baik, Nona."

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩѕнͪαͣкͭʝͣρͤιуσ🐣ℛᵉˣ࿐

🍌 ᷢ ͩѕнͪαͣкͭʝͣρͤιуσ🐣ℛᵉˣ࿐

ceh, yg katanya angkuh dan galak, gk beda jauh sama jalan* g ternyata 😒😒

2023-03-07

1

🍌 ᷢ ͩѕнͪαͣкͭʝͣρͤιуσ🐣ℛᵉˣ࿐

🍌 ᷢ ͩѕнͪαͣкͭʝͣρͤιуσ🐣ℛᵉˣ࿐

kapan dirimu tobat bang🗿

2023-03-07

1

⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ☠ᵏᵋᶜᶟ 🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ☠ᵏᵋᶜᶟ 🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

astagaa banyak amat 20 baru selirnya aja🙄🤔kalau orang miskin udah bingung kasih makan e😅🤣
dipikir wanita serendah itu ya dimatanya... Alexandra g punya malu juga padahal kan baru pertama bertemu sama Ale

2023-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!