" Kania... sini sama kakak. saja..? ucap Kiara mendekat ke arah Kania, ia kasian melihat adik nya menjadi rebutan oleh kakek dan opah nya
Kiara pun membawa adik nya ke kamar yang dulu pernah ia tempati sebelum mereka kembali lagi ke rumah yang di kota E
" ya... kan, jadi Kania nya kabur di bawa oleh Kiara..? kesal Adam, ia baru sebentar memeluk Kania kini sudah kembali lagi di bawa oleh Kiara pergi
**
pagi menyambut rumah Ella dan ana, kini rumah mereka di ramai kan oleh ke empat cucu yang di bagi menjadi dua
" kemana Kenan dan kiano..? Hani kini duduk di bangku makan
" di rumah kakek ma..? saut Kiara menoleh sekilas ke arah Hani
" Kania mana..? tanya hani kembali
" ada di kamar, mungkin masih tidur.. semalam dia demam tinggi..? saut Kiara, sambil mengisi masih di piring nya
" kakak lagi gak bohong kan...? tanya Hani menatap anak nya lekat
" Kiara lagi gak bohong ma, Kania itu rindu dengan mama.. maka nya kami kemari menyusul mama..? saut Kiara malas
" cuma Kania aja nih.. yang rindu dengan mama...? gurau Hani menatap anak nya
" Kiara juga... cuma papa lebih dulu menguasai..? dengan lesu Kiara menjawab yang mana membuat Hani malu sendiri
" coba lihat Kania han... sudah mendingan atau masih demam...? perintah mama ana pada Hani
" iya ma... aku mau lihat dia.. ? Hani pun bangkit dari duduk nya dan berjalan ke kamar anak nya
" Kiara kenapa, kok lesu begitu...? tanya Oma ana yang melihat cucu nya tidak bersemangat dari semalam datang hingga saat ini
dengan diam, Kiara menghabis kan makan nya terlebih dahulu sebelum ia menjawab pertanyaan sang Oma
selesai makan, baru lah Kiara membuka suara nya menjawab apa yang di tanya kan Oma nya pada Kiara
hhmm
" Oma... Kiara ini, sebenar nya anak mama sama apa bukan sih..? tanya kiara begitu tiba-tiba yang mana membuat ana tercengang dan terdiam sejenak
" kenapa Kiara bertanya seperti itu..? jawab ana setelah ia cukup menguasai rasa terkejut nya
" Kiara merasa seperti itu Oma... di tambah lagi, kemarin..Kiara mendengar..? Kiara mengantung kan perkataan nya, ia tak sanggup melanjut kan lagi apa yang ingin ia sampai kan
" kemarin Kiara mendengar apa..? saut Hani cepat di kala ia sudah berdiri di belakang Kiara
yang mana membuat ana dan juga Kiara menoleh ke arah Hani yang sedang menatap Kiara menunggu jawaban dari anak nya
" kemarin Tante Yuna menginap rumah, di saat mama lagi gak di rumah. Kiara mendengar percakapan antara papa dan Tante Yuna yang mengatakan aku bukan lah anak kandung papa dan juga mama..? entah kenapa Kiara mengucap kan itu dengan menetes kan air mata Tampa di minta
" siapa yang berkata begitu..? tanya hani lagi
" Tante Yuna ma..? jawab Kiara tertunduk di tempat nya
" enak saja Tante Yuna berbicara begitu, biar mama nanti menelpon nya.. dan mama tanya kan hal itu pada nya..? kesal Hani
kenapa Yuna asal bicara begitu di rumah nya, ia tidak terima dengan ucapan Yuna yang mengatakan hal begitu kepada anak nya
" mama jangan marahin Tante Yuna.. tapi Kiara merasa nya begitu, karena Kiara tidak ada mirip nya sama sekali dengan adik-adik Kiara...? ucap Kiara tertunduk lesu
" siapa yang bilang begitu, Kiara mirip kok dengan papa...? saut Aldo cepat yang sempat mendengar pembicaraan diantara anak dan istri nya di ruang makan
" tapi lebih banyak enggak nya pa, lagian golongan darah kita tidak ada yang sama..? ucap Kiara sedih
sebenar nya ia sudah memeriksakan hal itu kerumah sakit, Kiara pun sudah melakukan tes DNA ke rumah sakit dengan Sempel rambut mama dan papa nya, namun Kiara tidak ada kecocokan sama sekali di antara kedua nya
" golongan darah kan, tidak menjadi patokan kalau Kiara bukan anak papa, banyak kok, anak yang lain yang tidak sama golongan darah nya..? elak aldo mencoba menutupi semua nya
" tapi Kiara sudah mendatangi rumah sakit untuk tes DNA, bukan cuma sekali, tapi empat dan kelima nya hasil nya tetap sama.. kalau Kiara bukan anak papa dan mama...? terang Kiara sudah berlinang kan air mata
'' kapan Kiara melakukan tes itu..? tanya Hani dengan bibir yang sudah bergetar, dari dulu berita ini yang ia tak akan sanggup untuk mendengar kan nya
'' sudah satu tahun yang lalu, dan terkahir seminggu yang lalu, karena aku mendengar perkataan Tante Yuna dan juga papa...? ucap Kiara sendu
Hani sudah menangis terlebih dahulu dan memeluk Kiara sangat erat ia tak mau lepas dari Kiara dan Hani tak mau Kiara pergi meninggal kan nya Hani sudah sangat menyayangi Kiara
'' kenapa Kiara melakukan hal itu, terlepas Kiara bukan anak mama dan papa, tapi mama tidak mau Kiara meninggal kan mama..? ucap Hani menangis pilu
'' Kiara melakukan itu karena setiap kali, banyak orang yang mengatakan Kiara ini anak haram dan anak yang terbuang, jadi Kiara bukti kan, apakah itu benar atau tidak, tapi hasil mengatakan apa yang di katakan teman-teman Kiara..?
'' Kiara bukan anak haram.. tapi Kiara di angkat oleh mama karena dulu Kiara di temukan di reruntuhan penginapan yang ada di kota B, dan mama Hani lah yang membawa mu ulang, sudah sejak lama juga mama Hani mencari siapa keluarga mu, namun sayang, di antara para korban yang tertimpa musibah itu tidak ada satu pun orang tua kandung mu, jadi mama Hani memutus kan untuk mengangkat dan merawat mu menjadi anak nya..? jelas ana sambil mengelus kepala Kiara dengan lembut
'' jadi benar... Kiara bukan anak mama dan papa .? entah kenapa hati Kiara sakit mendengar nya,
ternyata dugaan nya selama ini benar, ia bukan kah dari keluarga ini dan dia bukan lah anak kandung Hani dan juga Aldo
'' tapi mama sangat menyayangi Kiara... sampai kapan pun..? ucap hani tak ingin melepas kan Kiara sedetik pun
'' ma... biar kan aku menyendiri untuk sementara..? pinta Kiara sambil menyeka air mata nya
'' tidak boleh, Kiara harus tetap sama mama..? Hani tidak melepas kan Kiara dari dekapan nya
'' tapi Kiara selalu membuat mama marah, dan Kiara juga yang membuat mama pergi dari rumah, Kiara merasa bersalah akan semua perbuatan Kiara, Kiara tidak pantas mendapat kan kasih sayang lebih dari mama, mama sudah memberikan yang terbaik untuk Kiara..? ucap Kiara mencoba melepas kan diri dari pelukan hani
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments