Penyelesaian

"Selamat sore semua." Sapaku pada orang-orang yang ada di rumah.

"Cece..." Seru Ken yang langsung lari memeluk ku.

"Ken.. Cece kangen tau sama Ken." Ucapku yang langsung berjongkok membalas pelukan Ken.

"Ken juga kangen tau sama Cece. Ken kirain Cece masi lama di RS. Cece jangan sakit lagi ya." Ucap Ken yang mengharukan ku.

"Iya, cece janji cece gak akan tinggalin Ken ya." Ucapku terharu.

"Becca, kamu udah sehat nak?" Ujar oma yang juga langsung menghampiriku.

"Udah Oma, Becca udah baik-baik aja sekarang." Tukas ku yang langsung berdiri dan memeluk oma.

"Syukurlah Nak., oma khawatir banget. Oma sedih banget gak bisa nengok ke Rs. Oma takut kamu kenapa-kenapa di sana. Tapi gimana lagi, kalo oma pergi Ken gak ada yang jaga di rumah." Ujar oma sedih.

"Iya oma, Becca ngerti kok. Lagi ada temen-temen sama guru Becca juga kok yang nengok Becca. Jadi Becca gak sendirian di Rs." Ucapku yang menenangkan oma.

"Iya, Syukurlah kamu masi dikasi karma baik dengan dikelilingi orang-orang yang baik." Ucap Oma

"Iya oma.. Oya oma, kenalin ini Rendy." Ucapku memperkenalkan Rendy yang sedari tadi berdiri di belakangku.

"Halo oma, selamat sore.." Ucap Rendy yang mengulurkan tangan nya.

"Iya sore. Ayok masuk dulu." Ajak Oma Pada Rendy.

"Iya oma, makasih ya oma." Sahut Rendy yang kemudian masuk ke ruang tamu.

Setelah Rendy dan Oma duduk di ruang tamu aku pun segera membuat teh hangat untuk kami berempat.

"Loh, oma baru ingat. Kamu kan yang waktu itu antar Becca ke Rs kan?" Tanya oma yang mengingat kejadian pertama aku di rawat.

"Iya oma, masi inget saya ternyata." Ucap Rendy senyum.

"Loh, oma kok tahu?" Tanyaku sambil membawa 4 cangkir teh hangat.

"Iya, waktu kamu di UGD itu oma ketemu Rendy. Dia bener-bener khawatir loh waktu kamu lagi ditangani dokter. Sampe-sampe dia gak pulang dan gak makan. Nunggu kamu keluar dari ruang operasi. Oma sampe kasian deh liatnya. Tapi, oma juga gak sempet ngobrol. Abis oma juga lagi bingung liat kamu sakit sampe parah gitu. " Kenang oma.

"Masa sih Oma? Oma, Rendy juga yang rawat Becca selama dirawat di rumah sakit loh. Dia sampe nginep di RS berhari-hari." Sahutku sambil memandangi sahabat terbaik ku ini.

"Oh ya? Wah, terimakasih ya nak. Kamu sudah mau merawat Becca selama sakit. Maaf ya, kamu pasti kerepotan deh harus rawat Becca sendiri." Ucap oma pada Rendy.

"Gak kok Oma. Saya cuma temenin Becca aja. Sisanya ditangani suster yang jaga." Sahutnya ramah.

"Iya, tapi kalo bukan kamu Becca pasti kesepian. Dia itu suka ngelamun akhir-akhir ini. Waduh oma gak bisa bayangin deh. Kalo kemarin dia dirawat sendiri di RS. Bisa-bisa dia tambah stres." Ucap oma yang khawatir.

"Iya oma. Kemarin saya langsung inisiatif untuk nemenin Becca di RS. Daripada dia sendiri. Gak tega oma." Ucap Rendy sopan.

"Kamu memang anak yang baik nak. Ayo, silahkan sambil di minum teh nya. Maaf ya, oma gak siapin apa-apa. Oma gak tau kamu mau datang. Oma kira Becca belum boleh pulang." Sahut oma melirik padaku.

"Iya oma gak apa-apa. Terimakasih teh nya oma. Saya minum ya." Ucap Rendy sopan. Sambil meminum teh yang tadi ku hilangkan di meja.

Setelah itu kami pun berbincang-bincang membicarakan perihal sekolah, ujian dan bahkan membicarakan masa kecilku. Aku sungguh sangat senang melihat Oma dan Rendy yang langsung akrab. Memang Rendy orang yang supple dan ramah sehingga dia mudah akrab dengan orang lain.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Saking asiknya mengobrol, kami sampai tidak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam.

"Oma, kalo gitu saya pulang dulu ya. Gak enak sama mama di rumah. Takutnya dia khawatir." Ucap Rendy pamit pulang.

"Eh iya bener, waduh. Oma sampai lupa kalo ini udah malam. Kamu hati-hati di jalan ya Ren. Makasih banyak udah repot-repot ngurusin Becca sampe diantar pulang segala." Sahut oma

"Ia, Oma sama-sama. Saya gak repot kok. Sekalian jalan aja." Ucap rendy basa-basi

"Iya sudah, kamu hati-hati di jalan ya."Sahut oma.

"Iya oma makasih." Jawab Rendy.

"Ka, gua balik dulu ya. Lu jaga diri. Jangan lupa obat diminum. Jangan maceuh banget lu. Nanti takut jaitan lu belum kering bener." Ucapnya spontan. yang dibalas dengan senyum oma.

"Iya, iya bawel bener dah ah. Lu ati-ati ya di jalan. Salam buat tante Lisa ya. And makasih juga udah bolehin lu nemenin gua kemarin." Ucapku pada Rendy.

"Oke, gua balik ya. Bye." Ucapnya sambil berjalan ke mobil.

"Iya ati-ati." Sahutku sambil melihatnya berlalu dari hadapanku.

Setelah itu aku, oma dan Ken pun masuk ke rumah.

"Ka, kamu istirahat gih. Muka kamu masi pucat banget. Biar nanti besok aja oma bantu beresin barang-barangnya.

"Eh jangan oma gak apa-apa. Nanti besok Becca aja yang beresin ya oma."

"Ya udah Okey. Tapi sekarang kamu istirahat ya. Lagi ini udah malem juga. Kamu kan baru sembuh. Sana istirahat, ajak Ken sekalian. Tuh dia juga udah mulai ngantuk kelihatan nya." Perintah oma lagi

"Iya oma. Kalo gitu Becca istirahat dulu ya oma. Sampe besok."Ucapku sambil menggandeng Ken menuju kamarku.

"Iya, sampe besok ya." Sahut oma yang juga masuk ke kamarnya.

Setelah cuci muka dan bersih-bersih. Aku langsung mengganti pakaian dan meminum obat ku. Setelah memastikan Ken tertidur pulas, aku pun membaringkan tubuhku di tempat tidur. Sampai akhirnya dering Hp membangunkan ku lagi.

One message

Rendy

"Ka, udah tidur? Gua udah sampe ya. Li istirahat gih. Jangan lupa minum obat dulu ya. Antibiotik harus sampe habis loh."

Replay

"Belum. Syukurlah kalo lu udah sampe. Cepet bersihin abis itu istirahat. Lu pasti capek banget. Obat udah gua minum kok. Thanks ya."

One message

Rendy

"Good. Oke deh. Lu juga cepet istirahat biar cepet pulih. Night ya. Bye-bye."

Replay

"Okey Ren. Night too. Bye-bye."

Dan begitulah hari ini berlalu. Sebelum tidur aku menyempatkan diri untuk menulis buku harian yang sudah lama tidak ku isi. Padahal aku baru mengisi nya 1 kali. Tapi, malah sudah harus masuk RS. Sehingga aku tidak sempat menulisnya. Setelah selesai, menulis di buku harian. Aku pun langsung tertidur.

Pojok Harian

Bapa, Terimakasih. Hari ini aku sangat bersyukur untuk kebaikanMu. Dalam hidup ini mungkin banyak masalah dan cobaan yang harus kuhadapi. Tapi, Engkau tetap mengirimkan orang-orang baik di sekelilingku. Hari ini mataku benar-benar telah terbuka ketika 1 pintu tertutup maka akan ada 1 pintu yang terbuka. Aku tidak lagi menangis dan sakit karena Willy. Tapi, aku juga tidak menyesal telah mengenalnya. Karena darisana lah, aku belajar untuk menjadi wanita yang kuat dan tabah. Aku juga belajar untuk mengikhlaskan diri ketika harus menghadapi perpisahan. Aku juga percaya jika suatu hari nanti akan ada saat dimana aku dapat kembali berkumpul dengan orang tuaku. Tolong jagai mereka Tuhan dimana pun mereka berada. Sama seperti aku yang baik-baik saja di sini. Aku yakin mereka pun akan baik-baik saja di sana."

-------------------------------------------------------------

2 hari setelahnya aku kembali bersekolah. Aku mengejar tugas dan soal yang tertinggal selama aku sakit. Vio dan Selly pun kembali bersahabat denganku. Kami berjanji untuk saling percaya dan tidak akan mengulangi pertengkaran seperti kemarin.

Oh, Christian dan Stefani pun meminta maaf padaku atas perbuatan mereka. Awalnya kepala sekolah dan yayasan memutuskan untuk menindak tegas mereka, dengan mengeluarkan mereka dari sekolah. Tapi aku tidak tega melihat mereka ketakutan menghadapi orang tua nya.

Sehingga aku memutuskan untuk menghadap kepala sekolah dan menandatangani surat bahwa aku tidak akan menuntut apa pun dari mereka. Jadi Stefani dan Christian tetap bisa bersekolah kembali. Walaupun sebagai gantinya mereka diperintahkan untuk piket membersihkan kelas masing-masing selama 1 tahun.

Oh, dan Willy kembali berteman denganku. Walau pun kami tidak seakrab dulu, tapi setidaknya kami tidak sampai bermusuhan. Baik Willy atau pun aku kami sudah bisa menerima permasalahan yang ada. Dan kami pun segera berdamai dan melupakan masa lalu. Setelah semua masalah teratasi, rasanya aku kembali bersemangat untuk sekolah.

Hari-hari pun berlalu dengan cepat. Tanpa terasa ujian sudah di depan mata. Tapi karena semangat dan kegigihan ku. Aku pun dapat melewati ujian dengan baik. Bahkan wali kelasku bercerita aku mendapat nilai tertinggi di beberapa mata pelajaran.

Meskipun memang akhirnya aku tidak mendapat Ijazah ku. Tapi setidaknya aku sudah dinyatakan lulus. Sehingga aku hanya perlu menabung untuk menebus nya nanti. Dan yang paling penting aku menemukan tujuan hidup ku yang baru. Yaitu aku harus bisa mengejar impian dan membangun usaha untukku. Sehingga aku dapat membahagiakan orang tua dan keluarga ku.

Begitulah akhirnya aku dapat melewati masa-masa SMP ku dengan baik dan penuh kenangan. Walau pun awalnya berat dan sulit untuk dihadapi. Tapi ketika Tuhan bertindak maka semuanya jadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!