One Calling...
Rendy...
"Becca lu masi lagi di pabrik kan? Belum pulang kan?" Tanya Rendy di telepon.
"Maksudnya? Gua udah lagi mau jalan pulang. Emang kenapa Ren?" Jawabku
"Oh.. Lu sekarang dimana?"
"Ini lagi mau naik angkot"
"Eh, wait wait oke gua udah liat lu. Lu coba nyeberang deh. Gua ada di seberang lu."
"Hah serius? Lu ngapain Ren? Tunggu bentar gua nyeberang dulu." Ucapku yang mengakhiri panggilan telepon dari Rendy.
"Ren, lu ngapain kesini gila deh. Gua sampe kaget gua kira lu becanda." Ucapku saat menemuinya.
" Nih lu pake dulu helm nya nanti kita ngobrol sembari jalan. Takut kemaleman soalnya." Jawabnya yang menyodorkan helm half face berwarna merah.
"Hah kemaleman? Emang kita mau kemana?" Tanyaku sembari mengambil helm dari tangan Rendy.
"Udah jangan banyak tanya. Lu pake aja helmnya. Terus buruan naik." Pintanya lagi.
"Oke, oke. Tunggu bentar." Jawabku yang langsung naik ke atas motor Rendy setelah selesai memakai helm.
Rendy tidak banyak bicara dia hanya melajukan motor kesayangan nya. Sepanjang perjalanan pun aku tidak mengatakan apapun. Karena memang aku cukup lelah hari ini. Ditambah lagi, aku sedang memikirkan harus memulai cerita darimana pada sahabat karibku ini. Bahwa aku akan segera pindah ke Jakarta. Karena biar bagaimana pun Rendy adalah orang yang masi menganggap ku sahabatnya setelah semua kejadian yang menimpaku.
Tak terasa setelah sejam perjalanan kami tiba di sebuah Cafe, yang cukup jauh dari rumah Oma. Yah bagaimana tidak karena cafe ini memang terletak di atas bukit. Aku pun turun dari motor sambil merapikan sedikit rambutku yang mungkin terlihat berantakan karena helm dan angin yang kencang. Setelah menaruh helmnya, Rendy mengajakku masuk ke dalam Cafe. Tak lama setelah duduk waiters pun datang menyodorkan buku menu pada kami.
"Kamu mau makan apa Ka?"Tanya Rendy memulai pembicaraan denganku.
"Emm, kayanya ini aja deh Tenderloin Steak. Sama Teh hangat aja ya." Jawabku.
"Oh oke, saya mau Cordon bleu sama Ice Americano 1 ya." Pinta Rendy pada waiters yang sedari tadi mencatat pesanan kami.
"Baik ditunggu sebentar ya kak." Ucap sang waiters sambil berlalu membawa catatan pesanan yang kami pesan.
Setelah memesan makanan aku mulai merasa kedinginan. Yah karena ini sudah mulai larut malam dan tadi kami tidak sempat pulang ke rumah. Sehingga aku tidak memakai mantel. Aku hanya memakai kaos tipis yang biasa kugunakan untuk bekerja. Ya karena memang pekerjaan ku di bagian produksi sehingga hawa yang panas membuatku tidak betah menggunakan baju tebal apalagi lengan panjang.
Saat sedang sibuk menggosok-gosokan telapak tanganku, tiba-tiba saja Rendy berdiri dan berjalan kearahku. Sambil melepas jaket dan kemudian memakaikan nya ke pundakku.
"Nih, Lu pake jaket gua. Gua kirain lu bawa jaket. Gimana sih keluar rumah gak pake jaket. Musim ujan pula." Ucapnya padaku.
"Ya, abis kalo ditempat kerja kan panas. Jadi gua males bawa jaket." Jawabku..
Suasana tiba-tiba hening setelah aku mulai memakai jaket Rendy dengan benar. Entah kenapa rasanya agak canggung. Namun ditengah aku yang bimbang tiba-tiba saja angin malam yang berhembus membuat aku sadar.
Suasana malam di Cafe ini sangat indah. Dari tempat ku duduk, aku bisa melihat keindahan kota Bandung dan gemerlap lampu yang menyelimutinya. Sungguh pemandangan yang sangat indah.
"Jadi kapan lu pindah Becca?" Tanya rendy padaku yang memulai pembicaraan.
"Yah? Eh, loh kok lu bisa tau sih gua mau pindah?" Tanyaku balik yang heran karena aku belum mengatakan apapun soal pindah.
"Tadi siang, gua dateng ke rumah lu. Tadinya cuma mau anter makanan aja buat oma sama Ken. Eh taunya malah ketemu sama Kopoh. Terus ya Kopoh bilang kalo lu mau ikut ke Jakarta."Jawabnya menjelaskan.
"Oh jadi gitu. Astaga, gua lupa bilang sama oma. Aduh lu sih. Mana hp gua. Wait wait, gua kudu telepon oma gua dulu." Kataku panik sembari mencari hp ku.
"Udah gak usah. Telat banget sih lu ingetnya. Tadi siang, gua langsung minta ijin oma sama Kopoh kok buat ngajak lu main. Ya, gua bilang aja mau ngajak lu makan." Katanya lagi.
"Wah, serius? Emang Oma ngasih ijin? Kok bisa sih?" Tanyaku heran
"Ya Bisalah, orang gua bilangnya rame-rame sama temen sekelas." Candanya sambil tertawa.
"Ih gila lu ya. boongin orang tua. Ini kalo ketauan, bisa abis gua diomelin." Gerutuku.
"Hahaha ya gak lah. Lu serius banget sih hari ini. Lagi dapet lu ya? Sensitif bener." Katanya lagi.
"Ih kok lu tau. Lu ngintip tas gue ya?" tanyaku asal.
"Dih beneran lagi. Orang gua becanda. Haha.. Gak lah, gua ijin baik-baik kok. Orang gua kan anak baik gini pasti diijinin lah. Gak mungkin juga macem-macem sama lu. Lagian Oma lu tau gua juga bukan baru-baru ini kali." Terangnya lagi.
"Buset, yang kaya lu dibilang baik. Terus yang nakal kaya gimana?" Ledeku lagi.
"Haha.. Yah i don't know lah." Jawabnya.
"Udah, jangan ngalihin pembicaraan terus. Lu belum jawab gua loh. Jadi kapan lu pindah?" Sambungnya yang tiba-tiba jadi sedikit serius.
"Ya, rencananya sih Senin depan. Soalnya Minggu gua mau ke gereja dulu. Pamit lah sama orang gereja." Jawabku yang juga mulai serius.
"Oh, gitu. Lu serius mau pindah?" Tanya nya lagi.
"Iya, serius lah masa main-main. Lagi gua juga udah resign kok dari tempat Ko Yudi." Jawabku lagi
"Oh, jadi ceritanya Lu mau pergi tanpa bilang apapun ke gua? Jadi sekarang gua udah gak dianggap nih?" Celetuknya yang membuatku kaget.
"Ya, gak gitu juga kali. Gua juga mau bilang ke lu kok. Tapi belum pas aja waktunya."
"Oh ya? Kapan waktu yang pas? Seudah lu sampe di Jakarta?" Tanya nya yang mendadak menampakkan raut wajah kecewanya.
"Ya, gak gitu Ren. Maksud gua. Gua juga baru diajakin 2 hari yang lalu. Jadi ya gua belum sempet cerita-cerita. Gua beresin dulu kerjaan dan lain-lain yang penting. Baru sesudah itu.."
"Oh jadi maksudnya gua gak penting?" Ucapnya memotong pembicaraanku.
"Hah? Ya Lu penting juga tapi.."
"Tapi apa? Seberapa penting gua?" Tanyanya yang mulai serius memandangku. Sehingga manik kami saling bertemu.
"Ya gua.. Gua pikir... Ren, lu kenapa sih? Jadi aneh banget deh." Kataku yang mulai gugup menaggapi keseriusan pembicaraan kami.
"Gua gak aneh kok. Ka, sebenarnya lu sadar gak sih gua suka sama lu? Atau lu pura-pura gak tau?" Tanya nya yang spontan membuatku terkejut.
Apa? ceritanya dia lagi nembak gua ni? Kok bisa sih! Sejak kapan dia suka gua? Seriusan??
Gumamku dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments