Suasana pagi hari adalah hal yang sangat aku sukai. Karena saat pagi hari, aku merasa seperti mendapat harapan dan semangat yang baru. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini tapi, dengan hati yang tulus aku berdoa, semoga hal baik yang datang.
"Becca! Hei.." Sapa Teh Tita yang membuyarkan lamunan ku.
"Eh Teh Tita. Pagi teh." Sahutku.
"Kamu kenapa? Lagi happy banget kelihatannya. Dari tadi aku perhatiin loh dari kejauhan kamu senyam senyum sendiri." Tukasnya menggoda ku yang memang sedang bersemangat.
"Ih teteh kok tau aja sih. Merhatiin banget ya?" Jawabku lagi.
"Eh, bukan merhatiin banget. Tapi emang kelihatan banget lagi. Untung aku cepet-cepet nyamperin kalo gak, udah dikira gila kamu." Ledeknya lagi.
"Ih teteh. Bisa aja deh." Sahutku lagi.
Kami pun berjalan bersama menuju ke pabrik. Setibanya disana kami langsung bersiap untuk melakukan pekerjaan kami. Tidak ada yang aneh pada aktivitas ku hari ini. Semua berjalan lancar seperti biasanya.
Sore harinya..
"Bye semua, aku pulang duluan ya." Tukasku pada teman seperjuangaku ini.
"Iya ati-ati ya neng." Sahut Bu Ai yang juga sedang bersiap pulang.
"Eh, jalan yang bener ya! Jangan senyam senyum mulu." Sahut Teh Tita yang tiba-tiba merangkulku.
"Wah masa? Emang kenapa Teh? Kayanya aye ketinggalan Hot topik nih. " Lanjut Lastri yang tiba-tiba datang entah darimana.
"Ia bener Tri kamu mah ketinggalan jauh. Tau gak tadi pagi ada yang jalan sambil senyum-senyum sendiri gitu. Kaya yang lagi ketiban duren gitu!" Seru Teh Tita yang disambut tawa sekitar.
"Adeuh...Ketiban duren atau ketiban cinta nih.." Balas Lastri yang mulai ikut menggodaku.
"Eh.. Ini apaan sih? Orang biasa aja kok." Jawabku yang mulai malu.
"Ah kalo biasa kenapa muka nya gak biasa? Itu rai mu loh merah." Seru Lastri yang semakin membuat gelak tawa di ruang produksi.
"Ih udah ah bye! Nanti keburu angkot nya abis. Dah semua.." jawabku yang langsung melarikan diri dengan diiringi tawa sekitar.
"Dih angkot mana ada abis ya? Emang lagu abis. Kaya ntu yang lagi didengerin. Itu mp3 baru ya sis?!" Seru Lastri yang sepertinya akan kembali menggodaku.
Aku pun hanya melambaikan tangan sambil berlalu meninggalkan mereka yang masih asik tertawa.
Sebetulnya hari ini memang aku sedang senang. Karena selain Bhante akan datang, tapi juga karena Rendy. Pagi ini kami berkirim pesan kembali. Yah, memang tidak penting. Hanya saling menyapa dan menyemangati. Entah sejak kapan kami jadi dekat. Tapi yang pasti, dia adalah satu-satunya teman yang masi mengontak ku. Setelah kelulusan.
Malam harinya..
"Becca, coba kesini dulu sebentar nak." Seru oma dari ruang tengah.
"Iya oma. Oma manggil?" Jawabku yang terburu-buru menghampiri oma.
"Iya sayang, kamu duduk dulu ya. Ada yang mau oma sama kopoh diskusikan sama kamu." Tukas oma.
"Oh iya oma." Jawabku yang langsung mengambil posisi dihadapan oma dan kopoh.
"Gini Becca, oma sama kopoh tadi lagi bahas tentang kamu. Jadi kepikiran, gimana kalo kamu ikut kerja sma ayi Ilan di Jakarta?" Ucap Oma padaku.
"Iya Ka, kan kopoh juga ingetnya Becca mau jadi chef kan? Ikut aja sama ayi ya. Pertama pasti jadi asisten ayi dulu. Ikut kemana aja ayi ngajar les masak. Nanti siapa tau Becca jadi bisa kaya ayi." Ujar kopoh padaku.
"Wah.. Iya oma, kopoh Becca mau! Jadi chef emang impian Becca. Lagi dari dulu, Becca mau ikut ayi tapi terhalang sekolah. Kalo sekarang Becca udah bebas." Sahutku dengan wajah berbinar.
"Iya, kalo kamu nanti ikut sama ayi Ilan kamu harus rajin ya Becca. Ini kesempatan buat kamu maju. Kamu bisa dapat ilmu, plus kamu tetap dapat gaji buat uang jajan. Sekolah gak mesti harus di sekolahan. Bisa dimana aja. Asal kamu tekun dan ulet." Sahut Bhante yang mendengar percakapan kami dari jauh.
"Hehe iya Bhante pasti Becca semangat. Becca senang banget Bhante. Ini benar-benar kesempatan emas buat Becca." Jawabku senang.
"Ya udah besok kamu pamit dulu sama Ko Yudi ya. Karena kita berangkat hari Sabtu nanti. Jadi kamu masi ada kesempatan buat selesaikan dulu semua tugas kamu." Ujar Kopoh padaku.
"Iya kopoh, siapp. Nanti Becca pamit dulu sama Ko Yudi ya." Sahutku yang langsung disambut senyum hangat Oma dan Kopoh.
Malam itu aku benar-benar sangat senang. Aku tidak percaya ternyata aku mendapat peluang untuk dapat mengejar impianku menjadi seorang chef. Walaupun bukan melalui jalur pendidikan formal namun aku tetap bersyukur. Karena semua orang punya jalan hidup masing-masing dan tidak semua orang mendapat kesempatan yang sama.
Setelah merapikan sofa untuk adikku tidur, aku pun menggelar karpet untuk tidur ku. Yah malam ini kami tidur di ruang tengah. Tapi, tidak apa-apa karena kami tetap harus bersyukur setidaknya kami masi dapat tempat untuk berteduh. Dan malam itu pun aku tertidur dengan hati yang gembira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments