PEKERJAAN

"Oma, tadi Becca dikasih tahu Bu Fenik, kalo Becca bisa lanjut SMA gratis Oma. Becca dapat beasiswa dari yayasan." Ucapku memulai pembicaraan.

"Wah bagus dong Becca. Jadi kamu bisa lanjut sekolah lagi."Sahut oma girang.

"Iya oma, tapi Becca kepikiran soal uang seragam, buku sama transport sehari - hari Oma. Sekarang aja kita udah kewalahan untuk biaya hidup. Gimana kedepan nya oma?" Sahutku lagi, sambil tertunduk memandangi makanan yang sejak tadi hanya ku aduk.

"Oma ngerti sayang. Coba nanti kita ngobrol sama Bhante ya. Siapa tau Bhante ada dana nya." Jawab oma sambil mengelus pundak ku.

Bhante adalah opa ku. Ya sejak aku masi kecil opa ku sudah memutuskan untuk melayani banyak orang dengan menjadi Biksu. Sehingga kami keluarga pun tidak boleh lagi memanggilnya opa atau papa. Tapi harus memanggilnya Bhante. Yang melambangkan hubungan kami hanya sebagai umat dan pemimpin agama.

"Iya oma, makasih ya." Jawabku lagi sambil mulai melahap makanan ku.

Keesokan nya..

"Iya Bhante. Maaf ya ngerepotin lagi. Kasian anak itu. Dia udah girang dapet beasiswa. Tapi buku sama seragam kan tetep harus beli." Ucap oma sambil mengganggu handphone nya.

"Iya Bhante, makasih ya. Namobudhaye Bhante." Lanjut oma. Sambil menutup telepon seluler nya.

Wajah keriput itu terlihat sedikit lebih tenang. Dia tersenyum! Ya untuk pertama kali nya setelah aku dan adikku kembali ke rumah oma. Oma tersenyum. 

"Eh Becca, kamu sudah bangun? Ini Becca amituofo. Akhirnya Bhante setuju mau kasi kamu uang buat beli seragam sama buku. Udah jangan khawatir ya Becca. Kamu bisa sekolah sekarang." Ucap Oma girang.

"Wah bener oma? Serius? Yeayy.. Puji Tuhan... Makasih oma." Ujarku sambil memeluk oma.

Aku sangat senang. Karena akhirnya aku bisa bersekolah lagi.

Tapi kebahagian itu pun tak bertahan lama. Beberapa hari kemudian..

"Kamu dimana sekarang nak? Kamu kenapa bisa begini?"

"Ya, mama nanti coba pikirin lagi gimana caranya ya nak. Jaga diri baik - baik ya."

Entah siapa yang berbicara dengan oma. Tapi, selesai berbicara di telepon oma langsung tertunduk menangis.

"Oma? Oma kenapa?" Tanyaku yang membuyarkan lamunan Oma.

"Oh kamu Becca. Enggak, ini tadi ada telepon.." ucapnya tertahan.

"Becca, mama kamu sekarang ada di rumah kukong sayang." Lanjut oma.

"Hah? Oma serius? Terus sekarang mama gimana oma?" Tanyaku lagi

"Ya, dia bilang dia gak bisa lama - lama di kukong.  Kasian juga kimpo sama kukong. Jadi dia lagi butuh uang buat ngontrak Becca." Jawab oma yang masi menangis dan terlihat bingung.

Seketika aku langsung terdiam. Karena saat ini aku punya uang itu. Aku memilikinya. Karena Bhante sudah transfer ke rekening tabungan ku. Tapi, uang itu untuk biaya sekolah ku.

"Becca, udah kamu jangan pikirin dulu ya nak. Yang penting sekarang, kamu pikirin apa yang perlu disiapin buat sekolah nanti." Ucap oma yang mencoba menenangkan ku sambil merangkul ku.

"Iya oma." Jawabku sedih.

Sore harinya..

"Iya Bhante, nanti saya coba jelasin ke anak nya ya. Iya, makasih Bhante. Namobudhaye Bhante." Ucap oma di telepon.

Oma kembali termenung. Sepertinya beliau berusaha untuk minta pertolongan dari Bhante lagi. Tapi kali ini, sepertinya Bhante tidak meloloskan permintaan nya.

"Oma.." panggilku pada orang tua yang dihadapanku ini.

"Oma, kenapa?" Tanyaku lugu.

"Oh gak Becca, ini oma lagi abis telepon." Jawabnya lagi.

"Oma, Becca udah pikirin baik - baik. Kayaknya Becca gak bisa pake uang itu buat sekolah oma. Becca kepikiran mama sama papa. Kalo Becca pake uang buat sekolah jangan - jangan nanti mereka malah luntang lantung di jalan." Ucapku sedih.

"Tapi Becca, itu uang buat kamu sekolah. Itu masa depan kamu sayang. Kalo kamu kasi itu ke mama papa nanti gimana kamu mau sekolah? Gimana masa depan kamu? Mana bisa anak SMP kerja? Mau kerja dimana?" Sahut oma tidak setuju.

" Iya oma, tapi mau gimana lagi? Kasian mama papa. Lagipun kalo Becca sekolah, biaya nya cukup besar per bulan  nya. Belum lagi biaya hidup, listrik, air. Kita gak mungkin terus minta bantuan Bhante oma. Bisa - bisa nanti Bhante marah lagi sama oma."

"Becca gak apa - apa oma. Becca bisa kerja kok oma. Becca bisa bantu - bantu orang. Atau bisa juga kerja di tempat Ko  Yudi kan?" Jawabku lugas.

"Oh Becca. Maafin oma ya. Oma gak bisa bantu kamu." Tangis oma.

"Iya oma gak apa-apa besok Becca transfer ke mama ya. Sekalian Becca mau ke rumah koko buat nanyain kerjaan." Jawabku lagi.

Oma pun akhirnya hanya bisa pasrah menerima kenyataan. Bahwa pada akhirnya, aku harus mengalah untuk sekolah.

Keesokan harinya..

"Oke Becca. Besok kamu bisa mulai kerja ya. Kerjaan nya gampang kok. Cuma ngeguntingin kaos kaki terus dirapiin. Sama sekalian kamu cek lagi kalo - kalo ada yang gak bagus obrasan nya. " Ucap Ko Yudi.

"Iya Ko. Baik. Makasih ya Ko." Ucapku gembira. Karena berhasil mendapatkan pekerjaan.

Ko Yudi adalah sepupu ku. Dia adalah anak dari kakak sepupu Ibu ku. Beliau sukses mendirikan pabrik kaos kaki miliknya sendiri. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!