"Hari ini ada beberapa pasien sus?"
"5 pasien lama,dua pasien baru dok"terang suster Ria.
"OK kita mulai,aja sekarang." Kataku pada Suter Ria,saat suter memanggil pasien aku membaca rekam medis calon pasien.
"Sore dok,"sapa dua orang masuk.
"Sore,silahkan duduk!"
"OK semoga hari ini bisa menjadi hari terakhir konsul kita ya Bu. Semoga kita bisa dipertemukan kembali dalam suasana yang lebih baik bukan pasien dan dokter tapi sebagai teman mungkin."
Kataku sambil bercanda Bu Siska janda cerai yang mengalami susah tidur sejak putranya meninggal ,karena kecelakaan dan harus dibantu obat tidur supaya bisa tidur dan udah tiga bulan ini melakukan psikoterapi.
"Silahkan pindah sini Bu!"Siska wanita berumur tiga puluh itu berjalan dan pindah tiduran di sofa panjang yang tersedia.
"Rileks ambil nafas tari lepaskan perlahan..!
"Apa yang ibu rasakan.....?
Setelah dua puluh menit terapi.
"Gimana rasanya Bu?" tanya ku padanya.
"Plong seperti ga ada beban".
"karena ibu sudah tidak membutuhkan obat obat lagi. Saya hanya mengasih vitamin ,dan obat tidur disini buat jaga jaga, harusnya tidak perlu mengingat dua Minggu udah bisa tidur tanpa obat kan. "kataku yang dijawab anggukan dan senyum.
"Kemarin juga saya ketemu mantan suami dan istri barunya di rumah sakit. Sesuai kata dokter lepaskan emosi jangan ditahan,karena penderitaan saya hanya membuat mereka bahagia,dan almarhum putra saya sedih. Saya bersikap acuh, masa bodoh dan tersenyum ketika dia menyapa,meski ada sedikit sakit tidak terima tapi saya ingat kata dokter belum tentu kebahagian mereka nyata siapa tau hanya topeng."katanya sambil tersenyum.
"Semalam juga saya tidur nyenyak dan melihat putra saya tersenyum pada saya, meski cuma hanya mimpi tapi saya bahagia dok."
" Syukur Alhamdulillah Bu,"kata ku sambil menyerahkan resep pada Suter dan ibu Siska berdiri.
"Kalau gitu saya permisi ya dok terima kasih udah membantu kakak saya." Ucap teman Bu Siska yang ternyata adiknya.
" Terimakasih kembali,sudah tugas saya."kataku kulihat Suter Ria membuka kan pintu untuk mereka.
Di apartemen Dito
" Gila ini kaya film bokep."Seru Galang,ya kami sedang melihat aksi pijat Vanesa pada Rio.
"Gw juga mau kalau dipijat kaya gitu,"seru Galang.
" Ngapain Lo pegang ************ mu ,"ledek Denis.
"Sialan Lo kaya punya Lo gak berdiri aja,"umpatnya sambil menutup laptopnya.
"Ngapain Lo tutup siapa tau juga transaksi sabu nya sambil pijat pijat kan bisa buat bukti,"kata Denis.
"Iya habis itu kita kena undang undan IT karena mengambil Vidio tanpa ijin,"kata galang.
"Lo perhatiin aja siapa tau aja ada petunjuk lanjutan,siapa tau Rio juga pengedar kaya Vanesa"kataku sambil berdiri.
"kemana?" tanya Galang.
"Balik kosan tar lagi magrib,"kata ku lalu pergi meninggalkan mereka,apartemen ku udah kaya markas kami selain kantor mabes.
*
"Dok ini pasien terakhir rujukan dari klinik psikolog bahagia."
"OK suruh masuk, "kataku sambil merenggangkan badan,ku baca reka medis di duga mengalami PTSD (post - traumatik stress disorder )atau gangguan mental yang muncul pasca mengalami atau menyaksikan peristiwa yang bersifat traumatis atau sangat tidak menyenangkan.
"Misi dok," sapa seorang wanita usia sekitar tiga lima mungkin lebih dikit dan seorang remaja laki laki berusia sekitar tuju belas.
"Halo boleh tau siapa namanya? "Tanyaku pada laki laki itu diam sekitar beberapa menit.
"Dirga"
"Ok Dirga,kenalkan Kakak Anindya ,bisa panggil Anin atau dya juga boleh ,bisa duduk sini bentar gak!" kataku menepuk sofa panjang dia melihat kearah wanita yang bersama setelah wanita itu , mengangguk baru dia bangun dan duduk di sofa panjang di dekat ku.
" Rileks kosong kan pikiran buat dirimu nyaman senyaman kamu,"kulihat dia hanya diam tanpa ada respon.
"Apa yang kamu rasakan,?"tanyaku dia tetap diam setelah sepuluh menit.
"Sakit, "katanya sambil meneteskan matanya. Dari coretan psikolog sebelumnya waktu umur sepuluh tahun dia sering melihat ibunya sering di siksa ayahnya, hingga akhirnya ayahnya di penjara . Tapi akhir-akhir ini ayahnya yang telah bebas ,datang untuk meminta maaf tapi dia menolak ayah nya,seolah melupakan ayahnya,tidak mengenal ayah nya dan sejak ayah nya muncul sering mengigau seolah mengalami kejadian waktu penyiksaan terulang lagi.
"Apa setelah ayah nya ditangkap dia pernah dibawa ke psikolog ?"
" Tidak baru sebulan ini Kami bawa ke psikolog ,karena sejak ayahnya pulang dia tidak mau sekolah dan tidak mau lepas dari saya,yang terakhir saya tinggal selama dua jam dia malah berusaha bunuh diri."
" Begini Bu saya tidak bisa memastikan PTSD atau bukan, hanya berdasarkan rujukan maaf . Sebelumnya saya akan melaksanakan pemeriksaan fisik untuk mencari tahu apakah gejala yang dialami disebabkan oleh penyakit fisik. Jika tidak terdapat penyakit fisik, saya baru akan melakukan pemeriksaan mental pasien,"kataku.
"Iya dok saya paham,"setelah hampir satu jam ngobrol dengan mama Dirga dan Dirga, Dirga akan datang lagi esok hari untuk memastikan.
"Dok udah semua mau langsung pulang " ucap Suter.
"Iya,"
"Itu dok tadi dicari dokter Didi kalau sudah selesai di suruh ke ruangannya".
"OK,gw pergi dulu sus,"ku langkahkan kaki keruang dokter Didi.
tok tok"Misi dok,tadi manggil saya."
"Eh sini dok ,maaf menggangu malam ini ada praktek ga."
"Ga dok kenapa ya? "
" Dokter UGD dan IGD malam ini kekurangan dokter tolong bantu saya menjaga."
"Emang pada kemana dokter yang biasa jaga,"kulihat dokter Didi dokter spesialis saraf duda beranak dua umur empat puluh itu menghela nafas.
"INI masalah intern saya harap kamu bisa menjaga rahasia,kemarin dua dokter pindah keluar kota,dan satu cuti melahirkan ,satu cuti nikah,dan tadi pimpinan baru memecat dua dokter karena kepergok selingkuh,"jelasnya membuatku langsung menutup mulut ga percaya.
"Dokter yang ada di fokus buat pagi sampai sore ahkirnya yang malam kurang,kalau saya paksa takut nya malah mereka kelelahan dan berakibat fatal."
"Buat jaga malam ini ada berapa yang jaga?"
"Dokter residen bedah ada dua,dokter umu dua dan tiga anak chaos ditambah saya."
" OK saya bersedia membatu jika kekurangan tenaga. Saya pulang dulu calling aja, saya siap datang 24 jam, "kataku karena jarak kosan ku sama rumah sakit cuma 20 menit jadi aku pilih di rumah.
"OK makasih."
"Sama-sama dok,ok aku pulang dulu udah pukul 07.30 malam,"ucapku
padahal pasienku cuma tuju. Tapi membutuhkan waktu hampir empat jam,ku langkahkan kaki untuk pulang.
Saat ku parkiran motor di kosan, kulihat di depan teras kamar mas Rio banyak yang nongkrong mungkin kenalan sama penghuni samping kamar mas Rio,si bartender.
"Baru pulang ya,?"tanya Rio meski dah enam bulan tinggal disini. Tapi aku belum akrab sama semua penghuni di sini, karena jam kerja ku yang ga tentu hingg jarang ngumpul dan berkenalan.
"Sini kenalan sama penghuni baru mas Ferdi ,"kata Rinda semangat.
"Iya gw dah kenal,gw masuk mau istirahat capek,"kataku ,sayup sayup aku denger.
"Kata nya dia kerja di rumah sakit ya mbak, "suara wanita.
"Iya ,"suara Rinda.
"Dokter atau suster,?"suara laki laki.
"kalau dokter ga mungkin dokter kan gajinya gede,ga mungkin nyewa kosan pasti apartemen,paling perawat."
"Mungkin bukan semua, aku pernah lihat dia keluar dari ruang terapis,terus selama enam bulan dia disini aku ga pernah lihat dia bawa jas dokter."
Kenapa pada kepo sih dengan hidup gw,kataku dalam hati. Aku emang jarang Pake jas dokter, seperti dokter umumnya itu kulakukan untuk kenyamanan pasien bercerita. Jas dokter ada aku taruh di loker dan lebih suka memakai jasa laundry rumah sakit dari pada membawa pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Tatik R
seru ngabsen di sini
2023-02-03
1