"Mbak gelas nya pecah harus ganti rugi"kata seorang saat aku menghampiri meja bartender hendak mengambil tas medis ku.
"Hah"kaget ku ,perasaan gw ga pecahin gelas,gw lihat bartender tadi melambai tangannya meminta aku supaya mendekat.
" Waktu kamu lari,kamu menyenggol dua gelas sekaligus tu buktinya"katanya sambil menunjuk dua gelas yang pecah
"Berapa harus gw ganti,"kataku ⁰ sambil mengeluarkan dompet dalam tas ku.
"100 ribu."
"Dua gelas 100,gila ,"kataku sambil mengeluarkan duit dan menaruh ke atas meja sebelum pergi sempat ku lihat muka bartender tersungging senyum tipis.
"Gila gimana ga cepat kaya punya klub gelas dua seratus ribu ,"gerutu ku.
"Apa yang seratus ribu,"tanya Fabian⁰0
yang sedang menungguku keluar sama suster Ria.
"Masak gw ga sengaja nyenggol dua gelas di minta seratus ribu"kataku sambil masuk ambulan di ikuti Ria dan Fabian .
"kayanya di kerjain deh Lo,"kata Fabian.
"Lo kenapa ga duduk depan nemenin pak Agung nyopir sih "kataku.
"Ga mau,pingin dekat Lo".
"Dasar buaya Lo"
"Eh jangan salah buaya bintang yang setia Lo"kata Fabian.
"Eh mbak bartender tadi ganteng ya,kaya opa korea"kata Ria.
"Mbak ko tidur sih "kata Ria sambil menarik baju Dya supaya tidak tidur,tapi nihil si Dya tetap tidur hingga sampai di rumah sakit.
"Begitu sampai rumah sakit langsung bangun jangan jangan Lo pura pura tidur ya"kata Suter Ria.
"Menurut Lo"jawab Dya sambil menguap lebar.
" Anak gadis kalau menguap ditutup kenapa itu mulut,biar kelihatan anggun"kata Suter Nuri yang baru datang,yang ku balas dengan senyum kecut,Suter Nuri salah satu perawat senior disini umur tiga puluh lima belum menikah.
"Ga usah di denger mbak Nuri kan kalau ngomong emang gitu,efek kesepian"kata Ria.
"Hus mulut"kataku sambil mengawasi sekitar takut di dengar orang.
"Ayo di ruang jaga aja yang tadi biar diurus Fabian"kataku,akhirnya kami keruang jaga.
"Cewek kalau dah obsesi ngeri ya"kata Fabian yang tiba tiba datang.
"Halah sama aja cowok juga kalau dah cinta kadang jadi psikopat "kata Suter ria.
"Eh mas kalau masuk klub malam gitu masuk nya bayar berapa"tanya ria.
"Kenapa Lo mau masuk
" Pingin ketemu bartender tadi mas cakep soalnya"kata nya.
"Masuk Lo harus bayar sekitar seratus ribu"kata Fabian yang bilangnya dah sering masuk klub malam.
"Dasar cewek lihat cowok ganteng langsung ganjen"dengus Fabian.
"Sama aja kali dok cowok kalau lihat cewek cantik juga langsung tebar pesona "kata suster Ria ga terima.
"Udah ga sah berisik mending kalian tidur dari pada berisik"kataku malas orang pada tidur malah berisik
" Kamu juga kenapa ga tidur aja ya"kata Fabian.
"lagian dari pada Lo Main game mending tidur"sambung Fabian.
"Mending gw main game gak berisik kaya kalian 'kataku.
"ya udah gw tidur "Kata suster Ria sambil merebahkan badannya di atas tiga kursi yang di gabung menjadi satu,sekarang jam dua pagi enak buat tidur tapi aku lagi Mabar,Fabian jarang tidur malam di rumah sakit katanya setiap dia tidur malam di rumah sakit suka mimpi aneh aneh.
"Besok Lok libur ya"kata Fabian
"Gue besok di Pelni praktek sore"kataku Setip Jumat dan Sabtu sore aku praktek di Pelni dan Senin sampa kamis di Grogol,
"Ga niat buka klinik sendiri,gw denger nenek Lo punya klinik bersalin dan keluarga besar dari keluarga nenek Lo pemilik rumah sakit besar di beberapa kota "kata Fabian.
"gosip itu"kata ku acuh.
"iya juga sih,kalau keluarga Lo punya semua itu pasti Lo ga ngambil psikiater,pasti mereka nyuruh ngambil spesialis yang berkaitan banyak dengan rumah sakit umum."
" Lo tau gitu "kataku,
"kenapa Lo jadi psikiater "kata Fabian.
"Waktu lulus SMA gw belum genap tuju belas jadi pikiran gw masih labil waktu itu,aku aja sempat ambil jurusan teknik informatika karena pingin jadi programmer,tapi belum setahun gw bosen akhirnya iseng tahun berikutnya ikut tes FK UI dan diterima,saat jadi mahasiswa kedokteran gw baru tertarik ilmu psikiatri menurut gw ilmu psikiatri itu menarik,"
"Emang keluarga Lo ga menentang"
"Menentang sih sebagian ,kalau Lo kenapa"
"Gw simpel mama gw psikolog,dan gw sering lihat mama kerja ngasih terapi,waktu kecil gw bertanya kenapa ga dikasih obat mama malah ketawa,dan mama bilang mama ga bisa ngasih resep karena mama bukan dokter " ucapnya bangga.
"eh adzan subuh gw duluan ya mau adzan di mushola"kata Fabian,setelah adzan subuh kami mulai membangunkan pasien yang udah bisa dikatakan sembuh lima persen untuk melaksanakan sholat bersama atau ibadah lain sesuai kepercayaan dan siap siap olah raga pagi dengan para perawat dan dokter jaga pagi.
"Mau pulang "tanya Fabian
"iya lah dah jam tuju,nikmati masa masa residen mu"kataku sambil ketawa meninggal Fabian,itulah salah satu pengorbanan menjadi residensi . Menjadi dokter residen dibutuhkan bukan saja fisik, materi melainkan jiwa. Yang terakhir menurut ku yang paling penting. Aku bersyukur dari segi materi sejak memakai nama keluarga ayah aku tak pernah memikirkan materi dari segi fisik dan jiwa ada ayah dak kakek yang mendukung dan opa sebagai mentorku meski opa mantan dokter jantung berbeda tapi masukan masukan dari opa sangat banyak membantu.
" Langsung pulang dok "kata satpam saat melihatku mengeluarkan motor matic ku.
" Iyalah pak,istirahat " kataku sambil menaiki motorku. Jadwal praktek dari siang sampai malem pukul 20.00,karena kebetulan dapat jatah piket malam jam 23.00-07.00 , jadi sekalian aku tidak pulang . Karena kalau pulang dipastikan aku ketiduran jadi nya aku tetep di rumah sakit dan sekarang rasanya badanku yang remuk semua dan membutuh kan kasur ,ku jalankan motor menuju kosan ku. KENAPA bukan apartemen,aku ga suka suasana apartemen terlalu cuek . Berbeda dengan di kosan rame serasa tinggal satu rumah,aku sengaja memilih kosan yang yang masuk gang biar mobil tidak bisa masuk biar opa dan ayah tidak bisa sering nengok tapi meski masuk kosanku tergolong mewah menyediakan jasa laundry juga dan ada AC nya meski tidak bisa buat parkir mobil.
"Baru pulang Lo"kata Rinda pekerja kantoran,kamarnya sampingku pas.
"Mau berangkat "tanya ku balik tanpa menjawab pertanyaannya tadi.
"Ada penghuni baru di kamar bawah opa opa korea"katanya . Kosanku kosan campur cewek cowok,aku memilih disini karena tidak ada jam malam dan selalu rame 24 jam,gimana ga ramai ada ada dua puluh kamar,sepuluh kiri sepuluh kanan,atas lima bawah lima,kamarku di lantai 2 sisi kanan sama penjaga kosan.
"kebawah yuk kenalan "ajaknya.
"ogah gw ngantuk mau tidur"kataku,langsung masuk dan tidur tanpa mandi cuma cuci kaki dan muka,hingga adzan luhur membangunkan ku . Tanpa mandi cuma cuci muka ku langkahkan kaki mencari makan,karena perut belum sempat diisi dari semalam.
" Mas Rio yang jual ketoprak lewat belum"mas Rio penghuni kos bawah seorang reporter.
"Belum,baru bangun"aku jawab dengan senyum dan anggukan kepala.
" Ada penghuni baru disebelah ,sopir taksi online" ucapnya.
Hebat juga sopir taxi online bisa kos di sini,kata ku dalam hati.
"gw heran" kata Mas Rio yang ikut duduk bersamaku.
" Heran karena sopir ngekos disini "kataku.
" Bukan gw ga masalahin kos disini,wong dia di samping kamar mas tanpa AC,tanpa laundry kamar biasa ngambilnya,tapi gini bilangnya sopir on line tapi ga bawa mobil"katanya belum sempat aku jawab ku lihat yang jual ketoprak lewat jadinya obrolan kami berhenti.
" Saya ketoprak nya juga satu pak"kata laki laki tiba tiba duduk di sampingku di pos satpam kosan.
"loo"kata ku saat melihat muka nya,dan sepertinya dia juga kaget.
"mbak udah"kata penjual ketoprak
"iya pak terimakasih "kataku sambil mengasih uang pas pada penjual dan naik ke lantai atas.
" Pantes dia berani ngontrak disini meski sopir online sampingannya bartender"kata ku lirih sambil naik ke kamar ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments