Dengan berderai airmata mbok Rati menyambut dan membantu Indah yang terlihat sangat kesakitan. Sebelum menghilang di balik tembok, mbok Rati menyempatkan diri menganggukkan kepalanya kepada Delvara sebagai tanda ucapan terima kasihnya telah berusaha membela Indah sebelumnya.
"Nduk,,,," lirih mbok Rati sambil membantu Indah duduk pelan pelan.
"Indah nggak apa apa mbok." ucap Indah meyakinkan.
"Menangis saja nduk kalau memang dengan begitu bisa mengurangi beban di sini." mbok Rati menunjuk dada Indah.
Indah memandang sayu wajah mbok Rati yang masih basah oleh airmata itu.
"Maafkan si mbok yang gak bisa bela kamu, nduk. Si mbok tidak punya kuasa untuk itu." kembali mbok Rati menangis sendu.
"Mbok jangan nangiiisss,,," suara Indah sudah mulai berat menahan tangis.
Mbok Rati tidak tahan lagi. Diraihnya tubuh kurus Indah lalu dibawanya kedalam pelukannya. Itu membuat Indah tak bisa lagi menahan bendungan airmata yang sekali kedip langsung meluncur bebas. Keduanya bertangisan dalam pelukan.
Saling menguatkan dan saling membagi rasa.
"Sudah belum dramanya?? Nangis nangis udah kayak disiksa sama majikan saja!!" ketus Rajesh yang berjalan dibantu mama Rina.
Indah dan mbok Rati segera saling melepaskan. Dengan cepat Indah menyeka airmatanya.
"Mas mau suruh aku apa?" tanyanya kemudian tak mempedulikan dirinya yang masih kesakitan.
"Kamu ya!!! Pinter banget akting di depan sahabatku. Mau nyari muka?? Mau nyari simpati?? Atau mau sekalian menggoda dia?? Sengaja mau buat aku terlihat jahat di depan sahabatku??" tuduh Rajesh.
"Nggak mas. Demi Allah aku gak ada niatan begitu. Aku juga nggak,,,"
"Berisik!!! Siapa yang suruh kamu bicara?? Kebiasaan tuh mulut suka nyela omongan orang!! Sana,,, Daripada kamu di sini kayak orang gak guna,,, mending bersihin kamar kek apa kek sana. Tau kan tugas pembantu itu apa??"
Seperti biasa, Rajesh tidak akan memberi kesempatan Indah bicara.
"Maaf den. Bukannya itu jadi tugas si mbok? Lagipula nduk Indah sedang sakit ini. Jangan disuruh suruh dulu, den. Biar si mbok aja yang kerjakan semua." mbok Rati memberanikan diri.
Mbok Rati tau betul Indah sangat kesakitan tapi ditahannya. Semestinya dia di bawa ke dokter untuk di cek apa ada yang cedera atau tidak. Bukan disuruh kerjakan ini itu.
"Ini lagi si mbok. Udah pandai ngatur ngatur juga sekarang ya?? Indah kan istrinya Rajesh. Suka suka Rajesh dong mau disuruh apa aja. Suami suruh istri beresin kamar itu lumrah mbok. Lagian kalau Rajesh maunya kamarnya dibersihin sama Indah karena mungkin ada barang barang pribadinya dan nanti hilang,,, mbok mau tanggung jawab??" sengit mama Rina.
"Tapi nyonya,, nduk Indah masih sakit. Biarkan istirahat dulu barang sejenak. Kasihan nyonya."
"Mbok!!! Mbok kok bandel dibilangin ya?? Ya udah gini aja deh,,, mbok mending sekarang kemasi semua barang barang mbok. Terus pergi dan jangan pernah kembali!!!" usir Rajesh.
"Mmm,,, mak,,, maksudnya gimana den?? Si mbok dipecat??" tanya mbok Rati dengan bibir bergetar membayangkan kalau benar itu terjadi maka hidupnya akan susah lagi tanpa pekerjaan.
"Pakai nanya lagi!! Ya iyalah dipecat. Udah sana, buruan pergi. Atau mau pesangon mbok gak ku kasih??" ancam Rajesh membuat mbok Rati tergopoh gopoh menuju ke kamarnya dengan tangis yang tetap mewarnai.
"Mas,, aku mohon jangan pecat mbok Rati." Indah memelas.
"Itu salah kamu!! Itu gara gara kamu yang suka cari simpati ke orang lain sampai orang lain belain kamu dan akhirnya apa??? Dipecat juga kan?? Semua hal buruk yang terjadi di sini,,, itu selalu gara gara kamu!!!" kecam Rajesh.
"Tapi Jesh,,, kalau kamu pecat si mbok,, Nanti susah cari gantinya lho. Siapa yang kerjain semuanya selama belum dapat gantinya? Mama ogah ya." mama Rina lebih dulu menolak jika sampai dirinya yang harus kerjakan semuanya.
"Ngapain cari ganti? Buang buang duit aja mama." dengus Rajesh.
"Nah trus??"
"Kan ada dia!!" tunjuk Rajesh pada Indah yang langsung mendongak tak percaya.
"Dia lah yang gantikan mbok Rati. Kan dia yang buat mbok Rati dipecat." ucap Rajesh dengan santainya.
"Tapi mas,,,"
"Nggak ada tapi tapian!! Mulai sekarang kamu pembantu di rumah ini. Kerjakan semua tugas mbok Rati dengan baik. Awas kalau kerjaanmu gak memuaskan!!!" ancam Rajesh.
"Anggap saja ini untuk balas budi kamu pada keluarga kami, Indah. Kan kamu dari kecil sudah numpang hidup sama kami. Kamu sekolah juga kami yang membiayai. Jadi, tidak berlebihan kan kalau kami hanya sedikit meminta tenagamu? Hanya dengan cara ini kamu bisa membalas budi pada kami." kali ini mama Rina berucap lembut namun rasanya bagai tersayat sembilu di hati Indah.
Indah menitikkan airmata sedihnya. Ia ingin menyalahkan takdir hidupnya. Jika boleh memilih, ia akan memilih untuk tidak pernah hilang ingatan. Mungkin dengan begitu, dia tidak akan sampai jatuh dalam kubangan ini.
Mungkin dia punya keluarga yang tulus menyayanginya. Sayangnya, semua ingatan itu hanya menyisakan bayangan gelap. Tak ada setitik cahaya pun untuk bisa mengingat siapa sebenarnya dirinya.
"Heh,,!!" sentak Rajesh membuat Indah tergagap.
"Ii,, Iya mas??"
"Kamu ngapain masih bengong??!! Sana kerja!! Hutang budimu itu banyak sama kami!! Bahkan seumur hidupmu kerja di sini juga tetap tak melunasinya. Kalau kamu berdiri di sini,,, bengong bengong gak jelas begini,,, itu hanya mengulur waktu saja!!!" ketus Rajesh.
"I,,,i,,, iya mas." masih dengan langkah tertatihnya, Indah menuju ke belakang.
Kemudian ia berpapasan dengan mbok Rati yang membawa tas besar berisi barang barang pribadi dan pakaiannya.
"Maafkan Indah mbok." lirih Indah.
"Nggak nduk. jangan minta maaf. Kamu nggak salah. Mereka yang salah. Mudah mudahan kamu kuat ya nduk. Maafkan si mbok yang gak bisa bantu dan jaga kamu lagi." ucap mbok Rati dengan suara tertahan.
"Mbooook,,, lama bener sih beberesnya?? Gak mau duit???" teriak Rajesh yang tau pasti keduanya masih galau galauan.
"Mbok pergi dulu nduk. Jaga dirimu baik baik." dengan langkah tergesa mbok Rati segera menghampiri Rajesh.
"Den,,, si mbok pamit dulu."
"Hmmm,,," sahut Rajesh hanya dengan gumaman.
Mbok Rati menghela napas. Sejak Rajesh kecil, beliau yang merawatnya tapi seolah itu semua tidak berarti apa apa untuk Rajesh.
"Nih,,, gaji mbok bulan ini. Sama ada tambahan itu." mama Rina melempar amplop berisi gaji dan pesangon yang lumayan banyak untuk mbok Rati.
"Terima kasih nyonya. Tapi ini apa nggak kebanyakan?." mbok Rati ragu menerima.
"Iya, anggap saja itu sebagai permohonan maaf kami sama mbok karena terpaksa memecat mbok. Kami ini orang baik sebenarnya mbok. Semestinya mbok itu gak usah pakai acara bela belain Indah segala. Kan jadi bikin Rajesh marah jadinya. Yang rugi siapa?? Mbok sendiri kan akhirnya." cecar mama Rina.
Mbok Rati hanya diam. Tak mengiyakan dan tak juga membenarkan dalam hatinya. Ia lebih memilih untuk berdoa yang terbaik saja untuk Indah.
"Mbok pamit nyonya. Terima kasih selama ini mbok sudah diberi pekerjaan." mbok Rati tetap mengucap terima kasih meski dalam hati ia dongkol pada kelakuan orang orang itu.
"Ya,,," mama Rina menyahut tanpa menoleh membuat mbok Rati kembali menghela napas
"Si mbok doakan kalian nggak akan pernah merasakan yang namanya hidup susah meski harta itu hanya titipan semata. Mbok cuma doakan semoga kalian dapat hidayah." batin mbok Rati lalu pergi.
...\=\=\=\=\=...
...Maafkan author yang baru bisa up. Author kejerat kerjaan di dunia nyata 😂...
...With love, ...
...Author....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
makanya ku tunggu2 kok baru nongol kak.. tumben cuma 1 kak hehe...
lancar ya kak kerjaannya..
2022-12-12
2