Tubuh mama Rina meluruh. Beliau terjatuh dengan posisi duduk di lantai rumah sakit.
"Mama!!" papa Gunawan tak sempat menahan tubuh mama Rina.
"Panggil dokter, Jesh!!" titah papa Gunawan kemudian.
Rajesh segera mencari bantuan tercepat yang bisa dipanggil. Kemudian ia kembali dengan dua orang perawat dan seorang lelaki yang mendorong brankar. Tubuh mama Rina segera digotong dan dinaikkan ke atas brankar tersebut untuk di bawa ke ruang tindakan.
Rajesh terus mengutuk Indah untuk semua hal ini. Baginya, semua ini terjadi karena ulah Indah.
"Pandai sekali ia bersandiwara sampai sampai dokter pun dikelabuhinya. Jelas jelas dia cuma kedinginan biasa dan pura pura pingsan. Dia itu hanya malu ketahuan bangun kesiangan. Dasar kebo!!" gerutu Rajesh sepanjang perjalanan mengikuti para perawat yang membawa mama Rina.
"Kakek juga. Udah gak waras kali ya. Yang benar saja main coret nama kami dari daftar warisan. Demi pembantu itu?? Sinting!!" Rajesh terus ngomel.
Sampai perawat tiba di ruang tindakan dan meminta Rajesh dan papa Gunawan tunggu di luar.
"Pa,, Ini sebenarnya ada apa sih? Dari kemarin papa mau ngomong sesuatu tapi ketahan terus. Kemarin papa sempat bilang kalau kita bisa kehilangan semua. Semua apa pa?? Apa ini yang papa maksud? Kehilangan hak atas warisan kakek?" cecar Rajesh.
"Iya." lirih papa Gunawan polos.
"Iya?? Iya aja?? Gak ada penjelasan lainnya??" Rajesh tak terima.
"Jesh, papa gak bisa cerita banyak. Papa sendiri juga gak tau kenapa bisa ada persyaratan untuk kamu menikahi Indah dulu baru kamu, papa dan mama bisa dapat warisan kakek. Papa juga heran kenapa malah rasa rasanya Indah lebih berharga di mata kakek daripada kita? Padahal dia hanya cucu angkat kakekmu saja. Asal usulnya juga gak jelas."
"Nah, itu dia pa. Kenapa bisa kakek lebih menyayanginya daripada kita?? Rajesh gak paham deh." Berulang kali Rajesh geleng geleng kepala gak mengerti dengan keputusan sang kakek.
Begitu juga papa Gunawan yang sebenarnya saat tau dari mama Rina bahwa kakek Wardoyo memintanya merawat Indah dan mengajaknya tinggal bersama mereka. Awalnya memang papa Gunawan mengira mama Rina hanya terlampau ingin punya anak perempuan saja makanya bersedia merawat Indah. Tapi ketika mama Rina mengatakan bahwa Indah itu adalah aset berharga,, papa Gunawan pun sempat heran.
"Aset?? Aset apa maksud mama?" tanya papa Gunawan waktu itu.
"Pokoknya kita harus menikahkan Indah dengan Rajesh kelak kalau papa mau kita semua dapat warisan papa." jawab mama Rina waktu itu.
"Papa gak ngerti deh ma. Mama itu kan anaknya papa dan sudah bisa dipastikan mama lah yang akan mewarisi semua milik papa nantinya. Tidak perlu ada syarat atau ide gila menikahkan Rajesh dengan Indah kan? Belum tentu juga Rajeshnya besok mau. Ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi ma."
"Mama gak bisa jelasin itu sekarang pa. Yang jelas papa harus bantu mama rawat dan sayangi Indah seperti anak kita sendiri. Buat dia bisa dekat dengan Rajesh sejak dini agar kelak mereka terbiasa bersama. Jadi gak sulit menikahkan mereka. Dan kita bisa hidup tenang dengan warisan papa."
Hanya begitu saja jawaban mama Rina waktu itu. Dan sialnya adalah papa Gunawan yang sibuk bekerja selalu lupa untuk membahasnya lagi hingga terjadilah apa yang ditakutkan selama ini.
Nama mereka dihapus dari daftar warisan.
"Pa!! Kok malah bengong sih. Tuh dipanggil sama perawat." tegur Rajesh sambil menunjuk seorang dokter yang sudah berkali kali memanggil suami dari pasien Rina.
"Pasien hanya mengalami sedikit shock saja. Cukup istirahat dulu nanti akan segera membaik. Pasien juga sudah bisa ditemui."
"Terima kasih dok." sahut papa Gunawan lega lalu mengajak Rajesh masuk menemui mama Rina.
"Pa,, Jesh,,, mama gak mau hidup miskin." airmata mama Rina bercucuran saat melihat keduanya masuk.
"Tenang ma. Kita gak bakalan hidup miskin. Kakek pasti cuma bercanda dan sedang emosi sesaat. Nanti biar Rajesh deh yang membujuknya. Rajesh kan sebenarnya adalah cucu kesayangannya. Hanya saja kayaknya kakek kena pelet tuh pembantu deh." umpat Rajesh yang merasa tak perlu lagi bersandiwara di depan papa dan mamanya.
"Hussttt jangan sembarangan bicara, Jesh." tegur papa Gunawan.
"Ya apa dong kalau bukan kena pelet?? Segitunya sayang sama anak gak jelas padahal jelas jelas punya anak kandung dan cucu kandung di sini. Bisa bisanya malah yang anak dan cucu kandung gak dapat warisan." gerutu Rajesh.
"Bukan Jesh. Kita ini bukan anak dan cucu kandung kakekmu." lirih mama Rina pilu.
"Maksudnya???" papa Gunawan dan Rajesh kompak bersuara menuntut penjelasan mama Rina.
"Iya. Mama bukan anak kandung kakekmu. Mama ini hanya anak dari pembantu kakekmu dulu yang lahir tanpa ayah. Mama lahir dari hasil perkosaan yang dilakukan laki laki biadab yang tidak pernah ingin mama akui sebagai ayah. Nenekmu, ibu mama, dia ditolong oleh kakek. Diijinkan tinggal dan mengabdi di rumah kakek. Sampai ibu mama meninggal saat melahirkan mama."
"Terus??" Rajesh begitu penasaran sekaligus shock mendapati kenyataan, begitu pula papa Gunawan yang hanya bisa terdiam.
"Karena kakek tinggal sendirian, tidak pernah menikah dan kesepian sejak ditinggal kekasih yang membawa serta putri biologisnya. Kakek ingin bertanggung jawab atas kehamilan itu tapi keluarga kekasihnya tak pernah merestui karena dulu kakek miskin. Kakekmu selalu merasa bersalah. Singkat kata, lalu kakek memutuskan mengadopsi mama. Berjanji untuk merahasiakan semua ini dari siapa pun. Kakek membawa mama pindah dan tinggal di rumah kakek yang sekarang. Kakek begitu sayang pada mama." kenang mama Rina.
Kedua lelaki itu masih setia mendengarkan.
"Sampai akhirnya mama tumbuh dewasa, menikah dan melahirkan kamu. Kamu nggak lupa kan pa? Dulu saat kita menikah, mama pakai wali hakim." mama Rina mengingatkan papa Gunawan yang baru tersadar akan hal itu.
Dulu saking cintanya dan ngebet menikahi mama Rina, papa Gunawan sampai tidak perhatikan hal hal sepenting itu. Kebetulan mama Rina juga tak pernah berniat membahasnya dengan papa Gunawan karena mengira papa Gunawan sudah paham dan tak mempermasalahkannya.
"Lalu hadir Indah. Gadis kecil yang entah kenapa begitu menarik perhatian kakekmu. Kata kakekmu sih dia mirip anak perempuan kakek satu satunya yang sudah meninggal akibat mengalami kekerasan rumah tangga. Sejak anak perempuan kakek meninggal, kakek kehilangan kontak dengan menantu dan cucu perempuan satu satunya yang katany pindah keluar negeri. Hingga sekarang tak pernah ada kabarnya."
"Oh,, terus kakek menganggap Indah itu cucu atau cicitnya atau apalah silsilahnya hanya karena kebetulan wajahnya mirip dengan kekasih kakek dulu??" Rajesh sudah paham inti permasalahannya.
Mama Rina mengangguk lemah.
"Dasar kakek tua. Drama banget!!" umpat Rajesh.
"Rajesh!! Jaga bicaramu. Bagaimana pun juga kakek sudah berjasa merawat mama. Kamu tetap harus menghormatinya." ujar mama Rina.
"Kakek macam apa yang mengorbankan cucu yang jelas jelas punya silsilah jelas sepertiku demi anak gak jelas yang hanya mirip wanita masa lalunya?? Meski Rajesh bukan cucu kandungnya,,, setidaknya Rajesh jelas anak siapa!! Bukan dia yang gak jelas datang dari planet mana!!"
Rajesh begitu kesal dan keluar meninggalkan kamar inap mama Rina. Rajesh butuh ketenangan dan udara segar agar otaknya kembali jernih.
"Kakek gila!!" umpatnya.
...\=\=\=\=\=...
...Sampai sini apa udah ada yang bisa mulai mengaitkan alur ceritanya?? ...
...Btw ini udah part 11 lho,, tapi kok belum ada satu pun yang mau nyumbang vote buat author sih??? 😭😭...
...Kelean kok pelit?? ☹️😩...
...With love, ...
...Author....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Anfit Annisa Fitri Tangka
Indah memang cucumu kek
2023-08-02
1
MasPrie Jondhil
lnjutt
2023-07-11
2
Deklami Agta Musvaria
brarti Wardoyo kakeknya kariin ini ya kak???smga deh beneran indah/Zoya cicitnya kakek wardhoyo
2022-12-09
1