Delvara merasa resah sejak Indah tak lagi muncul. Entah kemana perginya. Rajesh pun sepertinya sama sekali tak ingin memanggilnya atau memperkenalkannya. Satu sisi Delvara ingin tau lebih banyak tentang diri Indah, namun sisi lain tentu akan menimbulkan prasangka dan kecurigaan jika ia banyak tanya.
"Lo kenapa? Naksir sama tuh pembantu??" tanya Rajesh seolah tau sahabatnya itu penasaran pada Indah.
"Mulut lo itu lho. Asal nyeplos aja. Bisa bisanya lo tanya teman sendiri naksir sama bini lo sendiri." sungut Delvara kurang suka karena ia memang tidak seperti itu.
Ia bukan naksir,,, tapi entah apa namanya.
"Hahaha ya nggak apa apa kok kalau memang kamu beneran naksir dia. Lagipula aku kan juga cuma anggap dia istri di atas kertas. Dan kalau memang lo suka sama dia, lo boleh ambil dia. Gue gak bakal marah atau merasa sedih. Gue malah senang karena itu artinya gue bisa bebas dengan para mainan gue."
"Keterlaluan lo, Jesh." hanya itu yang mampu diucapkannya.
"Ya mau bagaimana lagi? Gue kan nggak cinta dan dia tau itu. Dan bisa gue pastikan selamanya juga gue gak bakalan jatuh cinta sama dia. Dia bukan tipe gue. Dia juga bukan Zoya adik lo kan?" kekeh Rajesh.
"Kalau dia Zoya, gue sendiri yang pastiin sama lo kalau gue sendiri yang bakal buat kalian bercerai kalau kelakuan lo kayak gini." gerutu Delvara.
Rajesh hanya tertawa menanggapinya. Sungguh, di mata Delvara dia sangat brengsekk saat ini. Jika saja bukan sahabat kecil dan rekan bisnis, mungkin Delvara akan memilih menjauhi orang seperti Rajesh daripada suatu hari menulari kebrengsekannya itu.
"Udah ah. Udah sore. Gue pulang dulu. Lo juga butuh istirahat biar cepat pulih. Kerjaan lo numpuk nanti." tukas Delvara setelah dirasa cukup berada di rumah Rajesh.
"Plus gue bisa bosen di rumah mulu ketemu sama pembantu itu. Kalau gue sembuh kan gue bisa senam jari lagi." Rajesh nyengir kuda dan langsung dilempari bantal oleh Delvara tepat di mukanya.
"Kena karma baru tau rasa lo!! Gue doain semoga suatu saat kepala lo itu ketiban kapal perang biar posisi otak lo bener lalu bisa cinta sama bini lo. Dan sayangnya saat itu, bini lo udah gak cinta lagi sama lo. Huuuhh!!!" Delvara sungguh kesal dengan ulah sahabatnya itu.
"Hahahah lo terlalu mendramatisir keadaan bro. Ya kali dia udah nggak cinta gue?? Yang ada dia terus yang bakal ngemis cinta ke gue lah." Rajesh dengan bangganya menyombong.
"Auk ah,,, gelap!!"
Delvara langsung bangkit dan pamit undur diri meski ia masih berharap bisa bertemu dengan Indah barang sebentar. Entah kenapa ia hanya ingin sekedar memberikan semangat pada Indah. Ia tau,,, ini pasti menyakitkan bagi Indah.
"Aku bantu mas." Indah menawarkan diri membantu Rajesh yang ingin bangkit dari duduknya saat Delvara sudah pulang.
"Jangan sentuh aku!! Najis tanganmu itu!!" sentak Rajesh begitu tangan Indah terulur untuk memegangi tangannya.
"Tapi kamu kesusahan mas. Aku takut kamu jatuh."
"Nggak usah sok baik!! Pergi!! Jangan ganggu aku!!" Rajesh kukuh tak mau dibantu dan malah mengusir Indah.
Rajesh terlalu gengsi mengakui bahwa selama ia dalam kondisi seperti ini, bantuan Indah sungguh berarti. Selama ini Indahlah yang mengurusi semua keperluannya. Membantunya mengelap tubuhnya, berganti pakaian, menyuapinya dan semua kegiatan yang tak bisa dilakukannya selama dirumah sakit, semua dikerjakan Indah.
Beberapa hari di rumah sakit membuatnya merasa beruntung punya istri yang setia meladeni bahkan jarang tidur demi bisa menjaganya. Sisi hati kecilnya terenyuh meski itu tidak diucapkannya namun sisi lain hati yang lebih berkuasa menolak kenyataan itu dan tetap menganggap Indah ada maunya saja.
Tapi ketika sudah tidak di rumah sakit dan merasa sedikit baikan saja, Rajesh kembali dengan sifat gengsinya. Sama halnya dengan saat ini, meski kesusahan berdiri dari sofa tempat duduknya, Rajesh memilih tetap berusaha sendiri bangkit meski Indah sudah menawarkan bantuan.
Buuggghhhh,,,, Rajesh terpeleset dan terduduk di lantai karena posisi bangunnya yang tidak benar tadinya.
"Astaghfirullah masss,,," pekik Indah yang tak serta merta pergi meski Rajesh mengusirnya karena ia khawatir dan kecemasannya terjadi.
Tapi belum sempat ia membantu, suara mama Rina sudah terdengar memekakkan telinga.
"Rajessshhhh,,, Ada apa ini??? Kamu apain anakku??? Kamu sengaja dorong dia kan?? Kamu sengaja mau buat anakku celaka biar kamu bisa kuasai semuanya sendiri kan??? Dasar anak gak tau diri!!!" umpat mama Rina yang melihat Rajesh sudah kesakitan di lantai dengan Indah yang masih berdiri.
"Astaghfirullah ma. Indah sama sekali,,"
"Diam!!!! Semua ini gara gara kamu!! Aku kecelakaan gara gara kamu!! Aku cacat juga gara gara kamu!! Sekarang aku jatuh pun karena kamu!!! Aku sudah bilang jangan ganggu aku tapi kamu ngeyel aja. Lihat kan akibatnya???!!!" Rajesh dengan cepat memotong perkataan Indah dengan emosinya dan menahan sakit di bagian panggulnya.
Indah diam tak lagi menjawab melainkan tetap memilih membantu mama Rina yang sudah terlebih dulu Rajesh berdiri lagi namun sangat kesulitan.
"Udah aku bilang jangan sentuh aku!!!" Begitu Rajesh sudah bisa berdiri tegak, Ia mendorong tubuh Indah sampai terjungkal ke belakang.
"Aaawwww,,," Indah merasa tubuhnya sakit akibat lumayan keras terjatuh.
"Bro!! Jangan kasar dong sama perempuan!!"
Semua menoleh dan terperangah melihat Delvara yang berusaha membantu Indah untuk bangun.
"Bro,,,Lo kok di sini lagi??" Rajesh setengah malu kedapatan berbuat seperti itu.
"Ini bukannya Del temanmu, Jesh?" Mama Rina merasa heran kenapa sahabat putranya bisa tiba tiba di sini.
Delvara rupanya ketinggalan ponselnya jadi dia memutuskan kembali ke sini tapi malah melihat keributan ini.
Sedari tadi ia sudah mendengar semuanya tapi masih menahan diri karena merasa ini di luar jangkauannya. Tapi ketika Rajesh sudah main tangan, ia tidak bisa tinggal diam lagi. Sudah cukup melihat Indah semenderita itu.
"Ayo, aku bantu berdiri. Kita ke rumah sakit saja. Sepertinya kamu mengalami cedera panggul." ujar Delvara lembut pada Indah yang terlihat sangat kesakitan di bagian belakangnya.
"Bro,,, gue yang sakit banget. Bantu gue aja dulu." tukas Rajesh tidak terima dan entah kenapa tiba tiba ia merasa tidak suka dengan perhatian Delvara pada Indah.
"Lo ada tante yang mau bantu lo. Sedangkan dia?? Suaminya saja malah mendorongnya. Mertuanya juga ikut mencaci maki dirinya. Lalu siapa lagi mau membantunya kalau bukan gue???" kecam Delvara membuat mama Rina tertunduk malu.
"Lo sahabat gue bukan?? Gue larang lo bawa dia ke rumah sakit. Dia bukan urusan lo!!" sengit Rajesh.
"Ya tentu saja. Tapi saat ini gue sedang membantu istri sahabat baik gue yang sedang kesakitan akibat ulah suaminya yang kesetanan sampai tega menyakiti istrinya sendiri!!!" sindir Delvara.
"Tidak usah bawa saya ke rumah sakit. Saya tidak apa apa." tolak Indah ketika Delvara akan membopongnya.
"Tapi kamu kesakitan sekali." ucap Delvara.
"Meski sakit akan saya tahan daripada saya dilaknat. Suami saya tidak mengijinkan saya pergi dan saya akan mematuhinya." ucap Indah lalu dengan tertatih tatih ia berjalan menuju ke dapur mencari mbok Rati yang sudah berdiri menangisi sedari tadi tanpa bisa berbuat apa apa.
Rajesh tersenyum menang melihatnya dan Delvara sangat bersedih akan keputusan Indah itu.
"Semoga kamu nggak apa apa. Kuatlah."batin Delvara menangisi Indah.
...\=\=\=\=\=...
...Author kaboor ah sebelum digebukin para readers yang emosi 🏃🏃🏃🏃🏃...
...With love, ...
...Author....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Nurhilal Tanjung
hadeeeh ni si nenek lampir apa gak nyadar ya dia itu pun anak pungut😡😡
2023-07-27
1
Sri Ariesto
ayo Indah semangat.
2023-04-05
1
Ade Safitri
biarin aja author nya kabur , besok juga nonggol lagi 😂💃💃🤪🤪
2022-12-11
1