Indah perlahan membuka matanya ketika merasa tubuhnya sudah lebih enakan. Rasa dingin dan lemas yang semula menyerang juga perlahan sudah pergi. Napas yang semula sesak juga sudah perlahan teratur.
Indah memindai sekeliling dimana akhirnya ia tau dirinya sedang berada di rumah sakit ketika tatapan matanya tertuju pada selang infus yang terkait pada tangannya.
Indah ingat semuanya. Semalam ia berjuang menahan dinginnya lantai yang rasanya menggigiti kulit hingga menusuk tulang tulangnya. Indah berharap Rabbnya masih menyayanginya dan memberinya kekuatan setidaknya agar ia bisa mengucap selamat tinggal jikalau ia akan diambil nyawanya malam tadi.
Indah tak tau bagaimana dirinya bisa sampai di sini. Tidak mungkin rasanya kalau Rajesh yang membawanya. Bukankah Rajesh membencinya?
"Kamu sudah sadar, nduk." kakek Wardoyo yang semula keluar untuk membeli makanan dan minuman masuk dan sangat senang melihat Indah sudah sadarkan diri.
"Kakek." mata Indah berbinar melihat sang malaikat ada di sini.
Indah ingin bisa bangun dan memeluknya tapi tubuhnya masih terasa lemah dan belum kuat betul.
"Jangan bangun dulu. Tiduran saja. Nggak apa apa. Kamu haus nduk? Lapar mungkin? Biar kakek mintakan perawat menyiapkan makanan dan minuman untukmu." tawar kakek Wardoyo.
"Indah mau minum saja, Kek." pinta Indah ketika matanya tertuju pada sebotol air mineral yang dibeli kakek Wardoyo.
Tak banyak bicara lagi, kakek Wardoyo pun membukakan satu untuknya dan dengan menggunakan pipet Indah meminumnya.
"Kamu istirahat saja dulu ya nduk. Nanti kalau sudah baikan, sudah sembuh, kamu ikut kakek pulang ke rumah kakek saja." ujar kakek Wardoyo sendu dan merasa sangat bersalah karena tanpa sengaja persyaratan yang diajukannya kepada mama Rina malah berujung seperti ini.
"Kenapa kek? Apa nanti mas Rajesh nggak marah sama Indah kalau Indah malah tinggal sama kakek? Lalu mama Rina dan papa Gunawan?? Apa mereka akan mengijinkan?" tanya Indah polos.
Kakek Wardoyo menitikkan airmata mendengarnya. Sungguh beliau kagum pada Indah yang walau sudah diperlakukan buruk oleh Rajesh tapi masih bisa bicara seolah Rajesh tidak begitu. Masih saja menunjukkan baktinya sebagai istri dengan tidak serta merta mengiyakan ajakan kakek Wardoyo karena Indah tentu merasa berkewajiban untuk tinggal di tempat di mana suaminya berada.
"Kakek sudah tau semuanya nduk. Jangan kamu tutupi lagi. Itulah sebabnya kakek memutuskan akan membawamu pergi saja. Kakek tidak percaya lagi pada Rajesh. Anak itu memang tidak tau diuntung. Sudah diberi permata malah disia siakan." ujar kakek Wardoyo penuh kemarahan.
Mata Indah mengembun. Ia merasa gagal menyimpan aib rumah tangganya. Ia merutuki diri sendiri yang begitu lemah tak mampu menahan ujian yang diberikan padanya dan membuat semua orang kecewa mengetahui bahwa pernikahannya tidak bahagia.
"Tapi Kek,,, Mas Rajesh itu suami Indah. Sejak ia sudah mengikrarkan kalimat akad, sejak itu Indah menjadi istrinya dan mas Rajeshlah yang berhak sepenuhnya atas diri Indah. Indah tidak bisa pergi begitu saja. Harus dengan ijin mas Rajesh. Dan sayangnya, kalau sampai mas Rajesh mengijinkan, itu artinya pasti kami bercerai Kek. Indah tidak mau bercerai. Indah takut melakukan satu hal yang dibenci Allah. Indah takut Allah Kek."
Kakek Wardoyo mengusap kepala gadis kesayangannya yang selalu sukses mengingatkannya kepada Hesti. Kekasih hati yang telah melahirkan seorang putri untuknya meski keduanya tak pernah berjodoh. Mata itu, Hidung itu,,, senyuman itu,,, semua selalu berhasil membuat kakek Wardoyo kembali ke masa silam yang masih saja membuatnya terluka mengingat gigihnya cinta keduanya yang terhalang restu orang tua hingga akhirnya maut memisahkan.
Anak perempuan yang terlahir juga tak bisa dijangkaunya karena keluarga Hesti makin membenci kakek Wardoyo karena telah mengakibatkan Hesti meninggal dunia demi melahirkan anaknya. Sejak itu, keluarga Hesti membawa anak kakek Wardoyo pergi jauh. Sejauh mungkin agar kakek Wardoyo tak pernah bisa menemuinya.
"Kek,,, Indah mohon. Berikan Indah dan mas Rajesh kesempatan untuk tetap bersatu. Indah yakin, suatu hari nanti juga pasti mas Rajesh berubah. Dia hanya butuh waktu Kek." pinta Indah menyadarkan kembali kakek Wardoyo untuk kembali ke masa kini.
"Kamu yakin nduk? Nanti kalau terjadi apa apa lagi bagaimana? Kakek jauh darimu. Tidak bisa serta merta menolongmu kalau Rajesh macam macam lagi." kakek Wardoyo keberatan.
"Ada Allah dan malaikatnya yang akan menjaga Indah selama Indah jadi istri yang berbakti kepada suami Kek. Indah hanya ingin menikah sekali seumur hidup Kek. Kalaupun suatu saat Indah tidak terikat lagi dengan sebuah pernikahan,Indah harap ikatan itu terurai hanya karena maut yang memisahkan. Mas Rajesh hanya manusia biasa. Sama seperti Indah. Manusia tempatnya salah dan dosa namun masih bisa berubah dan bertobat jika Indah tetap bersamanya. Mengajaknya bersama sama menuju surgaNYA." Indah tersenyum.
"Aamiin,,,Inshaalah." meski berat tapi kakek Wardoyo tidak bisa protes lagi.
"Indah sayang,,, Maafkan aku. Aku menyesal." Rajesh merangsek masuk dan menggeser kakek Wardoyo agar bisa menyentuh dan mencium Indah.
Indah dan kakek Wardoyo sedikit terperangah dengan kedatangannya yang tiba tiba juga berperilaku lembut begitu.
"Mas,,, aku nggak apa apa kok. Jangan meminta maaf." ujar Indah dengan senyuman.
Sejujurnya ia tidak tau apakah Rajesh tulus meminta maaf atau hanya kembali melanjutkan sandiwaranya seperti selama ini. Tapi bagi Indah, sudah tugasnya untuk mengimbanginya.
"Kamu begini bukan karena ancaman kakek tadi kan?" sinis kakek Wardoyo dengan melirik Rajesh sebal.
"Dasar kakek kakek. Sulit sekali dibohongi. Baiklah,,,aku memang harus sedikit merendahkan diri di depannya dan pembantu ini." umpat Rajesh dalam hati.
"Kek,,, Rajesh sudah paham betul kalau Rajesh bersalah. Tidak seharusnya Rajesh begitu pada Indah. Tapi semua ini mengalir begitu saja. Jujur saja Rajesh memang belum bisa sepenuhnya menerima pernikahan ini. Semua ini masih terasa begitu cepat dan aneh bagiku. Kadang ada rasa sayang kepadanya, kadang juga benci. Rajesh manusia biasa Kek. Tidak bisa sesempurna yang kakek mau. Tapi Rajesh tetap ingin meminta maaf dan meminta diberi kesempatan untuk memulai lagi dari awal. Rajesh dan Indah,,, Ijinkan kami tetap bersama Kek. Rajesh janji akan berusaha keras menerima dan mencintainya."
Terdengar sangat meyakinkan bukan?
Kakek Wardoyo masih tak bergeming. Beliau tidak serta merta percaya begitu saja. Mengingat beliau sudah memberitahu apa konsekuensi jika sampai Indah disakiti kepada Rajesh tadi. Bisa jadi Rajesh begini hanya karena takut miskin.
"Kakek,,, Indah mohon. Ijinkan Indah tetap bersama mas Rajesh."
Permintaan Indahlah yang membuat kakek Wardoyo melunak. Beliau tidak ingin Indah merasa terbebani dan bersedih hati nantinya jika beliau memaksakan kehendaknya lagi. Bukankah sudah cukup menikahkannya dengan tiba tiba dengan orang yang mungkin juga tidak pernah dicintainya sebelumnya? Lalu ketika Indah sudah merasa terikat didalamnya, apa juga tidak aneh kalau kembali memaksanya memutus ikatan itu?
Kakek Wardoyo menghela napas berat.
"Baiklah tapi kalau kamu mengulang kesalahan yang sama, kakek tidak akan segan segan lagi dalam bertindak." ancam kakek Wardoyo.
"Terima kasih kakek." Rajesh segera memeluk kakek Wardoyo kemudian juga mencium kening Indah.
"Terima kasih sayang."
"Sama sama mas. Terima kasih Kek." Indah pun sangat bersyukur karena kakek mau memberi mereka kesempatan.
Indah memang tidak tau menahu masalah warisan yang akan dicoret jika sampai dirinya disakiti. Yang Indah tau hanya tatapan mata Rajesh itu hanya tatapan tidak tulus.
"Ya Allah,,, apa pun itu, berilah hamba kekuatan. Hamba hanya ingin mempertahankan pernikahan ini ya Rabb. Hamba hanya ingin menjalankan apa yang Engkau sukai dan menghindari apa yang Engkau benci. Lembutkanlah hati mas Rajesh agar ia bisa menerima dan belajar mencintai hamba. Aamiin."
Doa seorang istri sholeha pasti didengar Allah. Indah yakin akan hal itu. Dirinya hanya perlu bersabar menanti.
...\=\=\=\=\=\=...
...Jangan ngamok ngamok atau sampai nekad demo depan rumah author kalo author buat tokoh Indah sebaik ini. Ya namanya saja novel, kan musti ada tokoh protagonis dan antagonisnya juga biar seru. Ya toh?? Iya apa iya?? 😆...
...With love, ...
...Author....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Giantini
dasar indah bodoh....
2024-07-23
1
🌻Richantix🌻
👍
2023-01-04
1
🌻Richantix🌻
aamiin2023x
2023-01-04
1