“Eh gimana kabar tante Karin?”
Setelah cukup lama kangen kangenan dengan Delvara, Rajesh pun menanyakan kabar ibu Delvara. Delvara hanya menghela napas berat.
“Masih seperti itu ya?”tebak Rajesh dari ekspresi waja sahabatnya itu.
“Begitulah Jesh. Sejak meninggalnya Zoya, mama sering mengurung diri dan terus menyalahkan diri sendiri. Padahal gue udah bilang bahwa itu tuh bukan salah mama. Tapi ya gitu deh,, Mama tetap merasa udah gagal jaga titipan papa.”
“Trus pelakunya gimana? Masih di rumah sakit Jiwa?”
Delvara mengangguk dan tampak raut wajahnya menunjukkan kekesalan tiap mengingat peristiwa itu. Kejadian buruk yang menyisakan trauma dan kepedihan mendalam di hati sang mama. Sang mama terus menerus menyalahkan diri sendiri atas kejadian yang dilakukan oleh lelaki yang memendam cinta tak terbalas kepadanya hingga berlaku nekad.
Lelaki bernama Valdy yang merupakan keponakan dari sang papa yang dulunya sangat terobsesi pada sang mama, membuatnya gelap mata karena sang mama terus menolaknya. Lelaki itu pun menculik Zoya kecil yang saat itu masih berusia sepuluh tahun. Lelaki itu lantas membawanya entah kemana dan setelah cukup lama menjadi buronan polisi, lelaki itu ditemukan sudah dalam kondisi sakit jiwa.
Akibatnya, dia tidak bisa dimintai keterangan akan keberadaan Zoya yang sebenarnya.
“Mati!! Anakmu sudah mati!!! Aku sudah membunuhnya!!”
Hanya kalimat itu yang selalu diucapkan lelaki sakit jiwa itu. Ditambah dengan tidak pernah ada jejak tentang Zoya, membuat semua pihak meyakini bahwa memang Zoya sudah meninggal.
“Ya udah, gak usah dibahas lagi daripada lo jadi manyun gitu. Cukup gue yang badmood gara gara perempuan sinting itu.” Hibur Rajesh karena ia sebenarnya paling tidak suka kalau Delvara bersedih begitu.
Ia terlalu tau seberapa sayangnya Delvara pada sang mama yang membesarkannya sendirian semenjak papanya berpulang. Sosok wanita tegar yang selalu menginspirasi sahabatnya itu berubah tak bersinar lagi semenjak kejadian buruk itu.
Delvara juga sangat menyayangi Zoya, sang adik yang bahkan dulu sempat mereka berkelakar kalau kelak Zoya sudah dewasa, maka Rajesh akan menikahinya.
“Lo tuh nggak boleh kayak gitu tau. Jahat banget lo. Kalau tau lo kayak gini, gue malah ngerasa lebih baik emang Zoya bersama Tuhan saja daripada disiksa sama lo kalau kalian jadi nikah beneran.”gerutu Delvara.
“Ya kalau Zoya yang jadi istri gue, gak bakalan gue perlakukan kayak gini lah.”elak Rajesh.
“Udah, pokoknya lo nggak boleh jahat sama bini lo. Dosa bro nyia-nyiain ciptaanNYA.” Delvara tetap menasehati.
“Hmm kan, lanjut deh ceramahnya. Udahan ah bahas si dekil itu. Mending bahas lo sama Nadine aja. Udah sampai mana hubungan kalian? Kapan gue dapat undangan?” Rajesh mengganti topik pembicaraan tanpa berniat menuruti dan mendengarkan nasehat sahabatnya itu.
Delvara kembali bernapas berat.
Setiap membahas wanita bernama Nadine ini selalu saja dada Delvara terasa sesak. Ia terlalu cinta pada sosok Nadine yang jelas ia tau bahwa Nadine tidak sebaik harapannya. Delvara ingin menjadikannya istri namun Nadine tidak mau jika Delvara harus mengurus sang mama yang dianggap Nadine sudah gila itu.
Nadine bersikeras kalau mereka menikah nantinya, sang mama harus diungsikan dari rumah mewah peninggalan sang papa.Sedangkan Delvara, mana bisa begitu saja menelantarkan sang mama atau membiarkannya tinggal di rumah sakit jiwa.
“Dia masih ngotot nolak nyokap tinggal sama gue.” Keluh Delvara.
“Hmm susah juga sih kalau gitu.” Rajesh memaklumi kesulitan sahabatnya itu.
“Makanya gue juga mulai berusaha jaga jarak dari dia. Gue gak pungkiri kalau gue cinta banget sama dia tapi gue juga gak mau seegois itu memaksa dia menerima mama. Daripada nantinya ia malah berlaku buruk ke mama juga kan?” Delvara menoleh kepada Rajesh.
“Ya udah sih relain aja Nadine. Dia juga gak sebaik yang lo kira kok.” Celetuk Rajesh.
“Maksud lo?” Delvara menatapnya intens membuat Rajesh gelagapan.
“Ya,, nggak baik. Kayak yang lo harapkan itu maksud gue.” Jelas Rajesh salah tingkah.
“Owh.”
Hanya itu reaksi Delvara dan itu cukup melegakan Rajesh yang diam diam pernah punya hubungan gelap dengan Nadine di belakang Delvara.
Rajesh tidak bisa menahan diri kala itu. Ia yang diam diam juga menyukai Nadine semenjak ketiganya masih di sekolah yang sama merasa kejatuhan bulan kala Nadine datang kepadanya mengadukan segala masalahnya dengan Delvara.
Malam itu Nadine datang kepadanya, menangis dan menceritakan penolakan Delvara ketika diminta mengungsikan sang mama ke rumah sakit jiwa. Nadine yang menangis dan butuh kasih sayang terlena dan terbuai oleh pelukan Rajesh yang diam diam masih menyimpan rasa kepadanya.
Hingga dinginnya malam membuat tubuh keduanya semakin erat memeluk. Wajah keduanya pun semakin tak berjarak dan keduanya semakin tenggelam dalam sebuah ciumann pengkhianatan dalam pertemanan ketiganya. Namun Nadine meminta lebih dari sekedar ciuman malam itu, tapi otak Rajesh yang masih waras mampu menolaknya.
Nadine terus memelas memohon untuk dipuaskan hingga Rajesh pun tidak bisa berdiam diri saja. Rajesh mengiyakan namun hanya menggunakan jari jarinya saja. Rajesh memang anti celup kalau bukan dengan wanita yang benar benar dicintainya dan halal untuknya.
Rajesh memang player tapi dia selalu membatasi diri dalam hal yang satu itu. Dan Nadine memang cintanya namun wanita itu tidak halal untuknya. Apalagi mengingat bahwa Nadine adalah kekasih Delvara.
Malam itu Rajesh melakukannya demi menyenangkan Nadine saja yang meski hanya dengan permainan jarinya yang lihai mampu terbang melayang menggapai kenikmatannya.
Namun fakta yang didapat oleh Rajesh lebih mengecewakan bahwasanya malam itu ia tau bahwa Nadine sudah tidak gadis lagi.
“Apa Delvara yang mengambilnya?” tanya Rajesh malam itu dan Nadine hanya terbahak.
“Del?? Mana mungkin dia berani. Dia itu membosankan sekali Jesh. Jangankan sampai melakukan itu, nyium gue aja hanya di pipi dan kening. Beda sama lo. Lebih berani. Tau gitu gue kan mending pacarannya sama lo aja Jesh. By the way, thanks ya. Lo hebat bisa muasin gue meski Cuma pakai ini.” Nadine mengulumm kembali jari Rajesh yang masih menyisakan cairan kenikmatannya.
“Jadi siapa yang pertama?”Rajesh yang cinta Nadine sekaligus kecewa mendapati gadisnya sudah gak ori lagi menarik tangannya dan masih penasaran.
“Hhahaha,, gue juga gak inget dan gak tau siapa Jesh. Emang itu penting ya?” Nadine terkekeh.
“Serius dikit dong Nadine!” sentak Rajesh.
“Gue nggak tau Jesh. Waktu itu gue pesta bareng banyak orang dan gue nggak tau yang mana yang perawanin gue. Gue kan mabok. Dan mereka banyak. Ya nggak tau yang mana. Kenapa sih lo kepo banget? Ya udah sih kan udah berlalu juga.” Nadine tak mempermasalahkannya.
“Apa Del tau?” selidik Rajesh.
Nadine menghembus napas kasar. Dia merasa kesal karena Rajesh banyak tanya hal yang semestinya sudah ia tau apa jawabannya.
“Menurut lo?? Kalau dia tau, emang dia masih mau sama gue?”
Nadine tanya balik dan itu membuat Rajesh merasa bersalah pada Delvara karena sudah ikut nyicip lubang surga milik Nadine meski hanya jarinya. Apalagi ketika Nadine yang ketagihan dan haus belaian itu kembali datang dan memintanya melakukan hal yang sama lagi hingga beberapa kali tanpa bisa ia tolak.
“Woy!! Kesambet lo??” teguran Delvara membawa Rajesh kembali ke masa kini di mana ia sadar pernah dan masih terjalin hubungan gelap diantara ketiganya beberapa hari sebelum Rajesh menikahi Indah.
...\=\=\=\=\=\=...
...Mulai sedikit konflik ya,,, Siap siap gengs. Nanti bakalan lebih seru dan rumit lho....
...With love,...
... Author....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Feeza_MCI
jangan-jangan Indah itu Zoya adiknya Delvara🤔
2023-08-29
1
Anfit Annisa Fitri Tangka
Zoya blm mati. Diakah istri Rajes
2023-08-02
1
Soumena Mishy
pasti indah adalah Zoya adikkx delvara
2023-03-15
1