Indah mencuci muka dan membersihkan diri sebelum tidur. Kemudian ia keluar saat Rajesh tengah senyum senyum sendiri saat bermain ponselnya.
"Sepertinya mas Rajesh sedang bahagia. Semoga saja kebahagiaanya malam ini juga membuat hatinya lebih lembut dan mau mengijinkanku untuk tidur di atas. Tidak lagi di lantai." batin Indah.
Indah lantas memberanikan diri mengajak bicara Rajesh yang tampak tidak fokus padanya sedari tadi.
"Mas,,, apa aku boleh,,,"
"Nggak!!! Kamu tetep tidur di lantai. Pokoknya jangan pernah berani berani tidur selain di lantai." potong Rajesh cepat di malam kedua kebersamaan mereka.
"Tapi mas, aku kedinginan."
"Terus?? Kamu pikir aku peduli gitu?? Udah bagus aku kasih kamu tinggal di kamar ini." sungut Rajesh.
"Sebenarnya kalau kamu merasa keberatan aku di kamar ini, nggak apa apa kok mas kalau aku balik ke kamarku sendiri saja. Beneran aku nggak apa apa mas." ujar Indah berniat untuk mengalah dan tak memaksakan diri Rajesh menerimanya di kamar ini.
"Oh begitu ya?? Udah mulai pinter ngatur ngatur dan nentuin mau gimana gimananya ya? Udah benar benar menganggap diri kamu itu nyonya Rajesh ya??" Rajesh meletakkan ponselnya dan langsung menatap tajam ke arah Indah.
"Bukan begitu mas. Masalahnya aku punya riwayat alergi,,,"
"Gak peduli dan gak mau tau!! Gak usah cerita tentang diri kamu karena aku sama sekali gak tertarik untuk dengerin. Intinya,,, kamu wajib tetap di kamar ini atau kamu mau sengaja nyakitin perasaan mama dan papa dengan tau kondisi sebenarnya?? Gitu?? Mau nyari simpati mereka dengan ngejatuhin aku?? Iya gitu???" cecar Rajesh.
"Maaf mas. Baiklah, aku tetap di sini. Ini udah malam. Sebaiknya kamu cepat istirahat ya. Kamu kan udah capek seharian kerja." jawab Indah tak berniat lagi melawan kehendak suaminya.
Takut dosa.
"Gitu dong, nurut!! Gak usah banyak mulut." seru Rajesh.
"Mau aku pijitin dulu nggak?" tanya Indah menawarkan.
"Najis!!!"
Rajesh langsung menarik selimutnya dan menutup dirinya rapat rapat karena dinginnya Ac mulai terasa menusuk kulit tubuhnya.
"Kalau aku yang pakai selimut dan tidur di atas aja kedinginan, apa kabar dia ya?" sisi hatinya yang baik tergugah.
"Ah ya bodo amat. Siapa suruh keenakan jadi istriku. Biar dia tau rasa. Ini baru malam kedua. Lihat saja sampai dimana kekuatannya." sisi setan dan gelap dari dirinya kembali merajai.
Rajesh yang sudah lelah menjadi cepat terlelap. Tapi tidak dengan Indah. Sudut matanya mulai basah mengingat nasib dirinya. Ditambah dengan buruknya perlakuan Rajesh terhadapnya. Rasanya hidupnya begitu nelangsa.
Seberapa keras ia mencoba mengingat bayangan tentang masa lalunya dan dari mana dirinya berasal, maka sekeras itu juga bayangan bayangan gelap itu berputar tanpa menyisakan sedikit pun titik terang.
"Kakek,,, Indah kangen." tak terasa bibirnya bergetar menyebut kakek Wardoyo.
Satu satunya pria terbaik yang selalu menyayanginya sepenuh hati meski beliau tak tau menahu siapa dan dari mana asal Indah. Indah terus menangis merindukan kakek Wardoyo sampai tak terasa ia pun terlelap dalam dekapan dinginnya lantai kamar ini.
Keesokan harinya, Rajesh terbangun karena mendengar suara wanita dan ketukan di pintu kamarnya yang sangat mengganggu.
"Duuhh ini perempuan pagi pagi udah ganggu aja. Lagian ngapain sih dia gedor gedor pintu segala??!!!" umpat Rajesh kesal.
Rajesh mencoba mengabaikannya tapi suara gedoran makin terdengar kencang.
"Apa sih kamu tuh???!!!" Rajesh bangun dan kesal namun begitu melihat sesosok tubuh yang meringkuk di lantai, Rajesh pun tertegun.
Ia menajamkan pendengarannya untuk bisa mengenali suara siapa yang menggedor pintu kamarnya kalau ternyata Indah masih tidur di situ.
"Jesh,,, Indah,,, Kalian kok belum keluar kamar. Ini sudah siang lho. Kamu gak ngantor Jesh??" ternyata suara mama Rina.
Rajesh langsung melihat ke arah jam dinding dan begitu terkejut ketika menyadari ini sudah lewat dari jam berangkat kerjanya. Seketika emosinya memuncak melihat tubuh Indah yang masih asyik meringkuk dan tidur.
"Dasar kebo!! Istri macam apa yang jam segini belum bangun. Heh,,,!! Bangun!!!" Rajesh menendang kecil ke arah punggung Indah namun Indah tak merespon.
Rajesh mengernyit heran tapi kemudian makin kesal karena Indah susah dibangunkan. Berkali kali mencoba mengguncang tubuh Indah dengan kakinya tapi Indah tak bergeming.
"Jesh,,, Indah???" lagi lagi suara mama Rina terdengar.
"Iya ma. Rajesh udah bangun kok." sahut Rajesh sambil membuka sedikit pintu kamarnya agar mama Rina gak cerewet lagi dan melihat Indah yang masih meringkuk di lantai.
"Indah mana?? Mama mau ajak dia ke pasar." Mama Rina mencoba melongok ke dalam kamar.
"Ng,, Indah,,, Ng,,,anu,,," Rajesh bingung jawabnya takut mamanya tau keadaan Indah yang tidur di lantai.
"Indah kenapa??" mama Rina curiga.
"Mmm,,, Indah,,, be,,,, lum bangun." suara Rajesh memelan seiring dengan mama Rina yang sudah memaksa masuk dan berdiri terpaku melihat menantunya meringkuk di lantai.
"Ini kenapa Indah tidur di lantai??" tunjuk mama Rina dan Rajesh tak bisa menjawabnya.
Mama Rina geleng kepala lalu sempat menoyor kepala Rajesh. "Kamu tuh ya. Mama udah curiga padahal." sungut mama Rina kesal.
Rajesh hanya garuk garuk kepala dan dalam hati menyalahkan Indah yang susah dibangunkan itu."Gara gara kamu susah bangun nih, kita jadi ketauan. Awas aja nanti kamu ya." umpatnya dalam hati.
Mama Rina mendekati Indah dan coba membangunkannya.
"Indah,,, sayang. Bangun dulu yuk. Kok tidur di lantai? Mama udah marahin Rajesh. Malam ini kamu boleh tidur di atas ya sayang. Ayo bangun dulu." mama Rina sedikit mengguncang tubuh Indah namun tak ada reaksi apa pun.
"Indah. Indah,,,"
Tetap tidak ada reaksi dan itu membuat mama Rina mulai panik. Disentuhnya telapak tangan Indah yang begitu dingin sedingin es. Begitu pula wajahnya.
"Rajeshhhhh!!! Cepat bawa ke rumah sakit!!!" pekik mama Rina begitu sadar akan keadaan sebenarnya.
"Hah??? Emang dia kenapa??" tanya Rajesh yang jadi bingung.
"Diam kamu!! Cepat bawa ke rumah sakit. Gotong istrimu. Sekarang!!!!" mama Rina menarik tangan Rajesh agar cepat bertindak.
"Ini ada apa sih pagi pagi mama udah teriak teriak?" papa Gunawan muncul karena mendengar keributan dan suara istrinya.
"Indah pa,,Indah." mama Rina tidak mampu melanjutkan kata katanya dan hanya menunjuk pada Rajesh yang kesusahan mengangkat tubuh lemas Indah.
"Duhhh nyiksa banget sih kamu!! Manja ya?? Sengaja pura pura pingsan padahal kamu malu kan ketauan mama kamu bangun kesiangan???" umpat Rajesh setengah berbisik saat ia sudah berhasil membopong Indah.
Tapi Indah tetap tak bereaksi dan itu membuat Rajesh mulai cemas dan takut juga terjadi apa apa pada Indah.
"Kalau sampai terjadi apa apa sama Indah, celaka kamu Jesh. Bukan hanya kamu, tapi kita semua. Kita gak akan dapat apa pun dari kakekmu!!!" ucap papa Gunawan kesal.
"Maksudnya pa??" tanya Rajesh yang setengah ngos ngosan setelah membopong Indah masuk ke mobil.
"Udah nanti aja pa, Jesh. Ini Indah dibawa ke rumah sakit dulu. Cepetan!!" mama Rina mengingatkan ada yang harus dilakukan dulu.
Meski penasaran akan penjelasan dari papanya, tapi Rajesh membenarkan ucapan mamanya kali ini. Ke rumah sakit dulu lebih penting.
...\=\=\=\=\=\=...
...Kira kira Indah kenapa ya?...
...With love,...
... Author....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Tukang Halu🤭
lanjuut kak
2022-12-08
2
Deklami Agta Musvaria
apa kakek tau ya indah itu zoya
2022-12-08
1
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
mungkinkah alergi indah kambuh sehingga dia pingsan... semoga segera baikan ya indah n semoga setelH ini rajesh gak semena2 terhadap indah
2022-12-08
1