Rajesh menyelesaikan ritual mandinya cukup lama seperti kebiasaannya selama ini. Ia keluar mengenakan handuk yang melilit hanya di setengah bagian tubuh bawahnya saja.
"Mas,,, ini bajumu." Indah menyambutnya dengan setumpuk baju di tangannya.
"Heh pembantu,,, Tutup mata kamu!! Aku gak mau kamu kegoda sama tubuh indahku." Rajesh melotot dan menyilangkan tangannya di tubuh depannya menutupi otot kekarnya yang seperti kotak kotak berjejer enam.
"Kamu tutupi begitu juga masih kelihatan kok mas. Lagian kenapa juga harus ditutup sih? itu kan sudah halal buatku." Indah senyum senyum sendiri merasa tingkah Rajesh itu lucu.
"Genit!! Apa pun yang menurut kamu halal itu,,, bagiku adalah haram. Ngerti??!!!" Rajesh mengambil paksa pakaian yang sudah disiapkan oleh Indah dari tangannya.
"Maaf mas tapi ajaran agama kita kan tidak demikian. Yang namanya sudah menikah itu,,,"
"Aku gak pernah anggap kita menikah!!" potong Rajesh cepat.
Indah menghela napas berat. Lalu matanya mengekor kemana langkah Rajesh tertuju.
"Loh mas kok dimasukin lagi baju bajunya?" tanyanya melihat Rajesh kembali memasukkan pakaian yang disiapkannya tadi ke lemari.
"Aku gak sudi pakai baju yang kamu siapin. Bisa bisa kepala kamu yang gede itu makin gede dan nyabang kalau aku pakai itu. Terus kamu akan dengan bangganya merasa menjadi istri yang baik buatku. Begitu kan tujuanmu???" Rajesh mendelik kesal.
"Ya Allah mas,,, kamu kayaknya kebanyakan nonton film di stasiun ikan terbang ya? Sampai segitunya kamu bikin skenario. Aku tuh tulus mas nyiapinnya karena aku sadar apa tugasku sebagai istri."
"Meski kamu gak mengakuinya mas." lanjutnya dalam hati.
"Istri istri istri,,, bangga banget kamu sebut sebut itu. Gak tau kalau aku eneg apa dengarnya??!!! Udah sana,,, tinggalin aku. Aku mau pakai baju dan ini bukan adegan atau tontonan gratis buat kamu!!!" usir Rajesh.
"Iya mas. Aku keluar dulu kalau gitu ya." pamit Indah tanpa berniat mendebat Rajesh lagi.
"Gitu dong nurut. Balik ke posisi asal kamu sebagai pembantu. Gak usah ke GR an jadi istri." omel Rajesh dengan tetap sibuk memilih bajunya sendiri.
Tapi kemudian terlintas sebuah pikiran di benaknya. Bersamaan dengan Indah yang tangannya sudah memutar knop pintu, Rajesh sadar akan sesuatu.
"Tunggu!! Mau kemana sih main ngeloyor aja??" teriaknya sambil buru buru mengancingkan kancing kemejanya.
"Loh kan kamu suruh aku keluar tadi mas." Indah heran apalagi kesalahannya kali ini.
"Dasar gak ada otak. Bodoh banget sih kamu itu. Diam di situ. Tungguin aku." titah Rajesh membuat Indah makin bingung apa maunya.
Rajesh selesai berpakaian dan merapikan penampilannya pagi itu. Terlihat sangat tampan dengan kulit bersih yang selalu dirawatnya tak kalah dengan wanita wanita lain yang suka pakai skincare. Rahang yang tegas menambah aura dan wibawanya meski usianya hanya terpaut 3 tahun di atas Indah. Masih terbilang muda untuk pengusaha sesukses dirinya dan masih muda saat menikah.
Itulah yang disesali Rajesh. Di usianya yang baru menginjak angka 25, mamanya sudah begitu cerewet meminta cucu. Bagi Rajesh, di usianya ini seharusnya ia masih bisa melakukan banyak hal dan belum saatnya terkukung dalam sebuah ikatan perkawinan. Dan sialnya malah dengan Indah. Perempuan gak selevel yang sama sekali gak pernah ada di benaknya akan jadi istrinya.
"Liatin apa?? Bengong aja!! Iya aku ganteng. Kamu kegoda???" tegurnya pada Indah yang tak berkedip memandangnya.
"Kegoda suami sendiri kan nggak apa apa mas." Indah menutupi rasa malunya ketahuan memperhatikan Rajesh.
"Kebiasaan bawa bawa agama buat jawab. Sini,,,!!!" Rajesh menarik tangan Indah dan menggenggamnya erat.
"Mas,,, ini,,," Indah yang terkejut diperlakukan begitu tubuhnya mendadak kaku.
"Jangan GR. Ini cuma latihan biar tangan aku kebiasa dan gak kaku gandeng kamu. Itu juga semata mata buat melancarkan drama pernikahan gila ini. Aku begini hanya demi membuat mama dan papa mengira pernikahan kita baik baik saja. Demi mama dan papa, bukan demi nyenengin kamu. Camkan itu!!" telunjuk Rajesh sudah menoyor kepala Indah.
"Gak usah drama juga nggak apa apa kok mas kalau cuma mau gandeng tangan aku. Sudah halal." ucap Indah.
Rajesh mendesis kesal mendengarnya. Rasanya ia jadi benci dengan kata halal kalau terus menerus diucapkan oleh Indah.
"Ini mau gandengan terus di kamar begini atau mau keluar sekarang mas?" Indah mengingatkan karena tanpa Rajesh sadari mereka sudah cukup lama bergandeng tangan tapi masih tetap di kamar.
Lagi lagi Rajesh kesal karena malah sibuk dengan pikirannya sendiri tentang halal haram tadi. Lalu ia pun menggandeng Indah keluar setelah sebelumnya mengingatkannya untuk tersenyum.
"Pagi pa,,, ma,,," Rajesh dengan suara cerianya menyapa kedua orang tuanya yang sudah duduk di meja makan menikmati sarapan mereka.
"Pagi,,, wah pengantin baru kita ini wajahnya udah berseri seri saja ya pa." mama Rina menggoda kedua pengantin baru yang kini jadi salah tingkah.
"Persis kita dulu ma. Gak bisa lepas kemana mana. Gandengan terus." timpal papa Gunawan membuat keduanya sontak melepaskan tangan masing masing.
"Nggak apa apa. Gak usah dilepas juga nggak apa apa kok. Itu wajar." ujar mama Rina yang semakin sumringah melihat rambut keduanya masih setengah basah.
Meski Indah memakai hijab tapi terlihat hijab yang terbuat dari kain katun tipis itu basah terkena rembesan rambut basahnya.
"Kita bisa cepat punya cucu nih pa." ujarnya kemudian membuat Rajesh berdehem karena merasa tenggorokannya seketika tercekat.
"Mmm,,, Indah buatin sarapan dulu buat mas ya." Indah menawarkan diri untuk mengusir gugupnya.
"Iya. Makasih sayang."
Indah membulatkan kedua netranya mendengar itu. Ia merasa pendengarannya salah kali ini. Tapi kemudian ia segera menyadari bahwa itu juga pasti Rajesh lakukan untuk lebih meyakinkan kedua orang tuanya bahwa pernikahan mereka baik baik saja. Rajesh begitu hanya karena ingin menyempurnakan drama mereka.
Indah segera berlalu menuju ke dapur. Membuatkan susu hangat dan mengoles roti dengan selai kacang kesukaan Rajesh. Indah sudah lama tinggal bersama mereka jadi sudah tau apa yang menjadi kesukaan Rajesh selama ini.
"Biar saya saja Nduk Indah." tawar mbok Rati, asisten rumah tangga yang selama ini selalu baik pada Indah.
"Saya aja mbok. Kan ini sekarang jadi tugas saya sebagai istri." jawab Indah sembari tersenyum.
"Apa den Rajesh memperlakukanmu dengan baik nduk?" pertanyaan mbok Rati membuat Indah menghentikan gerakannya mengaduk susu.
Indah menghela napasnya.
"Doakan saja ya mbok biar pernikahan kami ini langgeng dan bahagia."
"Aamiin. Yang sabar ya nduk." Mbok Rati cukup paham apa arti dari jawaban Indah itu.
"Indah kesana dulu ya mbok. Takut kelamaan ditungguin mas Rajesh." pamit Indah diiringi anggukan mbok Rati.
"Bodoh kalau mas Rajesh sampai menyianyiakanmu nduk. Kamu itu permata." gumam mbok Rati sembari menyeka airmata yang membasahi pelupuk matanya.
...\=\=\=\=\=\=\=...
...Masih hari pertama mereka menjalani pernikahan ya gengs,,, Masih panjang lanjutannya jadi stay tune terus di sini. Jangan kemana mana. Jangan lupa klik favorit biar gak ketinggalan updatenya....
...With love,...
...Author....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Sri Ariesto
siap author. tetap semàngat biar bisa up banyak😊😊😊🙏🙏👌
2023-04-04
1
🌻Richantix🌻
stasiun ikan terbang po terkenal bgt to kok di nggo parian
2023-01-02
1
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
manis sekali kamu jesh panggil sayang pula huuhh
2022-12-07
1