"Siapa cowok itu? Ganteng banget. Kekasih barumu, ya?" tanya salah satu sahabat Nyonya Ira.
"Gimana menurutmu, ganteng 'kan?"
"Ganteng banget. Jauh lebih ganteng dari kekasihmu dulu. Ngomong-ngomong, dia cowok bayaran lagi?" tanya wanita itu sambil berbisik pelan kepada Nyonya Ira.
Nyonya Ira tertawa pelan mendengar celetukan sahabatnya itu. "Sebenarnya sih bukan. Untuk sekarang, ia masih menjadi sopir pribadiku. Tapi aku yakin suatu saat nanti aku pasti bisa merebut hatinya," sahut Nyonya Ira sambil tersenyum lebar.
"Semangat, Ra! Tapi kali ini jangan sampai kamu ketipu lagi sama seperti yang dulu. Sudah keluar duit banyak, eh dianya malah main cewek di belakangmu."
"Kamu tenang saja, kali ini aku tidak akan sebodoh dulu."
Nyonya Ira kembali tersenyum sambil melirik Arman yang menunggunya di dalam mobil. Ia melambaikan tangannya kepada Arman dan segera dibalas oleh lelaki itu.
Setelah puas berbincang bersama sahabat sekaligus pelanggan setianya itu, Nyonya Ira pun segera pamit dan kembali ke mobilnya.
"Sekarang kita ke mana lagi, Nyonya?" tanya Arman yang kini kembali fokus pada kemudinya.
"Ke salon langgananku. Aku ingin spa full body, soalnya aku sudah lama aku tidak melakukannya. Maklum, orang sibuk." Nyonya Ira tertawa pelan dan diikuti oleh Arman.
***
Tak terasa sore pun menjelang. Kini saatnya Arman meminta izin untuk pulang kepada Nyonya Ira.
"Ingat ya, Arman. Pastikan ponselmu selalu aktif 24 jam. Aku tidak ingin ada alasan apa pun jika aku membutuhkanmu, mengerti?" Lagi-lagi Nyonya Ira mengingatkan hal itu kepada Arman.
"Ya, Nyonya."
"Oh ya, aku punya kejutan untukmu." Nyonya Ira meraih tangan Arman kemudian mengajaknya ke suatu tempat.
Arman terkejut, tetapi ia tidak berani menepis tangan Nyonya Ira yang kini tengah menggenggam tangannya. Ia pun terpaksa mengikuti ke mana pun Nyonya Ira menuntunnya.
Setibanya di halaman belakang, Nyonya Ira pun menghentikan langkahnya. Ia berhenti tepat di depan sebuah motor keluaran terbaru yang masih terbungkus plastik. Ia berbalik lalu menatap Arman sambil tersenyum.
"Taa daa! Bagaimana menurutmu?" Nyonya Ira menunjuk ke arah motor baru tersebut.
Arman kebingungan. Namun, ia tidak berpikir apa pun soal motor baru tersebut.
"Bagus sekali, Nyonya. Tapi, apakah Nyonya bisa mengendarainya?" tanya Arman balik sambil memperhatikan motor keluaran terbaru itu.
Nyonya Ira tertawa pelan. "Ya ampun, Arman. Aku beli motor ini bukan buat aku. Tapi buat kamu! Biar kamu gampang bolak-balik ke sini," sahutnya.
"Bu-buat saya?" Arman membulatkan matanya.
"Ya, motor itu buat kamu, Arman!" Nyonya Ira mengelus lembut pundak Arman yang masih terpaku dengan mata melotot.
"Ta-tapi ... ini terlalu berlebihan, Nyonya. Orang-orang pasti akan bingung melihatku tiba-tiba punya motor baru. Bukan hanya orang-orang, istriku pun pasti akan kebingungan melihatnya," celetuk Arman.
"Tidak apa, Arman. Anggap saja ini hadiah dariku. Hadiah karena kamu sudah bekerja dengan baik," jawab wanita itu.
"Ta-tapi, Nyonya ...." Arman masih ingin menolak, tetapi Nyonya Ira terus memaksa dan memberikan kunci motor baru tersebut ke tangan Arman.
"Sudah! Tidak baik menolak rejeki. Sekarang ambil kunci ini lalu pulanglah."
Arman menatap kunci motor yang ada di tangannya dengan mata berkaca-kaca. Ia begitu terharu karena cita-citanya selama ini menjadi nyata. Memiliki motor baru.
Nyonya Ira mendekati Arman kemudian berdiri di samping lelaki itu dengan jarak yang sangat dekat.
"Jangan lupa, sekali-sekali ajak aku jalan dengan motor ini, ya!" ucapnya sambil berbisik di samping telinga Arman.
"Tentu saja, Nyonya! Tentu saja," sahut Arman dengan begitu semringah.
"Baguslah kalau begitu. Sekarang pulanglah, Arman. Berikan istrimu kejutan."
"Ya, Nyonya. Terima kasih banyak!"
Arman pun pamit dan segera pulang dengan membawa motor baru tersebut. Setibanya di halaman depan rumah, Arman menekan-nekan klakson motor dan berhasil mengagetkan Nadira beserta anak perempuannya.
Nadira dan Amara bergegas keluar untuk mengetahui siapa yang barusan membunyikan klakson tersebut. Ia dan anak perempuannya terkejut ketika melihat Arman duduk di atas motor baru sambil tersenyum kepada mereka lalu membunyikan klakson sekali lagi.
"Bagaimana motor baru Ayah? Bagus 'kan?" tanyanya dengan wajah semringah.
"Bagus!" Amara segera menghambur kepada Arman dan ikut duduk di atas motor baru tersebut.
"Motor siapa ini, Mas?" tanya Nadira sembari menghampiri Arman dengan wajah bingung.
"Motor ini milik Nyonya Ira. Dia sengaja memberikannya kepadaku agar aku gampang bolak-balik ke rumahnya," sahut Arman dengan begitu antusias.
Bukannya senang mendengar berita itu, Nadira malah semakin takut dan curiga. "Mas, apa ini tidak berlebih-lebihan? Secara Mas baru saja bekerja di sana. Lain halnya jika Mas sudah bekerja puluhan tahun, wajar dia begitu baik dan perhatian kepada Mas."
Arman tersenyum lalu menepuk pelan pundak Nadira. "Kamu tidak udah heran, Nadira. Nyonya Ira memang benar-benar baik dan semua orang juga sudah tau soal itu. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanyakan hal itu kepada salah seorang pekerja di sana," jawab Arman, mencoba meyakinkan Nadira.
Nadira pun terpaksa mengangguk padahal ia masih ragu dengan sikap Nyonya Ira yang begitu baik terhadap suaminya. Belum lagi soal status Nyonya Ira yang ternyata seorang janda. Membuat Nadira semakin tak tenang.
Hari berganti minggu dan tak terasa satu bulan sudah Arman bekerja bersama Nyonya Ira. Sikap wanita itu semakin baik kepadanya dan membuat Arman begitu betah bekerja bersama wanita itu. Belum lagi soal gaji dan bonus yang ia dapatkan, membuat Arman tidak berkeinginan mencari pekerjaan di tempat lain.
Hari ini Arman mendapatkan gaji pertamanya bersama Nyonya Ira dan ia begitu senang. "Terima kasih banyak, Nyonya. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi," ucap Arman.
"Kamu memang pantas mendapatkannya, Arman. Karena kamu bekerja dengan sangat baik," jawab Nyonya Ira sambil tersenyum hangat.
"Oh ya, hampir saja aku lupa. Malam ini aku ada janji sama teman-temanku. Aku ingin kamu mengantarkan aku ke sana dan menungguku hingga acara selesai," lanjut wanita itu tanpa basa-basi.
Arman terdiam sejenak. Padahal saat itu ia ingin pamit pulang dan memberikan uang gaji pertamanya kepada Dira. Namun, ia teringat akan janjinya kepada wanita itu. Bahwasanya ia akan siap siaga 24 jam jika Nyonya Ira membutuhkannya.
Dengan terpaksa, Arman pun mengangguk dan menyetujui permintaan majikannya tersebut. "Baik, Nyonya."
Nyonya Ira pun tersenyum puas. "Bagus. Sekarang ikuti aku," titahnya sembari menuntun Arman berjalan menelusuri rumah megahnya.
Arman menurut saja dan mengikuti langkah Nyonya Ira yang menuntunnya. Ruangan demi ruangan ia lewati dan setelah sadar, ternyata Nyonya Ira mengajaknya memasuki kamar utama. Kamar megah milik wanita itu.
"A-apa yang harus aku lakukan, Nyonya?" tanya Arman yang kini melangkah dengan ragu-ragu.
"Sudah. Ikuti saja aku dan jangan banyak bertanya," titah wanita itu sambil tersenyum manja.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Karlena Lena
Tante Ira mulai beraksi
2023-03-02
2
keke global
Modus...
2022-12-09
1
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
wezzz siap siap kamu mass di garap sama Tante nakal ituhh....
🤣🤣🤣🤣
kuatkan iman muu mass,, jangan goyah dan harus tahan dengan godaan Tante Ira
2022-12-08
1