"Bagus, Bi. Tunggu bonusmu besok," ucap Nyonya Ira kepada pelayan yang sedang berdiri di sampingnya. Pelayan yang membantunya melakukan penjebakan itu kepada Arman.
"Wah, terima kasih, Nyonya." Pelayan itu tersenyum lebar setelah mendengar ucapan majikannya itu.
"Ya, sudah. Sekarang kembalilah ke kamarmu. Aku ingin menemani calon suamiku," ucapnya sambil tersenyum nakal menatap tubuh Arman yang sudah tidak berdaya di atas tempat tidur mewah itu.
"Baik, Nyonya. Selamat malam," sahut pelayan itu. Ia segera kembali ke kamar dan melanjutkan istirahatnya.
Sementara Nyonya Ira tengah asik melepaskan satu persatu pakaian yang dikenakan oleh Arman hingga tubuh lelaki itu pun polos, tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh kekarnya.
"Ya ampun, Arman. Kamu benar-benar sempurna," gumam Nyonya Ira sambil menyeringai licik.
Sementara itu di kediaman Nadira.
Wanita itu bolak-balik ke kamar lalu mengintip dari balik kaca rumah sederhananya. Wajahnya terlihat cemas sebab ia begitu mengkhawatirkan Arman yang sejak tadi sore tidak juga kembali.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada Ayahmu, Nak?" gumam Dira sambil mengusap puncak kepala Amara yang sudah lama terlelap di atas ranjang tua itu.
Nadira kembali berjalan menuju ruang depan dan mengintip dari balik kaca rumahnya. Berharap Arman kembali pulang dengan selamat tanpa kurang apa pun. Namun, sayang harapan kini tinggal harapan karena Arman tidak akan pernah pulang pada malam itu. Sebab ia tengah asik tertidur di atas tempat tidur mewah milik Nyonya Ira dengan kondisi tak sadar.
Tak terasa pagi pun menjelang.
Tubuh besar Arman menggeliat. Reaksi obat tidur dengan dosis tinggi yang mempengaruhinya sejak tadi malam akhirnya berhenti bereaksi. Perlahan ia membuka mata dan memperhatikan sekeliling ruangan tersebut.
Arman tersentak kaget setelah sadar bahwa ruangan itu bukanlah kamar sederhananya bersama Nadira. Ia refleks bangkit lalu bersandar di sandaran tempat tidur sambil memijit kepalanya yang masih terasa sakit.
"Ya, Tuhan! Aku di mana?" gumam Arman.
Di saat Arman masih mencoba mengingat-ingat kejadian yang terjadi tadi malam, tiba-tiba ia merasakan seseorang tengah memeluk tubuhnya dengan erat.
Arman tersentak kaget dan refleks menoleh. "Nyonya!" pekik Arman dengan mata membulat sempurna sembari menepis tangan wanita itu dari tubuhnya.
"Kenapa, Sayang? Kenapa kamu menolakku?" lirih Nyonya Ira dengan wajah sedih menatap Arman yang mencoba menjauhinya.
"Nyonya, kenapa aku ada di sini? Seharusnya aku sudah pulang dan berkumpul bersama anak dan istriku," tanya Arman dengan wajah panik. Ia berdiri di depan ranjang mewah itu tanpa menyadari bagaimana kondisinya saat itu.
Nyonya Ira tersenyum kecil. "Kenapa kamu malah bertanya padaku, Arman? Seharusnya aku lah yang bertanya seperti itu kepadamu. Coba lihat tubuhmu! Semua jawabannya ada di sana," sahut Nyonya Ira sambil bersandar di sandaran tempat tidur, dengan posisi memeluk erat selimut yang menutupi tubuh polosnya.
"Tubuhku?" gumam Arman lalu menoleh ke bawah dan menyaksikan tubuh polosnya yang terekspos sempurna. .
Ia benar-benar terkejut melihat kondisi tubuhnya saat itu. Selain polos, tubuh kekar Arman dihiasi banyak noda lipstik berbentuk bibir. Noda lipstik itu tak terhitung jumlahnya. Bahkan ada di beberapa bagian area pribadinya.
"A-apa yang sudah terjadi padaku, Nyonya?" Arman begitu panik sekaligus ketakutan.
"Bukan apa-apa, Sayang." Nyonya Ira menyingkap selimut yang menutupi tubuh polosnya lalu berjalan menghampiri Arman.
Lagi-lagi Arman dibuat syok. Secara wanita itu tidak mengenakan pakaian apa pun di tubuh seksinya, sama seperti dirinya. Semakin Nyonya Ira mencoba mendekat, semakin Arman menjauhi wanita itu.
"Kenapa kamu menghindariku, Arman? Apa kamu sudah lupa bahwa tadi malam kamu sudah menyentuhku secara paksa. Kamu bahkan mengancam akan menyakitiku jika tidak mau melayani dan memuaskan hasratmu," ucap Nyonya Ira, masih mencoba mendekati Arman sambil menyeringai licik.
"Ti-tidak mungkin! Anda pasti sudah bohong! Aku tidak mungkin melakukan hal yang tidak senonoh itu kepada Anda," jawab Arman dengan terbata-bata sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kamu harus mengelaknya, Arman?" Mata Nyonya Ira tampak berkaca-kaca. Ia berpura-pura sedih dan sakit hati agar Arman percaya dengan ucapannya.
"Tadi malam kamu bahkan berjanji akan bertanggung jawab kepadaku. Kamu bilang akan menikahiku. Aku tidak peduli walaupun harus menjadi istri ke-dua, Arman. Yang penting kamu bertanggung jawab atas perbuatanmu kepadaku," tutur Nyonya Ira.
Arman menggelengkan kepalanya. Ia meraih kemeja serta celana miliknya lalu berlari menuju kamar mandi.
"Arman! Arman! Dengarkan aku!" teriak Nyonya Ira.
Namun, lelaki itu tidak mau mendengarkan teriakkannya. Ia masuk ke dalam kamar mandi pribadi milik wanita itu lalu menguncinya dari dalam.
Sepeninggal Arman, Nyonya Ira pun melebarkan senyumannya. Ia tersenyum puas karena berhasil mengelabui lelaki muda dan tampan itu.
"Aku pastikan setelah ini kamu akan menjadi milikku, Arman," gumam Nyonya Ira dalam hati.
Sementara itu di dalam kamar mandi.
Arman bergegas menghidupkan shower lalu mengguyur tubuh kekarnya sambil terisak. Ia tidak percaya bahwa dirinya akan melakukan hal menjijikkan itu bersama wanita yang lebih cocok menjadi tante, dari pada seorang kekasih untuknya.
Arman berteriak histeris sambil memukul dinding kamar mandi. Ia juga membaluri tubuh kekarnya dengan busa sabun yang banyak agar noda lipstik milik Nyonya Ira yang menempel di tubuhnya segera menghilang.
"Ya, Tuhan! Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Aku tidak percaya bahwa aku sudah melakukan hal menjijikkan itu tanpa sadar. Bagaimana jika Nadira tahu?" gumam Arman dengan cemas.
"Tidak! Nadira tidak boleh tahu soal ini. Aku tidak ingin rumah tanggaku hancur hanya gara-gara masalah ini," lanjutnya.
Setelah beberapa menit kemudian, Arman mengakhiri ritual mandinya. Setelah mengenakan kembali pakaiannya, Arman segera keluar dari ruangan itu. Ia sempat melirik Nyonya Ira yang sedang duduk di atas ranjang mewahnya untuk beberapa detik. Wanita itu kembali berpura-pura sedih dan menangis sambil memeluk kedua lututnya.
"Arman," lirih wanita itu.
Arman menghentikan langkahnya untuk sejenak dan mendengarkan ucapan wanita itu tanpa berpaling sedikit pun.
"Aku tidak menyangka bahwa kamu akan berlaku seperti ini padaku, Arman. Aku pikir kamu adalah lelaki yang baik, yang akan bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan kepadaku. Ternyata kamu sama saja seperti lelaki lainnya. Hanya memanfaatkan kebaikanku," lanjut Nyonya Ira sambil terisak.
Arman memejamkan mata sambil menelan salivanya dengan susah payah. Ia berbalik lalu menatap Nyonya Ira dari kejauhan.
"Maafkan aku, Nyonya Ira. Jujur, aku tidak pernah punya keinginan untuk memanfaatkan semua kebaikanmu selama ini padaku. Tapi kali ini aku tidak merasa melakukan apa pun kepadamu, jadi tidak ada yang harus aku pertanggung jawabkan," balas Arman, mencoba membela diri.
Arman kembali berbalik lalu melanjutkan langkahnya. Keluar dari ruangan itu lalu bergegas menuju halaman depan. Sementara Nyonya Ira masih berteriak-teriak memanggil nama Arman dan berharap lelaki itu kembali kepadanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Aas Azah
kalo cowok dewasa nikah sm cewek abg mh msh pantes,nah ini gk cocok Ira km sm Arman itu kyk ibu dan anak, Arman mikir kali kalo mau selingkuh pasti yg lebih muda dan cantik dr istri nya,bkn yg tuir kyk km ira🤣
2023-03-16
2
Rahmawaty❣️
Ya elu jd laki kga peka amat si . Di pake apa otakmu arman.. blm mulai krja tp majikan udh seroyal itu..yaelah mana ada si . Klopun ada juga ya paling cuma dibeliin atasan kemeja doang kga lebih😪
2022-12-22
1
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
huweekkk.....
astaga Tante ikiii,,,,duhhh kudu tak kruwessss Lambemuuu
2022-12-14
0