Periksa Kehamilan

Vania dan Marina berada di dalam ruang pemeriksaan dokter kandungan.

"Usia kandungan anda sudah memasuki usia enam minggu ya, semuanya normal," ucap dokter tersebut.

Vania melihat layar USG yang menampakan gambar bayinya.

Memang saat itu bayinya masih begitu kecil, hanya sebesar kacang polong.

Setelah diperiksa Vania pun pulang.

"Bagaimana Van, kandungan kamu masih berusia 6 minggu, kamu masih mau gugurkan kandungan kamu itu?" tanya Marina.

"Ehm, iya kak," jawab

Vania dengan bibir gemetar anaknya sendiri takut.

"Kalau begitu kamu ikut kakak."

Marina membawa Vania ke toko jamu.

Dengan sedikit berbisik-bisik, iya berbicara pada pemilik toko itu.

Setelah itu, pemilik toko mengeluarkan pil bulat berwarna hitam dan Vania harus membayar uang sebesar rp200.000 untuk pil itu.

Setelah dari toko jamu Marina langsung mengantar Vania pulang.

"Kamu minum pil ini 10 butir 3 kali sehari. Dijamin dalam 3 hari kamu bisa merasakan reaksinya," ucap Marina dengan meyakinkan Vania.

"Iya Kak, Apa ada efek sampingnya?" tanya Vania yang sepertinya ragu.

"Nggak ada, cuman nyari kram perut saja, ini aman kok Kakak udah beberapa kali pakai."

"Kalau begitu terima kasih ya kak."

Setelah Marina memutar motornya Vania masuk ke dalam kosan.

Vania mempercepat langkah kakinya menuju kamar.

Iya langsung mengambil segelas air untuk minum obat itu.

Vania menguatkan hatinya menghitung jumlah pil tersebut.

Tangannya semakin gemetar dengan keringat dingin mengucur deras.

Hiks hiks hiks tangis Vania dalam kebimbangan harinya.

Buk.. tiba-tiba saja ia melempar pil itu. Vania kembali mengangis.

"Hiks hiks aku gak tega membuang darah dagingku sendiri hiks."

Tubuh Vania bergetar kemudian ia sandarkan tubuhnya ke dinding.

Beberapa saat Vania kembali menangis, kemudian ia kembali membuang sisa pil penggugur kandungan tersebut.

"Aku tak punya siapa-siapa di dunia ini,dan hanya dia yang ku miliki di dunia ini. Anak ku sayang, tumbuh lah dengan engkau dengan sehat, ibu akan selalu menjaga mu," ucap Vania sambil menghapus bulir bening di pipinya.

Vania tersenyum di depan cermin sambil meraba perutnya.

"Sekarang kita istirahat,besok ibu harus kerja, kamu gak boleh ganggu ibu ya, gak boleh rewel. Ibu harus kerja agar kita tetap bisa makan, bisa beli baju persiapan lahiran mu nanti."

***

Sudah seminggu Mike di rawat di rumah sakit, dan berbagai dokter spesialis pun datang memeriksa Mike.

Hasil pemeriksaan tetap sama, Mike tak memiliki kelainan pada organ-organ dalamnya, selain itu hasil pemeriksaan juga menunjukkan jika Mike tak menderita penyakit berbahaya.

Mike sendiri sampai bosan dengan berbagai prosedur pemeriksaan.

Karena sudah dirawat seminggu dan keadaan tak mengalami perubahan, Mike memutuskan untuk pulang kembali ke rumahnya.

***

Sudah seminggu Mike tak melakukan aktivitas ke kantornya, kepalanya terasa pusing jika ia duduk terlalu lama dan berdiri terlalu lama.

Bahkan saat ini Mike masih di infus di kamarnya.

Kreak ..

Pintu dibuka oleh seseorang. .

Mike menoleh sebentar kemudian memalingkan wajahnya.

"Hai Mike, aku dengar kau sedang sakit ya?" tanya Mishel sambil mendaratkan bokongnya di samping Mike.

"Kamu sakit apa Mike?"tanya Mishel.

"Gak tau!"

Mishel kemudian berbaring di sampingnya.

Kakinya naik ke atas paha Mike, tanganya di rentang agar bisa memeluk Mike.

"Sepertinya kamu butuh terapi dari aku Mike," ucap Mishel dengan senyum nakalnya sambil meraba benda pusaka milik Mike.

Bukannya terangsang Mike justru semakin mual.

"Mike aku yakin terapi ini bisa menyembuhkan penyakit aneh mu itu," ucap Mishel sambil mencoba membuka kancing kemeja Mike.

Mike merasa pusing, ia sama sekali tak berselara.

Setelah selesai melepas kancing piyama, Mishel yang nakal itu menyambar bibir Mike.

Baru saja menyentuh bibir Mike, perut Mike kembali bergejolak seketika itu juga ia muntah.

Uek uek

Muntahan Mike sedikit masuk ke dalam mulut Mishel yang sedang bersemangat mencumbunya.

Mishel membelalakan bola matanya kemudian menarik wajah.

"Uek hah! Mike kau jorok sekali!"

Mishel langsung berlari menuju kamar mandi dan membersihkan wajahnya dan pakainya yang terkena muntahan Mike.

Uek uek kini Mishel yang muntah-muntah akibat tertelan muntahan Mike yang sedang ngidam.

Mike melepaskan sendiri pakainya yang juga ikut basah, apa yang dikeluarkan dari dalam mulut Mike hanya berupa air berbau asam.

Setelah mengganti piyama dan memakai piyama yang baru, Mike kembali berbaring karena kepalanya terasa pusing.

Mishel keluar dari kamar Mike dengan perasaan dongkol dan jijik.

Ia berjalan tanpa menegur Mike kemudian menghempaskan pintu kamar tersebut.

***

Vania berjalan kaki menuju warung nasi dimana ia bekerja.

Saat itu wajahnya lebih segar dari sebelumnya.

Setibanya di warung, Vania langsung menuju dapur.

Marina heran melihat Vania yang tampak bugar di hari itu.

"Kak, aku beres di depan saja ya, aku gak bisa ke dapur, nanti muntah-muntah lagi."

"Eh Vania, kamu jadi minum pil itu?"tanya Marina.

"Gak jadi kak, setelah aku pikir-pikir aku gak tega membuang darah daging ku, sendiri. Aku yakin aku bisa kok jalani semua ini," ucap Vania sambil mengulas senyum yang baru terbit di hari ini.

"Wah bagus Vania, kakak salut sama kamu! Semoga kandungan kamu sehat ya."

"Iya Kak, terima kasih."

"Ya sudah kamu bereskan depan saja, gak usah ikut masak."

"Iya Kak."

Vania kembali dengan aktivitas seperti biasa.

***

waktu terus berlalu.

Sebulan sudah Mike tak ke kantor, dan saat ini keadaannya mulai membaik.

Sebelum ke kantor ia menyempatkan diri untuk singgah ke rumah Vania.

Mobil Mike parkir di depan gang kontrakan Bu Lisa.

Mike begitu penasaran terhadap sosok mantan istrinya itu hingga ketika ia sakit, hampir setiap malam Mike bermimpi tentang Vania.

Tiba di rumah Vania, Mike menggedor-gedor pintu rumah tersebut.

Tetangga di sebelah keluar.

"Cari siapa tuan?" tanya wanita berusia tiga puluh tahun pada Mike.

"Aku mau cari Vania."

"Oh Vania, Vania sudah gak pernah pulang dari tujuh bulan yang lalu."

"Gak pernah pulang sama sekali?!"

"Iya tuan, gak pernah pulang."

"Lalu di mana orang tuanya yang tinggal di rumah ini."

"Mereka sudah pindah Tuan sejak sebulan yang lalu.

"Sebulan yang lalu?!"

"Iya Tuan."

"Pindah ke mana?" tanya Mike.

"Gak tau Tuan, mereka gak bilang."

Mike menghela nafas panjang.

'Aku harus cari Vania di mana ?' batin Mike.

Bersambung dulu gengs jangan lupa dukungannya ya seikhlasnya saja terima kasih.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

buron c Lisa bawa duit segepok 🤦🤣🤣

2024-01-27

0

KimVHyung

KimVHyung

hadohh.. sayang donk uang 200k nya.. kan bisa buat beli susu

2023-09-22

0

Wajos Arema

Wajos Arema

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣kapok mishel

2023-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!