Vania beranjak dari tempat tidurnya setelah di paksa melayani suaminya.
Mike memang perkasa, hingga selama berjam-jam Vania harus terus melayaninya.
Sekujur tubuhnya terasa begitu sakit. saat itu waktu menunjukkan pukul setengah satu dini hari.
Dengan langkah longkai Vania berjalan menuju meja riasnya, sebelum membersihkan dirinya ia segera mencari pil yang di berikan oleh Nyonya Wihelmina.
Dengan segera ia meminum pil tersebut berharap tak ada benih yang tumbuh di rahimnya.
Sejak saat itu, Vania mulai membenci Mike.
Sebelumnya ia tak pernah membenci pria itu, meski Mike berbuat kasar terhadapnya.
Dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki Vania berjalan menuju kamar mandi.
"Hiks hiks maaf kan aku Anton, aku gak bisa jaga diri dengan baik."
Hampir satu jam Vania berada di kamar mandi. Setelah selesai ia kembali merentangkan sprey di atas lantai. Kemudian tertidur.
Sementara Mike tertidur dengan perasaan yang begitu puas.
***
Karena terlalu lelah, hingga pukul tujuh pagi Vania belum juga bangun. Sementara Mike bersandar pada headboard tempat tidurnya sembari mengingat kenikmatan yang ia rasakan bersama Vania semalam.
Tok tok tok
pintu kamar terdengar di ketuk dari luar.Hingga membangunkan Vania yang masih tertidur.
Secara refleks Vania langsung bangkit menghampiri pintu kamarnya dan membuka pintu.
Kreak...Pintu terbuka dan tampaklah sosok wanita yang bermata tajam seperti elang.
Nyonya Wihelmina menatap Vania dari atas sampai bawah.Ia pun tersenyum.
Nyonya Wihelmina bisa menebak apa yang terjadi pada Vania, karena sekitar wajah dan leher Vania terdapat jejak-jejak kepemilikan.
Tanpa permisi ia masuk ke dalam kamar tersebut.
"Kau belum siap Mike?"tanya Nyonya wihelmina, ketika Mike masih berada di tempat tidur.
"Mommy lihat sendiri kan?"
"Vania siapkan air mandi untuk Mike, karena hari ini kita akan membuka pen di kaki Mike dan setelah di lepas, kau bisa berjalan kembali Mike."
Vania langsung menuju kamar mandi.
"Iya mommy. Aku tak sabar ingin berlari lagi. "
"Kalau itu, kau tunggulah tiga bulan lagi."
"Kau akan kembali seperti sedia kala Mike."
"Iya Mommy, aku tak sabar untuk melihat dunia ini lagi."
"Iya Mike, Mommy juga tak sabar melihat mu bahagia kembali. Mommy punya kabar gembira untuk mu Mike."
"Berita apa mommy?"
"Kau tahu mau Michel putra dari tuan Gavin?" tanya Nyonya wihelmina.
"Kenapa dengan Michel?"
"Michel bulan depan pulang dari Jerman, dengan gelar MBA nya. Daddy dan Mommy berencana akan menjodohkan mu dengan Michel. "
Mike mengulum senyumnya.
"Aku tak yakin ia mau menerima pria seperti ku Mommy."
"Aduh Mike , kenapa kau tak percaya diri lagi sih. "
"Yakinlah Mike, Setelah operasi mu berhasil Michel pasti mau menikah dengan mu."
Mike diam beberapa saat.
Sebenarnya ia masih sulit melupakan mendiang istrinya Natasha.
"Aku belum bisa buka hati pada siapapun, Mommy."
"Aduh Sudahlah Mike, Natasha sudah tenang yang di alamnya. Kau tinggal melanjutkan hidupmu mencari kebahagiaanmu sendiri."
"Apa kau tak ingin memiliki keluarga yang utuh, atau jangan-jangan kau memilih si Vania itu dari pada Michel."
"Vania? haha. Aku hanya bermain-main dengannya. Lagi pula aku gak pernah melihat wajahnya, aku hanya butuh tubuhnya saat ini," ucap Mike.
Saat itu Vania mendengar semua percakapan keduanya.
"Bagus kalau begitu, jika kau melihatnya, kau juga pasti tak tertarik padanya. Dia hanya gadis miskin tidak setara dengan kita."
Bulir bening menetes di pipi Vania.Perasannya semakin sedih dan terpukul.
Kini sebentar lagi dirinya akan menjadi janda dan tak adalagi yang bisa ia banggakan karena dirinya sudah tak lagi suci.
Bahkan sejak saat itu, Vania sudah mengubur perasaannya dalam-dalam terhadap Anton. Vania sadar jika dirinya tak pantas lagi untuk Anton.
***
Turun dari mobil, Vania mendorong kursi roda Mike. Butuh tenaga yang besar untuk mendorong kursi roda itu bagi Vania.
Nyonya Wihelmina membiarkan Vania mendorong kursi tersebut meskipun sebenarnya ada beberapa bodyguard yang bisa di perintahkan untuk mendorong kursi roda itu.
Namun Nyonya wihelmia ingin agar Vania tampak seperti perawat bukan istrinya.
Sesampainya di ruang dokter spesialis ortopedi, tindakan pencabutan pen pun langsung di lakukan.
Setelah itu Mike akan berjalan seperti orang normal kembali.
***
Mobil yang membawa mereka tiba di depan rumah keluarga John Miller.
Tubuh Mike tak perlu lagi di angkat ke kursi roda.
Mike berjalan dengan menggunakan tongkat dan menurut Vania kerjaannya akan terasa lebih ringan, karena tak perlu mendorong kursi roda itu terus..
Dengan tak lagi menggunakan kursi roda, Mike semakin leluasa bergerak, di sisi lain ia pun semakin leluasa berbuat apa saja terhadap Vania.
Vania berada di balkon kamarnya untuk sekedar menghirup udara segar.Sambil mengenang nasibnya yang malang.
"Vania!" Teriak Mike.
yang seketika membuyarkan lamunan Mike.
Vania langsung menghampiri Mike.
"Ada apa Tuan?"
"Aku butuh pensil dan kertas."
Vania langsung menuju meja kerja Mike.
Selama di kamar, Mike memang selalu menghabiskan waktunya dengan menggambar.
"Ini Tuan," ucap Vania sambil menyodorkan pensil dan beberapa lembar kertas.
"Kau duduk di sini," ucap Mike sambil menepuk tempat tidurnya.
Vania duduk di samping Mike.
Vania kaget karena tiba-tiba saja Mike meraba bagian wajahnya.
Mike meraba kening, rambut kemudian ia mulai mencoret-coret di atas kertas.
Vania melirik ke arah kertas yang di gunakan Mike.
Saat itu Mike sedang menggambar sketsa wajah dirinya.
Setelah meraba wajah Vania, sepertinya ia bisa mendapatkan bentuk dari gambaran wajahnya.
Vania melihat secara detail bagaimana Mike menggambar sketsa wajahnya.
Mike kembali meraba satu persatu bagian dari wajah Vania, seperti hidung, bibir dan alis Vania.
Kemudian menggambarnya. Vania hanya diam tanpa berkomentar sedikit pun. Satu jam waktu yang di habiskan oleh Mike untuk membuat sketsa wajah dirinya.
Vania akui jika sketsa wajah yang dibuat Mike cukup mirip dengan dirinya.
"Bagaimana apa sketsa ini mirip dengan mu?" tanya Mike.
"Iya Tuan mirip," sahut Vania datar.
"Kau tak bertanya kenapa aku membuat sketsa wajah mu?"
"Tidak," sahut Vania singkat, sebenarnya ia juga tak perduli untuk apa Mike menggambar sketsa wajahnya.
"Aku menggambar ini hanya sebagai kenang-kenangan. Bagaimana pun juga kau pernah jadi istri ku, dan aku ingin melihat bagaimana wajah mu ketika aku bisa melihat nanti," cetus Mike .
'Dan semoga, setelah kita berpisah aku tak akan pernah bertemu dengan mu lagi,' batin Vania.
Bersambung dulu ya gengs.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Aidah Djafar
pas Lo bucin sama Vania 🤔 Vania udah pergi 🤔sukurin aja Luh Mike tersiksa dirimu 😠
2024-01-27
0
Wanti Suswanti
kejam banget keluarga Mike termasuk mikenya kasihan Vania kalau dia bercerai mau pergi kemana pasti ibu tirinya juga mengusir dia..
2023-09-24
1
Marianty Poerba
kejam banget si mike
2023-09-16
0