Akhir Masa Kontrak

Uh Ehm ..

Suara lenguhan terdengar di atas tempat tidur yang bergoyang-goyang.

Tubuh Mike bersimbah peluh dengan mata yang merem melek sambil memompa tubuh mungil yang ada di bawah kukungannya.

"Akh! Nikmatnya," gumam Mike dengan nafas yang terengah-engah.

Vania menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan hampa. Ia biarkan saja pria bertubuh tegap itu menikmati tubuhnya, lalu apa yang bisa ia lakukan selain pasrah.

Tinggal sebulan lagi masa kontrak pernikahannya mereka selesai. Seolah ingin memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya.

Setiap hari Mike meminta bahkan memaksa Vania untuk melayaninya. Tak hanya sekali, tapi sehari bisa tiga kali.

Vania juga pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidupnya. Ia juga merasa dirinya sebagai perempuan kotor yang hanya bertugas memuaskan syahwat pria cacat yang menjadi suami kontraknya itu.

Satu hentakan terakhir Mike membuat tubuh Vania bergetar akibat terlalu kuat pria itu menyemburkan benih-benihnya kedalam rahim Vania.

Tubuh Mike roboh menindih tubuh munggil di bawahnya.

Mike tak perduli, meski Vania merasa sesak akibat tubuhnya yang besar tersebut menindihnya.

Satu kecupan mendarat di pipi Vania dengan senyum kepuasan terukir di wajah Mike. Mike bahkan belum pernah sepuas itu, ketika berhubungan dengan wanita.

Sekuat tenaga Vania coba menyingkirkan tubuh pria itu yang membuatnya merasakan sesak

Tapi bukannya menyingkir.Mike semakin erat memeluk tubuh Vania. Setelah merasakan napas Vania yang tersengal-sengal barulah ia menyingkirkan tubuhnya itu.

Setelah pergulatan sengit itu, Mike akan tertidur dengan lelap, sembari mengumpulkan tenaganya kembali, untuk pergulatan yang lebih sengit di malam harinya.

Seperti itulah kehidupan yang Vania jalani selama tiga bulan terakhir.

***

Akhirnya, hari ini kontrak nikah dengan Mike akan berakhir.

Vania sudah tak sabar menunggu waktu itu. Vania mulai membereskan barang-barangnya dan memasukkannya kedalam koper. Sambil memeriksa agar tak ada satu pun barang penting yang ia tinggalkan.

Sudah hampir enam bulan Vania terkurung di dalam sangkar emas itu. Namun tak seorangpun datang melihat keadaannya.

Vania tak memiliki siapa pun di dunia ini, kecuali ketiga adiknya. Sedangkan Anton, sudah enam bulan ia putus kontak dengan Anton. Vania juga tak lagi berharap pada cinta Anton ataupun pria manapun.

Enam bulan hidup bersama Mike, mampu mengubah stigma pernikahan pada Vania, hingga Vania mengalami trauma terhadap pria.

itu karena ia jarang sekali di perlakukan lembut oleh Mike.

Sambil meneteskan air matanya Vania mengunci kopernya berharap mimpi ini segera berakhir.

Namun, setelah ini. Ia juga binggung harus ke mana, sekarang Vania tahu jika kasih sayang yang Bu Lisa berikan kepadanya dulu semuanya palsu dan akan di minta balasannya.

"Vania!" panggil Mike.

Vania melirik kearah pria itu yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu.

"Ada apa Tuan?" tanya Vania.

Mike melepaskan tongkat yang di pegangnya.

Mike mendekati Vania. Namun, Vania mencoba untuk melangkah ke kebelakang.

Dengan segera Mike menarik tangan Vania dan mencengkeramnya.

"Lepaskan saya Tuan! "

Vania berusaha menepis tangan Mike.

Namun seperti biasanya, tenaganya kalah di banding dengan tenaga Mike.

Mike menarik Vania dalam dekapannya, kemudian memeluknya dengan erat.

Vania hanya biasa mengatur napas, karena percuma saja jika ia berontak.

Mike mulai menghirup aroma tubuh Vania. " Kita lakukan untuk yang terakhir kalinya.Kau pasti akan merindukan ini setelah kita berpisah Vania."

Tanpa menunggu persetujuan Vania, Mike langsung menggendong tubuh Vania dan di letakkan di atas bahunya.

"Lepaskan Tuan! "Vania coba berontak, tapi lagi-lagi ia tak kuasa untuk melawan Mike.

Tubuh Vania di letakkan di atas tempat tidur dan terjadilah peristiwa pemerkosaan terhadap Vania yang di lakukan oleh suaminya itu.

"Sudah tuan! Aku sudah tidak kuat," pinta Vania ketika Mike hendak menjejali tubuhnya di ronde ketiga.

"Kenapa Vania? ini hari terakhir Sayang.Sore nanti aku juga sudah harus berangkat ke Jerman. Ayolah sayang, sekali lagi, ku yakin kau akan merindukan hal ini kembali."

"Tidak Tuan, aku sudah lel..."

Lagi-lagi Mike membungkam mulutnya, dengan melu*mat bibir Vania. Sementara bagian bawah tubuhnya kembali di serang dengan rudal raksasa milik Mike.

Sebenarnya saat bercinta Mike selalu memperlakukan Vania dengan lembut, hanya saat sejak dari awal Vania sudah merasa trauma, hingga tak pernah menikmati berhubungan suami istri dengan Mike.

Setengah jam berlalu, lengkuhan kenikmatan terdengar lagi, di iringi getaran tubuh Mike karena pelepasannya, hingga membuat tubuh mungil yang ada di bawahnya ikut bergetar.

Mike tumbang seraya mencium pipi Vania dan memeluknya.

"Aku akui Vania, kau selalu membuatku puas, aku punya tawaran menarik lainnya. Jika kau mau memperpanjang kontrak mu, aku akan bayar dua kali lipat dari pemberian Mommy setiap bulan nya, dan akan ku beri kau berbagai fasilitas lainnya."

"Tidak Tuan, terima kasih," ucap Vania sambil menghapus air matanya.

Vania langsung bangkit meski saat itu tubuhnya terasa hancur seperti sehabis di tindih dengan beban berat.Vania turun dan tubuhnya langsung tersungkur.

Bugk ...

"Ahk!"

Meski masih merasa sakit, ia kembali bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Tok tok tok pintu di gedor oleh seseorang.Vania bahkan tak perduli, ia terus melangkah menuju kamar mandi sambil memunguti pakaiannya yang tercecer.

Mike bangkit dari tempat tidurnya dengan menggunakan handuk sepinggang dan tubuh yang masih berlumuran peluh.

Ia membukakan pintu yang di kunci dari dalam tersebut.

"Astaga Mike! kau belum siap juga?!"tanya Nyonya wihelmina.

"Memangnya ini jam berapa Mommy?"

"Mike ini sudah setengah empat dan satu jam lagi kita harus lepas landas."

Nyonya Wihelmina masuk ke kamar Mike tanpa permisi.

"Astaga! masih sempatnya kau Mike!" omel Nyonya Wihelmina ketika melihat ranjang Mike yang sudah berantakan.

Mike menyungging senyum tipis.

"Hanya sedikit salam perpisahan Mommy"

"Sudah kau bersiap, sebentar lagi kita akan berangkat!"

***

Pukul empat sore, lewat lima belas menit. Nyonya Wihelmina kembali ke kamar. Saat itu Mike sudah siap untuk berangkat. Begitupun dengan Vania ia sudah sangat siap untuk keluar dari rumah mewah itu.

"Vania! pernikahan kontrak ini sudah selesai. Kami sudah membayar semua kewajiban kami, terhadap kamu. Ingat apa pun yang terjadi pada kamu setelah keluar dari rumah ini, maka sudah bukan urusan kami lagi.Mengerti kan?!"tanya Nyonya wihelmina.

Vania menganggukkan kepalanya.

"Tanda tangan surat perceraian ini," ucap Nyonya Wihelmina sambil menyodorkan selembar kertas.

Dengan segera Vania menandatangani surat perceraian tersebut.

"Setelah ini, kalian bukan lagi suami istri! Sekarang pergilah."

Nyonya Wilhelmina mengusir Vania.

Vania tak bersuara sedikitpun, ia terus melangkah.

Semudah itu menikah, semudah itu pula ia bercerai. Hanya saja tak mudah menghilangkan trauma dari KDRT yang Vania alami semenjak menikah dengan Mike.

Apalagi kini kesucian telah hilang dan tak mungkin akan kembali lagi.

Vania melangkah dengan kaki yang gemetar dan bulir bening yang menetes di pipinya semakin lama semakin deras.

Vania merasa dirinya sudah seperti sampah yang di buang dengan percuma.

" Vania Tunggu!" Suara panggilan tersebut tak menghentikan langkahnya.

Nyonya Wihelmina menghampiri Vania.

"Vania di ATM ini ada uang tunai sebesar lima puluh juta. Anggap saja itu bayaran untuk keperawanan mu," ucap Nyonya Wihelmina sambil memasukkan kartu ATM tersebut ke saku celana Vania.

Vania tak berkata apa-apa ia kembali melanjutkan langkahnya.

bersambung dulu ya rider jangan lupa dukungannya like comment give dan fotonya ya mumpung hari Senin. Terima kasih banyak.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***