Ngidam Simpatik

Pulang dari klinik, Vania langsung menghempaskan diri ke atas tempat tidur.

Di dalam kamar itu, ia menangis sejadi-jadinya. Vania membenamkan kepalanya di dalam bantal ia menangis dan menjerit.

"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan aku tinggal sendiri, bagaimana caranya aku membesarkan anak ini seorang diri," ucap Vania sambil mengelus perutnya yang masih datar.

Puas sudah Vania menangis,  karena kelelahan ia pun tertidur.

Vania terbangun ketika mendengar suara dering telepon memanggilnya.

"Anton," gumamnya.

 Tania Vania pun kembali menangis mengingat janjinya  pada Anton.

Vania diam  beberapa saat, sembari meredakan perasaannya.

Kemudian ia mengangkat telepon itu.

"Halo sayang apa kabar?" tanya Anton.

Vania tak menjawab hanya terdengar Isak tangisnya.

Hiks hiks

"Vania kamu kenapa? Apa ada yang menyakiti kamu?" tanya Anton.

Vania tak menjawab hanya terdengar isak tangis

"Vania kamu jangan bikin aku khawatir, sebenarnya apa yang terjadi pada kamu?"  tanya anton lagi.

"Sepertinya, aku nggak bisa pegang janji kita Ton," ucap Vania dengan suara yang serak dan parau.

"Loh memangnya kenapa?  Apa kamu sudah memiliki pacar baru?" tanya Anton.

"Bukan begitu, tapi saat ini aku sedang hamil, aku hamil anak dari tuan muda Mike Miller, hiks."

Kembali terdengar disambungkan telepon tersebut.

"Hamil?" guman aton lirih.

"Iya Ton, aku rasa ini sudah cukup jadi alasan, untuk kamu agar tak memikirkan aku."

Anton bergeming selama beberapa saat.

Vania langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Setelah itu ia kembali berbaring dan menangis.

***

"Bagaimana keadaan kamu Mike, apa kamu masih mual?" tanya nyonya wilhelmina.

"Iya mommy, kepalaku terasa pusing sekali. Apa kata dokter? aku sakit apa?" tanya Mike dengan suara yang lirih.

Wajah dan bibirnya terlihat pucat, jika saja ia tidak diberi obat pengurang mual, mungkin saat itu Mike akan kembali muntah.

"Entahlah, Dokter bilang kau tak menderita penyakit apapun, beliau juga sudah memeriksa dengan melakukan endoskopi pada lambung mu dan tak ditemukan kelainan apapun."

"Memangnya kamu makan apa sih?" tanya nyonya wilhelmina lagi

"Ngak ada mommy, aku nggak ada makan yang aneh-aneh kok."

"Kamu ini ada-ada saja."

Tiba-tiba Mike merasakan perutnya kembali mual.

"Mommy."

"Ada apa lagi sih Mike?" tanya Nyonya wilhelmina dengan mengeluh.

"Mommy, aku ingin muntah lagi!" Keluh Mike.

"Aduh Mike kamu lari dong ke kamar mandi!" 

"Gak sem …"

Uek uek.

Mike muntah di atas tempat tidurnya.

"Aduh Mike! Kamu itu nyusahin mommy saja!" keluh Nyonya Wilhelmina.

Ketika Mike muntah begitu saja di depannya.

"Maaf mommy, itu gak bisa ditahan dan tiba-tiba saja!"

"Duh, siapa yang mau bersihkan muntahan kamu ini sih?!" Keluh Nyonya Wilhelmina.

"Mommy dong Mom, siapa lagi. Aku gak kuat,pengen muntah lagi!" Seru Mike.

"Mike tung …!"

Uek uek

"Ah Mike! Kamu tuh nyebelin banget ya, kan basah semuanya!"

Karena hanya Wilhelmina yang menjaga Mike, mau tak mau ia sendiri yang membersihkan muntahan Mike yang ada di tempat tidur.

Nyonya yang angkuh dan sok kaya tersebut juga berkali-kali mengganti pakaian Mike yang kotor dan basah akibat muntahannya.

Hari itu Mike dan Wilhelmina mendapatkan pengalaman yang tidak pernah mereka rasakan.

***

Mike muntah berkali-kali sedangkan Nyonya Wilhelmina juga sibuk membersihkan muntahan putranya itu.

Mike kembali terbaring lemah dengan sekujur tubuh yang gemetar karena kekurangan cairan di dalam tubuhnya.

Sementara Nyonya Wilhelmina terus saja mengomel karena merasa dikerjai oleh penyakit aneh Mike tersebut.

Tuan John Arlan baru tiba di rumah sakit, ia langsung menghampiri putranya itu.

Saat itu Mike tersenyum dengan wajah yang bahagia di dalam tidurnya.

"Mike! Mike!" Panggil tuan John.

Mike membuka kelopak mata dan kaget melihat Daddynya sudah berada di sampingnya.

"Daddy?"

"Mike, kau mimpi apa hingga kau terlihat bahagia sekali?"tanya Tuan John.

Mike senyum sembari mengingat Mimpi indahnya 

"Oh aku mimpi memeluk seorang bayi Daddy, bayi itu sangat lucu dan menggemaskan, aku pun bermain-main dengannya," ucap Mike.

"Sepertinya memang sudah seharusnya kau menikah Mike, dan Sudah saatnya juga kau memberiku memberi kami cucu." 

"Dengar tuh Mike, sudahlah, sebaiknya kau terima saja perjodohan dengan Misel, kalau kau sudah menikah kan mami nggak perlu repot lagi mengurusmu," tukas nyonya wilhelmina.

"Entahlah, daddy, aku belum menemukan wanita yang tepat untukku."

Nyonya Wihelmina memutar bola mata malasnya mendengar pernyataan dari Mike itu.

***

Keesokan harinya, Vania merasa sudah mendingan. Ia pun memutuskan untuk kembali bekerja di warung Pak Supri.

Kehadiran Vania sudah ditunggu oleh rekan-rekannya, mereka penasaran sebenarnya apa yang terjadi pada Vania hingga 3 hari bolos.

"Eh Van, kamu sudah sembuh?" tanya Ana.

"Aku nggak sakit kok Kak," sahut Vania sambil mendaratkan bokongnya di kursi yang ada di dapur warung.

"Nggak sakit kok, nggak masuk kerja?"

Wajah Vania yang sedih, jadi semakin sedih, bola matanya pun memerah dan setitik bulir bening menetes di pipinya.

"Kalau ada masalah, kamu cerita saja sama kita, Siapa tahu kita bisa membantu memberi solusi untuk kamu."

Air mata Vania semakin deras, beberapa saat ia diam dengan tangisannya.

"Aku hamil Kak hiks hiks," tutur Vania dengan suara parau karena menahan tangisnya.

Mereka semua saling memandang satu sama lain. Mereka semua sudah menduga jika Vania sedang hamil.

"Sabar ya Vania, Mungkin Tuhan ingin memberi rezeki kepada kamu, Dengan hadirnya janin di rahim kamu," cetus Marina.

"Tapi rasanya aku nggak kuat Kak, aku tinggal sendiri dan aku hidup sebatang kara didunia ini."

"Bagaimana bisa aku merawat bayi ini. Aku tak punya pengalaman sama sekali," tutur Vania dengan sedih Ia pun kembali menangis.

"Sebaiknya kamu minta pertanggung jawaban suami kamu Vania! Biar dia tahu, jika kau sedang mengandung anaknya, Siapa tahu dengan kehamilanmu kalian bisa rujuk Kembali."

Mendengar itu Vania justru semakin sedih. Ia tak mau jika harus rujuk Kembali bersama Mike.

"Aku gak mau rujuk kak, aku mau gugurin anak ini saja, kakak hiks hiks," ucap Vania yang terlihat putus asa. 

Sesekali ia menghapus bulir bening yang menetes di pipinya.

Vania menangis tergugu, dirinya bingung bagaimana harus menghadapi semua ini.

Vania tak lagi punya tempat untuk berkeluh kesah atau sekedar membagikan kisah sedih yang ia alami. Vania berharap dengan bicara pada rekan kerjanya mereka bisa memberi solusi terhadap dirinya yang minim pengalaman 

"Sudah berapa bulan Van, kalau satu bulan kakak tau obat untuk menggugurkan kandungan kamu," ucap Marina.

"Aku gak tau kak. Aku di suruh periksa untuk memastikannya."

"Ya sudah, kamu periksa saja berapa bulan. Nanti biar kakak yang temenin kamu periksa."

"Ya Kak, terima kasih."

Vania dan ketiga rekannya melanjutkan pekerjaan mereka.

Saat itu keadaan Vania cukup baik, dia tak lagi muntah-muntah seperti hari-hari sebelumnya.

Sore harinya Vania dan Marina menuju sebuah praktek dokter kandungan.

Mereka berniat mengetahui beberapa lama kehamilan Vania.

Bersambung dulu gengs jangan lupa dukungannya ya seikhlasnya saja terima kasih.

Maaf kalo banyak typo ya reader habisnya udah ngantuk 😊🙏

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Rumah sakit elite...suster dan perawat stan by...

2024-07-14

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

mau 2 bln kli ya kndungn Vania 🤔

2024-01-27

0

Wanti Suswanti

Wanti Suswanti

jangan digugurin Vania nanti dosa...

2023-09-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!