Vania melanjutkan langkahnya keluar dari rumah itu.
Ia sendiri tak tahu harus ke mana ia akan pulang.
Vania takut dirinya akan kembali dimanfaatkan oleh ibu tirinya, jika ia pulang ke rumah.
Karena itulah, ia memilih mencari ATM terdekat karena tak memiliki sepeser uang pun. Vania terpaksa menggunakan ATM itu untuk mencairkan uangnya.
Vania masuk ke dalam sebuah ATM dan mencairkan sejumlah uang.
Sesekali ia berjalan menatap sekelilingnya jalan di sekitarnya beberapa orang terlihat tengah memperhatikan dirinya.
Vania seperti tersesat di kota itu, tak tahu harus ke mana lagi ia melangkah.
Ia tak punya handphone atau alat komunikasi lainnya untuk menghubungi seseorang.
Vania juga tak memiliki kerabat dekat atau keluarga yang bisa membantunya.
Mau tak mau ia harus menggunakan uang itu untuk melanjutkan hidupnya.
Setelah mencairkan uang di ATM, Vania kemudian mencari warung nasi terdekat agar bisa makan.
lututnya gemetaran karena lelah dan kehabisan tenaga.
Hari ini hari kebebasannya, Vania berharap, tak ada lagi kesedihan dalam hidupnya.
Vania masih berjalan dengan tertatih karena bagian bawahnya masih terasa sakit dan perih.
Sisa Cairan milik Mike masih mengalir membasahi pakaian dalam yang ia kenakan saat itu, meski sebelumnya ia sudah mandi dan membersihkan tubuhnya.
Vania terus berjalan sambil melihat-lihat di sekelilingnya.
Tut Tut
Tiba-tiba seseorang mengklason dari belakang.
Otomatis Vania menoleh ke arah belakang.
"Anton," sebutnya lirih dengan bibir yang gemetar, rasanya ia ingin menangis ketika melihat cinta pertamanya berada di hadapannya.
Anton melepas helmnya kemudian menggantungnya di kaca spion. Ia pun menghampiri Vania yang tertunduk.
"Kamu mau ke mana?" tanya Anton.
"Aku mau cari kontrakan," sahut Vania.
"Kontrakan? Bukannya kamu sudah menikahi pria kaya itu?!" tanya Anton dengan judes
Vania hanya menundukkan wajahnya sambil menggigit bibirnya, agar ia tak menangis di hadapan Anton.
Anton menatap wajah Vania dengan seksama, kelihatannya gadis itu begitu menderita karena Vania lebih kurus matanya cekung dan sembab, kecantikannya sedikit memudar tertutup wajah sendu Vania yang menyimpan sejuta lara.
Karena rasa cinta yang masih tersisa di hati Anton, Ia pun menatap iba ke arah Vania.
"Kau mau cari kontrakan ya?" tanya Anton.
"Iya," jawab nya masih dengan bibir gemetar, rasanya Vania ingin menangis.
"Ya sudah aku antar."
Anton tak tahu apa yang terjadi pada Vania tapi terlihat sekali perubahan pada diri gadis yang pernah ia cintai itu, Vania terlihat kacau dengan wajah yang layu, seperti kehilangan semangat hidup.
Anton juga melihat pergelangan Tania yang terdapat luka lebam akibat cengkraman tangan Mike yang kuat.
Karena kulit tubuh Vania yang begitu putih memar itu kelihatan begitu jelas.
Vania melangkah dengan longkai menaiki kendaraan Anton.
"Sudah siap Vania?"tanya Anton.
Entah takdir apa yang mempertemukan mereka di situasi seperti ini. Tapi setelah enam bulan, inilah pertemuan mereka untuk pertama kalinya.
"Apa sebenarnya yang terjadi pada Vania?" batin Anton sambil melirik ke arah spion untuk melihat wajah Vania yang tertunduk dan meneteskan air mata.
Motor Anton menuju sebuah tempat kosan yang dulu pernah ia tinggali, sebelum ia tinggal di rumah pamannya.
"Kamu mau tinggal di kost ini Vania?" tanya Anton ketika motornya berhenti di sebuah kost.
"Iya nggak apa-apa, yang penting aku punya tempat tinggal untuk sementara waktu."
Anton menghampiri pemilik kos.
Setelah kesepakatan dengan pemilik kost soal harga, pemilik kost memberi kunci salah satu kamar kepada Vania.
Anton ikut Vania masuk ke dalam kamar kosannya.
Vania meletakkan kopernya kemudian duduk bersandar pada dinding kostan.
Anton duduk di samping Vania.
"Vania sebenarnya apa yang terjadi pada kamu?" tanya Anton.
Vania menunduk lalu meneteskan air matanya kembali.
Rasanya ia tak punya tempat lagi untuk berbagi, selain kepada Anton. Meski Vania tak berharap apapun dari pria baik itu.
"Aku dipaksa menikah oleh ibu diriku dengan seorang pria cacat aku harus merawatnya selama 6 bulan."
"Kau dipaksa menikah oleh ibu tirimu?"
tanya Anton kaget.
"Iya tak hanya itu, aku juga merapatkan perlakuan kasar dari suami kontrak ku itu," tutur Vania dengan berurai air mata.
Anton mengamati Vania dan memang terlihat di beberapa bagian tubuh Vania terdapat luka memar.
"Tapi kenapa kau mau, Vania? "tanya Anton.
"Aku di ancam, jika aku tak mau menikah dengan tuan Mike, ibu ku akan menjualku pada mucikari, " ucap Vania.
"Aku pikir, pernikahan itu hanya untuk merawat pria cacat itu, tetapi tidak. Aku juga harus menjalani kewajiban sebagai seorang istri,hiks hiks."
Seakan tak pernah kering air mata itu, Vania kembali menangis.
Melihat mantan kekasihnya yang bersedih Anton menjadi semakin iba. Apalagi Vania terlihat semakin kurus saat itu.
Tapi ia juga tak bisa berbuat apa-apa.
Semua sudah terjadi, ibarat kata nasi sudah jadi bubur.
"Vania, kamu istrirahat saja ya.Aku cari makan untuk kita," ucap Anton ketika melihat tubuh Vania gemetaran.
Vania menggangguk lirih.
"Saat ini aku butuh istirahat Ton. Tolong jangan beritahu pada siapapun jika aku ada di sini," pinta Vania lirih.
"Tenang saja aku tak akan memberi tahu pada siapapun."
Setelah menutup pintu kost tersebut, Vania langsung merebahkan tubuhnya. Ia langsung tertidur dengan damai tanpa ada beban sedikitpun.
***
Hari ini hari kedua pasca operasi yang dilakukan oleh Mike .
Dokter membuka perban yang menutupi kelopak mata Mike.
"Silahkan buka kelopak matanya, " ucap dokter.
Dengan hati-hati, Mike membuka kelopak matanya sedikit demi sedikit senyum seketika merekah di wajah tampannya, karena ia melihat cahaya yang terang Ia pun semakin memperlebar kelopak matanya.
Mike menerjab-ngerjabkan matanya karena penglihatannya terlihat kabur.
"Bagaimana, Apa kau bisa melihat " tanya Dokter.
"Bisa dokter, hanya saja masih berbayang-bayang."
" itu biasa nanti secara perlahan penglihatanmu akan kembali seperti semula."
Tuan John dan nyonya wihelmina tersenyum lega melihat Mike sudah bisa melihat seperti semula.
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit di Jerman ,Mike dan keluarga memutuskan untuk segera pulang.
***
Mike tiba di rumahnya dan langsung menuju kamarnya, Mike sudah merindukan kamarnya, Sudah lama ia tidak melihat kamarnya itu.
Mike
membuka pintu kamarnya dan langsung berlari menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Yeay !Akhirnya aku bisa melihat ," ucapnya dengan penuh kebahagiaan.
Dirabanya spray lembut yang menjadi alas kasurnya. tiba-tiba ia teringat akan seorang istri yang menemaninya selama 6 bulan ini.
"Vania di mana dia sekarang?"tanya Mike.
Rasa penasaran membuat Mike bangkit mencari sketsa wajah Vania.
Ia membuka laci tempat dimana Vania menyimpan lukisannya selama ini.
Mike melihat lembar demi lembar gambar yang ia lukis selama enam bulan.
Terkadang ia tersenyum sendiri melihat apa yang sudah ia lukis. Setelah membuka satu demi satu kertas tersebut.
Mike akhirnya mendapatkan gambar sketsa wajah Vania.
Secara Overall wajah Vania memang cantik saat itu. Dengan hidung mancung dan Bangir, bentuk wajah yang sedikit oval dan bentuk bibir yang sensual yang membuat ia kecanduan.
Deg ...deg..tiba-tiba jantung Mike berdetak kencang ketika mengingat hari-hari yang ia lalui bersama Vania.
Ia pun semakin penasaran ingin melihat secara langsung wajah dari mantan istrinya.
Apa aku harus mencari dia, aku tak menyangka jika Vania secantik ini, ucap Mike sambil menatap sketsa wajah Vania dengan tersnyum.
Bersambung dulu ya gengs jangan lupa like comment dan hadiahnya vote juga boleh Terima kasih Reader
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Aidah Djafar
biar susah c Mike nyari Vania sampe bucin akut stres dia ngk ketemu Vania 😠😠😠 biar tau rasa manusia ngk punya hati itu trmasuk Mak lampir mamany grandong 😠😠🤣🤣
2024-01-27
0
Ida Sudarsih
berjuanglah vania untuk masa depan mu tunjukan kalau kau mampu
2023-08-31
1
Angraini Devina Devina
jangan biarkan Vania ketemu sama mek
2023-08-18
0