Terimakasih Telah Mengkhianatiku
“Terimakasih banyak ya Bu Dokter, berkat Dokter suami saya bisa di selamat kan,” Wanita paruh baya itu mengucap kan terimakasih pada sang dokter, menurut nya.. dokter tersebut sudah menyelamat kan suami nya dari maut. Meskipun ia tahu jika Dokter tersebut adalah perantara Tuhan yang dikirim kan untuk membantu suami nya.
“Jangan bicara seperti Ibu, kita sama! Ibu juga membantu suami Ibu dengan Do'a kan, lagian menolong orang yang sakit itu tugas kami sebagai dokter Bu!” Dokter cantik itu tersenyum sepanjang bicara pada keluarga pasien nya, wajah nya yang cantik, dengan kulit wajah yang putih bersih tanpa noda jerawat ,di tambah lesung pipi disebelah kanan, menjadi kan senyum nya sangat cantik dan menawan.
“Dokter cantik sekali, siapa nama nya dok?” tanya wanita paruh baya itu lagi. Ingin sekali ia mengenal kan nya pada anak nya, jika saja dokter tersebut belum menikah.
“Ayumi Bu, nama saya Ayumi!” Ayumi mengulur kan tangan tanda perkenalan pada sang Ibu.
“Dokter Ayumi? apa dokter sudah menikah?”
“Saya belum menikah Bu, tapi sebentar lagi saya akan menikah,” jawab nya jujur, memang benar.. Jika sebentar lagi dia akan menikah dengan kekasih hati nya, Leonard Iskandar. Seorang pengacara handal yang selalu memenang kan kasus apapun, Leo .. sapaan dari kekasih Ayumi juga mempunyai perusahaan Firma hukum sendiri. Bisa dibilang dalam usianya yang sudah menginjak 29 tahun, Leo sudah sukses besar, Leo mengikuti jejak Papa nya yang juga seorang mantan pengacara ternama.
Sedangkan Ayumi, dia adalah seorang anak tunggal dari keluarga Diwangkara. Ayah nya Bario Diwangkara seorang Dosen ternama di fakultas ke dokteran di Jerman. Ibu nya sendiri seorang Desainer handal dan sudah memiliki brand Fashion tersendiri. Jika di turut kan ia tak kekurangan uang sama sekali, namun cita-cita nya yang juga ingin seperti papa nya, membuat ia berjuang keras untuk terus belajar, hingga ini sekarang ini ia bisa menjadi salah satu dokter bedah terbaik di kota nya.
Orang tua nya sudah menetap di Jerman sejak Ayah nya bertugas disana, sementara Ayumi menetap di Jakarta. hanya beberapa bulan sekali, orang tua nya akan ke terbang ke Indonesia untuk menjenguk anak nya.
“Yah... Sayang sekali dokter sudah punya calon suami, padahal saya berniat mau mengenalkan dokter dengan anak saya,” jawab sang Ibu to the point.
Ayumi hanya mengulas kan senyum, sehingga memperlihat kan barisan gigi nya yang putih bersih.
“Mungkin jodoh anak Ibu jauh lebih baik dari saya Bu, mohon maaf Ibu, apa saya boleh pergi ? sejam lagi saya ada operasi dengan pasien yang lain, saya mau istirahat dan makan siang terlebih dulu. Saya do'akan semoga anak Ibu bertemu dengan perempuan yang tepat ya Bu.”
“Semoga sebaik dan secantik Dokter ya?”
“Semoga lebih cantik Bu!” Jawab Ayumi lagi, kemudian Ayumi berjalan meninggalkan Ibu tadi di depan kamar operasi, satu jam lagi akan ada operasi lagi dengan pasien yang lain, ia belum menyentuh nasi sejak pagi, perut nya sudah keroncongan minta diisi.
“Ayumi, yuuk ke kantin, kamu belum makan sejak pagi, sandwich mu juga sama sekali tidak kau sentuh kan!” Bara teriak diujung lorong, ia lari tergopoh-gopoh mendekati Ayumi yang baru selesai melakukan operasi.
“Ada pasien urgent banget tadi, gue Sampai lupa belum sarapan, tapi ini perut gue keroncongan terus, udah pada demo kayak nya minta diisi,” ucap nya sembari menyengir kuda.
“Kebiasaan elo, dokter tapi lupa sama kesehatan nya sendiri,” omel Bara. Dia teman terbaik Ayumi selama bertugas di rumah sakit tersebut, banyak yang mengira kalau mereka itu pasangan kekasih, namun gosip itu terbantah kan, sejak Ayumi go public dengan Leonard di sosial media.
Drrtt....Drrttt...
Ponsel Ayumi berdering, menandakan ada panggilan masuk. Tertera nama Leo disana.
(Sayang, kamu lagi dimana?) tanya Leo diseberang sana.
“Aku baru selesai operasi Mas, ini mau ke kantin, makan siang.. Aku belum makan soal nya!”
(Ya ampun sayang, kamu itu gimana sih, masa sama kesehatan sendiri gak dijaga, kamu tuh dokter, harus nya kamu lebih peka sama kesehatan mu sendiri.) Seperti biasa nya Leo selalu mengomeli nya kalau Ayumi telat makan.
“Iya maaf sayang, tadi pagi ada pasien yang urgent banget, dia kecelakaan dan harus segera dioperasi, lumayan menguras waktu, jadi telat deh!”
(Yaudah kamu buruan makan gih, sama siapa kamu sekarang!)
“Siapa lagi Mas, ya Bara lah,”
(Dia lagi? memang nya dia itu gak ada pasien? kerja nya ngintilin kamu terus!) Leo selalu sinis jika Ayumi bersama Bara, meskipun Ayumi selalu menegaskan kalau Bara dan diri nya hanyalah teman biasa, namun Leo selalu saja jeolus setiap kali dia tau Bara bersama nya.
“Mas... Udah ih... Dia juga baru selesai nangani pasien, makanya kami mau makan bareng, karena satu jam lagi, kami ada operasi bareng,” jawab Ayumi santai.
(Yaudah deh, nanti kamu selesai jam berapa?) Leo mengalah, ia harus menuruni ego nya, bagaimana pun Leo tetap harus percaya kalau Ayumi hanya milik nya seorang.
Ayumi melihat jam di pergelangan tangan nya.
“Mungkin sekitar jam 6 mas, kenapa? kamu mau jemput ya?”
(Nanti malam kita dinner ya? aku kangen kamu sayang!)
“Oke sayang... See you!”
Ayumi menutup telepon nya.
“Pacar Lo ya Yum!” tanya Bara.
“Iya Mas Leo, dia ngajak dinner entar malam! udah lama kita gak dinner, kalau misal nanti malam ada pasien yang urgent Lo bisa tangani kan Bar, gue gak enak kalau harus sampai cancel dinner lagi.” Ayumi memohon dengan gaya puppy eyes nya, yang membuat Bara selalu tak bisa menolak.
Bara menarik ujung hidung Ayumi,
“Kalau gue gak mau, Gimana? Lo enak dinner, gua juga pengen kali Yum!”
“Bara.... Please!” lagi-lagi Ayumi menggunakan puppy eyes nya.
“Iya deh iya, tuan putri emang beda damage nya, tetep aja gue gak bisa nolak!” jawab Bara pasrah.
"Uunncchhh, Thanks!”
“Udah ayo makan, keburu ada pasien lagi entar!”
“Oke!”
Sesampai nya di kantin, Ayumi langsung memesan menu makan siang beserta jus nya, ia sangat cepat melahap makan nya, Bara yang memperhatikan tingkah Ayumi, hanya geleng-geleng kepala.
“Pelan-pelan Ayumi! Astaga, gue gak minta makanan elo!”
“Laper banget gue Bar, ini masakan nya Bu Ijah enak banget dah, makin lama makin is the best, delicious!”
“Lebay Lo ah, sejak kapan sih elo gak menikmati makan siang Lo, segini nya amat!” ejek Bara.
Ayumi berdecih kesal dengan teman nya ini,
“Sejak gue tugas di rumah sakit ini lah!”
“Sahabatku yang malang!”
“Sialan Lo,”
“Ngomong-ngomong, Lo gak punya pacar ya Bar, udah tua loh, udah kepala 3 jangan pilih-pilih lah!”
“Yee, siapa yang pilih-pilih, mama gue nih yang pilih-pilih, ribet banget urusan nya kalau sama orang tua!”
“Jangan gitu lah, gimana pun orang tua tetep mau anak nya dapet yang terbaik, biasa nya insting seorang ibu tuh, gak meleset Bar!”
Bara mendadak senyum sumringah, Ayumi tidak tau jika insting yang dimaksud diri nya itu adalah...
“Kenapa Lo jadi senyam senyum gak jelas gitu!”
“Kan elo bilang insting seorang Ibu itu gak meleset , iya kan!” Ayumi mengangguk.
“Iya!”
“Lo tau gak mama gue mau gue sama siapa?”
“Siapa emang?” Ayumi masih terus mengunyah makanannya.
“Elo Yum, mama gue ngebet banget Lo jadi menantu nya! berarti insting mama gue gak salah dong!” Bara menarik turunkan alis nya untuk menggoda Ayumi, sontak itu membuat Ayumi jadi menyemburkan makanan nya keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
2024-05-18
0
❤️⃟Wᵃfghofuree04/Rahma
penasaran ini
2023-12-08
1
❤️⃟Wᵃfghofuree04/Rahma
izin mampir kak
2023-12-08
0