“Terimakasih banyak ya Bu Dokter, berkat Dokter suami saya bisa di selamat kan,” Wanita paruh baya itu mengucap kan terimakasih pada sang dokter, menurut nya.. dokter tersebut sudah menyelamat kan suami nya dari maut. Meskipun ia tahu jika Dokter tersebut adalah perantara Tuhan yang dikirim kan untuk membantu suami nya.
“Jangan bicara seperti Ibu, kita sama! Ibu juga membantu suami Ibu dengan Do'a kan, lagian menolong orang yang sakit itu tugas kami sebagai dokter Bu!” Dokter cantik itu tersenyum sepanjang bicara pada keluarga pasien nya, wajah nya yang cantik, dengan kulit wajah yang putih bersih tanpa noda jerawat ,di tambah lesung pipi disebelah kanan, menjadi kan senyum nya sangat cantik dan menawan.
“Dokter cantik sekali, siapa nama nya dok?” tanya wanita paruh baya itu lagi. Ingin sekali ia mengenal kan nya pada anak nya, jika saja dokter tersebut belum menikah.
“Ayumi Bu, nama saya Ayumi!” Ayumi mengulur kan tangan tanda perkenalan pada sang Ibu.
“Dokter Ayumi? apa dokter sudah menikah?”
“Saya belum menikah Bu, tapi sebentar lagi saya akan menikah,” jawab nya jujur, memang benar.. Jika sebentar lagi dia akan menikah dengan kekasih hati nya, Leonard Iskandar. Seorang pengacara handal yang selalu memenang kan kasus apapun, Leo .. sapaan dari kekasih Ayumi juga mempunyai perusahaan Firma hukum sendiri. Bisa dibilang dalam usianya yang sudah menginjak 29 tahun, Leo sudah sukses besar, Leo mengikuti jejak Papa nya yang juga seorang mantan pengacara ternama.
Sedangkan Ayumi, dia adalah seorang anak tunggal dari keluarga Diwangkara. Ayah nya Bario Diwangkara seorang Dosen ternama di fakultas ke dokteran di Jerman. Ibu nya sendiri seorang Desainer handal dan sudah memiliki brand Fashion tersendiri. Jika di turut kan ia tak kekurangan uang sama sekali, namun cita-cita nya yang juga ingin seperti papa nya, membuat ia berjuang keras untuk terus belajar, hingga ini sekarang ini ia bisa menjadi salah satu dokter bedah terbaik di kota nya.
Orang tua nya sudah menetap di Jerman sejak Ayah nya bertugas disana, sementara Ayumi menetap di Jakarta. hanya beberapa bulan sekali, orang tua nya akan ke terbang ke Indonesia untuk menjenguk anak nya.
“Yah... Sayang sekali dokter sudah punya calon suami, padahal saya berniat mau mengenalkan dokter dengan anak saya,” jawab sang Ibu to the point.
Ayumi hanya mengulas kan senyum, sehingga memperlihat kan barisan gigi nya yang putih bersih.
“Mungkin jodoh anak Ibu jauh lebih baik dari saya Bu, mohon maaf Ibu, apa saya boleh pergi ? sejam lagi saya ada operasi dengan pasien yang lain, saya mau istirahat dan makan siang terlebih dulu. Saya do'akan semoga anak Ibu bertemu dengan perempuan yang tepat ya Bu.”
“Semoga sebaik dan secantik Dokter ya?”
“Semoga lebih cantik Bu!” Jawab Ayumi lagi, kemudian Ayumi berjalan meninggalkan Ibu tadi di depan kamar operasi, satu jam lagi akan ada operasi lagi dengan pasien yang lain, ia belum menyentuh nasi sejak pagi, perut nya sudah keroncongan minta diisi.
“Ayumi, yuuk ke kantin, kamu belum makan sejak pagi, sandwich mu juga sama sekali tidak kau sentuh kan!” Bara teriak diujung lorong, ia lari tergopoh-gopoh mendekati Ayumi yang baru selesai melakukan operasi.
“Ada pasien urgent banget tadi, gue Sampai lupa belum sarapan, tapi ini perut gue keroncongan terus, udah pada demo kayak nya minta diisi,” ucap nya sembari menyengir kuda.
“Kebiasaan elo, dokter tapi lupa sama kesehatan nya sendiri,” omel Bara. Dia teman terbaik Ayumi selama bertugas di rumah sakit tersebut, banyak yang mengira kalau mereka itu pasangan kekasih, namun gosip itu terbantah kan, sejak Ayumi go public dengan Leonard di sosial media.
Drrtt....Drrttt...
Ponsel Ayumi berdering, menandakan ada panggilan masuk. Tertera nama Leo disana.
(Sayang, kamu lagi dimana?) tanya Leo diseberang sana.
“Aku baru selesai operasi Mas, ini mau ke kantin, makan siang.. Aku belum makan soal nya!”
(Ya ampun sayang, kamu itu gimana sih, masa sama kesehatan sendiri gak dijaga, kamu tuh dokter, harus nya kamu lebih peka sama kesehatan mu sendiri.) Seperti biasa nya Leo selalu mengomeli nya kalau Ayumi telat makan.
“Iya maaf sayang, tadi pagi ada pasien yang urgent banget, dia kecelakaan dan harus segera dioperasi, lumayan menguras waktu, jadi telat deh!”
(Yaudah kamu buruan makan gih, sama siapa kamu sekarang!)
“Siapa lagi Mas, ya Bara lah,”
(Dia lagi? memang nya dia itu gak ada pasien? kerja nya ngintilin kamu terus!) Leo selalu sinis jika Ayumi bersama Bara, meskipun Ayumi selalu menegaskan kalau Bara dan diri nya hanyalah teman biasa, namun Leo selalu saja jeolus setiap kali dia tau Bara bersama nya.
“Mas... Udah ih... Dia juga baru selesai nangani pasien, makanya kami mau makan bareng, karena satu jam lagi, kami ada operasi bareng,” jawab Ayumi santai.
(Yaudah deh, nanti kamu selesai jam berapa?) Leo mengalah, ia harus menuruni ego nya, bagaimana pun Leo tetap harus percaya kalau Ayumi hanya milik nya seorang.
Ayumi melihat jam di pergelangan tangan nya.
“Mungkin sekitar jam 6 mas, kenapa? kamu mau jemput ya?”
(Nanti malam kita dinner ya? aku kangen kamu sayang!)
“Oke sayang... See you!”
Ayumi menutup telepon nya.
“Pacar Lo ya Yum!” tanya Bara.
“Iya Mas Leo, dia ngajak dinner entar malam! udah lama kita gak dinner, kalau misal nanti malam ada pasien yang urgent Lo bisa tangani kan Bar, gue gak enak kalau harus sampai cancel dinner lagi.” Ayumi memohon dengan gaya puppy eyes nya, yang membuat Bara selalu tak bisa menolak.
Bara menarik ujung hidung Ayumi,
“Kalau gue gak mau, Gimana? Lo enak dinner, gua juga pengen kali Yum!”
“Bara.... Please!” lagi-lagi Ayumi menggunakan puppy eyes nya.
“Iya deh iya, tuan putri emang beda damage nya, tetep aja gue gak bisa nolak!” jawab Bara pasrah.
"Uunncchhh, Thanks!”
“Udah ayo makan, keburu ada pasien lagi entar!”
“Oke!”
Sesampai nya di kantin, Ayumi langsung memesan menu makan siang beserta jus nya, ia sangat cepat melahap makan nya, Bara yang memperhatikan tingkah Ayumi, hanya geleng-geleng kepala.
“Pelan-pelan Ayumi! Astaga, gue gak minta makanan elo!”
“Laper banget gue Bar, ini masakan nya Bu Ijah enak banget dah, makin lama makin is the best, delicious!”
“Lebay Lo ah, sejak kapan sih elo gak menikmati makan siang Lo, segini nya amat!” ejek Bara.
Ayumi berdecih kesal dengan teman nya ini,
“Sejak gue tugas di rumah sakit ini lah!”
“Sahabatku yang malang!”
“Sialan Lo,”
“Ngomong-ngomong, Lo gak punya pacar ya Bar, udah tua loh, udah kepala 3 jangan pilih-pilih lah!”
“Yee, siapa yang pilih-pilih, mama gue nih yang pilih-pilih, ribet banget urusan nya kalau sama orang tua!”
“Jangan gitu lah, gimana pun orang tua tetep mau anak nya dapet yang terbaik, biasa nya insting seorang ibu tuh, gak meleset Bar!”
Bara mendadak senyum sumringah, Ayumi tidak tau jika insting yang dimaksud diri nya itu adalah...
“Kenapa Lo jadi senyam senyum gak jelas gitu!”
“Kan elo bilang insting seorang Ibu itu gak meleset , iya kan!” Ayumi mengangguk.
“Iya!”
“Lo tau gak mama gue mau gue sama siapa?”
“Siapa emang?” Ayumi masih terus mengunyah makanannya.
“Elo Yum, mama gue ngebet banget Lo jadi menantu nya! berarti insting mama gue gak salah dong!” Bara menarik turunkan alis nya untuk menggoda Ayumi, sontak itu membuat Ayumi jadi menyemburkan makanan nya keluar.
“Tika, apa yang aku mau udah bereskan?” tanya Leo pada Sartika, sekretaris sekaligus sahabat Ayumi sejak SMA, Sartika bekerja di Firma I.S berkat recommended dari Ayumi, Leo juga mengenal nya saat ia menjadi pengacara Sartika, waktu Tika ingin bercerai dari suami nya.
Ayumi berasa kasihan dengan nasib Tika yang kurang beruntung, suami nya kerap menyiksa nya, sampai Tika tidak tahan lagi, dan ingin bercerai. Untung saja Tika belum punya anak, jadi dia lebih mudah menceraikan laki-laki pemabuk seperti suami nya itu.
Leo melipat tangan nya di dada, gaya cool nya memang selalu bisa menghipnotis para wanita-wanita di Firma, namun selama ini, Leo tetap setia pada kekasih hati nya Ayumi.
“Sudah Pak! saya sudah reservasi dan mengatur nya sesuai pesanan Bapak!” jawab Tika lugas, kala berhadapan dengan Leo, Tika selalu saja gugup. Pesona kekasih sahabat nya memang luar biasa. Wajah nya yang tampan, rambut yang selalu rapi, hidung nya bangir, serta bola mata nya yang kecoklatan membuat nya seperti laki-laki ganteng dari timur tengah.
“Bagus!”
Tika mengangguk lalu berjalan keluar ruangan. Setelah sampai didepan pintu, ia memegang dada nya sendiri.
“Gila! pesona Leo memang luar biasa, beruntung banget sih kamu Yum! kenapa nasib Lo selalu aja baik, kenapa nasib baik itu gak berpihak ke gue?” Tika merasa kesal sendiri, dulu saat mereka masih SMA, Ayumi selalu di kerubungi dengan para cowok-cowok keren, bahkan kaya raya.. Tapi Ayumi selalu menolak dan ingin fokus belajar.
Namun suatu hari, Farhan mampu meluluhkan hati Ayumi yang terkenal sangat susah untuk di masuki.
Dalam sekejap dunia Ayumi berubah, hari-hari mereka selalu saja bucin, tentu semua itu membuat Tika merasa iri, padahal Farhan adalah incaran nya, karena dia kaya dan keluarga nya terkenal di kota mereka.
Segala kesempatan ia lakukan untuk menarik perhatian Farhan, namun Farhan tetap cuek dan biasa saja.
Hingga sewaktu Ayumi memutuskan untuk Kuliah di Jerman mengikuti papa nya yang tugas disana, itu menjadi kesempatan emas buat Tika. Dengan akal licik nya, ia menjebak Farhan untuk meminum obat, yang membuat Farhan tak sadar diri, hingga Tika membuat drama kalau Farhan telah menyentuh nya.
Farhan syok, dia tidak mungkin mengkhianati Ayumi, perempuan yang sangat ia cintai.
Berbagai cara ia mencoba membuktikan kalau itu tidak mungkin terjadi, namun Tika tetap kekeh dan mengancam, jikalau Farhan tak menikahi nya, ia akan menyebar kan foto-foto mereka saat di ranjang panas itu. Farhan frustasi, keluarga nya jadi taruhannya, kalau ia sampai tak menikahi Tika.
Akhir nya dengan berat hati, Farhan akhir nya mau menikahi Tika, Ayumi marah, dia benci... Kala dirinya tengah berjuang disana, kekasih nya malah menodai sahabat nya sendiri.
Tika dengan mulut manis nya mencoba meyakinkan Ayumi, kalau dia dijebak dan korban disini, Maruah nya dipertanyakan kalau sampai Farhan tidak tanggung jawab.
Ayumi mengalah, mungkin Farhan bukan jodoh nya, ia mencoba memaafkan Tika.
Sekuat hati Tika akhir nya bisa mengambil kepercayaan Ayumi, padahal dibalik itu semua, ia tersenyum puas karena telah mendapat kan Farhan.
Tika merasa menjadi wanita yang beruntung di dunia setelah di nikahi Farhan Arbero, namun sayang kelicikan nya terbongkar, Farhan berubah menjadi bengis, setiap melihat Tika dia selalu saja main tangan, Farhan tak segan-segan menyiksa Tika hingga akhir nya Tika memutuskan untuk bercerai dari Farhan, dan Leo lah yang saat itu menjadi pengacara nya, dengan bukti bohong, dan keterangan palsu, Tika merangkai cerita yang membuat Leo dan Ayumi percaya.
“Tika!” Tika tersentak, kala Leo memanggilnya dengan nada yang cukup tinggi.
“Iya Pak!”
“Kamu ngapain disitu, didepan pintu pulak! saya mau lewat!” ucap Leo dingin, sikap nya memang selalu ketus seperti itu pada wanita lain, hal itu yang membuat Ayumi semakin yakin dan begitu sangat mencintai Leo.
“Maaf Pak, saya teringat dengan Ayumi, sudah lama juga saya tidak bertemu!”
“Iya sih, dia memang selalu saja sibuk, jangan kan kamu! aku saja yang calon suami nya selalu di nomor duakan!” ucap nya sedikit kesal, kalau diingat-diingat, Ayumi sering meninggalkan nya begitu saja, saat mereka sedang berdua, ada pasien darurat lah, jadwal operasi mendadak lah, macam-macam alasan nya.
“Harusnya Yumi gak begitu ya Pak, mesti nya dia perioritas kan Bapak, itulah kenapa saya tidak mau jadi dokter dulu nya, menjadi dokter itu, tidak ada waktu untuk orang-orang sekitar, apalagi diri sendiri!” Tika mencoba menyudutkan posisi Yumi, ia berharap Leo bisa terpengaruh dengan ucapan nya barusan.
“Setelah menikah dengan ku, tidak akan kuperbolehkan dia bekerja lagi, cukup mengurusku saja dirumah,.dan menjaga anak-anak!”
“Apa bapak yakin, Ayumi mau menuruti keinginan Bapak?”
“Harus mau!” Leo langsung pergi begitu saja.
Tika menatap Leo dengan tatapan yang sulit diartikan, kali ini ia menginginkan Leo, sosok yang sangat sempurna untuk dijadikan suami. Kaya, tampan, dan mapan..
'Perfect!'
**
Pukul 5 sore, Ayumi sudah tiba di apartemen nya, ia membaringkan tubuh nya sejenak, melepas penat dan lelah setelah seharian ia berjibaku di ruangan operasi.
Tapi ia merasa bangga, jika orang-orang sembuh berkat perantara dirinya, Ayumi juga aktif dalam lingkungan sosial, ia sering turun membantu orang-orang yang kesusahan untuk berobat, dan diberikan obat serta penanganan gratis, kedua orang tua nya sangat senang jika Ayumi peduli kondisi sekitar nya, yang mungkin tidak seberuntung diri nya tinggal di rumah yang besar, dan punya kedua orang tua yang lengkap.
Ayumi belajar semua itu dari Papa nya, kalau menjadi dokter, adalah salah satu pekerjaan yang mulia, apalagi saat melihat senyum bahagia dari keluarga pasien, itu menjadi hal terindah bagi diri nya.
“Aku harus mandi dan siap-siap! Mas Leo pasti sebentar lagi datang!”
Tepat pukul 7 malam, Ayumi sudah siap, ia sudah cantik dengan dress biru nude, dengan lengan agak pendek, dibawah lutut. Rambut nya yang hitam legam itu iya gerai begitu saja, dipadu padankan dengan heels warna hitam serta tas jinjing dengan warna yang senada dengan heels nya.
Meskipun terlihat sederhana, namun itulah pesona Ayumi, ia tampak cantik meskipun memakai pakaian yang biasa saja, justru ia terlihat begitu elegan dan berkelas.
Leo menelpon Ayumi, agar ia segera turun keparkiran, Leo sudah menunggu disana.
Terkadang Leo selalu komplain, kenapa Ayumi lebih memilih tinggal di apartemen, ketimbang dirumah orang tua nya, alasan nya karena Ayumi merasa di apartemen jauh lebih ramai, di banding dirumah nya.
“Sayang, cantik banget sih kamu!” puji Leo saat ia melihat calon istri nya datang menghampiri nya.
“Biasanya aku gak cantik ya?”
“Cantik, tapi jas kedokteran kamu itu yang selalu menutupi kecantikan mu, kau selalu perduli dengan alat-alat diruang operasi ketimbang aku!” Leo merajuk, ia merasa seperti diabaikan, Ayumi langsung jalan mendekat kearah kekasih nya, ia bergelayut manja di lengan kokoh milik Leo, dan kepala nya ia sandarkan disana, ia tau memang kini kekasih nya tengah merajuk.
“Sayang, jangan ngambek dong, itu resiko karna kamu punya calon istri dokter, aku punya tanggung jawab untuk menyembuh kan para pasien ku... Kamu ngerti kan mas!”
Leo mengerucutkan bibir nya, pertanda semakin marah.
“Entah lah Yum, ayo kita pergi!”
Perjalanan menuju ke tempat Dinner, masing-masing dari Ayumi maupun Leo, tak ada yang buka suara sama sekali. Ayumi melirik kearah kekasih nya, saat Leo sudah menyebut nya dengan sebutan 'Yum' pasti Leo sedang kesal dan jengkel.
“Sayang... Udah dong ngambek nya, kita kan mau dinner, jadi rusak deh entar.” Ayumi mencoba membujuk Leo.
“Aku harap malam ini gak ada alasan kamu, untuk kabur dari aku ya?” sergah Leo,
“Iya sayang, malam ini aku udah serahkan semuanya ke Bara, kalau misal nya ada pasien yang urgent banget, aku minta rumah sakit menghubungi Bara, bukan aku.”
“Bagus deh, kenapa gak dari dulu aja sih kayak gitu!” jawab nya lagi ketus.
Ayumi mengalihkan pandangan nya kedepan, malam ini waktu nya ia bersama dengan Leo. Mudah-mudahan tak ada yang mengganggu.
“Emm mas, Tika gimana disana?” tanya Ayumi mengganti topik.
“Cukup Bagus, dia mudah beradaptasi dengan baik!”
“Syukur deh, aku takut banget dia masih trauma sama Mantan suami nya, tapi untung nya enggak ya,”
Hening, tak ada lagi jawaban dari Leo, Ayumi mencebikan bibir nya melihat tingkah pujaan hati nya merajuk seperti ini.
Tak lama kemudian, akhirnya mereka sampai juga ditempat tujuan, tempat nya sudah diset sedemikan rupa oleh Leo, lampu kelap-kelip, lilin.. bahkan ada suara iringa biola yang menambah kesan romantis.
“Wah cantiknya... Kamu siapin ini semua buat aku mas??” tanya Ayumi takjub, ia merasa beruntung sangat dicintai oleh seorang Leonard Iskandar. Perlakuan nya yang selalu menjadikan nya seperti ratu, itulah alasan mengapa Ayumi mantap mau menikahi Leo.
“Kamu suka?”
“Is perfectly.”
“Ayo kita kesana, tempat nya ada disana.”
Ayumi dan Leo berjalan bergandengan tangan diatas red carpet, kedua nya terlihat sangat serasi. Yang satu nya cantik, baik hati, dan elegan, sedang yang satu nya lagi sangat tampan, berkharisma dan menawan. Mereka pasngan yang sangat cocok.
Saat merek telah tiba dimeja tempat mereka akan melakukan Romantic dinner, ada sepasang mata yang menatap iri. Tika, dia seperti sahabat yang bermuka dua, didepan Ayumi dia seperti orang yang sangat tersakiti, hingga apapun yang Sartika buat, Ayumi selalu memaafkan dan memaklumi. Tapi lain Ayumi lain pula sifat Sartika, ia justru penuh dengan kebencian dan rasa iri, karena menurutnya Ayumi sudah tidak perlu mendapatkan itu semua, dia lah yang harusnya berada diposisi Ayumi sekarang.
“Makasih mas, kamu udh repot - repot nyiapain ini semua, padahal kamu juga sama sibuk nya kan?” Ayumi membuka suara, memvah keheningan diantara mereka berdua, sepertinya Leo masih kesal dengan Ayumi, namun Ayumi ingin semua segera membaik.
“Aku kangen banget sama kamu Yum, kita jarang banget ada waktu berdua,” jawab Leo sendu, memang semenjak mereka berpacaran satu tahun yang lalu, mereka bertemu seminggu sekali, itupun Ayumi harus curi-curi waktu disela-sela kesibukan nya.
Pernah sewaktu ia dan Leo tengah berlibur ke Bali, Ayumi terpaksa meninggalkan Leo disana karena ada pasien yang harus dioperasi, itu termasuk operasi besar, jadi mau tidak mau, bisa tidak bisa, sebagai dokter kepala, Ayumi harus hadir disana. Tentu saja itu membuat Leo sangat kesal dan marah.
“Maaf ya mas, maaf kalau aku masih belum bisa selalu ada buat kamu.”
“Sudahlah, lupakan saja! jangan rusak dinner kita malam ini,dengan membahas pekerjaan kamu.”
Ayumi mengangguk, mereka melanjutkan makan malam mereka dengan khidmat, namun sepertinya suasana romantis dan semua yang telah disiapkan Leo untuk Ayumi,tak berpihak kepadanya, Karena tiba-tiba ada telepon masuk di ponsel Ayumi, siapa lagi yang menelpon kalau bukan dari rumah sakit.
Drrttt...Drrtt...
“Kamu mau angkat telepon kamu? kita lagi dinner loh!” tegur Leo, ia memicingkan mata nya menatap layar ponsel Ayumi yang bergetar itu.
“Mas, ini dari rumah sakit loh, aku angkat sebentar ya?”
“Yum, please... Untuk malam ini aja, luangkan waktumu untuk aku!” jelas Leo dengan nada yang mulai meninggi.
“Aku cuma mau bilang, hubungi Bara mas, karena aku udah minta tolong dia buat handle semua malam ini!” Leo mengalah.
“Halo.”
(Maaf Dokter, ada pasien gawat darurat dok, pasien tersebut kecelakaan, dia harus operasi besar karena salah satu kaki nya sudah hancur, Dokter bisa datang kerumah sakit sekarang?)
“Tapi sus, saya sudah suruh Dokter Bara yang handle, saya ada acara keluarga malam ini!”
(Mohon maaf Dok, tapi saat ini Dokter Bara juga sedang melakukan operasi, dan diperkirakan baru akan selesai 2 jam lagi, pasien sangat kritis dok.)
“Baiklah saya akan segera kesana!” Ayumi menutup telepon dan segera bersiap untuk pergi kesana.
“Kamu mau meninggalkan aku Yum!” Ucap Leo, mata nya sudah merah menahan marah. Ia sudah bersusah payah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk mereka berdua, namun lagi-lagi hal itu harus gagal lagi sekarang.
“Mas please... Ada pasien yang membutuhkan pertolongan sesegera mungkin, nyawa nya dal bahaya mas,” Leo bergeming, ia tak menjawab Ayumi. Pandangan nya lurus ke depan, bahkan melihat wajah Ayumi saja dia tak mau, rasa kecewa menguasai diri nya.
“Kamu memang tak pernah peduli padaku Yum, padahal sebentar lagi kita akan menikah, tapi kau masih sibuk dengan duniamu!”
“Mas, ada orang yang memerlukan aku! tolong mengertilah, aku bukan pergi karena ada kepentingan sendiri, tapi aku mau menolong orang,” Ayumi masih berusaha membujuk Leo, agar Leo tidak marah dan membiarkan nya pergi.
Traangg!!
Leo membanting gelas dengan cukup keras, hingga membuat Ayumi kaget. Leo benar-benar sangat marah.
“Kau selalu seperti ini! Aku muak Yum!”
“Mas... Tolong... Untuk saat ini kita jangan berdebat dulu, aku harus segera pergi, kita bicara nanti ya.. I'am so sorry honey!” Mungkin setelah ini Leo akan sangat marah besar padanya, namun ada yang lebih penting dari itu semua, sebagai seorang dokter, ia tidak bisa bersikap egois dan mementingkan kepentingan pribadi, ia harus siap kapan pun mereka dibutuhkan orang lain.
Ayumi berjalan keluar cafe dengan berlari-lari kecil, ia segera mencari taksi untuk cepat membawa nya pergi kerumah sakit, ia tak mungkin meminta Leo mengantar nya, itu akan semakin membuat nya marah, mereka akan berdebat terus menerus dan itu akan sangat mengulur waktu disituasi genting seperti ini.
Akhirnya Ayumi berhasil menemukan sebuah taksi, dalam hati ia berdoa'a semoga lekas sampai ditujuan, dan untuk Leo...
'Maaf mas, aku tau kau pasti sangat marah.. ku harap kau bisa mengerti... Untuk kali ini.. Maafkan lah aku!’ lirih nya dalam hati.
Sementara itu disini Leo, ia mengamuk tak karuan, semua pernak pernik yang disusun rapi untuk dinner nya dengan Ayumi, ia hancurkan begitu saja. Para pelayan yang melihat itupun hanya diam saja, mereka sama sekali tidak berani mengehentikan aksi Leo yang sedang marah.
Leo bahkan memesan minuman beralkohol untuk menenangkan pikirannya, Leo minum sangat banyak hingga dia meracau tak karuan.
Tika yang melihat keadaan sangat kondusif untuk memasuki hati Leo, datang menghampiri Leo.
“Bapak... Kenapa bisa begini! Bukannya tadi Bapak mau dinner dengan Ayumi!” tanya Tika pura-pura tak tahu apapun.
“Dia pergi! Dia pergi meninggalkan aku sendirian Tika, aku... Aku benci dengan pekerjaan nya! gara-gara itu, dia jadi tidak punya waktu untuk ku!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!