Pak Ruslan tergopoh menghampiri Joanna yang tampak terengah seperti habis lari maraton dengan raut ketakutan dan bibir memucat.
Bahkan salah satu kantong belanja Joanna ada yang sobek di bagian ujungnya.
"Nona, kenapa?"
Joanna hanya menggeleng lalu menyuruh Pak Ruslan agar segera menancap gas, meninggalkan area parkir sebab tidak ingin bertemu dengan pria itu lagi.
"Nona Joanna jadi mampir ke kantor Bapak?"
"Tidak. Kita langsung pulang saja."
Sesekali, Pak Ruslan melirik Joanna melalui kaca di depannya yang tampak mencemaskan sesuatu.
...[Big Boss]...
L
Tidak ada hal aneh yang dilakukan Nona Joanna selain berbelanja dan saat ini, Nona Joanna dalam perjalanan pulang, Tuan.
Pesan singkat berisi laporan selesai dikirim.
Seseorang itu kembali menyimpan ponselnya lagi pada saku jaketnya.
Kemudian menyalakan mesin mobilnya lalu bergegas meninggalkan gedung pusat perbelanjaan dengan pikiran berkecamuk.
Ia sengaja melewatkan satu insiden kecil yang sempat dilihat saat CEO DS Group itu mengejar Joanna.
Entah ada hubungan apa antara mereka hingga membuat Joanna terlihat ketakutan saat Jean berusaha mengajaknya bicara.
Lian harus mencari tahu masalah itu sebelum bom waktu kembali meledak dan bisa menghancurkan hubungan Joanna dengan sang Ayah.
Seperti pesan terakhir mendiang Nyonya Jasmine yang menyuruh Lian agar menjaga keutuhan keluarga Percy. Apalagi setelah Tuan Dery memutuskan menikahi Anne, si wanita matrealistis yang penuh dengan tipu muslihat.
...••••...
"Mengejar satu wanita saja kamu tidak bisa, payah!"
"Tutup mulutmu dan cepat cari tahu tentang wanita itu melalui nota ini."
Jean memberikan sebuah nota belanja yang berhasil diambil dari paper bag milik Joanna saat membantunya tadi.
Mengundang kernyitan bingung di kening Jordan— "Apa ini?"
"Buta? Nota belanja, Jordan! Apalagi!"
"Anak kecil juga tahu kalau ini nota belanja, maksudku ... Kenapa kamu berikan kertas ini padaku?" sahut Jordan dengan nada malas.
Ia tidak suka dengan segala clue yang diberikan oleh Jean padanya. Urusan di kantor sudah membuat isi kepala Jordan hampir meledak setiap hari dan ia tidak mau Jean menambah beban pikirannya lagi.
"Cari tahu informasi dia melalui nota ini. Aku yakin toko tempatnya belanja bisa memberi kita petunjuk tentang wanita itu."
"Hell! Kamu pikir, dia satu-satunya pengunjung di sana? Yang benar saja, Jean!"
Jean mendengus kesal melihat kebodohan Jordan yang tampaknya sudah mendarah daging.
"Wanita tipe seperti itu suka berbelanja menggunakan cashless daripada tunai. Kamu hanya perlu menanyakan laporan penjualan hari ini supaya tahu kartu debit yang dia gunakan untuk bertransaksi. Pihak toko biasanya menyimpan data pembeli setiap kali ada laporan transaksi yang masuk, Jordan. Sampai sini paham 'kan?"
"Iya, iya! Aku tidak sebodoh itu sampai tidak mengerti maksudmu barusan!"
"Bagus! Aku minta laporan itu sudah ada besok pagi!" ujar Jean santai.
Jordan mendengus jengkel, "Sabar, bajingan! Kamu pikir, aku anggota FBI yang bisa dengan cepat menemukan informasi tentang seseorang tanpa riset terlebih dulu, huh?"
"Beri aku waktu dua hari lalu setelahnya, berhenti menyalahkanku atas insiden malam itu karena aku sudah membantumu mencari keberadaan dia. Aku—"
Ketukan pintu menghentikan pembicaraan mereka sejenak.
"Masuk!"
Sean membungkuk sebentar saat bertatap muka dengan Jordan.
"Tuan David menyuruh anda pulang sekarang, Pak. Katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan anda."
"Hm, aku akan segera pulang."
"Kalau begitu, saya permisi dulu, Pak."
...••••...
Tangis Jenan terdengar kencang dari dalam kamarnya.
Letak kamar bayi itu tidak jauh dari kamar Rosa hingga membuat pemiliknya mendatangi kamar Jenan dan membentaknya agar bayi itu berhenti bersuara.
"BERISIK! AKU JADI TIDAK BISA TIDUR, SIALAN!"
Wanita itu berjalan mendekati Perawat Yo yang tampak ketakutan saat menatap sebelah tangan Rosa melayang ke udara, seolah membuat gestur ingin memukulnya.
BUGH!
Tubuh Rosa jatuh tersungkur membentur box bayi yang ada di sampingnya hingga membuat kening Rosa memar.
"Wanita gila! Jangan harap kamu bisa menyentuh Putraku!"
"Kamu–"
PLAK!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Joanna.
"Untung saja Mama mengikuti dia ke kamar ini setelah mendengarmu berteriak tadi."
Joanna tidak membalas.
Justru ia menyuruh Perawat Yo agar segera membawa Jenan keluar menuju kamarnya karena tempat ini belum aman selagi mereka masih ada di sini.
"Ssh! Kepalaku, Ma." adu Rosa.
"Lihat akibat perbuatanmu itu! Rosa jadi terluka, Joanna!"
"Kalian tidak usah playing victim! Siapa yang melukai siapa? Sekali lagi kalian berani menyentuh Jenan, aku pastikan kalian akan menyesal karena sudah berani mengusik hidupku!"
Joanna tidak merasa khawatir menitipkan Anaknya pada Perawat Yo di rumah namun kejadian seperti ini tidak boleh sampai terulang lagi atau Joanna tidak akan berpikir dua kali membalas perbuatan mereka lebih jahat lagi.
Baru ditinggal sebentar saja, mereka sudah berani menyakiti Jenan lalu bagaimana jika Joanna pergi bekerja?
"Lain kali kalau mereka berulah langsung hubungi aku, Perawat Yo."
"Maafkan saya, Nyonya. Tadi Tuan Muda menangis lalu tiba-tiba Nona Rosa datang dan langsung membentak Tuan Muda, maaf."
"Hm, aku tidak marah padamu! Lain kali lawan saja mereka atas perintahku. Tidak usah takut dipecat. Aku yang menggajimu bukan mereka, paham?"
Perawat Yo mengangguk pelan. Ia masih syok dengan kejadian barusan.
...••••...
Jordan baru menemui Jean lagi setelah tiga hari. Tidak sesuai dengan janjinya tempo lalu.
"Namanya Joanna Percy. Dia pemilik Jo's Bakery dan sudah punya anak satu. Ini! Baca sendiri profil Kekasihmu itu! Aku harus pergi sekarang karena masih ada urusan lain."
"Hm, terimakasih, Jordan. Maaf merepotkanmu."
"Take your time! Baca profil Joanna dengan teliti dan jangan terkejut setelah itu." jelas Jordan dengan seringaian di sudut bibirnya.
Kemudian berjalan santai keluar ruangan, sesekali Jordan bersiul menggoda saat mengingat binar bahagia di wajah Sahabatnya itu.
BRAK!
"Sial! Bisa-bisanya aku baru tahu soal ini."
Tiga puluh menit setelah kepergian Jordan, Jean langsung meminta Sean mengatur pertemuannya dengan seseorang guna ingin memperjelas informasi tentang Joanna.
...••••...
Andai cermin di depannya itu bisa bicara seperti cerita dongeng yang ada di film Snowhite, mungkin benda itu akan memuji kecantikan wanita yang sedang berdiri di sana.
Sembari membenarkan cepolan rambut belakangnya yang dibuat modern updo dengan dress hitam tanpa lengan hingga mengekspos bahu mulusnya yang indah.
"Cantik!"
Malam ini, Rosa sudah siap bertemu dengan calon masa depannya lagi.
Untuk itu, Rosa berdandan secantik mungkin supaya bisa memikat pria itu dengan kecantikan yang dimilikinya saat mereka bertemu nanti.
"Reservasi atas nama Tuan Arjean."
"Anda sudah ditunggu. Silahkan ikuti saya, Nona."
Di sisi lain, Joanna juga diminta datang oleh seseorang yang dulu pernah mematahkan hatinya hingga membuat Joanna harus menderita akibat perbuatan orang itu.
Awalnya Joanna menolak diajak bertemu tapi seseorang itu mengancam akan menyebar foto telanjang Joanna jika tidak menuruti perintahnya.
"Joanna! I miss you, Babe."
Pria itu merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Joanna yang berusaha menghindar.
"Katakan! Waktumu tidak banyak."
Kekehan ringan terdengar dari bibir pria itu.
Memasang wajah tak berdosa setelah perlakuan buruknya pada Joanna di masalalu.
"Duduk, Joanna. Aku sudah pesankan makanan kesukaanmu. Udang sa—"
"Ethan!" bentak Joanna.
Hingga senyum di wajah pria itu luntur seketika. Digantikan dengan tatapan dingin menusuk.
Namun tidak membuat Joanna takut untuk melawan Ethan dan sikapnya yang menyebalkan itu.
Hubungan mereka sudah berakhir setahun lalu dan tidak seharusnya Ethan mengganggunya lagi.
"Aku tidak suka basa-basi, jadi katakan apa maumu, Ethan?"
"Kamu! Aku ingin hubungan kita kembali seperti dulu."
"Haha, in your dream!"
Joanna beranjak dari kursi lalu menyiram wajah Ethan dengan segelas jus jeruk yang baru saja diantar oleh pelayan, "Sampai kapan pun aku tidak sudi kembali men— Ethan! Lepas, brengsek!"
"Berani kamu menolakku setelah apa yang kita lakukan dulu, Joanna?"
"Memang apa yang sudah kita lakukan, hah? Tidak usah membahas masalalu karena bagiku semua sudah berakhir sejak kamu berselingkuh dengan wanita sialan itu!"
PLAK!
Keributan itu membuat pengunjung lain merasa terganggu.
Apalagi restauran agak ramai.
Dan pemandangan itu juga tak lepas dari tatapan dua orang yang duduk di meja nomor 4.
"Je, kita pindah ke private room saja, bagaimana? Di sini berisik! Aku tidak suka." bujuk Rosa ketika menyadari jika pasangan yang sedang bertengkar itu adalah Joanna dan Ethan.
Decitan kursi Jean membuat Rosa semakin kesal saat Jean justru menghampiri mereka.
Terkejut.
Ketika semua orang menyaksikan adegan kekerasan fisik yang dilakukan oleh Ethan pada Joanna dengan membalas tamparan wanita itu barusan.
PLAK!
Tubuh Joanna terhuyung ke belakang hingga menabrak dada bidang seseorang yang sigap menangkap Joanna dan menariknya ke belakang supaya Ethan tidak bisa menyakiti wanita itu lagi.
"Jangan kasar, anjing!" umpat Jean.
"Tidak usah ikut campur!" balas Ethan tak kalah sinisnya.
Rosa geram saat melihat Jean membela Joanna di hadapan semua orang.
Sambil menangis, Rosa menghampiri Joanna hingga gunjingan samar mulai terdengar dari mulut pengunjung lain yang mengira Joanna adalah simpanan kedua pria itu lalu ketahuan oleh salah satu pasangan dari pria selingkuhannya tersebut.
"Kamu memang murahan tapi setidaknya, berhenti mencari perhatian semua orang, Joanna!"
PLAK!
Kedua kalinya Joanna dipermalukan.
Mendapat tamparan di depan banyak orang yang menyaksikan kejadian ini.
"Aku muak melihat wajah sok cantikmu itu, Joanna! Lebih baik kamu mati!"
"CUKUP, ROSA!" bentak Joanna karena sudah tidak tahan terus-terusan dihina oleh wanita itu.
"Kenapa marah? Selain murahan, kamu juga sangat menjijikkan! Kamu sudah mempermalukan Papa dengan ke—"
"Maaf, Tuan dan Nyonya. Tolong jangan membuat keributan di Restauran kami. Silahkan selesaikan masalah ini di luar sebelum saya memanggil petugas keamanan untuk mengusir kalian."
Jean yang sudah kepalang tanggung, langsung menarik lengan Joanna keluar restauran.
Mengabaikan Rosa yang terus memanggilnya agar kembali melanjutkan acara makan malam mereka yang berantakan karena ulah Joanna.
Lalu Ethan?
Pria itu tidak berkutik ketika dua orang suruhan Jean menahan tubuhnya agar tidak mengikuti Jean dan Joanna lagi.
"Lepas, brengsek! Siapa kalian?"
"Bawa dia pergi!"
...••••...
"Masuk!"
Joanna tidak membantah ketika Jean menyuruhnya duduk sambil menunggu pria itu selesai membuatkan minuman untuknya.
"Aku tidak menaruh apapun di minumanmu jika itu yang kamu takutkan, Joanna."
Kening Joanna mengerut, "Maaf. Aku tidak bermaksud sok akrab padamu ..."
Jean mengulurkan sebelah tangannya untuk memperkenalkan diri, "Aku Arjean, kamu ingat?"
Soal menghadapi wanita, Jean akui tidak sepandai Jordan. Sebab ia belum pernah terlibat hubungan secara emosional dengan makhluk bumi yang dikenal cukup rumit itu, kata sebagian pria.
Terdengar klise, tapi setelah melihat susu formula yang dibeli Joanna kemarin, hati Jean semakin dihinggapi perasaan bersalah karena takut mimpi itu adalah sebuah firasat dan nyata.
Menurut informasi, Joanna belum menikah tapi wanita itu sudah memiliki seorang anak. Ada kemungkinan ... Saat itu, Joanna hamil dan sengaja menyembunyikan fakta yang satu ini dari semua orang, kecuali keluarganya.
"Pria brengsek yang sudah melakukan one night stand bersamaku di Milky Way Club ... Bagaimana bisa aku melupakanmu?"
"Ternyata benar berita itu! Jika salah satu Putri Om Dery bermulut pedas ..."
Jean mengurungkan niatnya yang ingin menanyakan soal anak itu dan akan melakukan pendekatan dengan Joanna terlebih dulu, "Tidak apa-apa! Kadang aku juga bersikap seperti itu pada semua orang yang membuatku kesal, Joanna."
"Hentikan omong kosongmu itu, Tuan Arjean! Apa tujuanmu membawaku ke sini?"
"Kamu tidak suka basa-basi ya?" godanya sambil tersenyum hingga menampilkan dua lesung pipi yang membuat Joanna mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Sebab merasa jika wajah Jenan begitu mirip dengan pria itu.
Joanna mendadak salah tingkah saat Jean mengubah posisi duduknya.
"Jangan dekat-dekat, Jean!"
"Aku hanya akan bertanya satu hal padamu. Jadi, tolong dengarkan ini baik-baik."
...••••...
TOUCH VOTE, LIKE AND COMMENT!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Mazree Gati
END,,,ga paham alurnya isinya kepala batu semua,apa karena orang kaya ya
2024-08-16
1
🥑⃟Serina
lanjut thorr, wkwkwk jan bikin lbh detail nanti kena sensor 😂
2022-12-02
0
Anjellita
digantung kayak jemuran ngak kering karna hari ujan nih cerita author bikin makin penasaran
ngak sabar nunggu up srlanjutnya.
2022-12-02
0