OUR BABY!

Dengan wajah berlinangan airmata, Rosa menatap Tuan Dery dengan ekspresi memelas. Berharap Ayah Tirinya itu iba dan mau membantu dirinya membujuk Jean serta Tuan David agar tidak memutuskan pertunangan itu.

"Semua keputusan ada di tanganmu, Jean. Om dan Papamu tidak ingin ikut campur lagi. Benar 'kan, Pak David?" ujar Tuan Dery santai.

Mengabaikan Rosa dan Ibunya yang sudah memendam perasaan kecewa sebab tidak ada yang berpihak pada mereka lagi.

Kemarin saat di rumah sakit, Tuan Dery dan Tuan David sudah sepakat menyerahkan keputusan apapun yang akan diambil oleh Jean. Mengingat kelakuan Rosa kemarin hampir membuat Joanna celaka, Tuan Dery jadi kesal pada Rosa, terlebih Nyonya Anne juga tidak mau membantu Joanna kemarin.

Karena ingin masalah ini cepat selesai, Tuan David mengangguk pasrah. Menyetujui segala keputusan yang diambil oleh Jean.

Apalagi masalah yang mereka hadapi bukan hanya ini saja.

Jean harus melakukan tes DNA supaya semua orang yakin bahwa Jean memang benar Ayah Kandung Jenan sekaligus sebagai bukti keseriusannya pada Joanna dan Jenan.

"Rosa, maaf! Aku ingin pertunangan kita selesai sam–"

"TIDAK! AKU TIDAK MAU, JEAN! AKU SANGAT MENCINTAIMU! MAMA, KENAPA DIAM SAJA? BANTU ROSA UNTUK MEMBUJUK JEAN, MAMA!"

"Ros, tenangkan dirimu. Ayo kita ke kamar saja, Sayang."

Sebelah tangan Nyonya Anne ditepis kasar saat ingin menyentuh pundak Rosa.

Wanita itu mulai berdiri dari sofa lalu berjalan mendekati Joanna yang langsung sigap mengikuti pergerakan Rosa dengan tatapan waspada.

Kali ini Joanna tidak mau kalah seperti kemarin.

Joanna sudah memasang badan agar Rosa tidak bisa menyakiti fisiknya lagi.

"Kamu ..."

Napas Rosa memburu, seperti seekor banteng yang ingin menyeruduk musuh, "Kamu wanita paling menjijikkan yang pernah kutemui! Joanna! Akui pada semua orang kalau bukan hanya Jean yang sudah menidurimu tapi juga Ethan!"

PLAK!

Joanna memberi tamparan keras pada pipi Rosa hingga wajahnya menoleh ke samping.

"Sebelum mengumbar aib orang lain, tolong berkaca pada dirimu sendiri! Kehormatan seorang wanita bukan hanya terletak pada robek tidaknya selaput darah itu tapi dia juga harus memiliki rasa malu untuk tidak membicarakan keburukan sesama wanita di hadapan semua orang, apalagi demi kepentingan pribadi, Rosa!"

Joanna ingin sekali membalas kekerasan fisik yang telah dilakukan Rosa kemarin tapi Joanna urungkan niat tersebut.

Selain suka mengadu, Rosa adalah wanita pendendam. Tidak segan membalas siapapun secara diam-diam dan berakhir menyulut permusuhan yang tidak ada ujungnya.

Kekanakan? Memang!

Itu sebabnya Joanna begitu membenci Rosa, selain karena dua sifatnya tadi. Rosa dan Ibunya adalah wanita matrealistis yang suka bergaya hidup hedon sementara Ayahnya harus bekerja keras demi kelangsungan hidup mereka dan enam ratus karyawan mereka.

"Kenapa diam? Berani bertaruh kalau kamu juga suka dan sering membuka lebar kedua pahamu di depan banyak pria— ah! Terutama pria yang sudah memiliki pasangan, misalnya?!" sindir Joanna sarkas.

Sambil memasang ekspresi wajah paling menyebalkan saat Rosa terdiam mendengar ucapan Joanna yang menusuk hati. Sedikit membenarkan kalimat terakhir yang diucapkan wanita itu.

"Joanna, Rosa, cukup! Hentikan perdebatan kalian. Dery, katakan sesuatu? Kedua Putri kita sedang bertengkar! Tidak seharusnya kamu diam saja melihat mereka beradu mulut seperti itu!"

Nyonya Anne agak panik ketika Joanna mulai mengungkit masalalu itu. Jangan sampai orang-orang mengetahuinya juga.

Seolah sudah muak, Tuan Dery menatap mereka satu-persatu lalu berhenti pada sepasang mata coklat milik Joanna.

Hatinya berdenyut nyeri mendengar fakta bukan hanya sekali Joanna tidur bersama seorang pria yang tidak berstatus sebagai Suaminya.

Kecewa?

Tentu!

Setiap orangtua pasti ingin melihat Anaknya tetap menjaga kesucian itu sampai pada sebuah hubungan yang disahkan oleh agama dan negara.

Bukan mengikuti gaya barat yang suka melakukan hubungan suami-istri secara bebas.

Namun nasi sudah menjadi bubur.

Joanna sudah melakukan itu hingga Joanna hamil dan Jenan ada diantara mereka.

"Jean, keputusanmu?"

Tiba-tiba Tuan David menginterupsi. Tidak ingin suasana semakin memanas hingga menimbulkan keributan seperti sebelumnya.

"Keputusanku tetap sama. Rosa! Ayo kita akhiri pertunangan ini. Aku dan Joanna saling mencintai. Sejak pertama kami bertemu, aku sudah jatuh cinta padanya. Maaf! Aku tidak bermaksud mempermainkan perasaanmu tapi tolong jangan egois! Jenan butuh aku sebagai Ayahnya. Jadi kuharap, kamu bisa menerima keputusanku ini, maaf."

Airmata Rosa berlomba-lomba saling menetes, membasahi pipi tirusnya dengan lingkaran hitam di bawah mata yang tampak mengejek.

"Aku tidak mau putus, Arjean! Tidak peduli kamu hanya memanfaatkanku ... Jangan minta putus, please! Aku mencintaimu lebih dari dia!"

Rosa memeluk Jean, sangat erat. Hingga Jean merasa kemeja linen yang dipakai basah karena Rosa tidak kunjung menghentikan tangisnya.

Jean tidak menolak namun tidak juga tidak membalas pelukan Rosa.

"Aku mencintaimu, Jean! Kalau kamu menikahi Joanna hanya karena rasa tanggung jawabmu pada Jenan, tidak apa-apa! Lakukan saja! Asal kita tetap bersama atau bila perlu, jadikan aku istri keduamu! Aku tidak masalah jika harus menjadi ibu sambung untuk–"

"SUDAHI DRAMAMU, ROSALINDA RAFLESIA ARNOLDI!"

Tubuh kurus Rosa dihempas kasar hingga pelukannya terlepas.

Mata Joanna memerah, menahan tangis dan seluruh emosi yang ada di hati.

Joanna benci mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh Rosa. Tentang keinginannya menjadi Ibu sambung bagi Jenan.

"Jenanda Percy adalah Putraku! He's our baby not her baby, Arjean! Sampai mati pun aku tidak sudi melihat Jenan dekat dengan wanita jahat ini apalagi ... Sampai menyuruh Jenan memangilnya Mama! Aku tidak sudi!" teriak Joanna sambil mengusap kasar airmata yang berhasil lolos.

Padahal Joanna berusaha menahannya karena tidak ingin terlihat lemah dihadapan wanita jahat itu.

Joanna masih ingat dengan baik insiden ketika Rosa meracuni Anaknya dengan susu formula hingga membuat Jenan diare dan muntah sampai tubuhnya lemas karena kehilangan banyak cairan.

Beruntung Joanna tidak membawa kasus ini ke jalur hukum atas tuduhan percobaan pembunuhan karena tidak ingin membuat reputasi keluarganya hancur sebab memiliki saudara tiri yang melakukan tindakan kriminal.

Lalu sekarang dengan seenaknya, Rosa menyatakan dirinya ingin menjadi Ibu sambung untuk Jenan?

Dalam mimpi saja. Karena sampai mati pun, Joanna tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

...••••...

Sesampainya Joanna di Apartemen, ia langsung melepas seluruh pakaiannya.

Mengisi air dalam bath up dan menuangkan cairan aromaterapi vanila kemudian menenggelamkan seluruh tubuhnya untuk waktu yang lama.

"Cukup, Rosa! Keputusanku tetap sama! Aku ingin pertunangan kita selesai sampai di sini."

"Dan maaf lagi karena satu-satunya wanita yang kucintai sejak dulu hanya Joanna."

Beberapa menit terlewati dalam keheningan namun Joanna tak kunjung muncul ke permukaan hingga membuat seseorang yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi setengah berteriak panik.

"JOANNA! OH MY GOD!"

Merasa tidurnya diusik, Joanna pun membuka kelopak matanya lagi.

Jean berada tepat di depan wajahnya dan reflek, Joanna mendorong wajah tampan itu supaya menjauh.

"Aku tahu kamu mesum tapi bisa tidak kalau kamu ketuk pintu dulu sebelum memasuki kamar orang lain?"

"Siapa orang lain yang kamu maksud itu, hm?"

Lagi.

Jean benar-benar tidak tahu malu saat membuka seluruh pakaiannya di hadapan Joanna hingga wanita itu langsung memalingkan wajahnya ke samping.

Mengumpat dalam hati atas kelakuan Jean yang kini ikut berendam di bath up yang sama dengannya.

Dengan posisi duduk di belakang Joanna hingga sesuatu yang keras menyentuh area bawahnya.

Joanna tidak bodoh jika Jean sedang menahan diri untuk tidak menerkamnya saat ini.

"Jika ingin tenggelam, ajak aku sekalian! Jadi kita bisa mati bersama seperti Jack dan Rose, paham?"

Mendengar nama pemeran wanita titanic itu disebut, Joanna langsung memukul paha Jean agak keras.

PLAK!

"Maksudmu Rose siapa? Rosa? Lalu Jack itu kamu? Begitu? Dasar buaya! Minggir! Aku mau bilas tubuhku dulu!"

Tidak ada yang lucu dari topic sederhana ini namun entah mengapa, Jean tertawa mendengar nada merajuk si wanita yang begitu menggemaskan menurutnya.

Joanna tidak salah sebab pengucapan Rose dan Rosa terdengar mirip.

Mungkin wanita itu cemburu dan masih marah dengan kejadian di rumahnya tadi.

Hingga hal sekecil ini saja membuat Joanna menjadi sensitif dan uring-uringan.

...••••...

TOUCH VOTE, LIKE AND COMMENT!

Terpopuler

Comments

Meylia Rahmawati

Meylia Rahmawati

hati2 joana nnt hamil anak jean lg

2022-12-06

0

Jasmine Flow

Jasmine Flow

semangat thor...

2022-12-06

0

Anjellita

Anjellita

makasih up nya thor
semangat terus dan selalu di tunggu up nya.

2022-12-05

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!