KETAHUAN!

Makan malam itu berakhir lebih cepat dari rencana yang sudah dibuat oleh Jean karena perutnya tiba-tiba sakit lagi.

Hingga membuat wajah Rosa tertekuk kesal saat Jean menolak mengantarnya kembali ke Hotel dan malah menyuruh sang Supir untuk mengantarnya.

Sekedar informasi, Rosa tidak menggunakan nama depannya saat berkenalan dengan Jean karena nama Raflesia jauh lebih bagus menurutnya.

Ponsel milik Rosa berdering. Menampilkan nama Ibunya di sana.

"Halo, Rosa! Bagaimana makan malam tadi? Mama yakin, Jean pasti langsung tertarik padamu, haha! Oh ya! Papa dan Mama baru saja bertemu dengan Calon Mertuamu. Dia baik sekali."

"Jean menyebalkan, Mama! Jangankan tertarik, melirikku sebentar saja, tidak! Dia bahkan menyuruh supirnya mengantarku kembali ke Hotel padahal aku masih ingin jalan-jalan dengannya, Ma."

"Keterlaluan sekali Jean itu! Sudah! Kamu tidak usah sedih. Mama akan suruh Papa membujuk Om David supaya perjodohan kalian lancar, okay?"

"Iya. Tapi jangan bilang aku yang mengadu ke Mama soal ini ya? Aku tidak mau Jean semakin dingin padaku."

"Tentu saja Mama akan bermain cantik demi Putri Kesayangan Mama ini ..."

Kekehan ringan terdengar di seberang sana.

"Ngomong-ngomong, mumpung kamu di Connecticut, sekalian cari tahu tentang Joanna juga! Dia menghilang tanpa kabar meski sebenarnya Mama senang kalau dia tidak kembali tapi kita juga perlu tahu, alasan dia melakukan itu."

Keduanya sama-sama terdiam seolah memikirkan hal yang sama tentang Joanna yang jarang menghubungi Ayahnya beberapa bulan terakhir.

"Jo's Bakery! Cari tahu toko itu di sana. Mama dengar, Joanna juga pindah rumah sampai Papamu tidak diberitahu. Jelas kalau dia menyembunyikan sesuatu dari semua orang."

"Kenapa tidak kepikiran sejak dulu? I know! Apa yang harus aku lakukan sekarang, Ma!" Rosa menyeringai.

"Papamu hanya pintar cari uang tapi soal begini saja Papamu tidak menyadari lebih cepat, ck!"

"Apa Mama akan memberitahu Papa soal ini?"

"Tentu saja tidak! Kamu pikir Mama bodoh, Ros? Menyia-nyiakan kesempatan untuk membuat nama Joanna terlihat buruk di depan Papamu? Yang benar saja! Kita harus tahu lebih dulu alasan Joanna menghindari semua orang. Karena Mama yakin, Joanna sedang menyembunyikan hal besar dari kita."

"Hm, aku setuju! Kalau begitu, aku tutup teleponnya, Ma. Mau tidur, capek!"

"Ya sudah. Kamu istirahat sana. Jaga kesehatan dan kalau uang sakumu kurang, minta ke Papa Dery, okay?"

"Siap, Ma!"

"Ya, Sayang."

...••••••...

Bayi mungil yang lahir melalui operasi sesar itu tampak terlelap di dalam inkubator.

Sementara Joanna berdiri di luar, memandangi Putranya dengan raut bahagia. Tak menyangka jika dirinya sudah menjadi seorang Ibu sekarang.

Joanna tampak baik-baik saja pasca operasi. Tidak merasakan nyeri di bagian perutnya.

Karena metode operasi yang dipilih adalah yang paling mahal dan bagus, seperti yang dilakukan oleh artis ibukota hingga setelah melahirkan, Joanna tidak perlu merasakan sakit apapun.

"Jo, aku pulang dulu. Mau ambil baju ganti untukmu dan beli makan."

Kalandra merapikan anak rambutnya yang menutupi wajah, "Mau titip sesuatu?"

"Tolong belikan salad buah. Aku mau makan yang segar-segar, Kal."

Kalandra terdiam sejenak. Memikirkan permintaan Joanna yang menurutnya boleh atau tidak jika dikonsumsi oleh wanita yang baru saja melahirkan.

"Tapi Jo–"

"Belikan ya? Daripada aku ileran, Kalandra."

Wanita itu berdecak kesal. Menatap geli saat Joanna menampilkan ekspresi memohon seperti itu padanya.

"Hentikan! Jangan membuatku mual, Jo!"

Kalandra mengalah.

Kemudian bergegas pulang saat mendengar bunyi perutnya minta diisi.

Tak lupa, Kalandra juga mengabari Bianca dan Bella— pegawai Jo's Bakery, soal Joanna yang sudah melahirkan dan toko ditutup sementara sampai dua minggu ke depan.

Namun ia berjanji, akan tetap menggaji mereka seperti bulan lalu, full.

Satu jam kemudian, Kalandra sudah membawa semua pesanan Joanna. Berniat mampir sebentar ke toko sebelum kembali ke rumah sakit.

Seseorang berpakaian serba hitam tampak mengendap-endap di depan pintu kaca toko.

Membuat Kalandra tidak segan menghampirinya lalu bertanya; "Siapa kamu?"

Orang itu menoleh dan terkejut melihat Kalandra sudah berdiri di belakangnya.

"Kutanya sekali lagi, siapa kamu? Dan apa yang kamu lakukan di toko ini?"

Orang itu menepis kasar tangan Kalandra yang memegangi lengannya.

"Hey, wait!"

SREK!

Karena berniat kabur, Kalandra terpaksa menarik tudung hoodie yang menutupi kepala orang tersebut.

Dan membuka paksa masker penutup wajahnya juga.

"Rosa?"

"Brengsek! Dasar preman sialan!"

Setelah berhasil membuatnya jatuh tersungkur, Kalandra menendang tulang kering Rosa hingga wanita itu memekik kesakitan.

"APA YANG KAMU LAKUKAN, KALANDRA? SAKIT, BODOH?"

Jelas tak terima saat Rosa mengatainya preman.

Kalandra menatap tajam ke arah Rosa, "Justru aku yang seharusnya bertanya padamu .. Sedang apa kamu di depan toko ini, hah?"

Rosa kembali berdiri sembari menahan nyeri pada bagian pantat dan kakinya akibat di dorong oleh Kalandra tadi.

"Jadi benar 'kan ini toko milik Joanna? Dimana dia? Papa terus menanyakan kabar temanmu yang tidak jelas itu."

"Kamu yang tidak jelas! Kalau memang niatmu ingin tahu kabar Joanna, seharusnya kamu datang dengan cara baik-baik .." Kalandra maju satu langkah dan membuat Rosa reflek mundur, takut di dorong lagi, "Bukan dengan cara seperti ini! Untung saja aku tidak meneriakimu pencuri tadi."

Kedua wanita itu terus beradu mulut hingga mengundang tatapan aneh dari orang-orang yang melewati jalan depan toko itu.

Sepertinya Rosa terlalu ceroboh dan tidak menyusun rencana dengan baik sebelum bertindak hingga dirinya ketahuan oleh Kalandra.

"Okay, sorry! Lalu dimana Joanna sekarang? Kenapa tokonya tutup? Kalian berdua ... Tinggal dimana sekarang? Rencananya aku mau numpang menginap di rumah kalian selama di sini."

Sontak ucapan Rosa membuat mulut Kalandra menganga. Menatap tak suka sekaligus panik jika rahasia Joanna sampai terbongkar.

Apalagi dari cerita Joanna selama ini tentang kelicikan Rosa dan Ibunya hingga berhasil menghasut Kalandra ikut membenci mereka juga.

"Dasar tidak tahu diri! Jangan bermimpi bisa tinggal bersamaku dan Joanna selama kamu di sini! Pulang sana! Jangan menjadi beban Om Dery dengan urusanmu yang tidak penting itu!" balas Kalandra tak kalah sinisnya.

Selain karena menjaga rahasia Joanna, ia juga tidak suka tinggal satu atap dengan wanita menyebalkan itu.

"Akan kuadukan masalah ini pada Papa Dery supaya dia tahu kelakuan teman anak Kesayangannya itu!"

Ancaman Rosa hanya dibalas senyum remeh. Ia terlihat menghubungi seseorang dan hal itu tidak membuat Kalandra takut padanya.

Justru Kalandra berniat mempermalukan Rosa nanti.

"Halo, Rosa! Kenapa menelepon? Papa sedang sibuk, mau rapat dengan klien."

"Maaf, Pa. Aku–"

"Ya. Tunggu sebentar! Rosa, maaf ... Papa harus ke ruang rapat sekarang. Tadi sekretaris Papa menyela, maaf ya Sayang! Papa tutup dulu teleponnya."

Panggilan itu benar-benar dimatikan sepihak oleh Tuan Dery. Hingga membuat wajah Rosa memerah padam. Kecewa dengan sikap Tuan Dery yang lebih mementingkan pekerjaan daripada mengobrol sebentar dengannya.

"See? Kamu itu tidak ada apa-apanya dibanding bisnis Om Dery yang bernilai ratusan juta itu, Ros. Ya .. Kecuali itu Joanna yang–"

PLAK!

Tamparan itu berhasil membuat Kalandra terdiam namun sedetik kemudian, sudut bibirnya terangkat membentuk smirk.

"Kenapa? Tersinggung mendengar fakta itu? Kamu dan Ibumu itu parasit. Tidak lebih dari seekor tikus pengerat yang hobinya menghabiskan uang Om Dery dan bersikap buruk pada Joanna."

Tangan Rosa kembali mengudara, hendak menampar pipi Kalandra lagi namun segera ditahan oleh Kalandra dengan cengkeraman kuat.

"Ahk! SAKIT, SIALAN! LEPAS!"

"Jangankan untuk mematahkan tangan kurusmu ini ... Memotongnya sekarang pun, aku bisa! Berani sekali wanita sepertimu menyentuh wajahku yang bahkan, calon Suamiku dan Keluargaku saja tidak pernah berbuat kasar padaku!"

"L-lepas, Kalandra! S-sakit!"

Mata Rosa sudah berkaca-kaca karena cengkeraman Kalandra semakin erat hingga telapak tangannya memutih dan menimbulkan guratan merah di sekitar pergelangan tangannya.

"Sakit ya? Okay! Akan kulepas tapi setelah ini, kamu harus pulang ke Indonesia dan jangan katakan apapun pada Om Dery, deal?"

"Dasar gila! Kalian pasti— KALANDRA! SAKIT!" teriak Rosa sambil meneteskan airmata.

Kalandra sudah tersulut emosi dan sulit melepas musuhnya begitu saja kecuali Rosa memohon di bawah kakinya.

Kalau bisa, Kalandra ingin sekali meremukkan tangan Rosa yang sering digunakan untuk menyakiti Joanna di setiap kesempatan yang wanita itu punya.

Seperti— mendorong Joanna saat mereka berjalan bersinggungan atau mengambil barang-barang berharga milik Joanna saat pemiliknya tidak ada di rumah.

"Penawaranku hanya berlaku sekali! Faster, *****!"

Karena sudah tidak tahan lagi, Rosa pun mengangguk pasrah dengan wajah berlinangan airmata.

Mengusap bekas kemerahan di pergelangan tangannya dengan emosi tertahan. Rosa masih cukup waras untuk tidak melawan wanita iblis itu sekarang dan segera pergi dari tempat itu.

GREP!

Kecepatan jemari Kalandra patut diacungi jempol setelah ia melihat Rosa hendak kabur.

"Stay here!"

"Ya Tuhan! Apalagi, Kal? Bukannya kamu menyuruhku pergi?"

"I'm not believe you! Tunggu sebentar!"

Satu tangannya yang terbebas digunakan untuk mengetikkan sesuatu pada ponselnya.

Kemudian tak lama, Kalandra menunjukkan bukti pembelian tiket pesawat pulang ke Indonesia dengan keberangkatan dua jam lagi.

"Dasar wanita licik!"

Kalandra tertawa keras.

Tidak merasa tersinggung mendengar ucapan Rosa barusan.

"Ayo kuantar ke Bandara! Tidak peduli urusanmu yang lain, aku tetap tidak suka melihatmu berkeliaran di sini!"

Rosa semakin marah saat Kalandra menyeretnya masuk ke dalam taksi tanpa permisi.

Padahal tadi, Kalandra membawa mobil sendiri.

"Miskin sekali sampai mobil saja tidak punya!"

"Shut up! Sebelum aku merobek mulutmu menjadi dua bagian!"

Sontak membuat bibir Rosa langsung terdiam. Takut jika Kalandra akan merealisasikan ucapannya itu karena sepertinya, teman Joanna yang satu ini memiliki sifat tempramen yang cukup tinggi.

Maaf, Ma! Aku gagal menjalankan rencana kita.

...••••••...

TOUCH VOTE, LIKE AND COMMENT!

Terpopuler

Comments

🥑⃟Serina

🥑⃟Serina

semangatt lanjutt

2022-11-30

2

Safira Priani

Safira Priani

ayoo thorrr lanjutt

2022-11-29

0

Ilan Irliana

Ilan Irliana

y ampun trnyta Jo pny singa...hihi...bagus lh..

2022-11-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!