Penjaga

💖

💖

"Kenapa dia selalu kembali ke sana, padahal sudah kabur?" Daryl menatap foto nania yang siang-siang kembali ke rumahnya.

Ini sudah satu minggu dan gadis itu selalu mendatangi tempat tinggalnya. Menemui seorang wanita tua dan memberikan sesuatu kepadanya.

"Oh, bertemu nenek?" Dia menatap foto lainnya.

"Tapi kenapa kamu sembunyi-sembunyi? Apa yang sedang kamu hindari? Ibumu?" Foto berikutnya menampilkan Mirna.

"Apa sih yang sedang kamu jalani ini? Pemberontakan kah, pelarian kah?" Pria itu terdiam, lalu beberapa pesan masuk ke ponselnya.

"Nania Arsyad, umur 19 tahun. Pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama. Ayahnya bernama Arsyad meninggal empat minggu yang lalu. Orang tua bercerai saat Nania 12 tahun. Rumah milik Arsyad dijual tidak lama setelahnya dan Nania ikut bersama ibu dan ayah tirinya."

Daryl mengerutkan dahi.

"Nenek dan Sandi kakaknya adalah penghuni lain rumah. Mereka sudah lima tahun menetap di sana."

"Lalu penyebab Nania kabur?" Daryl segera melakukan panggilan.

"Belum jelas, Pak. Kami bertanya kepada tetangga juga tidak ada yang tahu. Penghuni rumah sangat tertutup dan tidak berinteraksi dengan orang lain."

"Aneh sekali tinggal di pemukiman padat tapi tidak berinteraksi dengan tetangga? Bagaimana ceritanya?"

"Mereka juga bermasalah dengan orang sekitar, Pak."

"Bermasalah apanya?"

"Anak laki-lakinya sering berbuat onar."

"Tidak berguna!"

"Ya Pak."

"Lalu apa lagi?"

"Suami ibunya pengangguran dan penjudi."

"Ah, parah sekali. Kenapa ada manusia seperti itu? Mengotori dunia saja!"

"Ibunya bagaimana?"

"Orang-orang bilang temperamen. Sejak Nania tinggal di sana pasti selalu ada pertengkaran. Sering terdengar teriakan dari dalam rumah, tapi tidak ada yang berani mencari tahu."

"Hmm … apakah itu yang menyebabkan Nania kabur?"

"Bisa jadi Pak."

"Maka cari tahu, bodoh!"

"Iya Pak."

"Cepat! Aku tunggu hasilnya sampai petang."

"Baik Pak." Lalu percakapan pun berakhir.

"Der?" Panggilan Sofia mengalihkan perhatian Daryl.

"Yes Mom?"

"Mau coba pakaiannya?" Perempuan itu menenteng sebuah pakaian di tangannya.

"Pakaian apa?"

"Untuk pengiring pria?"

Daryl bangkit dari kursi malasnya.

"Harus ya?"

"Iyalah, siapa yang akan mendampingi adikmu nanti?" jawab sang ibu.

"Baiklah, berikan padaku pakaiannya!" Pria itu menghampiri Sofia.

"Ah, kenapa harus kemeja?!" Daryl menggerutu saat mendapati stelan jas berwarna coklat muda itu dipadukan dengan kemeja putih.

"Mom, bisakah aku ganti dalamnya dengan kaus atau semacamnya?" Daryl berteriak dari pintu kamarnya.

"Memangnya kenapa?"

"Aku tidak suka kemejanya!"

"Kenapa tidak suka kemejanya? Ini kan acara pernikahan, masa kamu mau memakai kaus?" Sofia naik ke lantai atas.

"Apa yang salah dengan kemejanya?"

"I'm just …, aku hanya nggak suka kemejanya!" ujar Daryl yang menghindar ketika ibunya mendekat.

"Padahal sudah bagus." Sofia menghampiri sang putra lantas merapikan pakaiannya. Menautkan kancing kemeja yang belum terpasang lalu membantu mengenakan jasnya.

"Bagus kan?" Lalu dia juga memasangkan dasi kupu-kupu di bawah kerah kemeja tersebut.

"Ah, kamu juga terlihat seperti calon pengantin!" Sofia dengan tawa renyahnya.

Daryl memutar bola matanya.

"Tunggu Sayang, Mama foto dulu!" Lalu dia mengeluarkan ponsel miliknya dan segera mengambil gambar.

"No, Mom!" Daryl tentu saja menghindar, namun terlambat. Perempuan itu sudah mendapatkan beberapa gambarnya.

Sofia terkekeh.

"Anakku tampan sekali!" katanya dengan suara khasnya. 

Kemudian dia memajangnya di storry whats app miliknya.

"Apa kamu tidak mau menikah sekarang, Sayang? Kita adakan pernikahanmu dengan Darren secara bersamaan. Pasti bagus."

"Hah! Mama bercanda. Memangnya siapa perempuannya yang akan aku nikahi?" Daryl bereaksi.

"Siapa saja."

"Mana bisa? Masa aku menikahi perempuan sembarangan? Apa kata dunia?"

"Maksud Mama, tidak perlu perempuan bertitel seperti Kirana atau juara dunia seperti Rania. Yang penting dia perempuan baik-baik."

Daryl mencebik.

"Mau yang cantik banyak di Fia's Secret. Mau yang …." 

"Ah … sudah, sudah! Aku tidak mau membicarakan soal ini!" Daryl melepaskan jasnya.

"Lalu bagaimana dengan …."

"Bisakah Mama keluar? Aku mau ganti pakaian." pinta Daryl kepada sang ibu.

"Ganti saja, memangnya kenapa?"

"What? Aku ini sudah dewasa, masa Mama mau melihatku berganti pakaian?"

"Memangnya siapa yang melahirkanmu anak muda? Sebelum kamu mengenali tubuhmu, mama sudah lebih dulu melihat semuanya."

"Ish! Menjijikan!"

Sofia tertawa.

"Please Mom, keluar lah." Daryl mendorong Sofia ke arah pintu sehingga perempuan itu keluar dari kamarnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Hati-hati, Nduk." Nenek menggenggam tangan Nania setelah menerima bungkusan makanan seperti biasa.

"Nenek makan makanannya kan? Nggak dibuang?" tanya Nania sebelum pergi.

"Tentu saja tidak. Mengapa harus Nenek buang?" jawab sang nenek.

"Nia hanya takut Nenek nggak makan."

"Tenang saja. Kalau pun kamu tidak mengirim makanan, kan ada uang yang kamu berikan. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan Nenek ya? Bekerja saja dengan tenang."

Nania mengangguk.

"Cepat sana, pergi. Sebentar lagi Sandi pulang untuk makan." ucap Nenek yang segera mundur menjauhi pagar.

"Nenek hati-hati ya? Simpan uangnya, jangan sampai ibu atau Bang Sandi tahu."

"Iya, Nduk."

"Aku pergi." Lalu Nania pun berlari ke gang sebelah di mana dia memarkirkan motornya seperti biasa.

***

"Eh, kamu merasa nggak kalau laki-laki di seberang itu mencurigakan?" Nindy menyenggol lengan Nania.

Dia baru saja sampai dan hampir meneruskan pekerjaannya setelah mengantar makanan untuk neneknya.

"Mana?" Nania hampir menoleh.

"Jangan langsung dilihat!" Nindy menarik lengannya.

"Orangnya nggak terlalu tinggi, pakai jaket denim agak robek-robek, pakai motor warna merah." Gadis itu mendeskripsikan apa yang dilihatnya.

"Jaket robek-robek? Motor merah?"

"Ya."

Sepertinya Nania ingat sosok dengan penampilan seperti itu.

"Udah tiga hari dia di sana. Diem aja nggak ngapa-ngapain. Aku kok takut ya?"

Samar-samar Nania melirik lewat jendela di dekat kursi. Dan benar saja, itu adalah Sandi.

Gadis itu terhenyak.

"Nna?"

"Hum?"

"Perlu lapor Kak Ara nggak sih? Aku curiga dia orang jahat." ucap Nindy.

"Kalian juga sadar ada orang itu ya?" Raka datang mendekat.

"Kamu tahu?"

"Iya. Kadang dia bolak-balik di depan sambil lihat ke arah sini. Udah beberapa kali aku lihat."

"Lapor gih, aku takut ada apa-apa. Mana Nania tinggal di sini sendirian lagi? Kalau orang jahat gimana?"

Raka terdiam sebentar. Kemudian dia memutuskan untuk berbicara kepada Amara.

Lalu tak lama setelahnya perempuan itu mendekat ke arah jendela dan menatap ke seberang jalan di mana Sandi masih berada di sana.

"Aku udah telfon keamanan. Siapa tahu setelah ini dia pergi." katanya, dan benar saja, seorang pria dengan seragam sekuriti mendatangi Sandi.

Dia berbicara sebentar yang membuat saudara tiri Nania itu pergi.

"Kayaknya kita perlu satpam deh Kak? Siang sih aman, banyak orang. Ada sekuriti juga. Gimana kalau malam?"

"Ada yang patroli." Amara menjawab.

"Kan nggak setiap jam. Gimana kalau orang itu datang pas malam-malam? Nggak ada orang selain Nania?"

"Umm …."

"Duh, kok aku overthinking ya? Hahaha. Jadi parno deh." Nindy berujar, lalu dia beralih pada pekerjaan lainnya.

"Kita minta Kak Galang kirim orang untuk jaga ya? Jangan takut." ucap Amara yang menepuk bahu Nania.

"Selamat siang, selamat datang di Amara's Love!" Suara Nindy terdengar melengking saat tamu pada lewat tengah hari itu berdatangan.

Dan pemandangan asing menyita perhatian ketika sosok Daryl muncul.

"Eh, ada Kak Daryl! Tumben?" Amara segera menyambutnya.

"Umm …."

"Habis dari mana? Sengaja muter dari Fia's Secret ke sini? Kangen aku ya? Kayaknya udah lama kita nggak ketemu?" Perempuan itu sengaja menggodanya.

"Sembarangan. Masa aku kangen istri orang? Dosa lah!" Daryl menjawab.

"Cieeee … udah tahu dosa? Kemarin-kemarin nggak." Amara tertawa.

"Apa sih kamu ini?" Daryl masuk lalu duduk di kursi pertama yang dia lihat.

"Nindy! Buatin makanan untuk Kak Daryl!" Amara setengah berteriak.

"Nggak mau ah, Pak Daryl suka marah-marah. Itu kan tugasnya Nania." jawab Nindy yang melenggang ke arah pantry.

"What?"

Amara tertawa sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Nna?" Amara memanggil Nania yang baru saja mengantarkan pesanan pengunjung.

"Ya Kak?" Gadis itu segera menghampiri.

"Tolong buatin Kak Daryl makan."

"Aku nggak mau makan." jawab Daryl dengan segera.

"Lho, terus ngapain Kakak datang ke sini? Masa cuma mau nemuin aku doang? Nggak asik!" ucap Amara yang membuat Daryl memutar bola matanya. 

Kenapa semua orang bertingkah menyebalkan begini?

"Pesan kopi saja lah, aku ada janji dengan seseorang di sini." Daryl mengeluarkan ponselnya.

"Janji?"

Pria itu menganggukkan kepala.

"Kakak ada kencan?"

"Eee …."

"Dengan siapa? Orang mana? Apa aku kenal? Tumben mau kencan? Modelnya Mama Fia lagi ya? Sekarang berhasil kenalan?" Amara meracau.

"Haih!!!" Daryl mengusap-usap telinganya yang terasa pengang.

"Kenapa kamu jadi sangat cerewet begini? Telingaku sakit mendengar suaramu!"

"Habisnya Kakak bikin aku penasaran."

Daryl baru saja membuka mulutnya untuk menjawab sebelum akhirnya Nania kembali dengan secangkir kopi yang dia minta.

"Ayo jujur, siapa orangnya?" tanya Amara lagi.

"Tidak ada!"

"Tadi Kakak bilang mau ketemu orang?"

Daryl tampak salah tingkah.

"Bukan orang penting."

"Masa?"

"Sudah sana, pergilah!" katanya, saat Nania juga meninggalkan mereka.

"Nanti suamimu datang dan salah paham kepadaku! Bagaimana kalau dia cemburu?"

"Dih, Kak Galang nggak cemburuan. Masa salah paham sama keluarga sendiri? Emangnya Kakak?"

"Apa?"

"Eh, maksud aku …."

"Maaf Pak, saya terlambat." Seorang pria muncul dan menyela percakapan.

"Nah, datang juga akhirnya? Kenapa lama sekali?"

"Maaf Pak."

"Dia dengan saya Pak." Galang muncul setelahnya.

"Eh, aku kira Kakak nggak ke sini?" Amara menyambut kedatangan suaminya.

"Mana bisa? Aku kan perlu makan?" jawab Galang yang mendekati perempuan itu.

"Iya iya, ayo kita minta Nania membuatkan makan?" Perempuan itu segera menarik suaminya ke kursi di sudut kedai.

"Jadi … apa yang harus saya lakukan?" Pria yang baru saja tiba itu duduk di seberang Daryl.

"Hanya jaga saja tempat ini, tapi jangan ada sampai ada orang yang menyadarinya." Pria itu menyesap kopinya yang mengepulkan uap tipis.

"Pak Galang sudah tahu kalau saya dapat tugas ini."

"Itu lain lagi, bodoh!"

"Ee … baik, Pak. Selain itu apa lagi?"

"Hanya pastikan saja tempat ini aman, terutama di malam hari."

"Baik Pak."

"Itu saja cukup."

"Baik."

"Sekarang pergilah! Persiapkan dirimu untuk memulai tugas malam ini."

"Ya Pak." Dan pria itu pun pergi. Sementata Daryl memutuskan untuk tetap tinggal menikmati secangkir kopi dan pemandangan di depan matanya.

💖

💖

💖

Bersambung ....

Ehm ... Udah ada kemajuan nih😁😁

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

khilaf neng😂😂

2023-06-08

2

Osin Saharamaryana

Osin Saharamaryana

ank bujang mami dia bkin meleleh 😄😄😄

2023-03-15

3

Devi Handayani

Devi Handayani

pedekate kelamaan..... yg gercep dong pak daryl😁😁😁

2023-03-11

3

lihat semua
Episodes
1 Daryl Dan Darren
2 Models
3 Kehilangan
4 Perbedaan
5 Rencana Darren
6 Nania
7 Tugas
8 Rumah
9 Ibu
10 Perasaan
11 Keluarga
12 Rumah 2
13 Status
14 Niat Nania
15 Rencana Nania
16 Menentukan Sikap
17 Rencana Berikutnya
18 Kabur
19 Nania
20 Penjaga
21 Orang Tua
22 Malam Minggunya Daryl
23 Pekerjaan Di Hari Minggu
24 Nenek
25 Amara's Love
26 Cinta Di Amara's Love
27 Berdiskusi
28 Obrolan Keluarga
29 Fia'a Secret
30 Hal Serius
31 Cerita Cinta
32 Pemotretan
33 Party
34 Nania
35 Rumah Besar
36 Pembalasan
37 Ulat VS Naga
38 Daryl Dan Nania
39 Penangkapan Daryl
40 The Untold
41 Bapak-bapak
42 Rencana Daryl
43 Offiacialy
44 Calon Istri
45 Kejahilan Daryl
46 The Opposite
47 Si Pemaksa
48 Balada Bule Dan Anak SMP
49 Drama Cuci Mobil
50 Antisipasi
51 Eragon Fruit
52 Pasar Part 2
53 Pesta
54 Rumah
55 Hari Pernikahan
56 Pengantin
57 Malam Pernikahan
58 Suami Istri
59 Kebiasaan
60 Bekerja
61 Percakapan Tak Biasa
62 Fia's Secret #2
63 Penyerahan Diri
64 Feeling Good
65 Sakit
66 Nyamuk Raksasa
67 Pulang Bekerja
68 Permintaan Nania
69 Permintaan Nania #2
70 Sekolah
71 Banyak Rencana
72 Sekolah #2
73 Perbandingan
74 Mandi
75 Nania Dan Petualangannya
76 Zurich
77 Konser
78 Glacier Express
79 The Mansion
80 Percakapan Di Sore Hari
81 Bikini Dan Kolam Air Panas
82 Keinginan Nania
83 Happy
84 Moscow
85 Demam
86 Persiapan Sekolah
87 Persiapan #2
88 Hari Pertama
89 Soal Anak
90 Pergumulan Di Sore Hari
91 Rutinitas Pagi
92 Rumah Baru
93 Kesepian
94 Istri Dan Sugar Baby
95 Gara-gara Milktea Dan Kaktus
96 Kekangan
97 Tidur
98 Kabar Baik
99 Tahanan
100 Ibu Mertua
101 Rumah Sendiri
102 Rumah Impian
103 Kenangan
104 Mampir
105 Menu Spesial
106 Baju Dari Mama
107 Gosip
108 PR
109 Gosip #2
110 Toilet Sekolah
111 Urusan
112 Daryl
113 Kebahagiaan Nania
114 Jalan-jalan
115 Asmara Di Puncak Gedung
116 Si Pendendam
117 Dragon Fruit VS Eragon Fruit
118 Pengaruh
119 Rumah Baru #2
120 Menginap
121 Masalah Kehamilan
122 Bertemu Ibu
123 Gara-gara Kaktus #2
124 Tentang Grusha
125 Pasangan Kasmaran
126 Sepi
127 Kencan Semalaman
128 Di Persinggahan
129 Sebuah Percakapan
130 Kunjungan Ke Makam
131 Konsultasi
132 Alat Tes Kehamilan
133 Kunjungan Mirna
134 Terapi Sesi Pertama
135 Soal Makanan
136 Soal Makanan #2
137 Acara Menginap
138 Dua Remaja
139 Ayah Dan Anaknya
140 Bisnis Dan Tumah Tangga
141 Kesempatan
142 Some Happiness
143 Bisnis Keluarga
144 Models #2
145 Seragam
146 Lucu
147 Cherrish
148 Wangi Dan Bau
149 Bau Part 2
150 Gejala
151 Launching And Opening
152 Kehamilan
153 Keramaian Di Pagi Hari
154 Sabun Bayi
155 Wangi Bayi
156 Antara Dongeng, Minyak Telon Dan Seorang Bayi
157 Cerita Kehamilan
158 Balada Minyak Telon
159 Morning Sickness Dan Gejala Ibu Hamil
160 Keinginan Nania
161 Nania Dan Keinginannya
162 Ide
163 Perkembangan
164 Donasi
165 Rumah Baca Nania
166 Terapi #2
167 Rumah Baca Nania #2
168 Malam Minggunya Ann
169 Sebuah Hubungan
170 Seorang Ibu
171 Ibu #2
172 Terapi #3
173 Keluarga
174 Kemesraan Dan Salah Paham
175 Circle
176 Keadaan
177 Sabtu Pagi
178 Percakapan Dua Perempuan
179 Sebuah Ajakan
180 Satpam
181 Hidup Nania
182 Perasaan Nania
183 Baby's Good?
184 Setelah Hujan
185 Ibu #3
186 Pengalihan Perhatian
187 Dua Rumah
188 Cerita Akhir Pekan
189 Cerita Akhir Pekan #2
190 Tugas
191 Sebuah Keributan
192 Menjemput Ibu
193 Soal Rumah
194 Jeda
195 Cek Up
196 Dua Kehidupan
197 Mau Ketemu Baby?
198 Pamitan Dan Pengikat Ingatan
199 Jimat Dari Nania
200 Gejala Aneh
201 Penyamaran
202 Ibu Dan Anak
203 Sebuah Nyawa
204 Nyawa dan Perasaan
205 Hati Seorang Ibu
206 Perasaan Daryl
207 Kesedihan Nania
208 Emosi
209 Keadaan
210 Keadaan #2
211 Suasana Berbeda
212 Suasana Berbeda #2
213 Pengaduan
214 Keadaan Nania
215 Kondisi
216 Keluar Rumah
217 Sunny
218 Surat Dari Ibu
219 Rumah Besar
220 Ceramah Dygta
221 Something Inside
222 Klinik
223 Klinik #2
224 Pemulihan
225 Permintaan Izin
226 Rekreasi
227 Dua Keadaan
228 Perbincangan Keluarga
229 Waktu Dan Kompromi
230 Pulang ( The Ending )
Episodes

Updated 230 Episodes

1
Daryl Dan Darren
2
Models
3
Kehilangan
4
Perbedaan
5
Rencana Darren
6
Nania
7
Tugas
8
Rumah
9
Ibu
10
Perasaan
11
Keluarga
12
Rumah 2
13
Status
14
Niat Nania
15
Rencana Nania
16
Menentukan Sikap
17
Rencana Berikutnya
18
Kabur
19
Nania
20
Penjaga
21
Orang Tua
22
Malam Minggunya Daryl
23
Pekerjaan Di Hari Minggu
24
Nenek
25
Amara's Love
26
Cinta Di Amara's Love
27
Berdiskusi
28
Obrolan Keluarga
29
Fia'a Secret
30
Hal Serius
31
Cerita Cinta
32
Pemotretan
33
Party
34
Nania
35
Rumah Besar
36
Pembalasan
37
Ulat VS Naga
38
Daryl Dan Nania
39
Penangkapan Daryl
40
The Untold
41
Bapak-bapak
42
Rencana Daryl
43
Offiacialy
44
Calon Istri
45
Kejahilan Daryl
46
The Opposite
47
Si Pemaksa
48
Balada Bule Dan Anak SMP
49
Drama Cuci Mobil
50
Antisipasi
51
Eragon Fruit
52
Pasar Part 2
53
Pesta
54
Rumah
55
Hari Pernikahan
56
Pengantin
57
Malam Pernikahan
58
Suami Istri
59
Kebiasaan
60
Bekerja
61
Percakapan Tak Biasa
62
Fia's Secret #2
63
Penyerahan Diri
64
Feeling Good
65
Sakit
66
Nyamuk Raksasa
67
Pulang Bekerja
68
Permintaan Nania
69
Permintaan Nania #2
70
Sekolah
71
Banyak Rencana
72
Sekolah #2
73
Perbandingan
74
Mandi
75
Nania Dan Petualangannya
76
Zurich
77
Konser
78
Glacier Express
79
The Mansion
80
Percakapan Di Sore Hari
81
Bikini Dan Kolam Air Panas
82
Keinginan Nania
83
Happy
84
Moscow
85
Demam
86
Persiapan Sekolah
87
Persiapan #2
88
Hari Pertama
89
Soal Anak
90
Pergumulan Di Sore Hari
91
Rutinitas Pagi
92
Rumah Baru
93
Kesepian
94
Istri Dan Sugar Baby
95
Gara-gara Milktea Dan Kaktus
96
Kekangan
97
Tidur
98
Kabar Baik
99
Tahanan
100
Ibu Mertua
101
Rumah Sendiri
102
Rumah Impian
103
Kenangan
104
Mampir
105
Menu Spesial
106
Baju Dari Mama
107
Gosip
108
PR
109
Gosip #2
110
Toilet Sekolah
111
Urusan
112
Daryl
113
Kebahagiaan Nania
114
Jalan-jalan
115
Asmara Di Puncak Gedung
116
Si Pendendam
117
Dragon Fruit VS Eragon Fruit
118
Pengaruh
119
Rumah Baru #2
120
Menginap
121
Masalah Kehamilan
122
Bertemu Ibu
123
Gara-gara Kaktus #2
124
Tentang Grusha
125
Pasangan Kasmaran
126
Sepi
127
Kencan Semalaman
128
Di Persinggahan
129
Sebuah Percakapan
130
Kunjungan Ke Makam
131
Konsultasi
132
Alat Tes Kehamilan
133
Kunjungan Mirna
134
Terapi Sesi Pertama
135
Soal Makanan
136
Soal Makanan #2
137
Acara Menginap
138
Dua Remaja
139
Ayah Dan Anaknya
140
Bisnis Dan Tumah Tangga
141
Kesempatan
142
Some Happiness
143
Bisnis Keluarga
144
Models #2
145
Seragam
146
Lucu
147
Cherrish
148
Wangi Dan Bau
149
Bau Part 2
150
Gejala
151
Launching And Opening
152
Kehamilan
153
Keramaian Di Pagi Hari
154
Sabun Bayi
155
Wangi Bayi
156
Antara Dongeng, Minyak Telon Dan Seorang Bayi
157
Cerita Kehamilan
158
Balada Minyak Telon
159
Morning Sickness Dan Gejala Ibu Hamil
160
Keinginan Nania
161
Nania Dan Keinginannya
162
Ide
163
Perkembangan
164
Donasi
165
Rumah Baca Nania
166
Terapi #2
167
Rumah Baca Nania #2
168
Malam Minggunya Ann
169
Sebuah Hubungan
170
Seorang Ibu
171
Ibu #2
172
Terapi #3
173
Keluarga
174
Kemesraan Dan Salah Paham
175
Circle
176
Keadaan
177
Sabtu Pagi
178
Percakapan Dua Perempuan
179
Sebuah Ajakan
180
Satpam
181
Hidup Nania
182
Perasaan Nania
183
Baby's Good?
184
Setelah Hujan
185
Ibu #3
186
Pengalihan Perhatian
187
Dua Rumah
188
Cerita Akhir Pekan
189
Cerita Akhir Pekan #2
190
Tugas
191
Sebuah Keributan
192
Menjemput Ibu
193
Soal Rumah
194
Jeda
195
Cek Up
196
Dua Kehidupan
197
Mau Ketemu Baby?
198
Pamitan Dan Pengikat Ingatan
199
Jimat Dari Nania
200
Gejala Aneh
201
Penyamaran
202
Ibu Dan Anak
203
Sebuah Nyawa
204
Nyawa dan Perasaan
205
Hati Seorang Ibu
206
Perasaan Daryl
207
Kesedihan Nania
208
Emosi
209
Keadaan
210
Keadaan #2
211
Suasana Berbeda
212
Suasana Berbeda #2
213
Pengaduan
214
Keadaan Nania
215
Kondisi
216
Keluar Rumah
217
Sunny
218
Surat Dari Ibu
219
Rumah Besar
220
Ceramah Dygta
221
Something Inside
222
Klinik
223
Klinik #2
224
Pemulihan
225
Permintaan Izin
226
Rekreasi
227
Dua Keadaan
228
Perbincangan Keluarga
229
Waktu Dan Kompromi
230
Pulang ( The Ending )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!