💖
💖
"It's oke Der, aku akan menjagamu. Aku yang akan mengurusmu sampai kamu mampu melakukan semuanya sendiri." Darren memeluk bahu kakaknya yang duduk di sudut ruang bermain mereka saat hujan deras di sore hari.
"Aku bodoh!" Daryl menekuk kakinya sendiri, kemudian membenamkan wajah di antara kedua lututnya.
"No! Kamu nggak bodoh. Hanya belum bisa."
"Tapi ini sudah lama, dan aku masih nggak bisa mengancingkan kemeja dan mengikat tali sepatu."
"Hanya itu. Tapi kamu pintar olah raga, matematika, dan bahasa." Darren mengguncangkan tubuh saudara kembarnya itu.
"Don't tell Mom!" Daryl memperngingatkan.
"I won't, i promise." jawab Darren yang membuat tanda silang di dada kirinya.
"Sampai nanti?"
"Yeah, sampai nanti."
"Kamu akan mengurusku?"
"Yeah, sure. You are my brother."
"Selamanya?"
"Yes, i will."
"Kamu bersumpah?"
"Yeah."
"Ayo kita ikut Kak Dim ke Rusia, sehingga Mama dan Papi nggak akan tahu soal ini." ajak Daryl kemudian.
"Kamu serius?"
"Yeah, aku nggak mau Mama dan Papi sedih karena punya anak bodoh seperti aku."
"Sudah aku katakan kalau kamu nggak bodoh! Papi bilang nggak ada orang bodoh, yang ada hanya orang malas sehingga mereka nggak bisa melakukan apa-apa. Dan kamu selalu berusaha keras. Bagaimana kamu menjadi bodoh?"
Daryl terdiam.
"Tapi … kalau itu bisa membuatmu merasa baikkan, ayolah kita bilang Papi?"
"Aku menyayangimu Ren!" Daryl menghambur ke pelukan adiknya.
"Me too, you are my big brother!" Dan Darren membalas pelukan sang kakak.
***
Daryl terbangun ketika merasakan sepasang tangan merayap di dadanya. Dan dia mengerjap untuk mengumpulkan kesadaran setelah mengalami mimpi masa kecilnya.
Wajah Bella mendominasi pandangan dan dia segera membuatnya terjaga.
"Aku tidak tega membangunkanmu, tapi ini sudah waktunya pemotretan. Apa kamu tidak mau ikut?" ucap perempuan itu dengan suara yang menggoda.
"Sudah waktunya? Jam berapa ini?" Daryl bangkit seraya menyugar rambutnya yang sedikit bergelombang.
"Sudah siang, Sayang. Dan tidurmu nyenyak sekali. Sampai-sampai aku pun ingin ikut tidur denganmu." Bella kemudian duduk di pangkuannya.
"Meyingkirlah!" Namun Daryl mendorongnya sehingga dia turun dari pangkuanya.
"Baby?!" Perempuan itu memeki.
"Sudah aku katakan kita profesional." Daryl berujar.
"Aku profesional! Sebagai model untuk merk pakaian Mama mu aku sangat profesional, apa kamu tidak melihatnya?"
"Yeah, right." Pria itu menyesap air minumnya.
Lalu terdengar suara ketukan di pintu.
"Masuk!" Daryl sedikit berteriak.
"Maaf Pak? Studionya sudah siap dan pemotretan akan segera dimulai." Sekretarisnya memberitahukan.
"Baik, aku akan segera ke sana.
"Baik, Pak." Perempuan berkacamata itu hampir saja keluar. Namun dia beralih kepada Bella terlebih dahulu.
"Model lainnya menunggu di lobby." katanya, sambil membenahi letak kaca matanya, sebelum akhirnya pergi.
"Aku tidak suka perempuan itu! Dia tidak pernah ramah kepadaku." Bella bergumam dengan wajah masam.
"Aku kira dia juga tidak menyukaimu?" Daryl terkekeh, membuat sang model mendelik kesal.
Namun dia segera mengikutinya yang keluar dari ruangan tersebut.
***
Bella mengenakan gaun indah yang berkilauan. Dia dan beberapa model lainnya sudah siap untuk melakukan pemotretan bagi majalah fashion yang cukup terkenal di Indonesia itu, bahkan sampai ke beberapa negara Asia lainnya.
Dia berlenggak lenggok di set, dan beberapa kali berpose seperti yang di arahkan oleh fotografer dan pengarah gayanya.
Beberapa pakaian hasil rancangan Sofia, sang pemilik majalah menjadi salah satu pusat pemberitaan untuk minggu ini. Bersama dengan berita selebritis dan cerita gaya hidup yang sedang trend pada beberapa minggu belakangan.
"Baby, apa aku cantik memakai gaun ini?" Bella mendekati Daryl setelah selesai berganti gaun selanjutnya.
Pria yang dimaksud tidak merespon. Dia sibuk pada pemotretan model lain di depan agar tidak luput dari perhatiannya.
"Baby?"
"Sssttt!" Dia mengangkat tangannya untuk memperingatkan.
"Bersikaplah profesional, ini di kantor. Aku tidak mau model lain salah faham kepadaku!" ucap Daryl tanpa mengalihkan perhatian.
"Tapi lihat dulu aku!"
"Jika penata gaya memilihnya berarti itu bagus untukmu. Jangan berulah!"
Bella terdiam.
"Maaf Pak? Besok ada pemotretan untuk merk A&Z, apa harus kita siapkan dari sekarang?" Sekretaris kembali setelah Bella menyingkir.
"Berarti untuk Anya dan Zenya?"
"Betul Pak."
"Pemotretannya jam berapa?"
"Kami akan menjadwalnya untuk pagi."
"Negatif!"
"Maaf Pak?"
"Pagi-pagi keponakanku sekolah. Lebih baik siang saja atau sore. Minta dijadwal ulang! Bisa marah kakakku kalau itu terjadi"
"Begitu? Baik Pak, akan saya jadwal ulang." Sekretaris membuat catatan.
"Makananku sudah sampai? Jam berapa ini?" Pria itu menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 siang.
"Mungkin sebentar lagi Pak, kami mendapat kabar akan ada keterlambatan pengiriman."
"Hah, dasar anak SMP itu memang selalu saja berulah! Bisa-bisanya dia terlambat mengantarkan makanan?" Daryl menggerutu.
"Atau mau saya pesankan dari kafe depan Pak?" tawar sekretaris.
"Tidak usah, aku tidak suka makanan mereka. Makanya aku sengaja memesan dari Amara's Love."
"Baik kalau begitu."
"Permisi Pak?" Seorang pesuruh kantor tiba membawa tote bag berisi kotak makanan.
"Ya?"
"Seseorang dari Amara's Love mengantar ini untuk Bapak." katanya seraya meletakkan benda tersebut.
"Orangnya mana?" Daryl terlihat antusias.
"Sudah keluar Pak."
"Sudah pergi?"
"Sepertinya belum, barusan dia berjalan ke parkiran."
"Kenapa tidak kau tahan?" Pria itu segera berlari keluar dari studio.
"Enak saja mau kabur? Sudah terlambat, kabur lagi? Awas kau ya akan aku beri pelajaran sopan santun!" Dia menggerutu sambil berlari.
Daryl tiba di tempat parkir, dan dia menemukan seseorang dengan seragam Amara's Love sedang menghidupkan motornya.
"Hey, tunggu!" Dia segera menghampirinya.
Orang yang dimaksud pun menoleh, dan dia menaikkan helmnya.
"Ada yang kurang Pak?" Gadis yang cukup dia kenali bertanya.
"Kenapa kamu? Di mana dia?" Pria itu bertanya.
"Oh, Nania? Hari ini saya memang dapat tugas mengantar, Pak. Nania tidak bisa." jelas Nindy.
"Kenapa tidak bisa? Ada apa?" Daryl bertanya. Pasalnya ini sudah merupakan perjanjian antara dirinya dengan Nania jika gadis itu akan mengambil tugas sebagai pengantar makanan untuknya. Dengan imbalan tip yang cukup besar untuk gadis itu tentunya.
"Ada urusan keluarga Pak, makanya saya terlambat mengantar makanan. Saya mohon maaf." Nindy dengan suara pelan.
"Urusan keluarga apanya?"
"Itu Pak, ayahnya …."
"Ah, masalah itu lagi? Pantas saja." tukas Daryl dengan nada kesal.
"Umm … saya permisi Pak? Di kedai sedang ramai sekarang, kasihan teman-teman." Nindi berpamitan.
"Oh, baik." Daryl pun mengangguk.
Kemudian gadis itu pergi setelah mendapat jawaban dari Daryl.
💖
💖
💖
Bersambung ....
ayo ayo ramaikan terus
Jangan lupa like komen hadiah, vote. Rate bintang lima juga. Selain itu, klik favorit biar dapat notifikasi kalo novel ini up😚😚
Meet Pak Daryl
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
May Keisya
sweet bgt siiih😍🥰
2023-06-07
0
🎯™💕Asyifa💕
baca maraton mak
2023-03-23
3
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-03-03
2