💖
💖
"Selamat siang Pak?" Bella memasuki ruangan Daryl seperti biasa.
"Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah seharusnya kalian terbang ke Singapura untuk fashion show nanti malam?" Pria itu menghentikan pekerjaannya.
"Baru jam sebelas, kami ke bandara sebentar lagi." Bella mendekat kepadanya.
"Lalu mengapa malah ke sini? Bukannya pergi dengan teman-teman modelmu?"
"Mereka di bawah Pak."
"Lantas?"
"Aku hanya ingin menemuimu sebelum pergi." Perempuan itu kemudian duduk di pangkuan Daryl.
"Stop! Jangan begini, kita di kantor." Pria itu mencoba menolak.
"Well, sekretarismu tidak ada, dan tak seorang pun tahu aku kemari." Bella memeluk pundak pria itu.
"Tetap saja …."
"Hanya mau mengucapkan selamat tinggal, Pak." Lalu dia mengusap dadanya, mencoba untuk menggoda.
"Hanya ke Singapura, bukan ke Rusia. Lagi pula hanya dua hari." Pria itu sedikit terkekeh.
Godaan perempuan ini memang tidak terbantahkan. Tidak salah jika sang ibu memilihnya menjadi salah satu model andalan Fia's Secret karena dia memiliki daya tarik tersendiri.
Wajahnya cantik dan tubuhnya yang indah yang memang menjadi modal utama bagi para model untuk mendapatkan pekerjaan. Ditambah Bella memang pandai memanfaatkan peluang.
Belum lagi dia bersedia melakukan apa pun demi mendapatkan kontrak yang bagus meski itu harus menukarnya dengan tubuhnya sendiri.
Dan soal mental, dia tidak bisa di anggap sepele karena berkali-kali dirinya berbuat kasar, Bella selalu datang dan membuatnya tergoda meski kadang kesal.
"Mungkin aku hanya akan merindukanmu." Bella menundukkan wajah kemudian meraih bibir pria itu. Memagutnya dengan lembut sementara kedua tangannya merayap di pundak dan dadanya.
"Bella stop." Daryl sempat menolak.
"Hanya sebentar Pak!" Namun Bella berhasil menariknya kembali hingga cumbuan itu berlangsung cukup lama.
Dia tak peduli dengan apa pun, yang penting tujuannya untuk mempertahankan posisi di Fias Secret tercapai. Meski harus menggunakan tubuhnya sekali pun. Dan mangsanya kali ini cukup mudah untuk ditaklukan karena Daryl memang selugu itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Hai Kak?" Nania berjalan memasuki gedung majalah fashion terkenal itu dengan menenteng tote bag seperti biasa.
"Hai Nna? Tumben awal?" Dinna melihat jam di ponselnya yang baru menunjukkan pukul 11.30 siang.
"Iya, biar nggak diprotes bosnya Kakak." Gadis itu menjawab.
"Hmm … bagus juga sih. Dia kalau lapar suka berisik, rese pula."
"Bukan aku lho yang ngomong, tapi Kakak." Mereka berdua tertawa.
"Tumben Kakak ada di bawah?" Nania memutuskan untuk berbincang sebetar.
"Iya, biasa ngurus model-model yang mau pergi."
"Pergi ke mana?"
"Ke Singapura, ada Fashion show dan kita dapat undangan dari kantor majalah di sana."
"Wow! Hebat ya?"
"Hmm …"
"Fashion shownya pakai rancangan siapa?" Tiba-tiba saja Nania merasa antusias.
"Sebagian besar punya Bu Fia, ditambah perancang lain juga."
"Keren ya Kak?"
"Ya. Eh, cepat sana ke atas. Kalau telat di omel lagi lho?" Dinna mengingatkan.
"Udah biasa Kak. Biar gitu juga asal tetap dibayar." Nania tertawa, lalu dia memutuskan untuk naik ke lantai empat di mana ruangan Daryl berada.
Gadis itu berjalan santai lalu berhenti di depan pintu yang sedikit terbuka. Lalu dia mendekat dan hampir mengetuknya ketika melihat pemandangan tak di duga di dalam sana.
Di mana seorang perempuan dengan pakaian terbuka duduk dipangkuan Daryl dan mereka bercumbu mesra.
Jelas sekali keduanya saling memagut dan tangan Daryl yang tak tinggal diam. Dia merayap mengusap punggung, lalu ke bokong dan pahanya yang terbuka. Sementara perempuan itu pasrah saja.
Nania menggigit bibirnya keras-keras. Kedua tangannya menggenggam tote bag dengan erat ketika dia merasakan sesuatu di dalam dadanya seperti diremat kuat. Membuatnya merasakan sakit dan ngilu di saat yang bersamaan.
Oh, mengapa aku merasakan ini? Tidak seharusnya aku begini! Gumamnya dalam hati.
"Udah Nna?" Suara Dinna menginterupsi. Dan itu cukup jelas sehingga membuat dua orang di dalam sana terlihat menghentikan aktifitas mereka.
Nania mundur beberapa langkah ke belakang.
"Kayaknya … ada orang Kak?" Suaranya terdengar tercekat.
"Masa? Nggak ada ah. Hari ini Pak Daryl nggak ada pertemuan dengan siapa-siapa." Perempuan itu pun mendekat berbarengan dengan Bella yang keluar dari ruangan tersebut.
"Lah, kirain Mbak Bella nggak ikut ke Singapura? Saya cari di bawah nggak ada tadi?" Dinna pun bereaksi.
Bella tak menjawab, namun dia segera pergi dari area tersebut.
"Dasar model nyebelin! Heran Bu Fia kok mempertahankan dia? Jadinya sombong begitu kan?" Dinna menggerutu, sementara Nania masih tertegun di tempatnya.
"Hey, cepat antar makanannya ke dalam." Ucapnya, saat dia beralih.
Gadis itu tak banyak bicara. Dia hanya menuruti saja apa yang Dinna ucapkan.
"Siang Pak?" Nania mengetuk pintu lalu masuk ke dalam di mana Daryl berada di meja kerjanya seperti biasa.
"Tepat waktu sekali." Pria itu melihat jam tangannya. Dia tampak sedikit canggung, namun berusaha tetap tenang dari keterkejutannya.
"Bapak mau makannya sekarang atau nanti?" Nania meletakkan tote bag di atas meja.
"Memangnya kenapa?"
"Kalau sekarang saya siapin kayak biasa. Kalau nanti ya saya tinggal pergi." jawab gadis itu.
"Umm … baiklah, mumpung kamu si sini sebaiknya makan sekarang saja." Daryl bangkit dari kursinya.
Dan tanpa banyak kata Nania pun mengerjakan tugasnya. Dia mengeluarkan dua kotak makan yang kemudian dibuka, dan diletakkannya di tengah meja.
Satu kotak nasi yang di pinggirnya terdapat potongan daging sapi, sekotak kecil capcai dan goreng kentang seperti pesanannya. Sementara kotak satunya lagi berisi salad buah dan tumbler berisi kopi yang masih panas.
"Udah Pak, silahkan. Saya pamit." Nania mundur.
"Tunggu!" Daryl duduk di sofanya.
"Ada lagi?"
"Air minumnya belum." ucap pria itu yang melirik dispenser di sisi lain ruangan.
Nania memutar bola mata, namun tak urung juga dia mengambilkan pria itu segelas air.
"Terima kasih," katanya yang segera menenggak air minum, kemudian melahap makanannya.
"Ada lagi? Saya mau pergi." nania kembali bertanya.
"Sebenarnya ada."
"Apa?"
"Aku mau kamu tinggal untuk menemaniku makan, tapi …."
"Nggak bisa, saya sibuk." Gadis itu memotong perkataannya.
Daryl menghentikan kegiatan makannya, lalu mendongak ke arah Nania yang wajahnya datar tanpa ekspresi.
"Kenapa kamu ini?"
"Saya harus kembali ke kedai karena ini jam sibuk. Banyak tamu yang datang untuk makan siang dan teman-teman membutuhkan saya, jadi …."
"Baiklah baik, sana pergi! Ish! Kenapa hari ini kamu menyebalkan sekali?" tukas pria itu dengan kesal.
"Saya lagi kerja, Pak."
"Terus kamu pikir aku lagi liburan?"
Nania tak menjawab.
"Memangnya aku kurang kerjaan apa?" Pria itu menggerutu.
"Saya pamit Pak." ucap Nania lagi, da dia segera pergi tanpa menunggu jawaban pria itu.
"Kenapa dia itu? Aneh sekali!" ucap Daryl yang melanjutkan acara makannya.
💖
💖
💖
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Hearty 💕
Kesel habis nonton live show
2023-11-02
1
May Keisya
cemburu pak😄
2023-06-08
0
Wita Dewi
daryl nya kenapa sikapnya mengecewakan ya. jd penasaran
2023-03-20
2