Rencana Berikutnya

💖

💖

Darren menatap dirinya sendiri di cermin. Dia mengenakan stelan jas berwarna creame dengan kilau yang memukau. Dan tampaknya itu memang sangat pas dengan dirinya.

"Ah, anakku tampan sekali. Aura pengantinmu sudah tampak, Sayang." Sofia mendekati sang putra.

"Hmm … benarkah?" Pria itu merapikan kancing dan tepian pada pergelangan tangannya.

"Tentu saja." Sang ibu mengusap pundaknya.

Darren hanya tersenyum.

Lalu perhatian mereka teralihkan ketika tirai ruang ganti terbuka dan Kirana keluar dengan gaun pengantinnya yang berwarna senada.

Gaun yang terlihat begitu mewah dan elegan. Berbelahan dada rendah, pundak terbuka dan bawahan yang menjuntai hingga ke belakang.

Pria itu menatapnya tanpa berkedip sementara Sofia membingkai wajahnya sendiri dengan mulut menganga.

"Cantik sekali!" Katanya dengan rasa takjub.

Kirana malu-malu berjalan ke arah keduanya.

"Apa ini tidak berlebihan? Apa bagus?" ujar perempuan itu yang berputar-putar di depan cermin.

"Perfect." Darren bergumam.

Kirana tersenyum ke arahnya.

"Apa ada yang harus ditambah atau dikurangi?" Kirana meminta pendapat. Mengingat pakaian itu yang cukup terbuka dan dia berpikir mungkin ada sesuatu yang harus dirubah meski sebenarnya, dirinya menyukai gaun tersebut.

"I said, it's perpect."

"Tidak perlu ada yang dirubah." Kirana meyakinkan.

"Tidak perlu, Ki. Sudah bagus." Sofia menyahut.

Kirana tersenyum lega.

"Kamu menyukainya?" Sang calon mertua bertanya.

"Iya Bu."

"Kamu memang cocok mengenakannya!" Sofia merangkul pundak Kirana dengan perasaan puas.

"Oke, Ce. Tidak ada yang perlu dirubah karena anak-anak menyukainya." Dia sedikit berteriak kepada sahabatnya, sang pemilik butik khusus pernikahan itu yang duduk memperhatikan di kursinya. Sementara para pegawainya sibuk mengerjakan banyak hal.

"Benar? Kalian yakin?"

"Ya, Ce."

"Oke." Perempuan yang sudah tiba di usia senjanya itu menuliskan sesuatu di catatannya.

"Untuk pengiringnya bagaimana?" Cece kemudian bertanya.

"Buatkan aku sesuatu yang spesial. Tidak boleh sama dengan pengantin, tapi tetap spesial. Dan soal pakaian keluargaku, buatkan satu untuk perempuan hamil ya?"

"Baik." Cece menambah catatannya.

"Kirana, nanti beritahukan saja size teman-temanmu agar disesuaikan dengan pakaiannya ya?" Sofia berujar kepada calon menantunya yang berada di ujung ruangan.

"Atau kalau kamu ada keinginan sendiri untuk pakaian bridesmaid nya, kamu bisa hubungi Cece. Agar semuanya sesuai dengan keinginan kamu." katanya lagi.

"Iya Bu."

"Baiklah …." Sofia menyodorkan selembar kartu miliknya kepada Cece.

"Serius mau bayar sekarang?" Sahabatnya itu bertanya.

"Iyalah, apa lagi?" jawab Sofia.

"Hah, kurang asik nih. Apa-apa langsung bayar." Cece meraih kartu tersebut lalu menyuruh seorang pegawainya memproses pembayaran.

"Kalau ada ya langsung bayar."

"Ya pasti ada lah, masa yang punya Nikolai Grup nggak ada?"

"Makanya." Dua perempuan itu tertawa.

"Serius ini semua mama kamu yang bayar?" Kirana menyimak percakapan itu. Melihat Sofia membayar segala yang akan mereka gunakan untuk acara pernikahan nanti.

"Iya."

"Terus peran kita apa? Aku mampu kalau bayar pakaian pengantin. Apakah kamu tidak? Atau semua uangmu ada pada mama mu?" katanya.

"Aku tahu kamu mampu, dan aku juga bisa." Darren menjawab.

"Lantas? Mengapa kita membiarkan saja mama mu yang melakukannya?"

"Biarkan saja. Mama senang dengan hal itu. Sama saja seperti kita sedang membiarkannya belanja semua yang mama inginkan."

"Tapi ini pernikahan kita."

"Lalu kenapa? Mungkin ini hal terakhir yang bisa mama lakukan sebelum keadaannya berubah. Setelah ini dia tidak akan ikut campur tentang apa pun lagi."

Kirana terdiam.

"Terima saja. Mama mampu makanya berbuat begitu, kalau tidak ya tidak akan."

"Tapi aku merasa tidak enak. Padahal aku juga mampu."

"Aku tahu, tapi biarkan saja. Karena dengan begitu mama akan merasa sangat bahagia. Memastikan anak-anaknya mendapatkan yang terbaik, dan yang penting semuanya sesuai dengan keinginan kita."

"Hmm …."

"Lagi pula semua yang mama bayarkan dari papi, jadi aku yakin mama tidak mengalami kesulitan dengan itu. Jangan khawatir." Darren sedikit berbisik, lalu mereka berdua tertawa.

"Baiklah, apa kalian sudah selesai?" Sofia kembali ke dekat mereka.

"Sudah Mom." Darren menjawab.

"Kalau begitu, ayo kita pulang?"

"Mama pulang saja duluan, kami harus bertemu dengan wedding organiser untuk masalah make up dan dekorasi." Sang anak berujar.

"Begitu?"

"Ya."

"Baik, soal tempat kamu sudah bicara dengan Galang kan?"

"Sudah."

"Apa sudah kamu pilih?"

"Ada beberapa rekomendasi dari Galang."

"Pilih yang paling dekat, Ren. Yang bisa dijangkau semua orang dan aksesnya lebih mudah."

"Yes Mom."

"Baiklah, kalau begitu Mama pulang sekarang. Papimu sudah selesai." Dia menatap layar ponselnya saat mendapatkan pesan dari suaminya.

"Oke."

"Pergi dulu ya, Kirana?" katanya, yang merangkul calon suami istri itu bergantian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nania hampir saja terhuyung ke samping ketika motor milik Sandi memepetnya begitu mereka tiba di depan rumah hampir bersamaan.

Namun sang kakak hanya tertawa saat dia turun dari kendaraan roda duanya tersebut.

"B*go!" katanya, seraya melewatinya begitu saja.

"Bu!!! Sandi mau makan!" Dia berteriak sejak memasuki rumah.

"Pulang, makan. Pulang, minta duit." Mirna menyahut dari dalam.

"Ya apa lagi?"

"Kerjaanmu hanya keluyuran saja!"

"Sandi lagi usaha, Bu."

"Usaha apa?"

"Ya usaha biar dapat uang."

"Kerja?'

"Sebut aja begitu." Sandi duduk di kursi dengan berbagai macam makanan terhidang di meja.

"Kerja apa?"

"Ada deh. Pokoknya menghasilkan." Dia mengeluarkan lima lembar uang seratus ribuan kemudian diletakkannya di meja.

"Wah? Sudah dapat uang?" Mirna antusias.

"Iya dong." Sandi dengan bangganya, sementara Nania melintas masuk ke kamar mandi setelah meletakkan tas dan apa yang dia bawa di kamar nenek.

"Kalau begitu, makan yang banyak. Biar kamu kuat bekerja dan semangat!" Mirna menambahkan dua potong ikan dan sayuran pada piring putranya.

"Pasti dong Bu."

"Apakah setiap hari kamu akan mendapat uang sebesar itu?"

"Iya, bahkan bisa lebih besar." Sandi menjawab.

"Benarkah? Oh, bagus sekali. Kalau begitu kita bisa cepat pindah dari rumah sialan ini!" Mirna dengan nada begitu senang.

"Yah, nggak gitu juga Bu. Sandi butuh waktu."

"Iya ibu tahu, tapi kalau kamu bekerja setidaknya beban kita akan lebih ringan." 

Nania keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan urusannya.

"Hey Nania! Tiru lah kakakmu. Dia bisa menghasilkan uang yang banyak dalam sehari. Jangan hanya asal bekerja di kafe begitu. Jadilah berguna sedikit." Mirna berujar.

Nania tertegun sebentar di ambang pintu.

"Seharusnya anak perempuan itu sangat bisa diandalkan. Bisa membawa keberuntuagan untuk keluarga. Maka carilah laki-laki yang kaya, lalu menikahlah. Agar kita keluar dari kesulitan ini" katanya lagi.

Namun Nania tidak menyahut, dan dia memilih untuk tak menggubris perempuan itu.

"Nenek kenapa hanya makan itu?" ucapnya ketika masuk ke dalam kamar dan mendapati sang nenek yang hanya memakan nasi dengan sup berisi wortel dan jagung saja.

"Ibu cuma ngasih itu buat Nenek? Padahal tadi makanan banyak di meja."

"Ini cukup. Nenek pusing kalau makanan banyak macamnya." jawab sang nenek yang makan dengan lahapnya. Terlihat sekali jika perempuan tua itu seperti baru saja menemukan makanan.

Nania lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. 

"Aku bawa ini." Satu bungkus nasi, daging berbumbu, dan beberapa jenis sayuran yang dimasak bersamaan yang tidak dia makan tadi sebelum pulang.

"Kamu bawa makanan lagi?" 

"Jatah makan aku Nek."

"Kenapa tidak kamu makan?"

"Ingat Nenek. Pasti belum makan."

"Ini Nenek makan?"

"Iya, kita makan sama-sama ya?" 

Nenek mengangguk sambil tersenyum.

"Aku jadi ragu." Mereka bercakap-cakap setelah makan bersama dan Nania selesai membereskan pakaian ke dalam tasnya.

"Ragu soal apa?"

"Kalau aku pergi Nenek gimana?"

"Tidak usah khawatir. Nenek pasti baik-baik saja."

"Janji ya, Nenek harus baik-baik aja? Biar akunya tenang."

"Iya Nduk."

"Nanti aku antar makanan untuk nenek. Tapi ibu jangan sampai tahu."

Nenek menganggukkan kepala.

"Besok, kalau ibu marah-marah pas tahu aku pergi, Nenek nggak usah anggap. Menjauh aja dulu."

"Tenang, ibumu tidak akan berani macam-macam. Paling hanya mengomel saja. Anggap radio butut."

Mereka tertawa.

Nania kembali mengeluarkan sesuatu dari tas selempangnya, lalu dia berikan kepada Nenek.

"Kalau ada, nanti aku kasih nenek uang lagi. Tapi nggak janji, kan yang ngasih tip nggak tentu."

"Yang kemarin masih ada Nak."

"Nggak apa-apa, Nenek simpan. Yang rapi ya? Jangan sampai ibu tahu."

Nenek mengangguk lagi.

"Kamu pergi jam berapa?" Lalu dia bertanya.

"Mungkin nanti kalau orang-orang udah pada tidur."

"Bisa tengah malam atau dini hari, Nna."

"Nggak apa-apa. Itu paling aman."

"Nenek juga khawatir kepadamu. Tapi tinggal di sini tidak lebih baik juga. Setidaknya diluar sana kamu tidak akan mendapat perlakuan buruk dari ibumu."

"Iya."

"Kamu jaga diri ya? Jangan pernah berubah walau sesulit apa pun keadaanmu. Tetaplah seperti ini, tetaplah menjadi Nania yang baik."

"Iya, Nek." Lalu mereka berdua berpelukan.

💖

💖

💖

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

yetiku86

yetiku86

ish .. bodohnya....kenapa ngga dibawa sedikit2 saat berangkat kerja. 🤦🏻‍♀️

2025-04-12

0

Yenny Mok

Yenny Mok

nenekkkk.... huhuhuhuuuuu

2023-07-05

2

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

ayo semngat nia kmuh pasti bsa pergi dr rumh ibu mu sementra dlu bru jemput nenek mu

2023-02-03

3

lihat semua
Episodes
1 Daryl Dan Darren
2 Models
3 Kehilangan
4 Perbedaan
5 Rencana Darren
6 Nania
7 Tugas
8 Rumah
9 Ibu
10 Perasaan
11 Keluarga
12 Rumah 2
13 Status
14 Niat Nania
15 Rencana Nania
16 Menentukan Sikap
17 Rencana Berikutnya
18 Kabur
19 Nania
20 Penjaga
21 Orang Tua
22 Malam Minggunya Daryl
23 Pekerjaan Di Hari Minggu
24 Nenek
25 Amara's Love
26 Cinta Di Amara's Love
27 Berdiskusi
28 Obrolan Keluarga
29 Fia'a Secret
30 Hal Serius
31 Cerita Cinta
32 Pemotretan
33 Party
34 Nania
35 Rumah Besar
36 Pembalasan
37 Ulat VS Naga
38 Daryl Dan Nania
39 Penangkapan Daryl
40 The Untold
41 Bapak-bapak
42 Rencana Daryl
43 Offiacialy
44 Calon Istri
45 Kejahilan Daryl
46 The Opposite
47 Si Pemaksa
48 Balada Bule Dan Anak SMP
49 Drama Cuci Mobil
50 Antisipasi
51 Eragon Fruit
52 Pasar Part 2
53 Pesta
54 Rumah
55 Hari Pernikahan
56 Pengantin
57 Malam Pernikahan
58 Suami Istri
59 Kebiasaan
60 Bekerja
61 Percakapan Tak Biasa
62 Fia's Secret #2
63 Penyerahan Diri
64 Feeling Good
65 Sakit
66 Nyamuk Raksasa
67 Pulang Bekerja
68 Permintaan Nania
69 Permintaan Nania #2
70 Sekolah
71 Banyak Rencana
72 Sekolah #2
73 Perbandingan
74 Mandi
75 Nania Dan Petualangannya
76 Zurich
77 Konser
78 Glacier Express
79 The Mansion
80 Percakapan Di Sore Hari
81 Bikini Dan Kolam Air Panas
82 Keinginan Nania
83 Happy
84 Moscow
85 Demam
86 Persiapan Sekolah
87 Persiapan #2
88 Hari Pertama
89 Soal Anak
90 Pergumulan Di Sore Hari
91 Rutinitas Pagi
92 Rumah Baru
93 Kesepian
94 Istri Dan Sugar Baby
95 Gara-gara Milktea Dan Kaktus
96 Kekangan
97 Tidur
98 Kabar Baik
99 Tahanan
100 Ibu Mertua
101 Rumah Sendiri
102 Rumah Impian
103 Kenangan
104 Mampir
105 Menu Spesial
106 Baju Dari Mama
107 Gosip
108 PR
109 Gosip #2
110 Toilet Sekolah
111 Urusan
112 Daryl
113 Kebahagiaan Nania
114 Jalan-jalan
115 Asmara Di Puncak Gedung
116 Si Pendendam
117 Dragon Fruit VS Eragon Fruit
118 Pengaruh
119 Rumah Baru #2
120 Menginap
121 Masalah Kehamilan
122 Bertemu Ibu
123 Gara-gara Kaktus #2
124 Tentang Grusha
125 Pasangan Kasmaran
126 Sepi
127 Kencan Semalaman
128 Di Persinggahan
129 Sebuah Percakapan
130 Kunjungan Ke Makam
131 Konsultasi
132 Alat Tes Kehamilan
133 Kunjungan Mirna
134 Terapi Sesi Pertama
135 Soal Makanan
136 Soal Makanan #2
137 Acara Menginap
138 Dua Remaja
139 Ayah Dan Anaknya
140 Bisnis Dan Tumah Tangga
141 Kesempatan
142 Some Happiness
143 Bisnis Keluarga
144 Models #2
145 Seragam
146 Lucu
147 Cherrish
148 Wangi Dan Bau
149 Bau Part 2
150 Gejala
151 Launching And Opening
152 Kehamilan
153 Keramaian Di Pagi Hari
154 Sabun Bayi
155 Wangi Bayi
156 Antara Dongeng, Minyak Telon Dan Seorang Bayi
157 Cerita Kehamilan
158 Balada Minyak Telon
159 Morning Sickness Dan Gejala Ibu Hamil
160 Keinginan Nania
161 Nania Dan Keinginannya
162 Ide
163 Perkembangan
164 Donasi
165 Rumah Baca Nania
166 Terapi #2
167 Rumah Baca Nania #2
168 Malam Minggunya Ann
169 Sebuah Hubungan
170 Seorang Ibu
171 Ibu #2
172 Terapi #3
173 Keluarga
174 Kemesraan Dan Salah Paham
175 Circle
176 Keadaan
177 Sabtu Pagi
178 Percakapan Dua Perempuan
179 Sebuah Ajakan
180 Satpam
181 Hidup Nania
182 Perasaan Nania
183 Baby's Good?
184 Setelah Hujan
185 Ibu #3
186 Pengalihan Perhatian
187 Dua Rumah
188 Cerita Akhir Pekan
189 Cerita Akhir Pekan #2
190 Tugas
191 Sebuah Keributan
192 Menjemput Ibu
193 Soal Rumah
194 Jeda
195 Cek Up
196 Dua Kehidupan
197 Mau Ketemu Baby?
198 Pamitan Dan Pengikat Ingatan
199 Jimat Dari Nania
200 Gejala Aneh
201 Penyamaran
202 Ibu Dan Anak
203 Sebuah Nyawa
204 Nyawa dan Perasaan
205 Hati Seorang Ibu
206 Perasaan Daryl
207 Kesedihan Nania
208 Emosi
209 Keadaan
210 Keadaan #2
211 Suasana Berbeda
212 Suasana Berbeda #2
213 Pengaduan
214 Keadaan Nania
215 Kondisi
216 Keluar Rumah
217 Sunny
218 Surat Dari Ibu
219 Rumah Besar
220 Ceramah Dygta
221 Something Inside
222 Klinik
223 Klinik #2
224 Pemulihan
225 Permintaan Izin
226 Rekreasi
227 Dua Keadaan
228 Perbincangan Keluarga
229 Waktu Dan Kompromi
230 Pulang ( The Ending )
Episodes

Updated 230 Episodes

1
Daryl Dan Darren
2
Models
3
Kehilangan
4
Perbedaan
5
Rencana Darren
6
Nania
7
Tugas
8
Rumah
9
Ibu
10
Perasaan
11
Keluarga
12
Rumah 2
13
Status
14
Niat Nania
15
Rencana Nania
16
Menentukan Sikap
17
Rencana Berikutnya
18
Kabur
19
Nania
20
Penjaga
21
Orang Tua
22
Malam Minggunya Daryl
23
Pekerjaan Di Hari Minggu
24
Nenek
25
Amara's Love
26
Cinta Di Amara's Love
27
Berdiskusi
28
Obrolan Keluarga
29
Fia'a Secret
30
Hal Serius
31
Cerita Cinta
32
Pemotretan
33
Party
34
Nania
35
Rumah Besar
36
Pembalasan
37
Ulat VS Naga
38
Daryl Dan Nania
39
Penangkapan Daryl
40
The Untold
41
Bapak-bapak
42
Rencana Daryl
43
Offiacialy
44
Calon Istri
45
Kejahilan Daryl
46
The Opposite
47
Si Pemaksa
48
Balada Bule Dan Anak SMP
49
Drama Cuci Mobil
50
Antisipasi
51
Eragon Fruit
52
Pasar Part 2
53
Pesta
54
Rumah
55
Hari Pernikahan
56
Pengantin
57
Malam Pernikahan
58
Suami Istri
59
Kebiasaan
60
Bekerja
61
Percakapan Tak Biasa
62
Fia's Secret #2
63
Penyerahan Diri
64
Feeling Good
65
Sakit
66
Nyamuk Raksasa
67
Pulang Bekerja
68
Permintaan Nania
69
Permintaan Nania #2
70
Sekolah
71
Banyak Rencana
72
Sekolah #2
73
Perbandingan
74
Mandi
75
Nania Dan Petualangannya
76
Zurich
77
Konser
78
Glacier Express
79
The Mansion
80
Percakapan Di Sore Hari
81
Bikini Dan Kolam Air Panas
82
Keinginan Nania
83
Happy
84
Moscow
85
Demam
86
Persiapan Sekolah
87
Persiapan #2
88
Hari Pertama
89
Soal Anak
90
Pergumulan Di Sore Hari
91
Rutinitas Pagi
92
Rumah Baru
93
Kesepian
94
Istri Dan Sugar Baby
95
Gara-gara Milktea Dan Kaktus
96
Kekangan
97
Tidur
98
Kabar Baik
99
Tahanan
100
Ibu Mertua
101
Rumah Sendiri
102
Rumah Impian
103
Kenangan
104
Mampir
105
Menu Spesial
106
Baju Dari Mama
107
Gosip
108
PR
109
Gosip #2
110
Toilet Sekolah
111
Urusan
112
Daryl
113
Kebahagiaan Nania
114
Jalan-jalan
115
Asmara Di Puncak Gedung
116
Si Pendendam
117
Dragon Fruit VS Eragon Fruit
118
Pengaruh
119
Rumah Baru #2
120
Menginap
121
Masalah Kehamilan
122
Bertemu Ibu
123
Gara-gara Kaktus #2
124
Tentang Grusha
125
Pasangan Kasmaran
126
Sepi
127
Kencan Semalaman
128
Di Persinggahan
129
Sebuah Percakapan
130
Kunjungan Ke Makam
131
Konsultasi
132
Alat Tes Kehamilan
133
Kunjungan Mirna
134
Terapi Sesi Pertama
135
Soal Makanan
136
Soal Makanan #2
137
Acara Menginap
138
Dua Remaja
139
Ayah Dan Anaknya
140
Bisnis Dan Tumah Tangga
141
Kesempatan
142
Some Happiness
143
Bisnis Keluarga
144
Models #2
145
Seragam
146
Lucu
147
Cherrish
148
Wangi Dan Bau
149
Bau Part 2
150
Gejala
151
Launching And Opening
152
Kehamilan
153
Keramaian Di Pagi Hari
154
Sabun Bayi
155
Wangi Bayi
156
Antara Dongeng, Minyak Telon Dan Seorang Bayi
157
Cerita Kehamilan
158
Balada Minyak Telon
159
Morning Sickness Dan Gejala Ibu Hamil
160
Keinginan Nania
161
Nania Dan Keinginannya
162
Ide
163
Perkembangan
164
Donasi
165
Rumah Baca Nania
166
Terapi #2
167
Rumah Baca Nania #2
168
Malam Minggunya Ann
169
Sebuah Hubungan
170
Seorang Ibu
171
Ibu #2
172
Terapi #3
173
Keluarga
174
Kemesraan Dan Salah Paham
175
Circle
176
Keadaan
177
Sabtu Pagi
178
Percakapan Dua Perempuan
179
Sebuah Ajakan
180
Satpam
181
Hidup Nania
182
Perasaan Nania
183
Baby's Good?
184
Setelah Hujan
185
Ibu #3
186
Pengalihan Perhatian
187
Dua Rumah
188
Cerita Akhir Pekan
189
Cerita Akhir Pekan #2
190
Tugas
191
Sebuah Keributan
192
Menjemput Ibu
193
Soal Rumah
194
Jeda
195
Cek Up
196
Dua Kehidupan
197
Mau Ketemu Baby?
198
Pamitan Dan Pengikat Ingatan
199
Jimat Dari Nania
200
Gejala Aneh
201
Penyamaran
202
Ibu Dan Anak
203
Sebuah Nyawa
204
Nyawa dan Perasaan
205
Hati Seorang Ibu
206
Perasaan Daryl
207
Kesedihan Nania
208
Emosi
209
Keadaan
210
Keadaan #2
211
Suasana Berbeda
212
Suasana Berbeda #2
213
Pengaduan
214
Keadaan Nania
215
Kondisi
216
Keluar Rumah
217
Sunny
218
Surat Dari Ibu
219
Rumah Besar
220
Ceramah Dygta
221
Something Inside
222
Klinik
223
Klinik #2
224
Pemulihan
225
Permintaan Izin
226
Rekreasi
227
Dua Keadaan
228
Perbincangan Keluarga
229
Waktu Dan Kompromi
230
Pulang ( The Ending )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!