The Sweetest Feeling

The Sweetest Feeling

Daryl Dan Darren

💖

💖

Daryl menekan pinggulnya begitu dalam kala pelepasan menghantam kesadarannya, dengan kedua mata terpejam begitu erat dan wajah terdongak ke atas. Dan tubuh sintal di bawahnya mengejang hebat saat dia juga mengalami hal sama.

Pria itu melepaskan pertautan tubuh mereka, kemudian menarik lepas pengaman dari alat tempurnya yang sudah memuntahkan sari pati dari tubuhnya. Lalu melemparkannya ke tong sampah di bawah tempat tidur.

Dengan langkah gontai dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Membiarkan partner bercintanya beristirahat setelah pergumulan panas mereka beberapa saat yang lalu.

"Kamu mau pulang, Baby?" Sepasang tangan merayap di pinggangnya saat pria itu duduk di pinggir tempat tidur mengusak rambut basahnya setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi.

"Hmm …." Daryl menjawab dengan gumaman.

"Sudah lewat tengah malam." Bella menyandarkan wajahnya pada punggung kokoh pria itu.

"Tidak peduli subuh sekalipun aku tetap harus pulang, Baby." Daryl menjawab.

"Begitu?"

"Yeah."

"Why? Mamamu akan mencari jika kamu tidak pulang?" Bella terkekeh.

Daryl tak menjawab.

"Apa aku benar?" Perempuan itu tertawa. Membayangkan jika pria yang tengah dia peluk, yang merupakan putra pemilik kantor majalah fashion terkenal itu sangat takut kepada ibunya.

"Kamu ini sudah dewasa, tidak pulang selama satu atau dua malam saja tidak akan membuat duniamu kacau." Bella berujar.

Daryl melepaskan tangan perempuan itu dari tubuhnya kemudian bangkit. Lalu dia mengenakan pakaiannya dengan cepat.

"Sial!" ucapnya saat dia gagal mengacingkan kemejanya.

"Why?"

"A-aku …."

"Kamu benar-benar mau pulang ya?" Bella mendekat.

"Apa ibumu sangat galak sehingga kamu sangat patuh kepadanya?" ucap model itu yang membantu mengancingkan kemejanya.

"Tidak, dia sangat baik."

"Hmm … tapi kamu patuh sekali? Setiap kali datang kemari tidak pernah sekalipun menginap? Atau Pak Nikolai sangat kejam kepadamu, sehingga kamu seperti ini, hum?" Perempuan itu mengusap dadanya.

"None of your bussines, lady! (bukan urusanmu)." Daryl bergumam.

"Apa katamu?"

"Ini terakhir kalinya kau membahas soal keluargaku. Tidak ada satupun dari mereka yang menjadi urusanmu."

Bella terdiam.

"Kau sudah kuperingatkan." Daryl meremat dagunya dengan keras.

Dia meraih jasnya yang tersampir di ujung ranjang kemudian melenggang ke arah pintu.

"Hmm … anak Mama!" gumam Bella sambil bersedekap, namun membuat Daryl menghentikan langkahnya, kemudian berbalik.

"Kau tahu, Baby? Aku bisa saja memutus kontrak secara sepihak dan mendepakmu dari Fia's Secret jika aku mau. Tapi Mamaku tidak akan senang dengan hal itu karena kau masih menjadi model andalannya. Tapi itu akan berubah jika kau berulah. Dan aku tidak suka dengan ucapanmu." katanya, lalu dia segera keluar, sementara Bella tertegun dengan wajah memucat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Darren masuk ke dalam kamar saudara kembarnya yang masih temaram. Waktu sudah menunjukkan hampir jam delapan pagi namun pria yang lahir lima menit lebih dulu darinya belum juga bangun.

"Kau belum mau bangun Der?" Dia menghampirinya.

"Der?" Darren duduk di pinggir tempat tidur seraya menyingkap selimut yang menutupi tubuh sang kakak.

"Dary! Bangunlah!"

"Pergilah, suka!"

"Waktunya bekerja, Der!"

"Aku tidak mau bekerja!" Pria itu berteriak.

"Terserah, tapi katakan itu kepada Mama agar dia mencari orang untuk menggantikanmu!" ujar Darren, dan hal itu membuat mata Daryl terbuka seketika.

"Kau pasti pulang pagi lagi ya?" tanya sang adik yang bangkit dari duduknya.

"Tidak, aku sampai jam dua tadi …."

"Ck! Sama saja!" Darren memutar bola matanya. "Cepat sana mandi, waktuku tidak banyak hari ini." ucapnya, dan Daryl menurut tanpa bantahan.

Dia keluar setelah beberapa menit dan menemukan sang adik masih berada di sana.

"Lambat sekali kau ini?" ucap Darren seraya melemparkan pakaian milik sang kakak yang kemudian dikenakannya dengan cepat.

Daryl tertegun saat mengenakan kemejanya. Dia menatap sisi kiri dan kanan dengan dahi berkerut.

"Kenapa kau malah memberiku kemeja? Kau tahu aku tidak bisa memakainya?"

Darren merangsek ke hadapan sang kakak.

"Kau lupa yang setiap hari aku ajarkan?" Dia menautkan kancing kemejanya satu per satu hingga semuanya terpasang dengan benar.

Daryl tak menyahut. Dia membiarkan sang adik mendandaninya seperti yang biasa dia lakukan sejak mereka kecil. 

Menautkan kancing kemeja, lalu menyisir rambutnya yang berwarna sedikit kecoklatan.

"Lalu siapa yang akan mengurusmu nanti kalau aku menikah?" Darren bergumam.

Daryl menatap pantulan mereka di cermin.

"Masa pagi-pagi aku mengurusmu dulu sebelum istriku?" ucap Daryl lagi, lalu mereka tertawa.

"Kau serius akan menikah sekarang, Ren?" Daryl bertanya.

"Sekarang ataupun nanti pasti akan terjadi, bukan?" jawab Darren yang memastikan keadaan kakaknya sudah rapi.

"Dan kau akan meninggalkan aku?" Daryl berbalik sehingga mereka berhadapan.

Saudara kembar identik yang memiliki segalanya yang sama persis. Mewarisi darah campuran Eropa Timur dan Jawa Barat yang menghasilkan rupa eksotis.

Berambut coklat gelap, berwajah Kaukasia dengan mata bulat, alis tebal dan hidung mancung. Jangan lupakan juga dengan bibir merah dan rahang tegasnya yang membuat mereka begitu mempesona.

Daryl Stanislav Nikolai dengan iris mata kelam warisan sang ayah, Satria Nikolai.  Sementara Darren Volodya Nikolai memiliki mata coklat seperti ibunya, Sofia Anna.

"Kita tidak bisa terus seperti ini selamanya.  Aku harus membangun keluargaku sendiri dan meneruskan keturunan keluarga kita, dan kau juga." Darren mengangkat sehelai dasi berwarna coklat untuk kakaknya.

"Kau tahu aku tidak suka memakai dasi. Bahkan kemeja ini membuatku merasa tersiksa." Daryl menolak apa yang akan adiknya lakukan.

"Hanya agar kau terlihat rapi, Der." ucap Darren sambil tertawa.

"Aku tidak suka terlihat rapi. Aku ingin terlihat santai."

Darren memutar bola matanya.

"Lagi pula, aku bekerja di Fia's Secret. Tidak di Nikolai Grup sepertimu." lanjut Daryl yang duduk di sofa bermaksud mengenakan kaus kaki dan sepatunya.

"Ah sial!! Kenapa juga aku memilih sepatu ini!" Pria itu menggerutu.

Dia menarik kedua ujung tali sepatu dan mencoba mengikatnya seperti yang Darren lakukan. Tapi, alih-alih berhasil Daryl malah memutar-mutarnya tak karuan.

"Ublyudok, chert voz'mi! (dasar, benda breng*ek sialan!" Daryl menendang benda tersebut hingga terpelanting ke depan.

"Der?"

"Mengapa mereka menciptakan benda bertali sialan semacam itu! Menyulitkanku saja!" katanya dengan kesal.

Namun Darren segera memungut sepatu milik sang kakak yang kemudian dia bawa dan lagi-lagi membantu mengenakannya.

"Sepertinya kau butuh pengasuh lagi, Der." Darren tertawa.

"Sialan kau ini?"

"Aku serius. Mungkin kita harus menyuruh Bu Lily mencarikan pengasuh lagi untukmu?"

"Jangan mengada-ada!"

"Agar ada yang mengurusmu." Darren mengikatkan tali sepatunya sehingga penampilan sang kakak sekarang benar-benar rapi.

"Kau sudah siap dan tampan seperti aku!" ucapnya dengan girang.

"Sekarang ayo kita ke bawah? Mama dan Papi pasti sudah menunggu." Lalu dia menariknya keluar dari kamar.

***

"Bagaimana pekerjaanmu, Nak? Apa ada masalah?" Satria memulai percakapan pada sarapan pagi mereka.

"Semuanya baik Pih, lancar." Darren menjawab.

"Daryl?" Pria itu beralih kepada putra keduanya.

"Sama Pih. Hanya saja aku lebih santai." Daryl tertawa.

"Lebih enak kerja di Fia's Secret kan dari pada di N.G?" Sofia menimpali.

"Mama benar." Sang anak menjawab lalu dia menyesap kopi hitamnya.

"Tentu saja, disana banyak hiburan. Tidak seperti di N.G, yang terlihat hanya gedung, komputer dan dokumen." ucap Satria seraya mengunyah makanannya.

Daryl terdiam.

"Tidak apa, hiburan juga perlu. Agar hidup terasa menyenangkan bukan?" Sang ayah tersenyum. 

"Asal tidak merugikan diri sendiri dan orang lain."

"Mmm … ehm." Daryl berdeham. Dia tahu maksud dari kalimat yang dilontarkan oleh sang ayah.

"Oh iya, bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Kirana?" Sofia mengalihkan topik pembicaraan.

"Hubungan apa?" Darren terkekeh dan tiba-tiba saja kedua pipinya merona.

"Apa sudah ada kemajuan? Kalian sudah resmi berhubungan?" Sang ibu dengan antusiasnya.

"Tidak Mom, belum ke tahap itu, dan masih jauh."

"Kenapa? Apa dia tidak menyukaimu?"

"Umm … aku tidak tahu."

"Maka cari tahulah! Sebagai laki-laki kamu harus punya inisiatif, tidak boleh pasif agar tahu harus mengambil tindakan apa." Pelajaran keberanian dimulai oleh Sofia pada pagi itu.

"Astaga! Dia dokter spesialis Mom." tukas Darren sambil menyesap latte nya.

"Lalu kenapa? kamu juga S2 manajemen bisnis dari Lomonosov."

Sang putra terdiam.

"Beranilah Nak! Kamu ini seorang Nikolai. Apa pun tidak boleh menghentikanmu." 

"Tapi dia seumuran Kak Dim."

"Lalu? Apa masalahnya? Umur Papi dan Mama juga berbeda. Kakakmu dan Om Arfan apa lagi."

"Tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa. Majulah selagi kamu bisa!" Sang ibu menyemangati.

"Umm … aku … duluan ya, hari ini ada pemotretan untuk produk gaun, Mama ingat? Dan aku harus hadir untuk memastikan semuanya berjalan lancar." Daryl bangkit dari kursi setelah menghabiskan kopinya.

"Apa Mama perlu datang juga?" Sofia merespon ketika sang putra memeluknya.

"Tidak usah. Aku juga bisa." jawab Daryl yang kemudian mencium tangan sang ayah.

"Pergi dulu Mom, Pih." katanya, sambil menepuk bahu saudara kembarnya. Kemudian dia pergi.

💖

💖

💖

Bersambung ....

Hai, apakah kalian siap untuk petualangan selanjutnya?

Jangan lupa klik love, like, komen sama kirim gift atau votenya untuk novel ini.

Enjoy 😚

Terpopuler

Comments

mama kennand

mama kennand

siap mak fit 😅😅😅....baru mampir nih ☺️☺️☺️

2023-07-20

2

Yanthi

Yanthi

sumpah baru tau klo ada cerita adik2 dr dygta, apa akan seseru kisah dygta dn om arfan 🤩🤩

2023-06-26

1

fieth92

fieth92

tp buka baju pinter yaaaa🤣🤣🤣

2023-06-25

2

lihat semua
Episodes
1 Daryl Dan Darren
2 Models
3 Kehilangan
4 Perbedaan
5 Rencana Darren
6 Nania
7 Tugas
8 Rumah
9 Ibu
10 Perasaan
11 Keluarga
12 Rumah 2
13 Status
14 Niat Nania
15 Rencana Nania
16 Menentukan Sikap
17 Rencana Berikutnya
18 Kabur
19 Nania
20 Penjaga
21 Orang Tua
22 Malam Minggunya Daryl
23 Pekerjaan Di Hari Minggu
24 Nenek
25 Amara's Love
26 Cinta Di Amara's Love
27 Berdiskusi
28 Obrolan Keluarga
29 Fia'a Secret
30 Hal Serius
31 Cerita Cinta
32 Pemotretan
33 Party
34 Nania
35 Rumah Besar
36 Pembalasan
37 Ulat VS Naga
38 Daryl Dan Nania
39 Penangkapan Daryl
40 The Untold
41 Bapak-bapak
42 Rencana Daryl
43 Offiacialy
44 Calon Istri
45 Kejahilan Daryl
46 The Opposite
47 Si Pemaksa
48 Balada Bule Dan Anak SMP
49 Drama Cuci Mobil
50 Antisipasi
51 Eragon Fruit
52 Pasar Part 2
53 Pesta
54 Rumah
55 Hari Pernikahan
56 Pengantin
57 Malam Pernikahan
58 Suami Istri
59 Kebiasaan
60 Bekerja
61 Percakapan Tak Biasa
62 Fia's Secret #2
63 Penyerahan Diri
64 Feeling Good
65 Sakit
66 Nyamuk Raksasa
67 Pulang Bekerja
68 Permintaan Nania
69 Permintaan Nania #2
70 Sekolah
71 Banyak Rencana
72 Sekolah #2
73 Perbandingan
74 Mandi
75 Nania Dan Petualangannya
76 Zurich
77 Konser
78 Glacier Express
79 The Mansion
80 Percakapan Di Sore Hari
81 Bikini Dan Kolam Air Panas
82 Keinginan Nania
83 Happy
84 Moscow
85 Demam
86 Persiapan Sekolah
87 Persiapan #2
88 Hari Pertama
89 Soal Anak
90 Pergumulan Di Sore Hari
91 Rutinitas Pagi
92 Rumah Baru
93 Kesepian
94 Istri Dan Sugar Baby
95 Gara-gara Milktea Dan Kaktus
96 Kekangan
97 Tidur
98 Kabar Baik
99 Tahanan
100 Ibu Mertua
101 Rumah Sendiri
102 Rumah Impian
103 Kenangan
104 Mampir
105 Menu Spesial
106 Baju Dari Mama
107 Gosip
108 PR
109 Gosip #2
110 Toilet Sekolah
111 Urusan
112 Daryl
113 Kebahagiaan Nania
114 Jalan-jalan
115 Asmara Di Puncak Gedung
116 Si Pendendam
117 Dragon Fruit VS Eragon Fruit
118 Pengaruh
119 Rumah Baru #2
120 Menginap
121 Masalah Kehamilan
122 Bertemu Ibu
123 Gara-gara Kaktus #2
124 Tentang Grusha
125 Pasangan Kasmaran
126 Sepi
127 Kencan Semalaman
128 Di Persinggahan
129 Sebuah Percakapan
130 Kunjungan Ke Makam
131 Konsultasi
132 Alat Tes Kehamilan
133 Kunjungan Mirna
134 Terapi Sesi Pertama
135 Soal Makanan
136 Soal Makanan #2
137 Acara Menginap
138 Dua Remaja
139 Ayah Dan Anaknya
140 Bisnis Dan Tumah Tangga
141 Kesempatan
142 Some Happiness
143 Bisnis Keluarga
144 Models #2
145 Seragam
146 Lucu
147 Cherrish
148 Wangi Dan Bau
149 Bau Part 2
150 Gejala
151 Launching And Opening
152 Kehamilan
153 Keramaian Di Pagi Hari
154 Sabun Bayi
155 Wangi Bayi
156 Antara Dongeng, Minyak Telon Dan Seorang Bayi
157 Cerita Kehamilan
158 Balada Minyak Telon
159 Morning Sickness Dan Gejala Ibu Hamil
160 Keinginan Nania
161 Nania Dan Keinginannya
162 Ide
163 Perkembangan
164 Donasi
165 Rumah Baca Nania
166 Terapi #2
167 Rumah Baca Nania #2
168 Malam Minggunya Ann
169 Sebuah Hubungan
170 Seorang Ibu
171 Ibu #2
172 Terapi #3
173 Keluarga
174 Kemesraan Dan Salah Paham
175 Circle
176 Keadaan
177 Sabtu Pagi
178 Percakapan Dua Perempuan
179 Sebuah Ajakan
180 Satpam
181 Hidup Nania
182 Perasaan Nania
183 Baby's Good?
184 Setelah Hujan
185 Ibu #3
186 Pengalihan Perhatian
187 Dua Rumah
188 Cerita Akhir Pekan
189 Cerita Akhir Pekan #2
190 Tugas
191 Sebuah Keributan
192 Menjemput Ibu
193 Soal Rumah
194 Jeda
195 Cek Up
196 Dua Kehidupan
197 Mau Ketemu Baby?
198 Pamitan Dan Pengikat Ingatan
199 Jimat Dari Nania
200 Gejala Aneh
201 Penyamaran
202 Ibu Dan Anak
203 Sebuah Nyawa
204 Nyawa dan Perasaan
205 Hati Seorang Ibu
206 Perasaan Daryl
207 Kesedihan Nania
208 Emosi
209 Keadaan
210 Keadaan #2
211 Suasana Berbeda
212 Suasana Berbeda #2
213 Pengaduan
214 Keadaan Nania
215 Kondisi
216 Keluar Rumah
217 Sunny
218 Surat Dari Ibu
219 Rumah Besar
220 Ceramah Dygta
221 Something Inside
222 Klinik
223 Klinik #2
224 Pemulihan
225 Permintaan Izin
226 Rekreasi
227 Dua Keadaan
228 Perbincangan Keluarga
229 Waktu Dan Kompromi
230 Pulang ( The Ending )
Episodes

Updated 230 Episodes

1
Daryl Dan Darren
2
Models
3
Kehilangan
4
Perbedaan
5
Rencana Darren
6
Nania
7
Tugas
8
Rumah
9
Ibu
10
Perasaan
11
Keluarga
12
Rumah 2
13
Status
14
Niat Nania
15
Rencana Nania
16
Menentukan Sikap
17
Rencana Berikutnya
18
Kabur
19
Nania
20
Penjaga
21
Orang Tua
22
Malam Minggunya Daryl
23
Pekerjaan Di Hari Minggu
24
Nenek
25
Amara's Love
26
Cinta Di Amara's Love
27
Berdiskusi
28
Obrolan Keluarga
29
Fia'a Secret
30
Hal Serius
31
Cerita Cinta
32
Pemotretan
33
Party
34
Nania
35
Rumah Besar
36
Pembalasan
37
Ulat VS Naga
38
Daryl Dan Nania
39
Penangkapan Daryl
40
The Untold
41
Bapak-bapak
42
Rencana Daryl
43
Offiacialy
44
Calon Istri
45
Kejahilan Daryl
46
The Opposite
47
Si Pemaksa
48
Balada Bule Dan Anak SMP
49
Drama Cuci Mobil
50
Antisipasi
51
Eragon Fruit
52
Pasar Part 2
53
Pesta
54
Rumah
55
Hari Pernikahan
56
Pengantin
57
Malam Pernikahan
58
Suami Istri
59
Kebiasaan
60
Bekerja
61
Percakapan Tak Biasa
62
Fia's Secret #2
63
Penyerahan Diri
64
Feeling Good
65
Sakit
66
Nyamuk Raksasa
67
Pulang Bekerja
68
Permintaan Nania
69
Permintaan Nania #2
70
Sekolah
71
Banyak Rencana
72
Sekolah #2
73
Perbandingan
74
Mandi
75
Nania Dan Petualangannya
76
Zurich
77
Konser
78
Glacier Express
79
The Mansion
80
Percakapan Di Sore Hari
81
Bikini Dan Kolam Air Panas
82
Keinginan Nania
83
Happy
84
Moscow
85
Demam
86
Persiapan Sekolah
87
Persiapan #2
88
Hari Pertama
89
Soal Anak
90
Pergumulan Di Sore Hari
91
Rutinitas Pagi
92
Rumah Baru
93
Kesepian
94
Istri Dan Sugar Baby
95
Gara-gara Milktea Dan Kaktus
96
Kekangan
97
Tidur
98
Kabar Baik
99
Tahanan
100
Ibu Mertua
101
Rumah Sendiri
102
Rumah Impian
103
Kenangan
104
Mampir
105
Menu Spesial
106
Baju Dari Mama
107
Gosip
108
PR
109
Gosip #2
110
Toilet Sekolah
111
Urusan
112
Daryl
113
Kebahagiaan Nania
114
Jalan-jalan
115
Asmara Di Puncak Gedung
116
Si Pendendam
117
Dragon Fruit VS Eragon Fruit
118
Pengaruh
119
Rumah Baru #2
120
Menginap
121
Masalah Kehamilan
122
Bertemu Ibu
123
Gara-gara Kaktus #2
124
Tentang Grusha
125
Pasangan Kasmaran
126
Sepi
127
Kencan Semalaman
128
Di Persinggahan
129
Sebuah Percakapan
130
Kunjungan Ke Makam
131
Konsultasi
132
Alat Tes Kehamilan
133
Kunjungan Mirna
134
Terapi Sesi Pertama
135
Soal Makanan
136
Soal Makanan #2
137
Acara Menginap
138
Dua Remaja
139
Ayah Dan Anaknya
140
Bisnis Dan Tumah Tangga
141
Kesempatan
142
Some Happiness
143
Bisnis Keluarga
144
Models #2
145
Seragam
146
Lucu
147
Cherrish
148
Wangi Dan Bau
149
Bau Part 2
150
Gejala
151
Launching And Opening
152
Kehamilan
153
Keramaian Di Pagi Hari
154
Sabun Bayi
155
Wangi Bayi
156
Antara Dongeng, Minyak Telon Dan Seorang Bayi
157
Cerita Kehamilan
158
Balada Minyak Telon
159
Morning Sickness Dan Gejala Ibu Hamil
160
Keinginan Nania
161
Nania Dan Keinginannya
162
Ide
163
Perkembangan
164
Donasi
165
Rumah Baca Nania
166
Terapi #2
167
Rumah Baca Nania #2
168
Malam Minggunya Ann
169
Sebuah Hubungan
170
Seorang Ibu
171
Ibu #2
172
Terapi #3
173
Keluarga
174
Kemesraan Dan Salah Paham
175
Circle
176
Keadaan
177
Sabtu Pagi
178
Percakapan Dua Perempuan
179
Sebuah Ajakan
180
Satpam
181
Hidup Nania
182
Perasaan Nania
183
Baby's Good?
184
Setelah Hujan
185
Ibu #3
186
Pengalihan Perhatian
187
Dua Rumah
188
Cerita Akhir Pekan
189
Cerita Akhir Pekan #2
190
Tugas
191
Sebuah Keributan
192
Menjemput Ibu
193
Soal Rumah
194
Jeda
195
Cek Up
196
Dua Kehidupan
197
Mau Ketemu Baby?
198
Pamitan Dan Pengikat Ingatan
199
Jimat Dari Nania
200
Gejala Aneh
201
Penyamaran
202
Ibu Dan Anak
203
Sebuah Nyawa
204
Nyawa dan Perasaan
205
Hati Seorang Ibu
206
Perasaan Daryl
207
Kesedihan Nania
208
Emosi
209
Keadaan
210
Keadaan #2
211
Suasana Berbeda
212
Suasana Berbeda #2
213
Pengaduan
214
Keadaan Nania
215
Kondisi
216
Keluar Rumah
217
Sunny
218
Surat Dari Ibu
219
Rumah Besar
220
Ceramah Dygta
221
Something Inside
222
Klinik
223
Klinik #2
224
Pemulihan
225
Permintaan Izin
226
Rekreasi
227
Dua Keadaan
228
Perbincangan Keluarga
229
Waktu Dan Kompromi
230
Pulang ( The Ending )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!