Shin menghela napas. "Ma yokayo. Lalu, apa yang harus aku cari?" [Yah, yasudahlah.]
"Eros Prajapati."
"Hah?"
Lidah orang Jepang pasti sangat sulit mengucapkan nama itu, jadi Yujerian menyuruh Shin mengubah sejenak lokasinya dan bahasa komputernya, lalu mengeja satu per satu hurufnya.
"Uwwah, nani kore? Yomi nai." [Uwwah, apa ini? Tidak bisa dibaca.]
"Arahkan padaku, Aniki."
Ia membaca sejumlah tulisan mengenai Eros Prajapati di layar. Ada keterkejutan dalam diri Yujerian saat melihat bahwa ayahnya sungguhan berasal dari Indonesia, negara yang sama dengan Hestia.
Tapi itu tidak semengejutkan ia melihat foto pria berwajah dingin yang nampak duduk di meja rapat sebuah gedung tinggi bersama sejumlah orang lainnya.
"Kurasa dia agak mirip denganmu?" Shin memiringkan wajah, bingung sendiri. "Tapi matanya abu-abu, sementara matamu cokelat. Mungkin bukan dia?"
Tidak. Itu dia.
Wajahnya mirip dengan Yuveria saat adiknya sedang sebal dan menatap dingin orang yang dia anggap musuh.
"Apa menurutmu dia?"
"Entahlah." Yujerian mengangkat bahu. "Aku hanya mencari nama dari salah satu kartu nama Ibuku. Belum tentu dia."
"Omae na." "Kamu ini.]
"...."
"Jangan terlalu bersikap dingin menutupi sesuatu. Kalau Ayahku tidak ada, aku pun akan mencarinya. Kamu tidak berbuat salah."
Shin menggulir layar meski tidak bisa membawa tulisannya. Dia mendapat sebuah artikel dalam bahasa inggris, tapi karena tidak terlalu menghafal banyak kata, dia agak kesulitan juga.
"The hair of Purajaputi."
"...."
"Hei, itu tidak terlalu aneh, kan? Ibumu wanita yang hebat dan Ayahmu berasal dari keluarga Puraja-entah-apa-ini."
"Aku tidak bisa memastikan apa-apa, Aniki. Tidak ada informasi juga tentang pria itu."
"Apa tidak ada tulisan di sini?"
"Hanya tentang usahanya. Itu tidak memberi informasi apa dia ayahku atau bukan."
"Dia sudah menikah?"
"Tidak. Belum." Karena ada tulisan lajang di salah satu artikelnya. "Mou ii. Arigatou, Aniki." [Sudah cukup. Terima kasih, Kak.]
Shin nampak tidak puas, tapi tidak bisa memaksa apa pun jika Yujerian sendiri bersikap seperti itu.
"Jika ada yang bisa kulakukan, katakan saja. Akupun akan senang membantumu dan Hestia-san."
Untuk sekarang Yujerian rasa sudah cukup.
Karena setidaknya ia sudah tahu seperti apa wajah orang yang kemungkinan adalah ayahnya.
...*...
"Bos."
Norman masuk begitu saja ke ruangan Eros ketika pria itu hendak melepaskan pakaiannya.
Ingin rasanya ia protes dan sedikit menyuruh dia untuk belajar tatakrama jika memanggil Eros sebagai bos, tapi apa yang dia sodorkan menahan protesan itu.
"Look at this."
Eros menatapnya. Hanya berupa kertas dari e-mail dengan tulisan bahaya aneh. "Apa itu?"
"Kami mendapat e-mail ini baru saja. Ini bahasa Korea. Artinya 'apa penyesalanmu?'."
Lalu? "Menurutmu aku harus membuang waktu menanggapi permainan semacam itu?"
"Aku tidak membahas itu, Bos. Tapi ini." Norman menunjuk sejumlah titik-titik di bagian bawah tulisan. "Ini kode morse."
Eros meraihnya. Menatap sendiri deretan titik itu yang memang nampak tidak biasa meski ia masih berpikir ini hanya e-mail iseng dari seseorang.
Kode morse. Tulisannya 'aku dan ibuku di sini'.
"Aku akan mengabaikannya jika hanya e-mail sederhana. Tentu saja aku juga berpikir ini prank seseorang. Tapi membuat kode morse dan lagi," Norman menunjuk nama pengirimnya, "alamatnya dipalsukan. Ini tidak dikirim di Korea, melainkan Jepang. Tepatnya Harajuku."
"Menurutmu ada arti?"
"Demi Tuhan, Bos. Gunakan matamu." Dia menunjuk lagi pengirimnya. "Aooioootosoeoooh. Jika semua o-nya dihilangkan, lalu dibalik, itu nama wanita yang Bos cari setengah gila."
Eros tersentak. Baru ia sadar itu benar.
Siapa ini?
Kenapa ada nama Hestia tiba-tiba muncul setelah bertahun-tahun ia mencari seperti orang sinting dan tidak pernah menemukannya?
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments