"Yuje-nii." Seorang gadis kecil berambut ikal dengan mata bulat manis itu memanggil kakaknya.
Uap panas yang membeku di udara tanpak seperti asap keluar dari mulut bocah berusia lima tahun itu. Memegang ujung haori sang kakak agar dia menoleh.
"Onaka suita." [Perutku lapar.]
Namanya Yujerian. Seorang bocah cilik berambut hitam tebal yang kini sibuk memandangi lautan membentang di hadapan mereka.
Dengan matanya yang sama-sama bulat menggemaskan, Yujerian berpaling. Memegang jemari kecil adik kembarnya.
Dia kedinginan.
"Bukannya kamu yang berkata ingin melihat laut?" tanyanya pada sang adik, Yuveria. "Kamu ingin pergi ke rumah Oji-ue?"
Diam sejenak, sang adik menggeleng. "Kirai," gumam dia setengah cemberut. [Tidak mau.]
"Haha-ue akan marah jika kita tidak menyampaikan pesannya. Tahanlah sedikit. Aku akan memberimu mochi nanti."
"Hontou?" [Benar?]
"Kenapa aku harus berbohong?" Yujerian mengusap-usap rambut adiknya sekaligus mengenyahkan salju dari sana.
Meski masih ingin melihat laut, Yujerian langsung menarik Yuve menuju rumah paman dekat mereka.
Kitamura bukanlah paman dalam arti keluarga atau punya hubungan darah dengan mereka. Tapi pria itu merawat keduanya seperti keponakan sendiri hingga keduanya menganggap dia sebagai paman pengganti.
Beberapa waktu lalu cucunya Kitamura lahir. Yujerian dan Yuverian diminta oleh Hestia untuk mewakilinya hadir karena ada pekerjaan di desa sebelah yang tidak bisa ditinggalkan.
Yuveria tak mau hadir. Katanya dia benci melihat Hinatsuru memamerkan keluarga lengkapnya dan selalu bermanja-manja dengan ayah yang tidak mereka berdua miliki.
Sebenarnya itu hanya tindakan kekanakan juga rasa ingin bersaing antar sesama gadis kecil, tapi Yuveria jadi tidak suka setiap kali harus datang ke rumah Paman Kitamura.
Dia iri.
Yujerian tak bisa bilang itu tidak menyakitkan, tapi ia sudah cukup mengerti bahwa ada alasan mengapa mereka tidak punya ayah.
"Nii chichi-ue wa doko de nani shiteru no?" [Kak Yuje, Ayah di mana dan apa yang dia lakukan?]
Langkah Yujerian berhenti. Menoleh pada adiknya yang tampak berusaha menyembunyikan mulut di antara syal tebal.
Tangan dia masih dingin.
"Bukankah sudah kubilang jangan bicarakan Chichi-ue dengan bahasa Jepang?"
"Demo—" [Tapi—]
"Yuve."
Gadis itu cemberut. "Setiap kali bertemu mereka, selalu saja pamer memiliki ayah. Yuve juga tidak mau merasa iri, tapi kalau Yuve merasa iri, memang itu salah Yuve?"
"Yuve memiliki aku, kan? Mereka tidak memiliki orang seperti aku."
"Tapi akan sempurna kalau juga ada Chichi-ue."
Yujerian rasa adiknya cuma mau merengek saja. Daripada panjang, ia memutuskan berjongkok. Membiarkan Yuveria naik ke punggungnya agar paling tidak dia merasa bahwa dia memiliki hal lain yang tidak dimiliki siapa pun di desa ini.
Memang tidak ada yang seperti Yujerian di tempat ini.
Jauh di benak Yujerian pun, entah kenapa, ia merasa tidak ada yang seperti dirinya di dunia ini. Itu bukan kesombongan. Sedikitpun bukan rasa terlalu percaya diri.
Dunia ini selalu terlihat kecil di matanya yang jauh lebih kecil.
Yujerian juga merasa iri. Namun sudut hatinya yang lain merasa bahwa ia memiliki hal yang lebih istimewa dan sempurna.
Setiba di rumah Paman Kitamura, keduanya berteriak dari depan mengucapkan salam.
"Gomen kudasai!" [Permisi!]
Yuveria turun dari punggungnya, lalu Yujerian berjongkok melepaskan sepatu mereka masing-masing.
Adiknya memegang tangan Yujerian saat mereka masuk bersama, disambut oleh sejumlah orang yang juga berkumpul melihat sang bayi baru lahir.
"Oji-ue."
Paman Kitamura menyambutnya dengan senyum lebar. "Yuuki, Yuui, ayo masuk."
Yuuki dan Yuui adalah nama Jepang mereka yang tidak resmi. Hestia hanya memberi mereka nama Jepang agar tidak merasa terlalu jadi orang luar dengan nama yang sejujurnya tidak terlalu umum di sini.
Suara-suara berbahasa Jepang mengelilingi mereka, dan Yujerian berdiri memegang tangan adiknya untuk menemani dia melihat adik bayi.
Tapi yang tertarik sebenarnya Yujerian, sementara Yuveria memalingkan muka tak peduli.
Dia tidak mau suka pada apa yang membuatnya iri. Katanya, adik bayi selalu enak disayangi oleh banyak orang dan punya ayah sementara mereka tidak.
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Warijah Warijah
Untung kakak kembaranya cowok. jd lbh dewasa...Hestia selama ini kerja apa Thor, ko sampai bisa menghidupi 2 anaknya..dn tdk terlacak keberadaanya dr Darius dn ayahnya anak²..
2023-09-20
1