Jika iseng, itu terlalu kebetulan nama Hestia disertakan.
"Selidiki ini. Korea dan Jepang. Cari pengirimnya."
"Ayay."
Norman melenggang senang karena akhirnya menemukan titik terang setelah bosan enam tahun menggali lubang cacing.
Sementara Eros diam memandangi kode morse di kertas itu, membaca baik-baik memang benar tulisannya demikian.
Aku dan ibuku di sini.
"Ibuku?"
Sesuatu dalam darah Eros bergolak membacanya. Ibunya Hestia sudah mati sejak lama. Lalu siapa yang dia maksud sebagai 'ibu'?
"Hestia." Eros menekan pelipisnya saat denyut sakit kepala itu datang.
Ia hampir putus asa mencari di mana Hestia.
Meski semua ini mencurigakan, ia benar-benar berharap ini sungguh petunjuk. Tidak peduli jika harus mengorek setiap sudut tersembunyi Korea dan Jepang, kalau Eros dapat menemukannya, maka ia akan mengurungnya.
Beraninya dia bermain lalu pergi dan meninggalkan rasa tanggung di hatinya.
Dia harus bertanggung jawab sudah memancing perasaan Eros.
...*...
Yujerian suka musim dingin, karena itu musim di mana dirinya terlahir.
Meskipun rasanya dingin sampai membekukan darah dan tulang, tapi ia suka duduk di tepi laut memandangi bentangan air di kolam raksasa buatan alam itu.
Sejak dulu, Yujerian berpikir bahwa dibalik laut ini ada begitu banyak hal yang harus ia ketahui.
Bukan cuma soal ayahnya. Soal dirinya sendiri, soal Yuveria, soal bagaimana dunia ibunya, hal-hal yang bisa mereka lalukan jika mereka menyeberangi laut ini.
Tapi Yujerian tak mau bertanya. Karena sebelum ia dapat bertanya, hatinya sudah lebih dulu paham.
Segala sesuatu dilakukan dengan alasan.
Itu yang Hestia ajarkan. Jika Hestia memutuskan tinggal di sini, tanpa suami meski kedua anaknya sudah besar, maka berarti itu yang menurut ibunya terbaik.
Pertanyaannya ... benarkah itu yang terbaik untuk semua orang?
Memahami dirinya adalah hal yang sulit bagi Yujerian sendiri. Kadang ia pikir ia mau ternyata tidak terlalu.
Apa Ayah juga sesuatu yang ia mau dalam hidupnya?
"Nii!"
Yujerian menoleh ketika adiknya datang melambai-lambaikan sebuah kotak.
Untuk kali ini saja dia mau terpisah karena mau mengambil hadiah ulang tahun.
Mereka bertukar kado di tempat ini, agar tidak terlihat oleh Hestia yang jelas akan bertanya dapat uang dari mana anaknya membeli kado.
Meski mungkin Hestia tidak akan curiga kalau mereka bilang mereka mengambil dengan sisa uang belanja, tetap saja lebih baik tidak tahu.
"Kamu akan terpeleset jika berlari terlalu kencang begitu." Yujerian segera memeluk adiknya yang terengah-engah sambil menyengir. "Duduk dulu."
Yuveria duduk, lalu menyerahkan bungkusan kado itu pada Yujerian. "Otanjoubi omedeto, Yujerian-nii." [Selamat ulang tahun, Kakak Yujerian.]
Yujerian tersenyum geli. "Douitashimashite." [Dengan ucapan sama.]
"Hadiahku?"
"Akan kubuka milikku lalu milikmu."
"Heeeeee, Yuve ingin tahu!"
"Sesuatu yang akan lebih bagus dari hadiahmu."
Sebenarnya Yujerian sudah tahu bahwa Yuveria akan menghadiahkan papan catur baru. Dia meminta Teruhashi membelikannya papan catur yang mahal tapi Teruhashi memberitahu Yujerian.
Wanita itu mengira Yujerian tidak akan suka jadi dia berpesan jangan menunjukkan kekecewaan. Padahal Yujerian suka saja.
"Wah." Ia berpura-pura terkesan. "Kamu membelinya? Ini cantik sekali."
Yuveria tertawa lugu. "Yuve ingin Yuje-nii memenangkan kompetisi catur nanti. Shin-niisan memberitahuku kalau Yuje-nii akan berkompetisi lagi."
"Padahal aku bilang rahasiakan dulu. Dasar Shin."
"Lalu, hadiahku mana?"
Yujerian merogoh saku mantel tebalnya, lalu mengeluarkan kotak cincin dari dalam sana.
Melihat benda emas berkilauan dari dalam kotak itu, Yuveria langsung berseru.
"Wohoooooo! Itu benar untukku?! Benar hadiahku?!"
Sambil terkekeh, Yujerian memasangkan cincin pada adiknya. "Taruhan kemarin menghasilkan banyak uang, jadi kupikir aku akan membeli ini untuk kamu. Ingat, jika Haha-ue bertanya—"
"Yuve mendapatkannya dari bibi baik hati."
Adiknya menjatuhkan diri ke tumpukan salju. Mengangkat tangannya ke langit dan tampak sangat bahagia memakai cincin di tangan.
Pipinya menggembung manis saat dia tertawa. "Yuje-nii yang terbaik!"
Yujerian ikut membaringkan diri. Sejenak acuh pada sensasi dingin dari luar mantel yang menusuk. "Yuve."
"Hm?"
"Jika Ayah adalah orang jahat, Yuve akan membencinya?"
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments