Nyaris saja Hestia terjungkal. "Kenapa juga kamu bertanya hal tidak masuk akal itu?!"
Wija mengangkat bahu. "Sebenarnya aku sudah penasaran. Kamu belum menstruasi."
"Mengapa kamu jadi tahu kapan aku menstruasi, dasar mesum!"
"Sebab setiap kali menstruasi, aku harus datang membawakan semua makanan kesukaanmu yang menyusahkan itu!" Wija berdecak kesal. "Aku harus menandai tanggalku karenamu, tahu! Ini sudah tiga minggu dan kamu belum menstruasi, jadi aku bertanya."
Hestia tertawa. "Ayolah, terlambat sebulan itu wajar."
Lalu hening.
Tawa Hestia redup, dan ia buru-buru beranjak.
Kebetulan ketika Wija merambat jadi sekretarisnya, maka istri Wija di samping rumah membuka apotek yang cukup besar. Hestia cuma tinggal berlari keluar gerbang, pergi ke sebelah meminta test pack lalu berlari masuk ke rumah Wija, disusul istrinya dia yang penasaran.
Wajah Hestia langsung pucat menemukan dua dari test pack yang ia pakai, dua-duanya menunjukkan tanda kehamilan.
"Hestia, kamu hamil?!" Istrinya Wija syok berat. "Siapa? Siapa ayahnya? Suamiku?"
"Aku harus gila dulu baru tidur dengan suamimu, oke?" Hestia menggigit kuku jarinya.
Cuma Eros yang ia ajak tidur satu setengah bulan yang lalu, jadi tanpa harus ditanya juga ia tahu itu anak Eros. Tapi ....
"Ayahmu akan membunuhmu." Istrinya Eros mempertegas. "Hestia, gugurkan itu!"
"Heh! Jangan gila!" Wija menjewer kuping istrinya spontan. "Hestia, menikah saja cepat untuk menutupi itu. Pria mengantri untuk kamu. Pilih saja salah satu, buat dia jadi ayahnya, lalu ceraikan dia dua tahun kemudian kalau kamu tidak suka."
Hestia tetap diam.
Di kepalanya sekarang terbayang bagaimana Darius akan benar-benar menghajarnya kalau sampai Hestia pulang dalam kondisi seperti ini.
Sialan. Hestia berjuang setengah mati untuk menghindari kemarahan pria itu dan sekarang ia malah hamil?! Bukan anak orang lain tapi Eros yang dibenci Darius!
Bagaimana ini? Bagaimana dirinya melewati ini?
"Kamu ingin merawatnya?" Wija bertanya setelah melihat keterdiaman Hestia.
"Sejujurnya tidak." Hestia mengusap perutnya yang masih rata dengan tonjolan beberapa otot samar. "Tidak. Aku tidak tahu."
Bagaimana yah mengatakannya? Hestia ... merasa seperti tak ingin.
"Kalau begitu menikah saja."
"Aku tidak mau menikah."
"Lalu apa? Kamu ingin mengaku pada ayahmu kamu hamil?" Sela mengerjap cemas. "Hestia, berhenti menerima perlakuan semacam itu. Aku tahu kamu menganggapnya wajar karena kamu merasa gila, tapi untuk apa kamu mengalaminya seumur hidup? Kamu ingin Darius terus menjadi momok bagi hidup kamu?"
Hestia tertohok.
Kenapa ia menerima semua perlakuan Darius? Entahlah. Karena pria itu ayahnya dan seorang ayah tetaplah ayah bagi anaknya.
Meski dia juga monster.
"Aku ...."
Hestia menelan ludah. Menatap wajahnya di cermin dan menemukan seorang wanita berusia 23 tahun yang pucat pasi mengetahui dirinya punya anak.
".... Aku akan ke Jepang."
"Apa?"
"Bantu aku bersiap, Sela, Wija."
Anak ini tidak boleh diketahui oleh Darius ataupun Eros. Bahkan kalau harus kabur, Hestia tak punya pilihan lain.
Sampai mati pun ia tak akan menikahi seorang pria. Tapi ia pun tak mau anaknya lahir dalam keluarga yang dipimpin oleh Darius.
Sela benar. Sudah waktunya ia berhenti menerima takdir bodoh ini. Ia wanita kuat. Memiliki segalanya baik masa kini dan masa depan.
"Kamu yakin? Darius mungkin akan memburumu."
"Darius juga mengajariku banyak hal. Sangat banyak." Hestia tersenyum angkuh. "Dia mengajariku jadi sempurna dan orang sempurna bisa melakukan segalanya. Semaunya."
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Omah Tien
jajang bukan ayah kandung masa kecam gitu
2025-01-03
0
Warijah Warijah
Untung Hestia waras, tdk membunuh anak yg tdk berdosa.. Hestia wanita cerdas & tangguh pasti bisa kabur dr ayahnya..
2023-09-20
1